Anda di halaman 1dari 52

dr. FACHRIZAL RIKARDI Sp.

An
24 September 2022
Pendahuluan
• Kematian akibat penyakit jantung paling
utama disebabkan karena henti jantung
mendadak, dengan irama paling sering
terdokumentasi adalah ventrikel fibrilasi
• Pertolongan bantuan hidup dasar yang
berhasil, dilakukan dalam 5 menit pertama
dengan bantuan AED/Defibrilator Increase
Survival
• Bantuan hidup jantung dasar merupakan
gabungan pengamatan dan tindakan yang
tidak terputus yang disebut “Chain of
Survival”
Definisi BHD

 Bantuan medis yang diberikan


untuk korban/pasien yang
menderita suatu penyakit
ataupun cedera, sampai
korban/pasien mendapatkan
bantuan hidup lanjutan.
DEFINISI HENTI NAPAS DAN
HENTI JANTUNG
 Henti napas adalah apabila pernapasan
berhenti (apnue)

 Sedangkan henti jantung adalah apabila


jantung berhenti berdenyut / berkontraksi
dan memompa darah

Key point :
Henti nafas belum tentu Henti Jantung
Henti jantung pasti henti nafas
Kemungkinan korban selamat:
Tanpa BHD : berkurang 7%-10% tiap menit
Dengan BHD : berkurang 3%-4% tiap menit

Jadi tindakan BHD yang cepat dan tepat


akan memperbesar kemungkinan korban
selamat
TUJUAN BHD

• Mempertahankan pernafasan dan


sirkulasi yang adekuat
• Dipahami dan dilaksanakan seluruh
lapisan masyarakat
TAHAPAN BANTUAN HIDUP DASAR
 Tindakan BHD dilakukan secara berurutan
dimulai dengan penilaian dan dilanjutkan
dengan tindakan.

 Urutan tahapan BHD adalah


1. Menilai (Danger, Respon,)  DR
2. mengaktifkan sistim emergensi (Shout for help)
’S
3. melakukan tindakan survei primer CABD
(Circulation, Airway, Breathing,, Defibrilator)
DR’S CABD
Danger  Pastikan bahwa
lingkungan sekitar
penderita aman untuk
dilakukan pertolongan,
 Jika di dalam rumah
sakit pakai APD sebelum
melakukan pertolongan
(Handscound, masker,
kacammata)

Pertolongan Pertama, Jangan Menambah Cedera Tambahan


Menilai respons
 PASTIKAN KORBAN TIDAK SADAR

 GUNCANGKAN BAHU DENGAN


LEMBUT
 PANGGIL KORBAN DENGAN
SUARA KERAS SAMBIL
MENEPUKKAN KEBAHU “PAK,
BU”
 JIKA ADA RESPON :
Mengaktifkan sistem
emergensi (Emergency Medical • JANGAN UBAH POSISI
System = EMS)
Telpon Ambulan dan • CARI HAL YANG TIDAK BERES
menyediakan AED • ULANGI PEMERIKSAAN BERKALA
(C) Circulation (Sirkulasi)
– Menilai nadi karotis (Maksimal 10
detik, tidak dilakukan pada penderita
yang mengalami henti jantung
mendadak dan disaksikan)

Kompresi dada

Menentukan lokasi kompresi dan posisi tangan


•Lokasi : ½ Tulang dada bagian bawah
•Tangan saling bertumpu
Teknik kompresi dada

• Posisi tangan dan jari –


jari tangan saling
mengunci, tangan
dominan diatas yang
tidak dominan
• Posisi 90⁰, kaki rapat
kekorban, tangan lurus,
gunakan berat badan
untuk menekan
• Kedalaman : 5cm
dewasa, 4-5 cm anak
•Kecepatan : 100 Kali
Permenit
•Dada Mengembang
Sempurna dan recoil
sempurna
•Secara Terus Menerus,
interupsi seminimal
mungkin
Kompresi

 Bebaskan dada dari


pakaian
 Letakkan pangkal
telapak tangan yang
satu di tengah dada
 Letakkan pangkal
telapak tangan lainnya
di atas tangan yang
satu
Kompresi

Kompresi
• Menekan jantung dan paru
• Meningkatkan tekanan rongga dada

Dekompresi
• Pengisian jantung dan paru
• Menurunkan tekanan rongga dada
• Pengembangan penuh
(A) Airway (Jalan Napas)
•Buka jalan napas
(buka mulut)
• Head tilt-chin lift maneuver Jaw-thrust maneuver

Pada pasien Trauma sebaiknya cukup


dengan manuver Jaw Thrust
(B) Breathing (Pernapasan)
Pernapasan buatan
1.Pernapasan buatan mulut-ke-mulut

