DAN WAKIL
PRESIDEN
1. IMAM ABDAD GADING
2. JUWITA PERMATASARI
3. M. DZAKY AKBAR
4. M. RAIHAN ALGIVARI
5. MUTIARA AFFANI
6. SABRINA MUTIARA JOEVITA
7. RUTH THERESIA DAMAYANTI B.B.
PENGERTIAN DPD
a. Pengajuan Rancangan Undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah kepada DPR;
b. Ikut dalam pembahasan RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan,
pemekaran dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnnya, serta
perimbangan keuangan pusat dan daerah;
c. Pemberian pertimbangan kepada DPR atas Rancangan Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) dan RUU yang berkaitan dengan pajak, penndidikan, dan agama;
d. Pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lain,
pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan agama.
TUGAS DAN
WEWENANG DPD
Tugas dan wewenang DPD dalam bidang legislasi adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran
serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan
dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah kepada DPR;
b. Ikut membahas Rancangan Undang-undang (RUU) yang berkaitan dengan poin pertama;
c. Menyusun dan menyampaikan daftar inventaris masalah RUU yang berasal dari DPR atau Presiden;
d. Memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU tentang APBN dan RUUg yang berkaitan dengan pajak,
pendidikan dan agama;
e. Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan Undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan,
pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan sumber daya
ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan agama; dsb.
PENGERTIAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
Presiden mempunyai beberapa fungsi yang harus dilakukan. Beberapa fungsi presiden dalam
pemerintahan ini tidak lepas dari tugas menjalankan undang-undang, wewenang untuk mengatur,
serta menjalankan berbagai urusan publik yang bersifat administratif. Beberapa fungsi presiden ini
dilakukan demi menciptakan kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang baik dan sejahtera.
Wakil Presiden umumnya ditetapkan oleh konstitusi oleh suatu negara untuk mendampingi sang
presiden jika presiden menjalankan tugas-tugas kenegaraan di negara lain atau jika presiden
menyerahkan jabatan kepresidenan baik pengunduran diri atau halangan dalam menjalankan tugas
seperti misalnya mengalami kematian saat menjabat presiden.
TUGAS PRESIDEN
1) Tugas Presiden Sebagai Kepala Negara
b. Menetapkan peraturan pemerintahan untuk menjalankan UU sebagaimana mestinya berdasarkan UU Pasal 3 ayat 2
d. Mengesahkan RUU yang telah disetujui bersama untuk menjadi UU, berdasarkan Undang-undang Pasal 2 ayat 4
e. Merancang UU APBN yang kemudian diajukan presiden untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan
DPD, berdasarkan Undang-undang Pasal 23 ayat 2
f. Meresmikan anggota BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD, UU Pasal 23F ayat 1
g. Memberikan persetujuan dan menetapkan Hakim Agung yang pencalonannya diusulkan oleh komisi yudisial dan DPR,
berdasarkan Undang-undang Pasal 24A ayat 3, dsb.
WEWENANG PRESIDEN
a. Berhak mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada DPR untuk akhirnya ditindaklanjuti, berdasarkan Undang-Undang
Pasal 5 ayat 1
b. Dapat menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain melalui persetujuan DPR, berdasarkan
Undang-Undang Pasal 11 ayat 1
c. Dapat membuat perjanjian internasional lainnya yang dapat menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan
rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara dan/atau mengharuskan pembentukan dan perubahan UU dengan
persetujuan DPR, berdasarkan Undang-Undang Pasal 11 ayat 2
d. Berwenang menyatakan keadaan bahaya yang syarat-syarat dan akibatnya dalam keadaan bahaya telah ditetapkan dalam
Undang-Undang, wewenang presiden berdasarkan Undang-Undang Pasal 12
e. Berwenang memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung, berdasarkan Undang-
Undang Pasal 14 ayat 1, dsb.
TUGAS DAN WEWENANG WAKIL PRESIDEN