Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 3​

Cassandra Fitriani Madjegu (2021620039)


Frank Ramadhan Saputra (2021620027)

Crisis Management Planning


For The Inevitable by Steven Fink
Index

I
A Crisis Begins (Hal.5)

Anatomy of A Crisis (Hal.20)

Crisis Forecasting (Hal.36)

Crisis Intervention (Hal.47)

A Crisis Survey (Hal.67)

Identifying The Crisis (Hal.71)

Isolating The Crisis (Hal.80

Managing The Crisis (Hal.83)

Crisis Communication Part I: Controlling The


Message (Hal.92)

Crisis Communication Part II: Handling a Hostile


Press (Hal.103)

Conclusion
Presentation title 2
A Crisis Begins
(Permulaan Krisis)
Steven Fink dalam bukunya Crisis Management Planning
For The Inevitable mencoba menggambarkan kondisi krisis yang terjadi di suatu perusahaan, buku ini juga berisikan
cara pengelolaan, saran yang praktis dan aplikatif serta jalan keluar terhadap krisis perusahaan. Dalam Bab “A Crisis
Begins”, Fink mengungkapkan permulaan krisis dalam suatu perusahan. Menurut Fink, ketakutan akan hal yang tidak
diketahui menyebabkan Sebagian besar krisis manusia, sedangkan ketakutan akan kebenaran menyebabkan hampir
semua krisis bisnis (hal.6). Dalam suatu perusahaan, karyawan ataupun manager sebaiknya harus memahami bahwa
kapan pun perusaaan anda berada dalam krisis, atau dalam mode prakrisis atau prodromal, seorang manajer perusahaan
harus cepat tanggap dalam melihat segala sesuatu yang perlu ditangani sebelum hal tersebut menjadi krisis akut (hal.7)
Dalam menghadapi situasi krisis, penulis mejelaskan bahwa segala sesuatu mungkin bisa terlihat kejam, seperti yang
akan kita lihat, kadang situasi bisa menjadi baik namun kadang terlihat kejam. Hal ini mengingatkan setiap manajer
perusahaan untuk mempersiapkan segala kondisi yang mungkin terjadi di masa depan. (Hal.9). Menurut buku ini,
Manajemen Krisis adalah seni menghilangkan banyaknya resiko dan ketidakpastian sehingga memungkinkan pekerja
perusahaan untuk mencapai kontrol lebih besar atas nasib perusahaan anda sendiri Dari sudut pandang praktis dan
berorientasi bisnis, krisis adalah setiap situasi prodromal yang berisiko dalam meningkatnya intensitas, jatuh di bawah
pengawasan ketat media atau pemerintah, dan mengganggu operasi normal bisnis. (Hal.15)
3
Anatomy of A Crisis
(Anatomi Sebuah Krisis)
Dalam Bab ini, penulis menjelaskan bahwa suatu krisis dapat terdiri dari sebanyak empat fase yang
berbeda, hal ini karena krisis dapat dipandang sebagai suatu penyakit, fase tersebut merupakan fase
krisis prodromal (Prodromal Crisis Stage), dimana fase ini merupakan fase warning atau peringatan
dimana dapat disebut sebagai precrisis stage, selain itu terdapat fase krisis akut (Acute Crisis Stage)
adalah ketika ada titik tidak bisa kembali di mana anda hampir tidak pernah bisa kembali ke kondisi
sebelumnya. Selanjutnya adalah tahap krisis kronis (Chronic Crisis Stage), ini terkadang disebut sebagai
fase pembersihan, atau post-mortem, jika ada investigasi atau audit kongres, atau paparan surat kabar,
atau periode wawancara dan penjelasan yang panjang, inilah saatnya dimana fase ini dilakukan sebagai
bentuk recovery. Yang terakhir dalam fase ini adalah tahap resolusi krisis (Crisis Resolution Stage),
tahap keempat dan terakhir yang harus menjadi tujuan manajemen krisis selama tiga fase sebelumnya,
ini adalah saat dimana keadaan membaik dan menjadi utuh Kembali. (Hal 20-25)

Presentation title 4
Crisis
Cycle
Presentation title 5
Crisis Forecasting
(Perkiraan Krisis)
Menurut Steven Fink dalam bab perkiraan krisis, hal ini sama dengan membuat model skenario terburuk atau
segala sesuatu yang berhubungan dengan hal yang akan terjadi di masa yang akan datang, dalam perkiraan
krisis biasanya diperlukan orang yang dapat membuat konsep tentang pertanyaan bagaimana-jika atau orang
yang dapat melihat sebuah asumsi

