Kuliah Arch 2021
Kuliah Arch 2021
Kewirausahaan
UNIKA ATMA JAYA JAKARTA
Your vision will become clear only
when you can look into your self.
Who look outside, dreams; Who
looks inside, Awakes”
- CARL G JUNG
Kenapa Bisa Terjadi?
Archetypes
Archetypes
Merupakan tradisi Psikoanalisa Secara pendekatan Filosofis merupakan proses
Dialektika, Bukan dalam ranah Positifistik
Mencoba memahami Manusia dengan
penekanan unsur Ketidaksadaran Sempat dianggap Konsep yang “Para-
Psychology”
Dikemukakan pertama kali oleh Carl Gustav
Jung. Punya Kekuatan dalam memberikan Penjelasan
namun bukan dalam ujihipotesa
Disempurnakan di Bidang Antropologi oleh
Joseph Campbell
Archetypes
Archetype adalah Pola (pattern relasi Intra
psikis)
Pendekatan archetype berusaha menjelaskan
pola dasar dinamika personal dalam pengelolaan
sumber daya diri dan interaksi dengan
lingkungan. (C. S. Pearson, 2002) Pilotta, (2016)
Archetype menggambarkan bagaimana bentuk simbolik muncul dari sub-simbolik. Pola dasar ini juga
memicu pemikiran baru yang lebih menjelaskan kepada pikiran secara efektif yang mewakili
kompleksitas dan tantangan kehidupan (Vaughn Becker & Neuberg, 2019).
Dalam membangun cerita diri, archetype dapat dilihat sebagai konsekuensi alami dari tujuan dasar
kehidupan sosial manusia yang berinteraksi dalam tiga platform dinamis:
(2) sejarah pengalaman pribadi yang membangun representasi tertentu dari sistem abstraksi manusia,
dan
(3) dinamika evolusioner yang menjalin jejaring aspek kognitif dan afektif yang dimiliki oleh semua
manusia yang berkembang secara normal (Green, Fitzgerald, & Moore, 2019).
Archetype Bekerja
In the three perspectives followed by leadership studies, there
appears to be a tendency towards
the integration of the individual and the social, as occurs in the
case of prototypicality and in-group.
However, this integration demands deeper analysis—and
Jungian analytical psychology provides a promising
perspective in this respect.
This experience of integration is also related to the impact that
is sought after with the promotion of sustainable leadership,
which has one of its main goals in holistic personal growth
and development
Burns, H.; Schneider, M. Insights from Alumni: A Grounded Theory Study of a Graduate Program in
Sustainability Leadership. Sustainability 2019, 11, 5223
Archetype adalah Konstruk Ilmiah
(lagi)
Human Connectome Project (HCP) consortium
(Van Essen et al., 2013),
This entails that early experiences can divert the form of archetypes in functional
directions. For example, early experiences with resource scarcity or violence will
generate different balances of power in the affordance management processes that
jockey among the archetypes.
Archetype Hero Journey
Archetype adalah sesuatu yang dapat dicita-citakan untuk
dijalani dan yang menawarkan seperangkat keyakinan yang
kohesif tentang bagaimana sesuatu seharusnya atau bisa
terjadi (Sanford, 2014).
We recruited 500 entrepreneurs who have businesses in the UMKM category in Jakarta (jabodetabek), West Java (Bandung and its surroundings), Central Java
(including Jogjakarta), East Java. The characteristics of their business are adjusted to the characteristics of MSMEs regulated in the Law of the Republic of Indonesia
Number 20 of 2008 concerning Micro, Small and Medium Enterprises. All participants involved in this study were recruited using the convenience sampling method.
Of the 500 respondents, 191 responses could not be used, so only 309 data could be used or 61.8% of the total respondents. In brief, the participants of this study can
be seen in table 2 below
Archetype Main Themes Themes in Work Setting Core Value
The Development of the Ego Theme (the journey preparation stage)
Caregiver Attempts to be a good person, not selfish, caring Shows a sense of devotion, care, and warmth Nurture
The Soul, or spiritual meaning, the theme of meaning building (the journey)
Seeker The search for identity and independence. Freedom, autonomy, independence to solve problems in their own way Independence and autonomy
Destroyer* Get rid of anything that is useless Perfection, efficiency, understanding of positive results Impactful results
Lover Build warm relationships Commitment in the division of tasks, the opportunity to pursue passion. Harmony
Self-Expression Themes. Balancing between the world outside and the world within (The Return Stage)
Sage Achieve wisdom, remove the veil of falsehood Understanding and sharing knowledge Continuous Learning
Magician Find solutions for all parties The power to display innovation, authentically in problem solving. Innovation, growth, change.
