Anda di halaman 1dari 11

Lanjutn kerja dinamis

dr suzan fhitriana pakpaham M.Kes


Kerja Otot Statis dan Dinamis. Keluhan Muskuloskeletal

• Untuk bisa mencapai efisiensi dan produktivitas


kerja yang optimal serta memberikan rasa nyaman
pada saat bekerja bisa dilakukan dengan cara : a.
Menghindarkan sikap tubuh yang tidak alamiah. b.
Mengusahakan agar beban statis sekecil mungkin. c.
Membuat dan menentukan kriteria serta ukuran baku
tentang sarana kerja meja, kursi, dll. yang sesuai
dengan antropometri pemakainya. d. Mengupayakan
agar sebisa mungkin pekerjaan dilakukan dengan
sikap duduk atau kombinasi duduk dan berdiri.
Kerja Otot Statis dan Dinamis.

Pada kerja otot dinamis, kerutan dan pengenduran suatu otot


terjadi silih berganti sedangkan pada kerja otot statis suatu
otot menetap berkontraksi untuk suatu periode waktu secara
kontinyu. Untuk kerja otot dinamis, energi kerja adalah hasil
perkalian diantara selisih panjang otot sebelum dan pada
keadaan maksimum kontraksi dengan besarnya kekuatan.
Pada pekerjaan statis, panjang otot tetap dan seolah-olah
tidak kelihatan kerja luar sehingga energi tidak bisa
diperhitungkan dari besarnya kekuatan Suma’mur, 1984.
Dalam kehidupan sehari-hari, selalu terjadi aneka ragam
kegiatan otot statis
Pengenduran adalah kesempatan bagi darah untuk masuk dalam
otot. Jelaslah bahwa otot yang berkontraksi dinamis memperoleh
glukosa dan oksigen sehingga kaya akan tenaga dan sisa-sisa
metabolisme akan segera dibuang. Otot –otot yang berkontraksi
statis tidak mendapat glukosa dan oksigen dari darah sehingga
harus menggunakan cadangan yang ada. Sisa metabolisme tidak
bisa diangkut keluar tubuh melainkan tertimbun. Hal inilah yang
menyebabkan rasa nyeri pada otot. Rasa nyeri ini memaksa untuk
menghentikan kerja otot statis. Sebaliknya kerja otot dinamis
dengan irama yang tepat dapat bertahan lama, berkelanjutan
tanpa kelelahan otot Almatsier, 2002.
Keluhan Muskuloskeletal
Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada
bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh
seseorang mulai dari keluhan sangat ringan
sampai keluhan sangat sakit. Apabila otot
menerima beban statis secara berulang-ulang dan
dalam waktu yang lama, akan dapat
amenyebabkan keluhan berupa kerusakan pada
sendi, ligamen, tendon. 
• Keluhan inilah yang disebut denga keluhan muskuloskeletal atau
muskuloskeletal Disorders MSDs atau cidera pada sistem
muskuloskeletal. Secara garis besar, keluhan pada otot dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. keluhan sementara reversible, yaitu
keluhan otot yang terjadi pada saat otot menerima beban statis . Namun,
keluhan tersebut akan segera hilang apabila pembebanan dihentikan. 2.
keluhan menetap persistent, yaitu keluhan otot yang bersifat menetap.
Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan , namun rasa sakit pada otot
terus berlanjut. Keluhan otot skeletal pada umumnya terjadi karena
kontraksi otot yang berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu
berat dengan waktu pembebanan yang panjang. Keluhan otot
kemungkinan tidak terjadi apabila kontraksi otot hanya berkisar antara 15-
20 dari kekuatan otot maksimum. Namun apabila kontraksi otot melebihi
20, maka peredaran darah dari otot berkurang menurut tingkat kontraksi
yang dipengaruhi oleh besarnya tenaga yang diperlukan. Sehingga suplai
oksigen ke otot menurun, proses metabolisme karbohidrat terhambat dan
sebagai akibatnya terjadi penimbunan asam laktat yang menyebabkan
timbulnya rasa nyeri pada otot
Konsep Posisi Kerja
Definisi Posisi kerja adalah postur yang dibentuk
secara alamiah oleh tubuh pekerja yang berinteraksi
dengan kebiasaan kerja maupun fasilitas yang
digunakan dalam sebuah pekerjaan.
Dengan demikian rancangan sebuah posisi kerja dan
fasilitas kerja yang ergonomis perlu di sediakan untuk
mencegah keluhan penyakit akibat posisi kerja serta
memberikan kenyamanan dan dapat meningkatkan
produktivitas dalam bekerja (Siska dan Teza, 2012).
Posisi Kerja Normal
Definisi Posisi kerja yang ergonomis adalah
posisi kerja yang baik. Ergonomi sendiri adalah
penyerasian antara pekerja, jenis pekerjaan, dan
lingkungan. Lebih jauh lagi ergonomi adalah
ilmu tentang hubungan di antara manusia, mesin
yang digunakan, dan lingkungan kerjanya
(Agustin, 2013).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan
dengan sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan, yaitu :
1) Semua pekerjaan hendaknya dilakukan dalam sikap
duduk atau sikap berdiri secara bergantian.
2) Semua sikap tubuh yang tidak alami harus
dihindarkan. Seandainya hal ini tidak memungkinkan,
hendaknya diusahakan agar beban statis diperkecil.
3) Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa,
sehingga tidak membebani melainkan dapat
memberikan relaksasi pada otot yang tidak digunakan
untuk bekerja dan tidak menimbulkan penekanan pada
bagian paha (Agustin, 2013).
Analisa Postur Tubuh Rapid Entire Body
Assessment (REBA)
adalah sebuah metode yang dapat digunakan serta
dikembangkan dalam bidang ergonomi untuk
menilai posisi kerja secara keseluruhan pada tubuh
yaitu leher, punggung, lengan, pergelangan tangan
dan kaki seorang operator. Yang mempengaruhi
metode ini adalah faktor coupling, tubuh yang
memopang beban eksternal serta aktivitas pekerja
(Atamney, 2000 dalam Hutomo, et al. 2013).
Sekian

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai