Anda di halaman 1dari 16

Logika Tradisional

dan Modern
Ma
ntiq
Dosen Pengampu: Drs. H. Faisal, M. HI
21C1 Oleh 21C1
21C1
21C1

21C1
21C1
21C1
21C1

21C1
21C1
21C1 Amalia Safitri
21C1
210104030039

21C1 21C1
21C1
21C1
Logika Tradisional

Apa itu Logika Tradisional?


Logika Tradisional
Logika tradisional atau klasik adalah sistem yang dibuat oleh Aristoteles
untuk analisis bahasa. Nama lain untuk logika tradisional adalah logika Aristoteles,
logika kategorikal, logika silogistik, logika term atau silogisme (Nat, 2010).
Awalnya, logika ini adalah logika yang dipelajari hanya dalam kerangka metode
filosofis. Dalam perkembangannya, logika tradisional menjadi kerangka pemikiran
yang didasarkan pada tradisi atau kebiasaan tradisional yang diturunkan dari
generasi ke generasi oleh nenek moyang. Logika tradisional sering kali lebih
mistis dan generasi berikutnya tidak boleh mempertanyakan nilainya, setiap
individu harus mengikuti dan menerimanya.

Logika tradisional membahas dan mempertanyakan definisi, konsep, dan


istilah dari segi struktur dan susunan, serta kompleksitas penalaran, untuk
memperoleh kebenaran yang lebih sesuai dengan kenyataan. Lebih lanjut, logika
tradisional ini sering disebut logika linguistik atau logika linguistik karena sering
berfungsi untuk analisis bahasa (Endraswara, 2012).
Logika tradisional juga dipahami sebagai studi mendalam
tentang suku kata klasik. Teori silogisme adalah bentuk logika
tradisional. Dilihat dari sudut pandang yang lebih modern, logika
tradisional menjadi kurang diminati. Logika ini memfokuskan
intinya pada bagaimana membangun argumen dalam bentuk standar.
sering disajikan dalam beberapa buku, biasanya disajikan dalam
beberapa silogisme kategoris (lihat Bab 8). Logika tradisional adalah
sistem pemikiran konvensional. sistem yang lengkap dan formal
seperti sistem deduktif (Nat 2010). Sistem ini hanya berlaku untuk
silogisme kategoris sederhana tetapi juga untuk semua argumen
silogisme, dan dengan demikian logika melibatkan beberapa
kondisi.

Di sisi lain, logika tradisional atau logika naturalis atau


logika kodratiah/alamiah (second alam), dapat juga dipahami
sebagai cara berpikir sederhana yang didasarkan pada kodrat atau
naluri fitrah, untuk alat berpikir sejak lahir.
Contoh logika Tradisional

“Naik tidak sama dengan


Turun”

“Seseorang yang mengantuk


pasti ingin tidur”

“Seseorang yang haus


pasti ingin minum”
Sedangkan contoh logika tradisional dalam bentuk
silogisme
Semua binatang Karnivora
⭐ adalah makan daging

Kucing adalah binatang


🌍 Karnivora

Jadi, Kucing adalah makan


🪐 daging
Amalia Safitri (01)
Menurut Muhadzir (2011) Logika tradisional dapat dibagi
lagi menjadi dua macam.
Logika Formal deduktif Logika Materil axiomic
Aristoteles euclides
Logika jenis ini disebut materiil karena
Logika ini disebut deduktif karena pembuktian pembuktian kebenaran berdasarkan bukti
diambil dari premis mayor yang dipandang mutlak empiris. Kebenarannya didasarkan pada
benar untuk membuktikan kasus (yang disebut kecocokan rasio dengan bukti empiris.
premis minor) dan apabila terdapat kesesuaian Logika ini juga disebut axiomatic karena
(dalam makna implisit) dengan premis mayor, maka pembuktian kebenaran berdasar axioma atau
kesimpulan kasus itu benar. Logika ini disebut kebenaran universal.
formal karena kebenaran diuji berdasarkan
kesinkronan antara proposisi mayor dan proposisi Contoh : Matahari terbit dari Timur dan
minor serta term tengahnya. Logika ini bukan diuji terbenam di Barat
berdasarkan kebenaran materiil.

Contoh : Semua manusia (term medium) dapat mati


(term predikat)
......
Logika Modern atau
Logika Simbolis
Apa itu Logika Modern/Logika Simbolis?
Logika Modern / Logika
Simbolis
Logika modern atau logika simbolis adalah logika yang
dibangun untuk membangun keterampilan penalaran ilmiah,
biasanya menggunakan alur berpikir induktif dan juga
deduktif. Logika ini berkembang ketika pada abad ke-19, ada
sejumlah upaya untuk memutakhirkan logika (George Boyle,
Ernst Schröder, Gotlob Frege, Bertrand Russell, dan A. N.
Whitehead). Mereka memperkenalkan simbol-simbol dalam
logika.
Logika Modern
Logika modern juga dapat didefinisikan sebagai logika yang menerapkan
prinsip-prinsip matematika ke dalam logika tradisional dengan menggunakan
lambang-lambang atau simbol-simbol non-bahasa Simbol-simbol tersebut
digunakan untuk menghindarkan logika dari kelemahan bahasa sehari-hari dan
mengharapkan tercapainya kejernihan orang proses berpikir. Simbol juga
digunakan untuk menyederhanakan pikiran atau gagasan manusia agar dapat
dimaknai sama oleh lain. Namun, logika modern dianggap memiliki kelemahan
karena lebih banyak menggunakan tanda-tanda atau simbol-simbol matematis
sehingga hanya sanggup membahas hubungan antara tanda-tanda itu, padahal
realitas tidak mungkin dapat ditangkap sepenuhnya dan setepat tepatnya dengan
menggunakan simbol-simbol matematis.
Fakta yang digunakan dalam logika modern adalah fakta-fakta objektif yang andal sehingga daya
tahan logika ini agak lama. Dengan kata lain, logika jenis ini mempelajari hukum-hukum, prinsip
prinsip, dan bentuk-bentuk pikiran manusia yang jika dipatuhi akan membimbing manusia untuk
mencapai kesimpulan-kesimpulan yang lurus dan sah (Endraswara, 2012). Sebagai contoh:

A+B =C A ditambah B sama dengan C

A>B A lebih besar dari B

A=C A sama dengan C

A≠B A tidak sama dengan B

C>B C lebih besar dari B

B<C B lebih kecil dari C

Simbol-simbol dalam logika modern juga sering kali disajikan dalam bentuk diagram venn.
Diagram venn merupakan teori dalam ilmu matematika yang ditemukan oleh John Venn (1834-1923),
seorang ahli matematika asal Inggris. Diagram venn merupakan bentuk relasi antarhimpunan sehingga
menjadi lebih mudah dipahami bagaimana hubungan masing-masing himpunan tersebut.
Amalia Safitri (01)
Dalam logika, diagram venn dapat digunakan untuk mewakili isi proposisi
kategoris dari sudut pandang Boolean. Dengan sedikit modifikasi, diagram ini juga
dapat digunakan untuk mewakili isi proposisi kategoris dari sudut pandang tradisional
(Aristoteles). Diagram venn yang dimodifikasi ini kemudian dapat digunakan untuk
membuktikan hubungan oposisi tradisional dan juga untuk menguji validitas kesimpulan
langsung dari sudut pandang tradisional. Sebagai contoh:

Sebagian S
Semua S adalah P Sebagian S adalah P
adalah bukan P
Logika tradisional dan
modern saling berkaitan erat
satu sama lain. Oleh karena itu,
memahami dua macam logika
dengan baik merupakan modal
yang sangat besar dalam
berpikir yang teratur, tepat, dan
teliti.
“Apa yang kita sebut kebetulan mungkin
adalah logika Tuhan.”

—Georges Bernanos
Ada jendela,
Berjumlah lima,
Walau tak bersua,
Semoga materi
bisa diterima.

Anda mungkin juga menyukai