Dengan Metode
Likuidasi Dilakukan
Secara Berangsur
Kelompok 5
Kelompok 5
1 2 3 4
Kemp dan Philips (1989) mengatakan bahwa metode likuidasi secara berangsur
adalah: “Suatu metode pembayaran likuidais dengan cara bertahap artinya setiap
ada uang kas dari hasil realisasi aktiva non kas menjadi kas akan langsung
dilakukan pembayaran kepada para anggota yang mempunyai saldo kredit
rekening modalnya.”
Metode Pembagian Kas
Ada 2 (dua) metode pembagian kas yang dapat digunakan dalam likuidasi yang
dilakukan secara berangsur, yaitu:
Yang dimaksud dengan pembagian kas tanpa program kas adalah perhitungan
pembagian kas yang ada dari setiap tahap realisasi kepada para anggota setelah
pelunasan hutang-hutang Firma. Pembagian kas kepada para anggota ini tanpa
direncanakan atau disusun adanya prioritas pembayaran terlebih dahulu dan
yang dipakai sebagai dasar pembagian adalah perbandingan pembagian Laba –
Rugi
Prosedur Pembagian Kas Tanpa Program Kas
1 2 3
4 5 6
Apabila sebagian aktiva non kas Apabila ada biaya likuidasi Membagikan kas yang ada sebagai
yang belum berhasil dijual, maka yang timbul, biaya tersebut pengembalian modal kepada
dianggap suatu kerugian dan dibebankan kepada para anggota-anggota yang mempunyai
membebankan kerugian tersebut anggota sesuai dengan rekening modal bersaldo kredit
kepada para anggotanya pembandingan laba rugi (tidak defisit).
Contoh Soal
Berikut ini adalah Neraca Fa. “PQRS” sebelum likuidasi per 31
Desember 19X1
Likuidasi Firma dilakukan secara berangsur yang terdiri dari tahapan sebagai berikut :
a. Januari – 19X2
- Piutang berhasil ditagih sebesar Rp 15.000.000 Aktiva tetap yang harga pokonya Rp
250.000.000 bergasih dijual seharga Rp 275.000.000
b. Maret – 19X2
- Persediaan yang harga pokoknya Rp 180.000.000 laku dijual seharga
Rp 220.000.000
c. Mei – 20X2
- Sisa persediaan yang belum tertagih dihapuskan
- Piutang yang belum ditagih dihapuskan
- Sisa Aktiva Tetap laku dijual seharga Rp 390.000.000
Berdasarkan contoh 2 diatas, dapat dibuat jurnal likuiditas Fa “PQRS” beserta perhitungannya
dengan menggunakan metode likuiditas berangsur sebagai berikut :
b. Aktiva non kas yang belum terjual sampai 31 Jan 19X2.... Rp 655.000.000
Aktiva non kas yang terjual Maret 19X2..............................Rp
180.000.000-
Aktiva non kas belum terjual per 31 Maret 19X2.................Rp 475.000.000
Aktiva non kas belum terjual dianggap kerugian, sehingga saldo modal masing-
masing anggota sampai tanggal 31 Maret 19X2 akan tampak sebagai berikut :
c. Membagikan kas yang ada sebesar Rp 220.000.000 kepada para anggota yang
mempunyai saldo modal kredit dengan jurnal likuidasi sebagai berikut :
Modal Tn. P…………..Rp 66.000.000,00
Modal Tn. Q………….Rp 44.000.000,00
Modal Tn. R………….Rp 55.000.000,00
Modal Tn. S……….….Rp 55.000.000,00
Kas……………………………………..Rp 220.000.000,00
Kas…………………....Rp 390.000.000,00
Modal Tn. P…………..Rp 25.500.000,00
Modal Tn. Q………….Rp 17.000.000,00
Modal Tn. R………….Rp 21.250.000,00
Modal Tn. S……….….Rp 21.250.000,00
Persediaan……………………………...Rp 20.000.000,00
Piutang Dagang.………………………..Rp 5.000.000,00
Aktiva Tetap……………………………Rp 450.000.000,00
b. Membagi kas yang ada sebesar Rp 390.000.000,00 kepada para anggota dengan
perhitungan sebagai berikut:
Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat pengembalian modal untuk para anggota pada
tahap III adalah sebagai berikut:
Setelah ketiga tahap likuidasi selesai dilaksanakan tampaklah bahwa setiap kas yang
terkumpul pada setiap tahap realisasi akan langsung dibagikan kepada para anggota yang
mempuyai saldo kredit rekening modalnya. Bila dibuat rangkuman pembagian kas untuk
setiap anggota akan tampak sebagai berikut:
Dalam metode pembagian kas tanpa program kas yang diterapkan dalam contoh diatas, tampaklah
bahwa tidak ada prioritas pembayaran yang menyatakan siapa yang lebih dahulu menerima pembayaran,
tetapi kas yang ada pada setiap tahap realisasi akan dibagikan bersama – sama kepada anggota sesuai
dengan saldo modalnya masing-masing.
