Anda di halaman 1dari 10

Dr. Elfina L.

Sahetapy
Laboratorium Hukum Pidana
Fakultas Hukum UBAYA
Hukum Penintensier yaitu bahagian dari
hukum pidana yang mengatur/memberi
aturan tentang sistem sanksi dalam hukum
pidana.
Aturan-aturan tersebut meliputi tentang
ketentuan pemberian pidana, tindakan
serta eksekusi sanksi pidana, meliputi :
1.   Jenis-jenis sanksi pidana
2.   Ukuran pemidanaan
3.   Bentuk dan cara pemidanaan
ISTILAH PEMIDANAAN
Menurut Prof. Sudato perkataan pemidanaan
adalah sinonim dengan istilah penghukuman.
Penghukuman ini berasal dari kata hukum,
sehingga dapat diartikan sebagai menetapkan
hukum atau memutuskan tentang hukumnya.
Sepanjang menyangkut penghukuman dalam
lapangan hukum pidana, maka istilah
penghukuman harus disempitkan artinya, yaitu
penghukuman dalam perkara pidana. Untuk
menyebut penghukuman dalam perkara pidana
dapat dipakai perkataan pemidanaan atau
pemberian (penjatuhan) pidana oleh hakim.
Dengan kata lain :
Pemidanaan adalah penjatuhan
pidana oleh hakim yang merupakan
realisasi dari ketentuan pidana
dalam undang-undang yang bersifat
abstrak yang ditetapkan oleh hakim
melalui penetapan hukum dan
memutuskan hukumnya.
KONSEP PEMIDANAAN
Orang yang dipidana harus menjalani
pidananya dibelakang tembok penjara. Ia
diasingkan dari masyarakat ramai, terpisah
dari kehidupannya yang biasa. Seperti yang
telah dikatakan penjara itu sendiri berasal
dari kata “penjera”, supaya orang itu jera
tidak berbuat melanggar hukum lagi.
Pembinaan dilakukan dibelakang tembok
penjara itu.
Pemidanaan harus mengandung unsur-
unsur yang bersifat:
Kemanusiaan, dalam arti pemidanaan
tersebut, menjunjung tinggi harkat dan
martabat seseorang.
Edukatif, dalam arti pemidanaan itu
mampu membuat orang sadar sepenuhnya
atas perbuatan yang dilakukan dan
menyebabkan iamempunyai sikap jiwa yang
positif dan konstruktif bagi usaha
penanggulangan kejahatan.
Keadilan, dalam arti pemidanaan tersebut
dirasakan adil (baik oleh terhukum maupun
oleh korban ataupun oleh masyarakat)
PERKEMBANGAN PEMIDANAAN
I. Menyingkirkan/melumpuhkannya sehingga pelaku
tidak lagi mengganggu masyarakat pada masa yang
akan datang. Penyingkiran itu dapat dilakukan
dengan bermacam-macam cara.
Misalnya : Membuang/mengirim si penjahat ke
seberang lautan. Pidana berupa pembuangan ini
mencapai puncaknya di Inggris pada abad
pertengahan dan akhir. Dimana banyak orang
Inggris yang melakukan kejahatan diasingkan ke
Australia. Di Indonesia terutama pada zaman
Hindia Belanda pidana ini banyak juga dilakukan
pada orang-orang politik.
II. Kerja paksa
Misalnya : Kerja paksa mendayung kapal yang
banyak dilakukan pada abad ke-17. Cara-cara
kerja paksa seperti itu lama kelamaan menjadi
hilang di Eropa. Pidana kerja paksa ini pernah
juga dilakukan dalam bentuk paksaan untuk
memutar roda yang sangat banyak menguras
tenaga para napi sehingga mereka tidak memiliki
kesempatan untuk memberontak. Di Hindia
Belanda kerja paksa dalam bentuk pembuatan
jalan raya/membuat lubang-lubang dalam
benteng pertahanan di zaman Jepang.
PIDANA MATI
Pidana mati
Di deretan panjang jenis-jenis sanksi pidana
dalam sejarah pemidanaan sanksi yang
terberat adalah menghabisi nyawa si penjahat
yang disebut dengan pidana mati.
Cara-cara pidana mati pada zaman dahulu :
ditarik kereta ke jurusan berlawanan. Ada pula
yang dikubur hidup-hidup, digoreng dengan
minyak, ditenggelamkan ke laut, jantungnya
dicopet atau dirajam sampai mati.
Pidana mati seperti yang tersebut di
atas lama kelamaan dilakukan dengan
memberikan perhatian terhadap
kemanusiaan sehingga akhirnya
dikenal dengan pidana mati dengan
cara dipotong, penggantungan di tiang
gantungan, ditembak mati, disentrum
dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai