Anda di halaman 1dari 66

REAKSI FISI DAN FUSI

ANGGOTA KELOMPOK
01 DANIEL ANUGERAH 04 DANIEL ANUGERAH

SHERLY ANITA NINGSIH


02 05 MUHAMMAD AFIF RIZIEQ

SITI TANIA PUTRI ANDAYANI


03 06
Fisi Nuklir
Fisi nuklir merupakan reaksi nuklir yang melibatkan
pemecahan inti atom yang relatif berat menjadi lebih inti
yang lebih ringan. Sejumlah energi akan menjadi hasil
dari proses fusi nuklir. Biasanya, fisi nuklir dapat terjadi
akibat induksi partikel eksternal seperti neutron. Dengan
kata lain, kita semacam “memaksa” agar inti atom
menjadi bersifat tidak stabil akibat adanya tambahan
neutron di dalam inti. Hasil utama dari fisi nuklir ialah
inti atom yang lebih ringan, energi, dan neutron.
Kita dapat menyebut suatu material yang dapat mengalami fisi nuklir sebagai 
fissile material. Beberapa contohnya ialah U-233 (Uranium-233), U-235, dan Pu-239
(Plutonium). Reaksi sederhana dari fisi nuklir dapat kita contohkan melalui U-235
Bisa kita lihat bahwa pada mulanya, neutron menumbuk U-235 dengan kecepatan tertentu. Hasilnya
ialah U-236 yang bersifat tidak stabil. Berdasarkan konsep peluruhan radioaktif, inti atom yang bersifat
tidak stabil akan berusaha untuk untuk menjadi stabil. Dalam kasus ini, inti U-236 terbelah menjadi Ba-
144 (Barium-144) dan Kr-89 (Kripton-89) serta menghasilkan tiga buah neutron dan sinar gamma. Tiga
neutron tersebut dapat memicu pembelahan pada inti U-235 yang lainnya sehingga terjadilah reaksi
berantai. Apabila jumlah neutron tidak terkendali, maka akan terjadi reaksi terus menerus hingga
menghasilkan energi yang sangat besar. Hal ini menjadi konsep dasar dari cara kerja bom atom. Dalam
reaktor nuklir, batang kendali menjadi pengendali reaksi berantai tersebut karena berfungsi untuk
menyerap sebagian neutron yang muncul. Maka dari itu, energi hasil fisi nuklir dapat terkendali dengan
baik untuk kepeentingan pembangkit listrik.
Fusi Nuklir
Fusi nuklir merupakan proses penggabungan inti
atom ringan menjadi inti atom yang lebih berat.
Proses ini melibatkan pelepasan energi dalam
jumlah yang besar. Reaksi fusi terjadi di dalam
suatu kondisi materi yang disebut dengan
plasma. Sebagai informasi tambahan, plasma
merupakan wujud materi berupa kumpulan gas
panas yang sudah terionisasi sempurna. Plasma
terdiri dari muatan positif berupa inti atom serta
muatan negatif berupa elektron..
Salah satu syarat agar dapat terjadinya reaksi fusi ialah temperatur yang sangat tinggi.
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa 2 muatan yang sama jenis akan saling tolak menolak
dan ini terjadi pada inti atom di dalam plasma. Temperatur yang tinggi mampu memberikan
energi yang besar bagi inti atom untuk dapat melawan gaya tolakkan (gaya Coulomb) akibat
kesamaan muatan. Selain itu, plasma harus berada di dalam sebuah “tempat yang kecil”
(confined space) agar memiliki tekanan yang tinggi. Hal ini bertujuan untuk memperbesar
peluang terjadinya fusi bagi inti atom.
Sebuah contoh sederhana dari reaksi fusi adalah
penggabungan deuterium (H-2) dan tritium (H-3).
.
•Bisa kita lihat bahwa dua inti atom isotop hidrogen yaitu deuterium dan tritium mengalami fusi. Hasilnya
ialah satu inti atom helium, satu neutron serta sinar gamma. Perbedaan massa antara inti atom helium +
neutron serta deuterium + tritium mengakibatkan energi yang muncul dalam bentuk sinar gamma.