Untuk mengadakan perbandingan antara penggunaan likuidasi secara serentak dan likuidasi secara
berangsur, dengan menggunakan contoh diatas, akan dibuat dangan metode serentak yang akan
memberikan hasil akhir yang sama dalam jumlah kas yang diterima setiap anggota yaitu sebagai berikut :
Piutang………………………. Rp 20.000.000,00
Persediaan………………….. Rp 200.000.000,00
Aktiva Tetap ………………… Rp 700.000.000,00
Jumlah harga pokok Rp 920.000.000,00
Ternyata dalam tahap realisasi telah terjadi kerugian yaitu sebesar Rp 920.000.000,00 – Rp
900.000.000,00 = Rp 20.000.000,00 yang akan dibebankan kepada modal para anggota sesuai
perbandingan laba-rugi dengan jurnal realisasi sebagai berikut :
Kas…………………….. Rp 900.000.000,00
Modal Tn. P…………… Rp 6.000.000,00
Modal Tn. Q…………… Rp 4.000.000,00
Modal Tn. R…………… Rp 5.000.000,00
Modal Tn. S…………… Rp 5.000.000,00
Piutang Dagang………............. Rp 20.000.000,00
Persediaan…………………….. Rp 200.000.000,00
Aktiva Tetap…………………… Rp 700.000.000,00
Kas yang ada sekarang Rp 900.000.000,00 + Rp 80.000.000,00 = Rp 980.000.000,00. Akibat adanya
kerugian dalam realisasi aktiva non kas, modal akhir masing-masing anggota sebagai berikut :
- Modal Tn. P = Rp 200.000.000,00 – Rp 6.000.000,00 = Rp 194.000.000,00
- Modal Tn. Q = Rp 175.000.000,00 – Rp 4.000.000,00 = Rp 171.000.000,00
- Modal Tn. R = Rp 215.000.000,00 – Rp 5.000.000,00 = Rp 210.000.000,00
- Modal Tn. S = Rp 260.000.000,00 – Rp 5.000.000,00 = Rp 255.000.000,00
Ternyata jumlah pengambilan, modal atau pembayaran kepada anggota besarnya sama sepertinya
pada metode likuidasi berangsur.
Adapun jurnal likuidasinya adalah sebagai berikut :
a. Jurnal perlunasan utang- utang firma :
Utang Dagang……………………….. Rp 25.000.000,00
Utang Tn. P…………………………… Rp 75.000.000,00
Utang Tn. Q…………………………… Rp 50.000.000,00
Kas………………………………………………….Rp 150.000.000,00
b. Sisa kas yang ada adalah sebesar Rp 980.000.000,00 – Rp 150.000.000,00 = Rp 830.000.000,00
yang akan didistribusikan kepada anggota sesuai dengan saldo moal akhirnya dengan jurnal:
Modal Tn. P …………………….. Rp 194.000.000,00
Modal Tn. Q …………………….. Rp 171.000.000,00
Modal Tn. R ……………………. Rp 210.000.000,00
Modal Tn. S ……………………. Rp 255.000.000,00
Kas ………………………………… Rp 830.000.000,00
Pembagian kas dengan Program Kas
Rencana prioritas pembanyaran kas yang disusun sebelum proses pembubaran berlangsung sering
disebut dengan “program kas”. Jadi, program kas disusun dengan tujuan untuk menentukan prioritas
atau tata urutan pembagian kas pada masing-masing anggota sehingga dapat diketahui siapa yang
pertama kali menerima pembagian kas, kemudian siapa yang menempati urutan kedua dan seterusnya.