3. Pernapasan buatan
mulut-ke-sungkup

• Berikan tiupan melalui mulut korban sambil melihat


naiknya permukaan dada
• 1 tiupan napas = 1 detik
• Berikan kesempatan udara keluar dan lihat turunnya
permukaan dada
RASIO KOMPRESI : NAPAS BUATAN

30 : 2
Tahapan Evaluasi / penilaian ulang

•Siklus kompresi : napas = 30:2 terus dilakukan sampai


ditemukan tanda-tanda sirkulasi pada korban (mulai
bergerak) atau pertolongan diambil alih oleh orang lain
• Jika ada napas dan denyut nadi teraba letakkan korban
pada posisi mantap atau posisi recovery
BHD PADA ANAK

TEHNIK DASAR SAMA DENGAN DEWASA


KOMPRESI DADA DENGAN 1 TANGAN PADA ANAK USIA
1-8 TAHUN
BHD PADA BAYI
• BAYI USIA 1-12 BULAN
•KOMPRESI DADA MENGGUNAKAN 2 JARI, MISAL :
JARI TELUNJUK + JARI TENGAH
JARI TENGAH + JARI MANIS
DUA IBU JARI
•NAFAS BUATAN : DARI MULUT KE MULUT + HIDUNG BAYI
Kompresi pada bayi
RANTAI KESELAMATAN
ANAK/BAYI

tion PR o o st re
e n
rl y C
sst A LS d p ca
rev ea cc
e
dP a te rest
p
pt
a
api r
e g ac a
r
r t
om in rdi
pr S ca
EM
pediatric BLS
 Napas buatan : dari mulut ke mulut+hidung bayi
Posisi kepala bayi
dan kondisi jalan nafas

posisi fleksi posisi netral

posisi ekstensi
posisi hiperekstensi
Rekomendasi
Komponen Dewasa Anak Bayi

Pengenalan Awal Tidak sadarkan diri


Tidak ada nafas atau bernafas Tidak bernafas atau ada usaha nafas
tidak normal
Tidak teraba nadi dalam 10 detik (hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan professional)

Urutan BHD CAB CAB CAB


Frekuensi Kompresi Minimal 100 x/menit
Kedalaman kompresi Minimal 5 cm (2 inci) Minimal 1/3 diameter dinding Minimal 1/3 diameter dinding
Anterior posterior toraks Anterior posterior toraks (sekitar
(sekitar 5 cm/2 inci) 4 cm/1 ½ inci)

Recoil Dinding Dada Usahakan terjadi recoil sempurna setiap kompresi

Untuk penolong terlatih, pergantian posisi penolong setiap 2 menit


Interupsi bantuan Interupsi seminimal mungkin, jikalau memungkinkan interupsi kurang dari 10 detik

Jalan Nafas (Airway) Head tilt Chin lift (untuk kecurigaan trauma leher lakukan jaw thrust)
Kompresi 30 : 2 30 : 2 (satu penolong) 30 : 2 (satu penolong)

(1 atau 2 penolong) 15 : 2 (2 penolong) 15 : 2 (2 penolong)


Ventilasi Jika penolong tidak terlatih, kompresi saja

Pada penolong terlatih, dengan jalan nafas lanjutan berikan nafas setiap 6 – 8 detik (8 – 10
x/menit).
Defibrilasi Pasang dan tempelkan AED sesegara mungkin, Interupsi kompresi minimal baik sebelum atau
sesudah kejut listrik. Lanjutkan RJP diawali dengan kompresi setelah kejut listrik
Keputusan Penghentian RJP :
 Sampai pasien sadar / pulih sirkulasi spontan
(ROSC)
 Sampai bantuan (petugas gawat darurat / tim code
blue rumah sakit) datang
 Asistol yang menetap terekam selama 10 menit
atau lebih
 Penderita tidak respons terhadap bantuan hidup
jantung lanjutan lebih dari 20 menit
 Sampai korban dipastikan meninggal dunia
 Sampai penolong kelelahan
Resusitasi Pada Kondisi
Khusus
 Kehamilan
 Kasus yang menyebabkan henti jantung
pada kehamilan :
 Cairan Emboli dari Amnion
 Eklampsia
 Keracunan Obat
e NC Y
MeRG
e
EKG
EKG
Sinus Rhythms
EKG Pada Henti Jantung

 Ventrikel Fibrilasi ( VF )
 Ventrikel Takikardi tanpa nadi [ VT (-) ]
 Asistole
 Pulseless Electrical Activity ( PEA )
Ventricular Fibrillation (VF)

Irama Jantung yang paling banyak ditemukan pada korban yang


ditemukan tidak sadar tanpa trauma sebelumnya dan dapat
menyebabkan “sudden cardiac death”
Terapi Pilihan : Kejut Jantung/Defibrilasi
Survival rate meningkat jika dilakukan segera RJP sesuai standar
ditambah defibrilasi dalam 3-5 menit
Ventricular Tachycardia
(VT)
Rate : 100-250 bpm
Rhythm : Regular
P Waves : None or not
associated with the QRS

PR Interval : None
QRS : Wide (>0.10 s),
bizzare appearance

Konfirmasi ada atau tidak adanya pulsasi.