Ruler Strive for a complete contribution to an order Control, status and authority Power
Jester Engagement, ease, life to the full Happiness, pleasure, satisfaction. Ease and spontaneity
Archetype dalam Keberhasilan
Wirausaha?
Jadi kira-kira apa yang membuat archetype dapat mempengaruhi keberhasilan Usaha?
Boubakary (2015) berpendapat bahwa pertumbuhan UKM sangat tergantung pada pengelola (pemimpin / pemilik) terutama faktor-faktor
Individu. Peran pengelola UMKM menjadi penting untuk pencapaian kinerja UKM karena kondisi yang berhadapan dengan keterbatasan
sumber daya (Garavan, Watson, Carbery, & O’Brien, 2016).
Pengelola UMKM, sebagai manajer dan pemimpin diperlukan untuk mendukung dan mendorong karyawan untuk mencapai tujuan usaha
mereka. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan kompetensi pengelola UKM yaitu untuk mencapai kinerja tim, mengembangkan
keahlian dan memberikan motivasi kepada karyawan atau bawahan, serta menciptakan budaya inovasi (Franco & Matos, 2015).
Pengelola UKM memiliki peran strategis dan operasional, sehingga perlu memiliki kompetensi untuk menjalankan peran tersebut
(Garavan et al., 2016). Semua aktivitas kewirausahaan lebih terkait dengan proses internal individu (Zelekha, Yaakobi, & Avnimelech,
2018). Dengan kata lain, seorang wirausahawan diharapkan mampu mengintegrasikan pengetahuan, karakteristik, kemampuan pada
dirinya untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Archetype dalam Keberhasilan
Wirausaha?
Jadi kira-kira apa yang membuat archetype dapat mempengaruhi keberhasilan Usaha?
Dalam Literatur kewirausahaan setidaknya dijelaskan dalam tiga tahapan / proses utama perkembangan kewirausahaan: (1) Penemuan
atau identifikasi peluang (Alvarez & Busenitz, 2001) (Ardichvili, Cardozo, & Ray, 2003); (Eckhardt & Shane, 2003).
(2) Evaluasi,Validasi dan pengembangan peluang (solusi masalah) ((Blank, 2013b), (Blank, 2013a)Ries (dalam (Johnson, 2012));
Sarasvathy (dalam Sawssan B, 2016).
(3) Eksekusi atau menentukan dan mengalokasikan sumber daya (Alvarez dan Busenitz, 2001; (Brush, Greene, & Hart, 2002); Eckhardt
& Shane, 2003).
Selain proses dan tahapan kewirusahaan yang dialami seorang wirausaha, jumlah pengalaman, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
kita dapat selama hidup dapat mempengaruhi kinerja yang efektif dalam tugas atau pekerjaan (Arafeh, 2016). Kajian literatur
kewirausahaan oleh Mitchelmore dan Rowley (2013) menunjukkan bahwa kompetensi wirausaha sangat penting untuk kinerja dan
pertumbuhan bisnis karena struktur manajemen dan kemandirian usaha kecil menyebabkan wirausahawan memiliki peran kunci dalam
kegiatan bisnis.
Archetype dalam Kompetensi
Wirausaha?
Jadi kira-kira apa yang membuat archetype dapat mempengaruhi keberhasilan Usaha?
Prihatin, Riyanti, & Suwartono, (2018) Mencoba menjelaskan definisi kompetensi sebagai karakteristik dasar individu yang berhubungan
dengan kinerja efektif atau kompetensi superior yang berbeda dengan keterampilan rata-rata lainnya.
Kompetensi tersebut mencakup beberapa aspek yaitu keterampilan, pengetahuan, sikap, bahkan ciri / karakteristik pribadi (Sánchez,
2011) sehingga dapat disimpulkan, bahwa kompetensi merupakan sesuatu yang melekat pada diri seseorang yang dapat digunakan
untuk memprediksi tingkat kinerja.
Norman M. Scarborough & Cornwall, (2016) membagi kompetensi kewirausahaan dalam 3 dimensi ,yakni: (1) Kompetensi Keahlian.
Seseorang harus memiliki pengetahuan teknis, prosedural, dan konseptual untuk menghasilkan solusi potensial untuk suatu masalah. (2)
Kompetensi berpikir kreatif. Seseorang harus memiliki kemauan untuk mengambil risiko dan untuk melihat masalah atau situasi dari
sudut pandang yang berbeda. (3) Kompetensi Motivasi. Seseorang harus memiliki keinginan internal untuk mengembangkan solusi
kreatif. Motivasi ini sering kali berasal dari tantangan yang dihadirkan oleh usaha itu sendiri
Archetype dalam Kompetensi
Wirausaha?
Jadi kira-kira apa yang membuat archetype dapat mempengaruhi keberhasilan Usaha?
Spencer dan Spencer (1993) Pengetahuan dan keterampilan cenderung terlihat seperti yang ada di permukaan model kompetensi gunung
es, konsep diri ada di bawah permukaan, sifat dan motif paling tersembunyi, terdalam dan sentral dari kepribadian.
Literatur diatas mengenai kompetensi menunjukkan bahwa kompetensi tidak hanya terdiri dari pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga
karakteristik individu tertentu yang mengarah pada kinerja yang efektif atau unggul.
Penelitian mengenai kompetensi berasumsi bahwa kompetensi dapat dibuktikan dengan perilaku yang dapat diamati seseorang, dan
berfokus pada proses perilaku yang mempengaruhi kompetensi. (Man & Lau, 2000) Bagian kepribadian lain yang tidak menyebabkan
kinerja yang efektif atau unggul bukanlah kompetensi.(Guritno, Suyono, & Pandowo, 2019)
Archetype dalam Kompetensi
Wirausaha?
Penelitian kewirausahaan ada yang menunjukkan ciri-ciri kepribadian
berbasis biologis seperti Trait Big Five (ekstraversi/extraversion,
kehati-hatian/conscientiousness, keterbukaan/openness,
keramahan/agreeableness, dan neurotisme/neuroticism)
berhubungan dengan kewirausahaan (Digman, 1990; Rauch, Wiklund,
Lumpkin, & Frese, 2009; Brandstätter, 2011; Zhao, Seibert, &
Lumpkin, 2010; Obschonka, Silbereisen, & Schmitt-rodermund, 2012).
Ciri-ciri trait memiliki dasar genetik yang substansial dan relatif (tetapi
tidak secara sempurna) stabil selama masa hidup, yang menunjukkan
bahwa faktor biologis penting bagi kewirausahaan (Pekkala et al.,
2018).
Kewirausahaan sangat erat hubungannya dengan kemauan yang kuat dan kemampuan
untuk mempercayai, atau membayangkan hal-hal yang belum dilihat dan diyakini oleh
orang lain. Kewirausahaan berbicara mengenai dorongan untuk mengatasi keterbatasan
seseorang.
Ini berarti bahwa hubungan antara faktor penentu kesuksesan dan hasil usaha rintisan
dapat dipengaruhi tidak hanya oleh faktor-faktor perilaku yang tampak tetapi juga oleh
faktor lainnya seperti faktor emosional dan intuisi (Sitoh, Pan, & Yu, 2014; Stroe, Parida, &
Wincent, 2018))
Archetype dalam Kompetensi
Wirausaha?
Aspek kepribadian yang tersembunyi dari kesadaran pelaku bisnis modern,
memberi dampak bagaimana mereka menjalankan peran yang diemban secara
intuitif yang menyerupai cetakan pola-pola kisah masyarakat terdahulu, atau
archetype (Sanford, 2014).
Pola dasar ini juga memicu pemikiran baru yang lebih menjelaskan
kepada pikiran secara efektif yang mewakili kompleksitas dan
tantangan kehidupan (Vaughn Becker & Neuberg, 2019).
Archetype dalam Kompetensi
Wirausaha? Lets Discuss