Nim :220202052
Kelas :HKI 4B
Hukum pidana merujuk pada seperangkat aturan dan norma yang mengatur tindak pidana, yaitu
perbuatan yang dilarang oleh negara dan diancam dengan sanksi pidana. Hukum pidana
bertujuan untuk melindungi masyarakat dari tindakan yang merugikan, melanggar hak asasi, dan
mengancam keamanan.
Istilah “hukum pidana” merupakan terjemahan dari bahasa Belanda “Strafrecht”. “Straf” berarti
pidana, “recht” berarti hukum. Secara harfiah, “straf” berarti hukuman. Jika digabungkan, istilah
ini akan berarti “hukum hukuman”. Namun, karena istilah ini dianggap tidak lazim menurut tata
bahasa, maka digunakan istilah “hukum pidana”.
Hukum Pidana Objektif (Ius Poenale): Merupakan sejumlah peraturan yang mengandung
larangan-larangan dan keharusan-keharusan, di mana terhadap pelanggaran-pelanggaran diancam
dengan hukuman. Bagian ini terdiri dari hukum pidana materil dan hukum pidana formil.
Hukum Pidana Materil: Menentukan siapa yang dapat dipidana, perbuatan-perbuatan yang dapat
dipidana, dan jenis hukuman yang dapat dijatuhkan.
Hukum Pidana Formil: Mengatur prosedur dan mekanisme penegakan hukum pidana.
Hukum Pidana Subjektif (Ius Poeniendi): Merupakan wewenang negara untuk menetapkan
hukuman terhadap pelanggaran hukum pidana.
Menurut Wirjono Prodjodikoro, hukum pidana adalah peraturan hukum mengenai pidana.
Pidana Penjara: Ini adalah hukuman yang melibatkan penahanan pelaku kejahatan di lembaga
pemasyarakatan.
Pidana Tutupan: Pidana ini melibatkan pembatasan kebebasan pelaku dengan membatasi tempat
tinggal atau pergerakannya.
Pidana Pengawasan: Pelaku ditempatkan di bawah pengawasan dan harus mematuhi sejumlah
ketentuan.
Pidana Kerja Sosial: Pelaku melakukan pekerjaan sosial sebagai bentuk hukuman.
Selain itu, UU 1/2023 juga mengatur secara khusus jenis hukuman pidana bagi anak dan
korporasi.Semua ini bertujuan untuk menjaga ketertiban dan keadilan dalam masyarakat.
5.Sejarah pembaharuan hukum pidana dan sumber hukum pidana Indonesia.
Sejarah Hukum Pidana di Indonesia telah mengalami perubahan dan perkembangan yang
signifikan sepanjang masa. Mari kita jelajahi beberapa tahap penting dalam sejarah hukum
pidana Indonesia:
Sebelum masa penjajahan, Nusantara telah menerapkan norma-norma pidana, termasuk norma
pidana adat. Norma ini berlaku berdasarkan wilayah kekuasaan setiap kerajaan, baik secara
tertulis maupun tidak tertulis. Beberapa kerajaan membukukan dan menerapkan norma pidana
secara turun-menurun, sementara yang lain hanya mengakui norma-norma pidana yang berlaku
di masyarakat1.
Masa Kolonial Belanda:Setelah Belanda datang, Indonesia mengadopsi dualisme hukum. Ini
mencakup Hukum Belanda Kuno (berdasarkan Hukum Romawi) dan Hukum Adat. Hukum
Belanda Kuno diperkenalkan bersamaan dengan kedatangan kapal dagang Belanda di bawah
pimpinan Cornelis de Houtman1.
Kemerdekaan:Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, para pendiri bangsa berusaha
merumuskan hukum pidana nasional yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan bangsa. Pada
tanggal 26 Februari 1946, Wetboek van Strafrecht voor Nederlandsch-Indie (KUHP sebelumnya)
diubah menjadi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)2.
Perubahan Terkini:Saat ini, Indonesia masih menggunakan KUHP yang merupakan peninggalan
kolonial. Namun, UU Nomor 1 Tahun 2023 tentang KUHP (KUHP baru) akan diberlakukan
pada tahun 20261.