Anda di halaman 1dari 5

Nama: Muhammad Aditya

Nim :220202052
Kelas :HKI 4B

Ruang lingkup hukum pidana Indonesia

1. Istilah dan pengertian hukum pidana

Hukum pidana merujuk pada seperangkat aturan dan norma yang mengatur tindak pidana, yaitu
perbuatan yang dilarang oleh negara dan diancam dengan sanksi pidana. Hukum pidana
bertujuan untuk melindungi masyarakat dari tindakan yang merugikan, melanggar hak asasi, dan
mengancam keamanan.
Istilah “hukum pidana” merupakan terjemahan dari bahasa Belanda “Strafrecht”. “Straf” berarti
pidana, “recht” berarti hukum. Secara harfiah, “straf” berarti hukuman. Jika digabungkan, istilah
ini akan berarti “hukum hukuman”. Namun, karena istilah ini dianggap tidak lazim menurut tata
bahasa, maka digunakan istilah “hukum pidana”.

Hukum pidana dapat dibagi menjadi dua bagian:

Hukum Pidana Objektif (Ius Poenale): Merupakan sejumlah peraturan yang mengandung
larangan-larangan dan keharusan-keharusan, di mana terhadap pelanggaran-pelanggaran diancam
dengan hukuman. Bagian ini terdiri dari hukum pidana materil dan hukum pidana formil.

Hukum Pidana Materil: Menentukan siapa yang dapat dipidana, perbuatan-perbuatan yang dapat
dipidana, dan jenis hukuman yang dapat dijatuhkan.
Hukum Pidana Formil: Mengatur prosedur dan mekanisme penegakan hukum pidana.

Hukum Pidana Subjektif (Ius Poeniendi): Merupakan wewenang negara untuk menetapkan
hukuman terhadap pelanggaran hukum pidana.

Pengertian Hukum Pidana Menurut Para Ahli:


Menurut W.P.J. Pompe, hukum pidana adalah semua aturan hukum yang menentukan tindakan
apa yang seharusnya dijatuhkan pidana dan apa macam pidananya itu.

Menurut Wirjono Prodjodikoro, hukum pidana adalah peraturan hukum mengenai pidana.

2.fungsi hukum pidana


Hukum pidana memiliki beberapa fungsi penting dalam sistem hukum suatu negara. Berikut
adalah beberapa di antaranya:
Pencegahan dan Pengendalian Kriminalitas:
Hukum pidana berfungsi untuk mencegah dan mengendalikan perilaku kriminal dalam
masyarakat. Dengan mengancam pelaku tindak pidana dengan sanksi, hukum pidana
memberikan insentif bagi individu untuk mematuhi norma-norma hukum.
Pelindung Masyarakat dan Korban:
Hukum pidana melindungi masyarakat dari tindakan yang merugikan dan mengancam
keamanan. Dengan menetapkan sanksi pidana, hukum pidana memberikan perlindungan bagi
korban kejahatan.
Menegakkan Keadilan:
Hukum pidana bertujuan untuk menegakkan keadilan dengan menghukum pelaku tindak pidana
sesuai dengan tingkat kesalahan yang dilakukan. Ini menciptakan rasa keadilan di masyarakat.
Rehabilitasi dan Resosialisasi:
Selain memberikan hukuman, hukum pidana juga berfungsi untuk merehabilitasi pelaku tindak
pidana. Program-program rehabilitasi dan resosialisasi membantu pelaku kriminal untuk kembali
ke masyarakat dengan perilaku yang lebih baik.
Memberikan Efek Jera:
Hukum pidana memiliki fungsi pencegahan umum dengan memberikan efek jera kepada calon
pelaku tindak pidana. Ancaman hukuman dapat mencegah orang lain untuk melakukan tindakan
serupa.
Menjaga Ketertiban Sosial:
Dengan mengatur tindakan-tindakan yang dilarang dan mengancam dengan sanksi, hukum
pidana membantu menjaga ketertiban sosial dan mengurangi potensi konflik.
Ingatlah bahwa hukum pidana harus diterapkan dengan bijaksana dan proporsional agar
mencapai tujuan-tujuan ini secara efektif.
3.Pembagian hukum pidana umum dan khusus
Hukum pidana dapat dibagi menjadi dua kategori utama: hukum pidana umum dan hukum
pidana khusus. Mari kita jelajahi perbedaan di antara keduanya:
Hukum Pidana Umum:
Definisi: Hukum pidana umum adalah jenis hukum pidana yang mencakup semua tindakan
kriminal yang diatur dalam undang-undang pidana, seperti pembunuhan, perampokan, dan
penggelapan.

Cakupan: Berlaku bagi semua orang secara umum.


Contoh: Ketentuan mengenai pembunuhan, pencurian, dan kejahatan lainnya termasuk dalam
hukum pidana umum.
Hukum Pidana Khusus:
Definisi: Hukum pidana khusus adalah jenis hukum pidana yang hanya mencakup tindakan
kriminal tertentu. Ini dapat berlaku untuk kelompok tertentu orang atau mengatur tindak pidana
tertentu, seperti narkotika, korupsi, atau terorisme.
Cakupan: Berlaku secara tertentu, misalnya bagi anggota Angkatan Bersenjata atau dalam kasus
tindak pidana fiskal (terkait ekonomi)
Pemahaman tentang perbedaan antara hukum pidana umum dan khusus penting dalam sistem
hukum untuk memastikan penegakan hukum yang efektif dan adil.
4.Jenis-jenis pidana
a.jenis-jenis pidana menurut KUHP
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP), terdapat dua jenis hukuman pidana, yaitu hukuman pokok dan hukuman tambahan.
Mari kita jelajahi perbedaan di antara keduanya:
1. Hukuman Pokok:
• Hukuman pokok adalah hukuman yang diberikan langsung kepada pelaku tindak pidana.
Berikut adalah jenis-jenis hukuman pokok menurut KUHP:
• Pidana Mati: Hukuman terberat yang dapat dijatuhkan pada pelaku tindak pidana tertentu.
• Pidana Penjara: Pelaku dijebloskan ke dalam penjara dengan masa tahanan tertentu.
• Pidana Kurungan: Pelaku dijatuhi hukuman kurungan dengan waktu
• Pidana Denda: Pelaku harusmembayar denda sesuai dengan ketentuan hukum.
• Pidana Tutupan: Pelaku dijatuhi hukuman berupa pencabutan hak-hak tertentu atau
pengumuman putusan hakim
2. Hukuman Tambahan:
• Hukuman tambahan diberikan selain dari
hukuman pokok. Berikut adalah beberapa contoh hukuman tambahan menurut KUHP:
• Pencabutan Hak-Hak Tertentu:
Misalnya, pencabutan hak
memegang jabatan tertentu atau hak memperoleh izin tertentu.
• Perampasan Barang-Barang
Tertentu: Pelaku dapat kehilangan hak atas barang-barang tertentu yang terkait dengan tindak
pidana.
• Pengumuman Putusan Hakim:
Pengumuman mengenai putusan hakim yang dijatuhkan kepada pelaku

b.jenis-jenis pidana menurut KUHP 2023


Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2023 tentang KUHP, terdapat berbagai jenis hukuman
pidana yang diatur. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Pidana Penjara: Ini adalah hukuman yang melibatkan penahanan pelaku kejahatan di lembaga
pemasyarakatan.

Pidana Tutupan: Pidana ini melibatkan pembatasan kebebasan pelaku dengan membatasi tempat
tinggal atau pergerakannya.

Pidana Pengawasan: Pelaku ditempatkan di bawah pengawasan dan harus mematuhi sejumlah
ketentuan.

Pidana Denda: Pelaku diwajibkan membayar sejumlah uang sebagai hukuman.

Pidana Kerja Sosial: Pelaku melakukan pekerjaan sosial sebagai bentuk hukuman.

Selain itu, UU 1/2023 juga mengatur secara khusus jenis hukuman pidana bagi anak dan
korporasi.Semua ini bertujuan untuk menjaga ketertiban dan keadilan dalam masyarakat.
5.Sejarah pembaharuan hukum pidana dan sumber hukum pidana Indonesia.

Sejarah Hukum Pidana di Indonesia telah mengalami perubahan dan perkembangan yang
signifikan sepanjang masa. Mari kita jelajahi beberapa tahap penting dalam sejarah hukum
pidana Indonesia:

Masa Sebelum Penjajahan:

Sebelum masa penjajahan, Nusantara telah menerapkan norma-norma pidana, termasuk norma
pidana adat. Norma ini berlaku berdasarkan wilayah kekuasaan setiap kerajaan, baik secara
tertulis maupun tidak tertulis. Beberapa kerajaan membukukan dan menerapkan norma pidana
secara turun-menurun, sementara yang lain hanya mengakui norma-norma pidana yang berlaku
di masyarakat1.

Masa Kolonial Belanda:Setelah Belanda datang, Indonesia mengadopsi dualisme hukum. Ini
mencakup Hukum Belanda Kuno (berdasarkan Hukum Romawi) dan Hukum Adat. Hukum
Belanda Kuno diperkenalkan bersamaan dengan kedatangan kapal dagang Belanda di bawah
pimpinan Cornelis de Houtman1.

Kepududukan Jepang:Selama pendudukan Jepang, hukum pidana mengalami perubahan. Jepang


memperkenalkan sistem hukum baru yang memengaruhi hukum pidana di Indonesia.

Kemerdekaan:Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, para pendiri bangsa berusaha
merumuskan hukum pidana nasional yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan bangsa. Pada
tanggal 26 Februari 1946, Wetboek van Strafrecht voor Nederlandsch-Indie (KUHP sebelumnya)
diubah menjadi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)2.

Perubahan Terkini:Saat ini, Indonesia masih menggunakan KUHP yang merupakan peninggalan
kolonial. Namun, UU Nomor 1 Tahun 2023 tentang KUHP (KUHP baru) akan diberlakukan
pada tahun 20261.

Sumber hukum pidana di Indonesia mencakup peraturan perundang-undangan, putusan


pengadilan, dan doktrin hukum. Semua ini berperan dalam membentuk dan mengatur sistem
hukum pidana di negara kita.

Anda mungkin juga menyukai