VT monomorfik kemungkinan dapat memburuk


menjadi VF atau unstable VT apabila menetap dan
tidak diobati.
Asystole

Pada monitor EKG tidak tampak aktifitas listrik


jantung dan tidak terabanya denyut nadi pasien
Pulseless Electrical
Activity ( PEA )
 Pada monitor EKG tampak adanya aktifitas
listrik jantung, tapi denyut nadi pasien tidak
teraba
Algoritma
Bantuan Hidup Jantung
Lanjut
Henti
Untuk

Jantung
Selama melakukan RJP

• Tekan kuat dan cepat (100 X/menit) • Tukar petugas RJP setiap 2
• Pastikan recoil dada berlangsung baik menit saat pengecekan irama
• Minimalkan interupsi RJP
• Satu siklus RJP: 30 kompresi lalu: 2 • Cari dan obati kemungkinan
nafas. penyebab:
• Cegah hiperventilasi - Hipovolemia
• Amankan jalan nafas dan letaknya - Hipoksia
- Hidrogen ion ascidosis
- Hipo/hiperkalemia
- Hipoglikemia
* Setelah dilakukan intubasi, lakukan - Hipothermia
RJP terus tanpa perlu interupsi untuk - Toksin
bantu nafas, bantu nafas dilakukan - Tamponade jantung
tiap 6-8 detik.Cek irama tiap 2 menit. - Tension pneumothorak
- Trombosis (koroner atau
pulmoner)
- Trauma
DOSIS DOSIS
Airway (jalan nafas)
• untuk menjaga airway tetap clear lidah tidak jatuh bisa
menggunakan OPA (oropharingeal airway)
• LMA (laryngeal mask airway)
Breathing

1. Persiapkan alat alat untuk menjaga jalan


nafas tetap paten
2. Preoksigenasi dengan oksigen 100%
melalui mask bag valve
3. Siapkan laringoskop
4. Ett 6,5-7,5
5. Siapkan stylet
6. Lakukan intubasi ett dengan cepat
7. Setelah selesai fiksasi
8. Lanjutkan RJP tanpa interupsi nafas
Defibrilasi
Memegang peranan kritis untuk pasien dengan aritmia
karena :
•Irama Jantung penyebab henti jantung mendadak di luar
rumah sakit adalah Ventrikel Fibrilasi yang terapinya
adalah defibrilasi
•Semakin lama defibrilasi, keberhasilannya makin
berkurang
•Ventrikel Fibrilasi akan berubah jadi asistol seiring dengan
waktu.
–Dosis
•Dewasa 360 joule monofasik/200 joule bifasik
•Anak : 2 – 4 joule/kg, dapat diulang denga 4 – 10 joule/kg
1. Defibrilasi, indikasi :
- Ventriular Tachicardia tanpa nadi
- Ventrikular Fibrilasi (VF)
Dosis : Bifasic 200 Joule, Monofasic 360 joule
2. Kardioversi, indikasi :
- SVT
- AF rapid respon
- Atrial Flutter
- VT dengan nadi
Dosis : mulai 100 joule / 150 joule
DEFIBRILATION
Adult
Defibrilasi :
Bi phasic = 100-200 J
Monophasic =360 J
Kardioversi :
100-150 Joule

Pediatrik
Defibrilasi :
1st = 2 J/kg
2nd = 4 J / kg
Maks = 10 J/kg
Kardioversi :
0.5-1 J/kg (may increase to 2 J/Kg)
DEFIBRILATION POSITION
Keputusan Penghentian RJP :
 Sampai pasien sadar / pulih sirkulasi spontan
(ROSC)
 Sampai bantuan (petugas gawat darurat / tim code
blue rumah sakit) datang
 Asistol yang menetap terekam selama 10 menit
atau lebih
 Penderita tidak respons terhadap bantuan hidup
jantung lanjutan lebih dari 20 menit
 Sampai korban dipastikan meninggal dunia
 Sampai penolong kelelahan

Anda mungkin juga menyukai