Setelah krisis seperti krisis bisnis, badai, gempa bumi, kebakaran, dan sebagainya, seseorang biasanya
menghitung perkiraan kerusakan setelah krisis tersebut. Ini adalah angka yang biasanya dapat dihitung secara
akurat, sama halnya dengan tugas perkiraan krisis dimana anda melakukan perkiraan kerusakan sekarang,
dalam waktu parameter kepercayaan tertentu ataupun potensi serangan krisis yang baik. Biasanya dalam
perkiraan krisis, anda akan diminta untuk membuat evaluasi subjektif namun terpelas dari subjektivitasnya
perlu diperhatikan bahwa krisis subjektif yang anda buat selalu menjadi pertimbangan khusus. (Hal.37)

Presentation title 6
A Crisis Survey
(Survey Krisis)
Menurut penulis, terdapat konsensus umum di antara semua responden bahwa
perusahaan mereka setidaknya agak rentan terhadap jenis krisis seperti Kecelakaan
industry, Masalah lingkungan, Masalah/pemogokan serikat pekerja, Penarikan produk,
Hubungan Investor, Pengambilalihan yang bermusuhan, Pertarungan proxy, Kebocoran
rumor/media, Masalah regulasi pemerintah, Aksi terorisme dan Penggelapan uang. (Hal
69)
Oleh karena itu penulis juga memberikan rekomendasi untuk selalu mengidentifikasi
krisis secara cepat, mengisolasi krisis secara cepat dan mengatur krisis secara cepat
(Hal.70) Hal ini berati setiap perusahaan harus mampu melihat jenis krisis yang
mungkin dapat terjadi di perusahaan baik itu adalah dalam bentuk krisis yang terjadi
dari karyawan, produk ataupun informasi.

Presentation title 7
A Crisis Survey
(Survey Krisis)
Menurut penulis, terdapat konsensus umum di antara semua responden bahwa
perusahaan mereka setidaknya agak rentan terhadap jenis krisis seperti Kecelakaan
industry, Masalah lingkungan, Masalah/pemogokan serikat pekerja, Penarikan produk,
Hubungan Investor, Pengambilalihan yang bermusuhan, Pertarungan proxy, Kebocoran
rumor/media, Masalah regulasi pemerintah, Aksi terorisme dan Penggelapan uang. (Hal
69)
Oleh karena itu penulis juga memberikan rekomendasi untuk selalu mengidentifikasi
krisis secara cepat, mengisolasi krisis secara cepat dan mengatur krisis secara cepat
(Hal.70) Hal ini berati setiap perusahaan harus mampu melihat jenis krisis yang
mungkin dapat terjadi di perusahaan baik itu adalah dalam bentuk krisis yang terjadi
dari karyawan, produk ataupun informasi.

Presentation title 8
Identifying the Crisis
(Mengidentifikasi Krisis)
Menurut penulis, terdapat dua alasan mengapa seseorang harus tahu mengapa penting
untuk mengidentifikasi krisis, alasanny yang pertama adalah hanya dengan
mengidentifikasi krisis anda akan dapat mengelolanya, alasan kedua adalah setelah
mengidentifikasi krisis, anda akan memiliki gagasan yang lebih baik tentang apakah
anda dapat menggunakan tingkat atau pengaruh apa pun atas hasil yang diinginkan atau
tidak. (hal.73)
Dari penjabaran penulis, dapat diketahui bahwa mengidentifikasi suatu krisis berarti
menentukan atau menetapkan identitas suatu krisis yang terjadi dalam suatu perusahaan
atau organisasi. Adapun cara untuk mengidentifikasi krisis perusahaan adalah dengan
mempelajari isu yang terdapat dalam perusahaan, mengumpulkan data yang akurat dan
pasti, melakukan penelitian dan mendokumentasikan penyebab krisis.

Presentation title 9
Isolating the Crisis
(Mengisolasi Krisis)
Dalam Bab ini, penulis dengan jelas menekankan bahwa dapat berakibat kesalahan fatal
untuk berfikir bahwa kristis yang tidak ditangani dengan benar dapat sembuh dengan
sendirinya, krisis harus dilihat sebagai suatu penyakit sangat ganas dan harus
diperlakukan dengan sesuai, tetapi Anda tidak dapat mengoperasikannya sampai
penyakit tersebut diisolasi (Hal.81)
Dari penjabaran sang penulis dalam isolasi krisis, dapat diketahui bahwa suatu krisis
dianalaogikan sebagai penyakit ganas yang harus diisolasi, jika tidak akan menyebar
dan berbahaya, sama halnya seperti krisis yang mungkin terjadi dalam perusahaan atau
organisasi jika tidak di isolasi dengan benar akan menyeret banyak pihak ke masalah
yang lebih serius lagi, oleh karna itu informasi penting harus dijaga agar tidak
menyebar ke pihak luar sehingga cara untuk mengaturnya akan lebih efektif.

Presentation title 10
Managing the Crisis
(Mengatur Krisis)
Dalam Bab ini, dijelaskan bahwa apabila suatu krisis telah diidentifikasi dan diisolasi
maka perusahaan dapat memperoleh ide yang lebih jernih untuk memperbaiki masalah
yang terjadi. (Hal.83)
Menurut penulis, dalam mengelola krisis, Anda mengelola keputusan dan semakin
mahir Anda sebagai pengambil keputusan yang memiliki kemampuan untuk
menemukan peluang di mana orang lain secara rutin mengambil jalan memutar,
semakin banyak keterampilan, kesuksesan, dan penghargaan yang akan Anda miliki
sebagai manajer krisis. (Hal.84)

Presentation title 11
Crisis Communication, Part I: Controlling The Message
(Krisis Komunikasi Bagian 2: Mengontrol Isi Pesan)
Dalam Bab ini penulis menjabarkan krisis komunikasi yang terjadi dalam perusahaan
atau organisasi, penulis juga memberikan beberapa saran dalam mengontrol isi pesan
saat terjadinya krisis komunikasi, menurutnya Jika media dapat mengomunikasikan
berita secara instan, komunikasi krisis menyatakan bahwa perusahaan harus siap untuk
merespons hampir secepat itu. Ketidakmampuan untuk mengkomunikasikan pesan
dalam perusahaan atau organisasi dengan terampil selama krisis dapat berakibat fatal
(Hal.92)
Jika anda mengalami masalah dalam menyampaikan pesan anda, pada saat terjadinya
crisis atau tidak, mungkin ada yang salah dengan pesan yang ingin anda sampaikan, dan
mungkin isi pesan tersebut harus dibentuk ulang, oleh karna itu jika anda bertindak
sebagai manajer komunikasi atau seseorang dari department komunikasi, anda harus
bergabung menjadi salah satu anggota manajemen krisis walaupun mereka sudah cukup
bagus namun apabila isi pesan tidak dapat dikomunikasian dengan baik dan benar,
maka perusahaan tersebut gagal. (Hal.96)

Presentation title 12
Crisis Communication, Part 2: Handling a hostile press
(Krisis Komunikasi Bagian 2: Menangani pers yang
bermusuhan)
Dalam Bab ini penulis menjelaskan bahwa dalam menangani pers yang bermusuhan,
artinya adalah perusahaan menangani media saat krisis setiap kali anda menjawab
pertanyaan, pastikan untuk memasukkan pesan utama Anda ke dalam tanggapan. Setiap
saat, apakah menanggapi pertanyaan negatif atau hanya membentuk kembali
pertanyaan, selalu tahu apa poin terpenting Anda, dan pimpin dengan itu (Hal 103-104)
Oleh karna itu dalam menangani krisis komunikasi terutama menangani pers, seorang
PR harus dapat melihat situasi, mempersiapkan isi pesan yang akan disampaikan
kepada pers, menjawab dengan bijak dan sesuai dengan konteks karna yang dihadapi
adalah media yang tidak hanya menyebarkan berita ke khalayak umum namun juga
menyebarkan pesan secara langsung dari satu orang ke yang lainnya.

Presentation title 13
Summary
Setiap organisasi, besar atau kecil, memiliki peluang untuk terkena krisis. Krisis dapat terjadi
karena kesalahan internal organisasi, seperti kesalahan prosedur, kelalaian organisasi dan
tindakan oknum dalam organisasi yang tidak bertanggung jawab. Disamping itu, krisis juga
dapat disebabkan oleh faktor ekternal seperti kondisi ekonomi dan politik, atau bencana
alam. Menurut Steven Fink , fase krisis terdiri dari fase krisis prodromal (Prodromal Crisis Stage),
dimana fase ini merupakan fase warning atau peringatan dimana dapat disebut sebagai precrisis
stage, selain itu terdapat fase krisis akut (Acute Crisis Stage) adalah ketika ada titik tidak bisa
kembali di mana anda hampir tidak pernah bisa kembali ke kondisi sebelumnya. Selanjutnya
adalah tahap krisis kronis (Chronic Crisis Stage), ini terkadang disebut sebagai fase pembersihan,
atau post-mortem, jika ada investigasi atau audit kongres, atau paparan surat kabar, atau periode
wawancara dan penjelasan yang panjang, inilah saatnya dimana fase ini dilakukan sebagai bentuk
recovery. Yang terakhir dalam fase ini adalah tahap resolusi krisis (Crisis Resolution Stage), tahap
keempat dan terakhir yang harus menjadi tujuan manajemen krisis selama tiga fase sebelumnya, ini
adalah saat dimana keadaan membaik dan menjadi utuh kembali.

Presentation title 14
Thank you Q&A session

Anda mungkin juga menyukai