Anda di halaman 1dari 2

Nama: Ilman Nurfathan

Kelas: B

Semester: 1

NIM:11000123140533

Dosen : prof.Dr.Suteki

ALIRAN HUKUM
1.Aliran legisme
1. Aliran legisme
Cara pandang aliran legisme adalah bahwa semua hukum terdapat dalam undang-undang.
Maksudnya diluar undang-undang tidak ada hukum. Dengan demikian, hakim dalam
melaksanakan tugasnya hanya melakukan pelaksanaan undang-undang belaka (wetstiopasing),
dengan cara yuridische sylogisme, yakni suatu deduksi logis dari perumusan yang umum
(preposisi mayor) kepada suatu keadaan yang khusus (preposisi minor), sehingga sampai kepada
suatu kesimpulan (konklusi).
Sebagai contoh:
a. Siapa saja karena salahannya menyebabkan matinya orang dihukum penjara selama-lamanya
lima tahun (preposisi mayor).
b. Si Ahmad karena salahnya menyebabkan matinya orang (preposisi minor).
c. Si Ahmad dihukum penjara selama-lamanya lima tahun (konklusi).
Aliran ini berkeyakinan bahwa semua persoalan sosial akan dapat diselesaikan dengan undang-
undang. Oleh karena itu, mengenai hukum yang primer adalah pengetahuan tentang undang-
undang, sedangkan mempelajari yurisprudensi adalah sekunder.

2.Aliran FREIE RECHSBEWEGUNG

Pandangan Aliran freie rechtslehre/rechtsbewegung/rechtsschule berbeda cara pandang dengan


aliran legisme. Aliran ini beranggapan, bahwa di dalam melaksanakan tugasnya, seorang hakim
bebas untuk melakukan sesuatu menurut undang-undang atau tidak. Hal ini dikarenakan
pekerjaan hakim adalah menciptakan hukum. Aliran ini beranggapan bahwa hakim benar-benar
sebagai pencipta hukum (judge made law), karena keputusan yang berdasarkan keyakinannya
merupakan hukum. Oleh karena itu, memahami yurisprudensi merupakan hal primer di dalam
mempelajari hukum, sedangkan undang-undang merupakan hal yang sekunder.
Tujuan daripada freie rechtslehre menurut R. Soeroso adalah sebagai berikut:
• Memberikan peradilan sebaik-baiknya dengan cara member kebebasan kepada hakim tanpa
terikat pada undang-undang, tetapi menghayati tata kehidupan sehari-hari.
• Membuktikan bahwa dalam undang-undang terdapat kekurangan-kekurangan dan kekurangan
itu perlu dilengkapi.
• Mengharapkan agar hakim memutuskan perkara didasarkan kepada rechts ide (cita keadilan)

3.Aliran rechtsvinding (penemuan hukum)


Sedangkan aliran rechtsvinding adalah suatu aliran yang berada di antara aliran legisme dan
aliran freie rechtslehre/rechtsbewegung/rechtsschule. Aliran ini berpendapat bahwa hakim terikat
pada undang-undang, tetapi tidak seketat sebagaimana pendapat aliran legisme, sebab hakim
juga mempunyai kebebasan.
Dalam hal ini, kebebasan hakim tidaklah seperti pendapat freie rechtsbewegung, sehingga hakim
di dalam melaksanakan tugasnya mempunyai kebebasan yang terikat. (gebonden vrijheid), atau
keterikatan yang bebas (vrije gebondenheid). Jadi tugas hakim merupakan melakukan
rechtsvinding, yakni menyelaraskan undang-undang yang mempunyai arti luas.
Kebebasan yang terikat dan keterikatan yang bebas terbukti dari adanya beberapa kewenangan
hakim, seperti penafsiran undang-undang, menentukan komposisi yang terdiri dari analogi dan
membuat pengkhususan dari suatu asas undang-undang yang mempunyai arti luas.
Menurut aliran rechtsvinding bahwa yurisprudensi sangat penting untuk dipelajari di samping
undang-undang, karena di dalam yurisprudensi terdapat makna hukum yang konkret diperlukan
dalam hidup bermasyarakat yang tidak ditemui dalam kaedah yang terdapat dalam undang-
undang. Dengan demikian memahami hukum dalam perundang-undangan saja, tanpa
mempelajari yurisprudensi tidaklah lengkap, Namun demikian, hakim tidaklah mutlak terikat
dengan yurisprudensi seperti di negara Anglo Saxon, yakni bahwa hakim secara mutlak
mengikuti yurisprudensi.

Anda mungkin juga menyukai