•Sampai saat ini, reaksi fusi yang dapat bertahan dalam waktu yang lama hanya terjadi di dalam inti
bintang seperti Matahari kita. Bintang memenuhi syarat untuk melangsungkan reaksi fusi seperti
temperatur yang tinggi serta tekanan yang sangat besar di bagian intinya. Selain itu, jumlah inti atom
hidrogen yang sangat melimpah menjadikan bintang “begitu mudah” dalam melangsungkan reaksi fusi di
dalam intinya.
.
PENGUKURAN RADIOAKTIF
Radioaktivitas atau radioaktif mengacu pada
partikel yang dipancarkan dari inti sebagai
akibat dari ketidakstabilan nuklir. Karena inti
atom mengalami konflik yang intens antara
dua gaya terkuat di alam, maka tidak
mengherankan jika terdapat banyak isotop
nuklir yang tidak stabil dan mengeluarkan
semacam radiasi.
Radioaktif pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh
ilmuwan Prancis, Henri Becquerel, saat bekerja dengan bahan
berpendar. Bahan-bahan ini bersinar dalam gelap setelah
terpapar cahaya, dan dia menduga bahwa pancaran yang
dihasilkan dalam tabung sinar katoda oleh sinar-X mungkin
terkait dengan pendar. Becquerel membungkus pelat foto
dengan kertas hitam dan menempatkan berbagai garam
berpendar di atasnya. Semua hasil negatif sampai dia
menggunakan garam uranium. Garam uranium menyebabkan
plat menghitam meskipun plat tersebut dibungkus dengan
kertas hitam. Radiasi ini diberi nama “Becquerel Rays”
PENGERTIAN WAKTU PARUH PELURUHAN
RADIOAKTIF ANTI ATOM :
Proses peluruhan radioaktif akan terus berlangsung hingga dihasilkan inti atom
yang stabil. Jumlah inti dan aktifitas pancaran zat radioaktif berkurang setiap saat.

Walaupun terus berkurang, namun selalu bersisa. Aktifitas pancaran zat radioaktif
ada;ah banyaknya inti atom zat radioaktof yang meluruh setiap satuan waktu.
Rumus laju peluruhan inti radioaktif aktifitas radioaktif

Laju peluruhan inti radioaktif disebut sebagai aktovotas radioaktif yang besarnya dapat
dirumuskan dengan menggunakan persamaan berikut:

dN/dt=-λ N
Laju = (peluruhan/detik)
Λ = konstatnta peluruhan

Satuan Notasi Aktivitas Radioaktif

Besaran AN diketahui sebagai aktivita radioaktif dan disimbolkan dengan R

Satuan untuk R dalam SI dinyatakan dalam becquerel (Bq). Dimana


1Bq = 1 peluruhan/detik.

Pada kenyataannya aktivitas radioaktif adalah sangat tinggi. Sehingga digunaka satuan lain,
yaitu curie (Ci) dimana
1 Ci = 2,70 x 1010 Bq.
Contoh Soal Perhitungan Waktu Paruh Zat Radioaktif Inti Atom.

Jika Tetapan atau konstanta peluruhan zat radioaktif adalah 6,93 x10-5 Bq. Setela 200 detik
aktivitas pancarannya menjadi x 106 Bq. Hitunglah aktivitasa awal atau mula mula zat
radioaktif tersebut.
Diketahui
λ = 6,93 x10-3
T = 200 s
R = 4 x 106 Bq
Ro=..

Rumus Menentukan Aktivitas Awal Zat Radioaktif


T1/2=T= (In2)/ λ
T = 0,693/λ dan
R = R0 (1/2) t/T
T= (0, 693) / (6, 93 X 10 ^ - 3)
T=100 detik
substitusikan ke persamaa kedua
R = R0(1/2)t/T
4 x 10 ^ 6 = R0(1/2) (200/100)
R0 = 16 X 10 ^ 6Bq
Jadi aktivitas zat radioaktif adalah 16 * 10 ^ 6 Bq
REAKSI INTI
Pengertian Reaksi Inti
Tumbukan antara partikel (proyektil) berenergi
tinggi dan inti akanmengubah struktur inti menjadi
struktur baru yang berbeda dengan inti
semulasambil mengeluarkan partikel (ejektil).
Reaksi seperti ini dinamakan reaksiinti (nuclear
reaction)"dan perubahan yang terjadi dinamakan
perubahan intiatau transmutasi inti.
 Notasi bethe (Notasi Reaksi Inti) untuk menggambarkan reaksi diatas adalah:


Contoh:
Persamaan reaksi inti:

maka notasi bethe untuk reaksi inti tersebut adalah


2. Hamburan inelastic
5.REAKSI NUKLIR KHUSUS.
DAMPAK BIOLOGIS DARI RADIASI
EFEK RADIASI
TERHADAP MANUSIA
29
30
RADIASI
energi yang dipancarkan dalam bentuk
partikel atau gelombang

~ massa Radiasi Gel. radio,


elektro- gel. mikro,
magnetik: inframerah,
radiasi yang cahaya
tidak tampak,

Radiasi
memiliki sinar-X, sinar
massa gamma dan
sinar kosmik.

