Waktu tunggu bulan September 202 menit masih lebih tinggi dari standar 130 menit. Dilakukan pengaturan jadwal jaga
dokter spesialis pembaca hasil rontgen sehingga waktu tunggu menjadi turun menjadi 161 menit, terus dilakukan
monitoring untuk tetap meningkatkan kinerja petugas. Pada bulan Oktober turun menjadi 138 menit dan 128 menit di
bulan Pebruari 2017 sudah melampaui target.
Bulan Januari penandaan lokasi operasi pada pasien yang akan dioperasi hanya baru mencapai 43,55%, dilakukan
sosialisasi pentingnya penandaan lokasi operasi dan disediakan spidol khusus. Angka penandaan lokasi operasi neningkat
menjadi 73,75% di bulan Februari namun masih jauh ari standar 100%. Akan terus dilakukan monitoring penandaan lokasi
operasi secara berkala, bulan Nopember meningkat menjadi 90,56%. Bulan Desember 2017 mencapai 90,70%
PLAN DO STUDY ACTION
Meningkatkan Angka Soialisasi dan 1. Struktur Monev dan
marking / penandaan motivasi serta a. Regulasi : SPO ada sosialisasi hasil
sebelum dilakukan penyediaan sarana b. SDM : Ada (Radiografer & Dokter Spesialis monev secara
tindakan operasi
yang dibutuhkan Radiologi) berkala
c. Fasilitas : ada
2. Proses :
DPJP memahami dan melaksanakan
penggunaan penandaan pada lokasi operasi
Masih sering lalai dalam penandaan
3. Outcome :
Berpotensi salah lokasi opresasi.
IAK-5 Angka penulisan resep sesuai formularium
120%
100%
80%
60% Hasil
40% TARGET
20%
0%
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
Angka penulisan resep 77,77%% dibulan Juli, terjadi peningkatan pada bulan Agustus mencapai
87,10%. Dilakukan sosialisasi dan monivasi penulisan sesuai formularium secara rutin kepada DPJP
sehingga mencapai 92,68 % di bulan Nopember.
PLAN DO STUDY ACTION
Meningkatkan Sosialisasi dan 1. Struktur : Formularium ada Monev dan
Angka penulisan motivasi 2. Proses : sosialisasi hasil
resep sesuai Formularium DPJP memahami dan melaksanakan monev secara
formularium penggunaan obat sesuai formularium berkala
CP belum lengkap
3. Outcome :
Terlaksananya pelayanan pasien sesuai
prinsip peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.
Angka Tidak terjadinya kesalahan penyerahan obat
IAK-6 (medication Error) di rawat jalan
100%
100% Hasil
TARGET
100%
SEP OKT NOP DES JAN PEB
Kejadian kesalahan pemberian obat (medication Error) terjadi pada bulan Januari 2016 1 kasus,
bulan Agustus 1 kasus dan bulan Oktober 1 kasus. Namun karena belum tersosialisasi SPO
pelaporan kejadian insiden keselamatan pasien kasus tersebut belum terlaporkan. Ada 3 kasus
pada bulan Januari 2017 dan 5 kasus di bulan Pebruari
PLAN DO STUDY ACTION
Meningkatkan Sosialisasi SPO dan 1. Struktur : Sosialisasi, motivasi,
Angka Tidak motivasi petugas untuk a. Regulasi : ada pencatatan dan monev
terjadinya melaporkan setiap b. SDM : ada kejadian kesalahan
kejadian kesalahan 2. Proses : pemberian obat
kesalahan pemberian obat Ditemukan adanya kesalahan pemberian obat pada
penyerahan obat bulan-bulan sebelumnya (Januari, Agustus dan Optimalisasi Audit Klinis
(medication Error) Oktober 2016) namun belum terlapor.
di rawat jalan 3. Outcome :
Pemahaman terhadap pentingnya pelaporan dan
terlapornya kejadian kesalahan pemberian obat .
Angka kelengkapan assesmen pra anestesi oleh dokter
IAK-7 Anestesi 1 hari sebelum operasi di ruang rawat inap
120%
100%
80%
60% Hasil
40% TARGET
20%
0%
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
Bulan Januari kepatuhan dokter Anestesi melengkapi assesmen pra anastesi sebelum operasi baru mencapai
73,61%, setelah di intervensi dengan mensosialisasikan pentingnya melakukan asesmen pra anastesi terjadi
peningkatan menjadi 86,25% bulan Juli, dan terus meningkat menjadi 86,70% di bulan Desember 2017
2%
Hasil
1% TARGET
0%
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
Bulan September tidak ada laporan reaksi transfusi, dengan mengaktifkan sistem laporan reaksi
dilaporkan meningkat menjadi 0,21% di bulan Oktober , 0,84% di bulan Nopember, 0,47% di bulan
Deember dan 0,45% pada bulan Pebruari 2017 namun masih dibawah standar 2 %.
