Staf Pengajar Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako
Tulisan kecil ini disampaikan dalam
Pelatihan Dasar Jurnalistik Angkatan IV Lembaga Pers Mahasiswa “MAHASWARA” Fakultas Pertanian Universitas Tadulako 11 Mei 2007 Mengurai arti feature
Cerita feature adalah artikel yang kreatif, kadang-
kadang subjektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan atau aspek kehidupan (Seandainya Saya Wartawan Tempo, 1997). Jadi feature adalah berita kisah yang harus mengalir, enak dibaca, memberikan hiburan dan bermakna tapi bukan straight news. Misalnya;
Nama saya Buyung. Tidak seorang pun pernah
menanyai tentang asal usul ketika saya mengamen. Cita-cita saya hanya satu, menjadi penyanyi, nggak usah terkenal tapi didengar. Saya tak pernah sekolah, saya tak bisa membaca dan menulis, tapi kalau ngitung-ngitung bisa. Ayah saya kuli bangunan di Medan. Empat tahun lalu saya lari ke Jakarta (Bocah-Bocah Turun ke Jalan, Tempo, 6 Mei 1989). Apa saja sih unsur-unsur feature ? Kreatifitas: wartawan “menciptakan” sebuah cerita tapi bukan fiktif dan tetap menganut 5W + 1H. Subjektivitas: Sang wartawan boleh memasukkan sedikit/banyak subjektivitasnya tapi jangan berlebihan. Ini berkaitan dengan perasaan, pikiran atau pengalaman sang wartawan supaya tulisan menjadi hidup dan menggirahkan. Informatif: memberikan banyak manfaat kepada banyak pembaca tentang situasi/aspek kehidupan yang mungkin diabaikan dalam surat kabar harian. Lanjutan;
Menghibur: tulisan bisa memberikan hal-hal yang
baru dan segar sehingga pembaca terhibur. Artinya laporannya bisa lebih mendalam dan esklusif. Awet: bisa disimpan dan bertahan berhari-hari, minggu atau bulanan. Panjangnya: sekitar tiga folio atau ringkas dan tidak bicara kesana kemari tetap bersandar pada patokan bahan tulisannya. Contohnya;
Berbekal peluit, lelaki setengah abad itu memulai
aktivitasnya. Ia bukan wasit apalagi polisi. Tapi setiap hari, ia mengatur arus lalu lintas agar tidak macet. Seragamnya adalah pakaian kusam yang melekat ditubuhnya. Entah sudah berapa lama, Pak Kisno menjadi polisi cepe’. Jenis – Jenis Feature
Human interest: mengutamakan segi kemanusiaan, seperti
haru, benci, suka dll. Historical: menyangkut peristiwa-peritiwa bersejarah, seperti HUT RI, Hardiknas, dll. Biographical and personality: tentang riwayat hidup atau kepribadian seseorang. Travel: menuturkan suatu perjalanan yang memikat. Tips: mengurai tentang proses sesuatu atau bagaimana. Scientific: berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Bagaimana menulis feature ?
Buatlah alinea pendek, karena paragraf atau
alinea yang panjang membuat pembaca segan bahkan malas membaca. Tulislah singkat dan sederhana, jangan membuat pembaca tersesat dan bingung sehingga si penulis gagal berkomunikasi. Tetap fokus dalam memilih angle atau segi yang baik, sehingga dihasilkan feature yang berkualitas. Buatlah outline agar feature yang akan ditulis tidak kacau balau aturannya dan semakin terarah. Contoh
Sambil membentangkan koran, Adnan Ismail
menatap televisi di sudut ruang kerjanya. Layar gelas berukuran 14 inci itu tengah menayangkan siaran pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa SMP. Program pada Rabu pagi, dua pekan lalu, itu dikemas dalam bentuk dialog. Ada juga drama. Sesekali tampil pembawa acara perempuan. Kemudian muncul gambar materi yang sedang dibahas. Sebuah program yang cukup menarik. Tak monoton layaknya pelajaran di kelas (Ketika Guru Ditukar Televisi, Tempo, 3 September 2006). Mengail dengan lead
Lead ringkasan: berisi ringkasan berita yang menarik dan
kuat. Contoh: Membuat mobil kotak sabun tidak gampang bagi Turino, 11, yang lumpuh selama lima tahun. Lead bercerita: menarik pembaca dan membenamkannya. Contoh: Batu besar menengadah mengancam sekitar 60 m di bawah, ketika Amir berjuntai di ujung tambang pada lereng curam, sementara angin kencang bertiup sebelah utara puncak Bawakaraeng Lanjutan;
Lead deskriptif: menciptakan gambaran dalam
pikiran pembaca Contoh: Mata yang coklat dan dingin itu makin mengecil seperti sipit, ketika mengamati sebuah wajah. Ia seolah-olah menembus tempat tersembunyinya kebohongan. Itulah mata seorang polisi. Lead Kutipan: ringkasan ungkapan dari seseorang. Contoh: “Tidak ada tekanan ketika saya menentukan susunan kabinet,” tegas Susilo Bambang Yudhoyono. Lanjutan;
Lead Pertanyaan: menantang rasa ingin tahu pembaca.
Contoh: Adakah cara efektif mengatasi osteoporosis ? Lead menuding langsung: ketika reporter berhubungan langsung dengan pembaca. Contoh: Anda kira, Anda warga negara yang taat pada hukum. Mungkin, tapi anda melanggar hukum beberapa kali. Lead Penggoda: mengelabui pembaca dengan bergurau. Contoh: Ia memiliki 200 kaki, seribu jari kaki, seratus hidung dan beberapa terompet. Lanjutan;
Lead nyentrik: memikat dan informatif tapi tidak
puitis. Contoh: Naik-naik minyak goreng, tinggi-tinggi sekali, kiri-kanan kulihat saja banyak orang yang ngantri. Lead gabungan: gabungan dari dua atau tiga lead dengan mengambil unsur-unsur terbaiknya saja. Contoh: “Saya tidak pernah mencuri uang rakyat sesenpun,” kata Walikota Nyoman Sugriwa berteriak sambil menyeka air mata dan keringat dikeningnya. Catatan:
Achmad Herman, 19760213 200312 1 004.
Meraih gelar sarjana dalam bidang Jurnalistik di Universitas Hasanuddin, 2000 dengan predikat terbaik. Menyelesaikan master dalam bidang Ilmu Politik (Konsentrasi: Komunikasi Politik), Universitas Gadjah Mada, 2003. Pernah menjadi Wakil Ketua Pers Mahasiswa UNHAS. Pernah magang di Tabloid Bola, Jakarta. Pernah menjadi wartawan salah satu media cetak di Makassar dan freelance beberapa media cetak di Jakarta termasuk Hai Soccer. Saat ini, selain menjadi staf pengajar di Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UNTAD juga dipercaya untuk menjadi Pemimpin Redaksi Media Kampus WAHANA TADULAKO Univ. Tadulako.