mengatasi masalah ekonomi masa liberal Nama kelompok 1. Muthi'ah Marwa 2. Reva Marsela 3. Zamira Azizah 4. Frisky trio lupni 5. Yondi Hendrawan 6. Wahyuda prasetya 7. M. Anggara putra 4 PEMBAHAS 1. Sistem ekonomi ali-baba AN 2. Persaingan finansial ekonomi (finek) 3.Rencana pembanguna lima tahun (RPLT) 4. Musyawarah Nasional pembangunan SISTEM EKONOMI ALI- BABA Sistem ekonomi Ali Baba adalah sistem ekonomi yang pernah diterapkan pada masa Demokrasi Liberal. Pada sistem ini, pengusaha non-pribumi harus membantu orang pribumi dalam usahanya dengan memberi pelatihan kepada pengusaha pribumi, dengan memberi kredit pada PERSAINGAN FINANSIAL EKONOMI (FINEK) Pada masa pemerintahan Kabinet Burhanudin Harahap dikirim seorang delegasi ke Jenewa untuk merundingkan masalah finansial ekonomi antara pihak Indonesia dengan Belanda. Misi itu disebut juga dengan Finansial Ekonomi (Finek), yang dipimpin oleh Anak Agung Gede Agung tanggal 7 Januari 1956. Adapun hasil kesepakatan yang pada Finek adalah: 1. hasil Konferensi Meja Bundar dibubarkan 2. hubungan Finek Indonesia-Belanda 3. Didasarkan atas hubungan bilateral RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN Pada masa kabinet Ali SastroMijoyo II, pemerintah (RPLT) membentuk program nasional yang disebut Biro Perancang Negara. Tugas biro ini merancang membangun pembangunan jangka panjang. Ir. Juanda diangkat menjadi menteri perancang nasional l. Biro ini berhasil merancang pembangunan lima tahun atau RPLT rencananya tahun 1956- 1961 yang disetujui DPR pada 11 November 1958. Pembiayaan RPLT diperkirakan 12,5 milliar rupiah. RPLT tidak dapat berjalan disebabkan oleh adanya depresi ekonomi Amerika serikat dan Eropa barat, perjuangan pembebasan MUSYAWARAH NASIONAL PEMBANGUNAN Musyawarah Nasional Pembangunan atau Munap adalah sebuah jalan keluar bagi kesenjangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah pada masa Kabinet Djuanda. Tujuan diadakannya Munap adalah untuk mengubah rencana pembangunan yang sudah ada sehingga dapat memenuhi harapan daerah. Namun, Munap tidak dapat dilaksanakan dengan baik dikarenakan beberapa masalah yang timbul seperti Peristiwa Cikini, yaitu ketika adanya peristiwa percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno pada 30 November 1957, lalu kesulitan untuk menentukan skala prioritas, dan timbulnya pemberontakan PRRI/Permesta sehingga membutuhkan biaya yang besar untuk penumpasannya. Terima kasih Wassalamu'alaikum