1% Hasil
TARGET
0%
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
Angka plebitis bulan Juli sangat tinggi yaitu 4,79%, walau terjadi penurunan sampai bulan Sepetember tercapai
0,96% dibawah target 1,5%. Namun terjadi peningkatan kembali di bulan oktober. Dengan dilakukan pencegahan
infeksi sesuai SPO. Pada akhir Desember angka plebitis mencapai 0% dan 0,09% di bulan Pebruari 2017, perlu di
aktifkan surveilans sehingga laporan lebih akurat.
1% Hasil
TARGET
0%
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
Angka mencapai 3,54% di bulan Agustus dan 3,41% di bulan September, setelah dilaksanakan
pencegahan infeksi sesuai SPO terjadi penurunan sampai 0,65% di bulan Desember dan 0,48% di
bulan Pebruari 2017 masih di bawah standar. Perlu dilaktifkan IPCN dalam melakukan surveilans
1% Hasil
TARGET
0%
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
Angka Infeksi Luka Operasi sudah di bawah target 1,5%, namun pencegahan infeksi sesuai
SPO terus ditngkatkan pelaksanaanya.
PLAN DO STUDY ACTION
Menurunkan Melaksanakan 1. Struktur Pemantauan
Angka Infeksi pencegahan a. SDM : ada. angka kuman di
Luka Operasi infeksi sesuai b. Regulasi : ada SPO OK di secara
(ILO) SPO c. Fasilitas : ada berkala
2. Proses
Tidak terjadinya Infeksi Luka Operasi
pada pasien
3. Outcome
Terlaksananya pencegahan kejadian
pasien Infeksi Luka Operasi
IAK-11 Penelitian Dengan Ethical Clearance
150%
100%
Hasil
50% TARGET
0%
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
Bulan Juli ada 2 penelitian, Agustus 1, Oktober 1 dan Desember 3 penelitian dengan
seluruhnya (100%) sudah dengan Ethical Clearance. .
PLAN DO STUDY ACTION
Meningkatkan Melaksanakan 1. Struktur Monev dan
Penelitian penelitian a. SDM : ada.
sosialisasi hasil
dengan Ethical sesuai SPO monev secara
b. Regulasi : ada SPO berkala
Clearance c. Fasilitas : ada
2. Proses
Dilakukan ethical clearance pada setiap
Penelitian
3. Outcome
Hasil penelitian bisa dipertanggung
jawabkan
ILM I Pasien dengan acute myocard infarction (AMI ) diberikan aspirin
dalam 24 jam pasien masuk di rumah sakit (IIL)
120%
100%
80%
60% Hasil
40% TARGET
20%
0%
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
Pemberian Aspirin pada pasien AMI sudah mencapai target, dengan meningkatkan pemahaman dokter IGD tentang
pentingnya pemberian aspirin pada pasien IMA dalam 24 jam. Walaupun masih sering menunggu instruksi dokter
spesialis, dengan monitoring secara ketat dan mengingatkan secara teratur untuk mempertahankan pencapaian
target.