Perlu diingat bawasanya pembagian kas dengan program kas dilakukan setelah utang atau kewajiban
firma kepada kreditur ekstren dan kreditur intern dilunasi.
Contoh gambaran mengenai penggunaan program kas untuk likuidasi berangsur, dapat dilihat pada
pembahasan berikut ini:
Sebuah persekutuan yang didirikan oleh Tn. Andi dan NY. Ari dan Nn. Afni telah bersepakat untuk
likuidasi karena para anggota tersebut masing-masing akan mendirikan usaha sendiri. Persekutuan
tersebut didirikan dengan nama Fa. “3 A” yang mempunyai posisi keuangan sesaat sebelum likuidasi
sebagai berikut
Likuidasi Firma “3 A” akan dilakukan secara berangsur dan rasio perbandingan Laba- Rugi Firma
adalah 20% : 40% : 40%. Tahap-tahap realisasi aktiva non kas adalah sebagai berikut:
Tahap I : Aktiva tetap yang harga pokoknya Rp 300.000.000,00 laku dijual seharga Rp
240.000.000,00
Tahap II : Persediaan laku dijual dengan harga Rp 250.000.000,00
Tahap III : Sisa aktiva laku dijual seharga Rp 170.000.000,00 dan aktiva lainnya laku dijual seharga
Rp 120.000.000,00
Berikut Langkah-Langkah pembagian kas dengan program kas adalah sebagai berikut:
a. Menghitung kemampuan Untuk Menanggung Rugi Maksimum (KMRM) Masing-Masing Anggota
Kemampuan untuk menanggung rugi maksimum masing-masing anggota dapat dihiyung dengan
cara
menghitung jumlah kekayaan yang tertanam (investasi) dalam firma dibagi dengan rasio
perbandingan
Laba-Rugi. Berikut table perhitungan kemampuan untuk menanggung rugi maksimum masing-
masing
anggota.
b. Penyusunan Urutan Prioritas Pembayaran Kas Kepada Anggota
Prioritas pembayaran kas kepada anggota dibuat berdasarkan hasil perhitungan kemampuan untuk
menanggung rugi maksimum dengan urutan yang paling besar kapasitasnya sebagai prioritas pertama
kemudian diikuti oleh kapasitas kemampuan rugi maksimum yang berada dibawahnya.
Berdasarkan pada perhitungan kemampuan menanggung rugi maksimum di atas, maka urutan
pembayaran kas dapat disusun sebagai berikut:
c. Membuat Program Pembayaran Kas
Program pembayaran kas digunakan untuk menentukan besar prioritas pembayaran yang akan
diberikan kepada para anggota sesuai dengan urutan prioritas pembayaran. Dalam hal ini,
penentuan besarnya prioritas pembayaran kas dihitung dengan cara rasio pembagian laba rugi
anggota tersebut dikalikan kelebihan kemampuan menanggung rugi maksimum miliknya di atas
anggota yang lain yang ada pada prioritas ke 2 dan seterusnya.
Berdasarkan kemampuan menanggung rugi maksimum dan urutan prioritas
pembayaran dapat dibuat program kas sebagai berikut:
Untuk menguji kebenaran penyusunan program pembayaran kas seperti yang tercantum di atas dapat
dilakukan dengan cara jumlah prioritas pembayaran masingmasing anggota besarnya harus sama dengan
jumlah kekayaan yang tertanam dalam Firma (Kekayaan yang diinvestasikan).
Apabila dibandingkan, ternyata memang sama antara jumlah prioritas pembayaran masing-
masing anggota dengan jumlah investasinya yang tampak dalam tabel sebagai berikut:
Dengan adanya program pembayaran kas, dapat memudahkan dalam hal pembagian kas kepada
para anggota karena sudah jelas siapa yang akan menerima kas terlebih dahulu, demikian pula
besarnya kas yang harus diterima sudah diketahui jumlahnya. Jika dibuat ringkasan program kas,
maka akan tampak sebagai berikut:
− Prioritas ke I kepada Tn. Andi dengan jumlah pembayaran Rp 75.000.000,00
− Prioritas ke II kepada Tn. Andi dan Nn. Afni , masing-masing akan menerima jumlah
pembayaran Rp 25.000.000,00 dan Rp 50.000.000,00
− Prioritas ke III kepada Tn. Andi, Ny. Ari dan Nn. Afni yang masing-masing akan
menerima jumlah pembayaran kas sebesar Rp 150.000.000,00, Rp 300.000.000,00, dan Rp
300.000.000,00.
