Kerja Otot Statis dan Dinamis. Keluhan Muskuloskeletal
• Untuk bisa mencapai efisiensi dan produktivitas
kerja yang optimal serta memberikan rasa nyaman pada saat bekerja bisa dilakukan dengan cara : a. Menghindarkan sikap tubuh yang tidak alamiah. b. Mengusahakan agar beban statis sekecil mungkin. c. Membuat dan menentukan kriteria serta ukuran baku tentang sarana kerja meja, kursi, dll. yang sesuai dengan antropometri pemakainya. d. Mengupayakan agar sebisa mungkin pekerjaan dilakukan dengan sikap duduk atau kombinasi duduk dan berdiri. Kerja Otot Statis dan Dinamis.
Pada kerja otot dinamis, kerutan dan pengenduran suatu otot
terjadi silih berganti sedangkan pada kerja otot statis suatu otot menetap berkontraksi untuk suatu periode waktu secara kontinyu. Untuk kerja otot dinamis, energi kerja adalah hasil perkalian diantara selisih panjang otot sebelum dan pada keadaan maksimum kontraksi dengan besarnya kekuatan. Pada pekerjaan statis, panjang otot tetap dan seolah-olah tidak kelihatan kerja luar sehingga energi tidak bisa diperhitungkan dari besarnya kekuatan Suma’mur, 1984. Dalam kehidupan sehari-hari, selalu terjadi aneka ragam kegiatan otot statis Pengenduran adalah kesempatan bagi darah untuk masuk dalam otot. Jelaslah bahwa otot yang berkontraksi dinamis memperoleh glukosa dan oksigen sehingga kaya akan tenaga dan sisa-sisa metabolisme akan segera dibuang. Otot –otot yang berkontraksi statis tidak mendapat glukosa dan oksigen dari darah sehingga harus menggunakan cadangan yang ada. Sisa metabolisme tidak bisa diangkut keluar tubuh melainkan tertimbun. Hal inilah yang menyebabkan rasa nyeri pada otot. Rasa nyeri ini memaksa untuk menghentikan kerja otot statis. Sebaliknya kerja otot dinamis dengan irama yang tepat dapat bertahan lama, berkelanjutan tanpa kelelahan otot Almatsier, 2002. Keluhan Muskuloskeletal Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai keluhan sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang-ulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat amenyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen, tendon. • Keluhan inilah yang disebut denga keluhan muskuloskeletal atau muskuloskeletal Disorders MSDs atau cidera pada sistem muskuloskeletal. Secara garis besar, keluhan pada otot dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. keluhan sementara reversible, yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot menerima beban statis . Namun, keluhan tersebut akan segera hilang apabila pembebanan dihentikan. 2. keluhan menetap persistent, yaitu keluhan otot yang bersifat menetap. Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan , namun rasa sakit pada otot terus berlanjut. Keluhan otot skeletal pada umumnya terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan waktu pembebanan yang panjang. Keluhan otot kemungkinan tidak terjadi apabila kontraksi otot hanya berkisar antara 15- 20 dari kekuatan otot maksimum. Namun apabila kontraksi otot melebihi 20, maka peredaran darah dari otot berkurang menurut tingkat kontraksi yang dipengaruhi oleh besarnya tenaga yang diperlukan. Sehingga suplai oksigen ke otot menurun, proses metabolisme karbohidrat terhambat dan sebagai akibatnya terjadi penimbunan asam laktat yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri pada otot Konsep Posisi Kerja Definisi Posisi kerja adalah postur yang dibentuk secara alamiah oleh tubuh pekerja yang berinteraksi dengan kebiasaan kerja maupun fasilitas yang digunakan dalam sebuah pekerjaan. Dengan demikian rancangan sebuah posisi kerja dan fasilitas kerja yang ergonomis perlu di sediakan untuk mencegah keluhan penyakit akibat posisi kerja serta memberikan kenyamanan dan dapat meningkatkan produktivitas dalam bekerja (Siska dan Teza, 2012). Posisi Kerja Normal Definisi Posisi kerja yang ergonomis adalah posisi kerja yang baik. Ergonomi sendiri adalah penyerasian antara pekerja, jenis pekerjaan, dan lingkungan. Lebih jauh lagi ergonomi adalah ilmu tentang hubungan di antara manusia, mesin yang digunakan, dan lingkungan kerjanya (Agustin, 2013). Ada beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan, yaitu : 1) Semua pekerjaan hendaknya dilakukan dalam sikap duduk atau sikap berdiri secara bergantian. 2) Semua sikap tubuh yang tidak alami harus dihindarkan. Seandainya hal ini tidak memungkinkan, hendaknya diusahakan agar beban statis diperkecil. 3) Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak membebani melainkan dapat memberikan relaksasi pada otot yang tidak digunakan untuk bekerja dan tidak menimbulkan penekanan pada bagian paha (Agustin, 2013). Analisa Postur Tubuh Rapid Entire Body Assessment (REBA) adalah sebuah metode yang dapat digunakan serta dikembangkan dalam bidang ergonomi untuk menilai posisi kerja secara keseluruhan pada tubuh yaitu leher, punggung, lengan, pergelangan tangan dan kaki seorang operator. Yang mempengaruhi metode ini adalah faktor coupling, tubuh yang memopang beban eksternal serta aktivitas pekerja (Atamney, 2000 dalam Hutomo, et al. 2013). Sekian