PLAN DO STUDY ACTION
Meningkatkan 1. Melaksanakan 1. Struktur Mengganti Indikator
sosialisasi kepada Regulasi : SPO ada yang masih
Pasien dengan dokter jaga IGD SDM : Ada (dokter jaga IGD / ruangan ) bermasalah
acute myocard dan ruangan Fasilitas : ada
infarction (AMI ) tentang SPO AMI 2. Proses :
tentang DPJP memahami dan melaksanakan penggunaan
diberikan aspirin pemberian Aspirin aspirin pada pasien IMA yg baru masuk RS
dalam 24 jam pada pasien AMI Masih sering pemberian Aspirin masih menunggu
pasien masuk di 2. Melakukan perintah dokter spesialis jantung terlebih dulu
monitoring secara ( setelah pasien dikonsulkan dulu )
rumah sakit (IIL) ketat dan 3. Outcome : target Pasien dengan AMI diberikan aspirin
mengingatkan dalam 24 jam pasien masuk
secara terartur
ILM II Pasien yang mendapatkan infeksi nosokomial dekubitus
grade II
2%
1% Hasil
TARGET
0%
JAN FEB MAR APR JUN JUL AGS AGS SEP OKT NOP DES
Angka mencapai 3,54% di bulan Agustus dan 3,41% di bulan September, setelah dilaksanakan
pencegahan infeksi sesuai SPO terjadi penurunan sampai 0,65% di bulan Desember dan 0,48% di bulan
Pebruari 2017 masih di bawah standar. Perlu dilaktifkan IPCN dalam melakukan surveilans
PLAN DO STUDY ACTION
Menurunkan Melaksanakan 1. Struktur Meningkatkan
Angka Pasien pencegahan a. SDM : ada. surveillance
yang infeksi sesuai b. Regulasi : ada, SPO pencegahan Dikubitus
mendapatkan SPO Infeksi dengan
infeksi c. Fasilitas : ada. mengaktifkan
nosokomial 2. Proses IPCN
dekubitus grade Tidak terjadinya pasien Dikubitus
II 3. Outcome
Terlaksananya pencegahan infeksi RS
ILM III Pasien stroke yang diperiksa untuk mendapatkan pelayanan
rehabilitasi
101%
100%
99% Hasil
TARGET
98%
97%
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
Pelayanan rehabilitasi pada pasien stroke sudah mencapai 90% di bulan September, dengan peningkatan
pemahaman SPO melalui sosialisasi kepada DPJP dapat meningkatkan sampai 94% di bulan Oktober dan
95% dibulan Desember. Bulan Januari dan Pebruari 2017 98%
PLAN DO STUDY ACTION
Meningkatkan Sosialisasi 1. Struktur Lakukan
Pasien stroke kepada seluruh a. SDM : ada. monitoring
yang diperiksa DPJP dan secara ketat dan
perawat di RSUD b. Regulasi : ada SPO
untuk Prov. NTB c. Fasilitas : ada.
mengingatkan
mendapatkan secara terartur
tentang 2. Proses
pelayanan Pelayanan Semua DPJP memahami semua SPO
rehabilitasi Rehabilitasi tentang pelayanan rehabilitasi pada
pada semua semua pasien Stroke
pasien stroke Masih ada pasien stroke yang diperiksa
yang diperiksa. oleh DPJP belum mendapatkan pelayanan
rehabilitasi
3. Outcome
Rendahnya angka capaian pasien stroke
yang mendapatkan pelayanan rehabilitasi
ILM IV Pasien asma anak yang menerima kortikosteroid selama
perawatan di rumah sakit
120%
100%
80%
60% Hasil
40% TARGET
20%
0%
JAN FEB MAR APR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
Pemberian Kortikosteroid pada pasien asma anak sudah mencapai target di bulan September,
dengan peningkatan pemahaman SPO melalui sosialisasi kepada DPJP dapat mempertahankan
pencapaian target
100% 75.40
% 80%
80%
60%
Hasil
40% TARGET
20%
0%
2016
75,40% staf RS yang puas terhadap pembagian jasa pelayanan setiap tanggal 15 setiap
bulannya. Ketidak puasan ini terkait dengan sering tidak tepat waktu pembagian jasa
pelayanan.
PLAN DO STUDY ACTION
Meningkatkan Sosialisasi sistem 1. STRUKTUR 1. Pengembangan
Tingkat kepuasan pembagian jasa a. Regulasi ada kompetensi TIM
pelayanan b. SDM ada
staf RS dalam c. Fasilitas ada
pembagian jasa 2. PROSES
pelayanan setiap Terlaksananya pelayanan pasien sesuai standar
monev dan revisi sistem distribusi JP
tanggal 15 setiap 3. OUTCOME
bulannya Terwujudnya kepuasan staf RS dalam
pembagian Jasa Pelayanan
IAM-8 Angka Pencapaian Target Pendapatan RS
200%
150%
100% Hasil
50% TARGET
0%
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
Pencapaian pendapatan RS sudah melampaui target yang telah ditetapkan setiap bulan, pada bulan
September mencapai 115,29%, menurun pada bulan Oktober (91,84%), meningkat pada bulan Nopember
dan Desember. Pada bulan Januari 2017 baru mencapai 68,07% dan 115,62% bulan Pebruari 2017
Bulan September tidak ada penandaan lokasi operasi pada pasien yang akan dioperasi, dilakukan sosialisasi pentingnya
penandaan lokasi operasi dan disediakan spidol khusus. Angka penandaan lokasi operasi neningkat menjadi 20% namun
masih jauh ari standar 100%. Akan terus dilakukan monitoring penandaan lokasi operasi secara berkala, bulan Nopember
meningkat menjadi 28%. Dan bulan Pebruari 2017 mencapai 73,75%
Masih rendahnya kepatuhan cuci tangan dokter di ruang rawat inap baru mencapai 30%
di bulan September, pelaksanaan SPO cuci tangan meningkatkan kepatuhan .