d. Melaksanakan Pembagian Kas dengan Program Kas
Pembagian kas diawali dengan melakukan realisasi aktiva non kas menjadi kas, kemudian barulah diadakan likuidasi.
d.1). Realisasi tahap I dari firma akan mengakibatkan jumlah kas yang tersedia menjadi Rp 240.000.000,00 dengan jurnal realisasi sebagai berikut
Kas..........................................Rp 240.000.000,00
Modal Tn. Andi......................Rp 12.000.000,00
Modal Ny. Ari........................ Rp 24.000.000,00
Modal Nn. Afni.......................Rp 24.000.000,00
Aktiva Tetap...............................................Rp 300.000.000,00
Kas yang ada sekarang menjadi Rp 80.000.000,00 ditambah Rp 240.000.000,00 = Rp 320.000.000,00 yang akan dibayar sesuai dengan tata urutan
sebagai berikut :
1. Pelunasan hutang dagang dan hutang Nn. Afni dengan jurnal :
Hutang Dagang.........................Rp 100.000.000,00
Hutang Nn. Afni.......................Rp 50.000.000,00
Kas.....................................................................Rp 150.000.000,00
2. Prioritas pertama kepada Tn. Andi sebesar Rp 75.000.000,00 dengan jurnal :
Modal Tn. Andi........................Rp 75.000.000,00
Kas.....................................................................Rp 75.000.000,00
3. Prioritas kedua kepada Tn. Andi sebesar Rp 25.000.000,00 dan Nn. Afni sebesar Rp 50.000.000,00 dengan jurnal :
Modal Tn. Andi........................Rp 25.000.000,00
Modal Nn. Afni........................Rp 50.000.000,00
Kas....................................................................Rp 75.000.000,00 94
4. Sisa uang yang ada sebesar Rp 320.000.000,00 – (Rp 150.000.000,00 + Rp 75.000.000,00 + Rp 75.000.000,00) = Rp 20.000.000,00 dibagikan
kepada para anggota sesuai rasio pembagian laba-rugi dengan jurnal :
Modal Tn. Andi........................Rp 4.000.000,00
Modal Ny. Ari..........................Rp 8.000.000,00
Modal Nn. Afni........................Rp 8.000.000,00
Kas...................................................................Rp 20.000.000,00
d.2). Realisasi tahap II menghasilkan adanya kas sebesar Rp 250.000.000,00 dengan jurnal likuidasi sebagai
berikut :
Kas..........................................Rp 250.000.000,00
Persediaan..........................................................Rp 220.000.000,00
Modal Tn. Andi..................................................Rp 6.000.000,00
Modal Ny. Ari....................................................Rp 12.000.000,00
Modal Nn. Afni..................................................Rp 12.000.000,00
Kas yang ada sebesar Rp 250.000.000,00 akan langsung dibayarkan kepada para anggota sesuai dengan
perbandingan Laba-Rugi. Langsung dibagikan sesuai dengan Rasio Laba-Rugi sebab urutan prioritas
pembayaran sudah selesai atau sudah terpenuhi sehingga jurnal likuidasi adalah sebagai berikut :
Modal Tn. Andi.......................Rp 50.000.000,00
Modal Ny. Ari.........................Rp 100.000.000,00
Modal Nn. Afni.......................Rp 100.000.000,00
Kas....................................................................Rp 250.000.000,00
d.3). Realisasi tahap III menghasilkan adanya kas sebesar Rp 380.000.000,00. Kas yang ada langsung
dibagikan kepada para anggota sesuai dengan saldo modal akhirnya dengan jurnal likuidasi sebagai berikut :
Modal Tn. Andi.......................Rp 86.000.000,00
Modal Ny. Ari.........................Rp 172.000.000,00
Modal Nn. Afni.......................Rp 122.000.000,00
Kas....................................................................Rp 380.000.000,00
(Perhitungan pembagian kas sebesar Rp 380.000.000,00 dapat dilihat dalam laporan likuidasi pada halaman
berikutnya).
Apabila dibuat rangkuman pembayaran kas kepada masing-masing anggota akan tampak
sebagai berikut :
THANK YOU
APAKAH ADA PERTANYAAN?