Radiasi
partikel:
radiasi partikel
berupa alfa, beta,
partikel
yang dan
memiliki neutron
massa
31
RADIASI Radiasi
~ muatan listrik
pengion: sinar-X, sinar
radiasi yang gamma, sinar
dapat kosmik, serta

RADIASI
menimbulkan partikel beta,
ionisasi  alfa dan
radiasi neutron
atom/nuklir

Radiasi non- Gel. radio,


pengion: gel. mikro,
radiasi yang inframerah,
tidak dapat cahaya
menimbulkan tampak dan
ionisasi. ultraviolet
32
Sistem Biologi Tubuh Manusia

• beberapa organ dan jaringan yang


Sistem
Organ
membentuk suatu sistem terintegrasi

• kumpulan beberapa jaringan


Organ

• kumpulan jenis sel mempunyai


Jaringan struktur & fungsi yang sama

• unit fungsional terkecil yang dapat


Sel menjalani fungsi hidup secara lengkap
33
SEL (genetik & somatik)

◦ Sitoplasma organel sel yang mengatur


fungsi metabolisme
◦ Nukleus mengandung kromosom
sebagai pusat kontrol informasi genetik

Keduanya dilindungi oleh membran sel


yang berfungsi sebagai media komunikasi
dan transportasi bahan makanan

34
Interaksi Radiasi dengan
Materi Biologik
1. Eksitasi/ionisasi (10-15 detik)
2. Fisikokimia (10-10 detik)  ion radikal
3. Reaksi kimia (10-5 detik)  radikal bebas
(induksi)
4. Reaksi biokimia  kerusakan pada DNA
5. Respon biologi  efek biologi

35
INTERAKSI RADIASI DENGAN SEL
Ionisasi

Kerusakan DNA

Modifikasi proses perbaikan


Ekspresi gen
perbaikan tidak sempurna

Kematian sel aberasi mutasi perbaikan


“aktif” kromosom sempurna

sel mati sel tetap hidup

36
Efek radiasi pada kromosom
(aberasi kromosom)
• potongan dari lengan kromosom tanpa sentromer
Fragmen asentrik • Aberasi kromosom stabil (delesi)  sel akan mati

• kromosom berbentuk cincin dengan satu sentromer


Cincin (ring) • Aberasi kromosom tidak stabil  sel tetap hidup dan
melakukan pembelahan

• kromosom dengan dua sentromer


Disentrik • Aberasi kromosom tidak stabil  sel tetap hidup dan
melakukan pembelahan

• perpindahan fragmen antar lengan kromosom


Translokasi • Aberasi kromosom stabil  sel akan mati

37
KLASIFIKASI EFEK RADIASI

• Efek genetik: efek radiasi yg dirasakan oleh keturunan dari


individu yang terkena paparan radiasi
Jenis
sel
• Efek somatik: efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang
Dosis radiasi terkena paparan radiasi

• Efek deterministik (non stokastik): jika dosis yang diterima di


atas dosis ambang. Peluang 0% atau 100%
• Efek stokastik: tidak ada dosis ambang  dapat membunuh
atau mengubah sel (somatik kanker; genetik efek genetik)

• Efek segera: kerusakan yg secara klinik sudah dapat teramati


pada individu yang terkena paparan radiasi dalam waktu
(somatik)
Waktu

singkat epilasi (rontok rambut), eritema (kulit memerah), luka


bakar
• Efek tertunda: efek radiasi yang terjadi dalamkurun watu yang
lama (bulan/tahun)  katarak dan kanker
KLASIFIKASI EFEK RADIASI

Sumber
radiasi
• Eksterna :paparan radiasi yang diterima dari luar tubuh
• Interna : paparan radiasi yang diterima dari dalam tubuh

• Langsung: penyerapan energi dari e- langsung terjadi pada molekul


Interakksi
radiasi

organik dalam sel yang mempunyai arti biologi penting (DNA)


• Tidak langsung: terlebih dahulu terjadi interaksi radiasi dengan
molekul air dalam sel

• Lokal: paparan radiasi yang diterima oleh sebagian tubuh


Wadistribusi
penyinaran

• Seluruh tubuh (SRA): sekumpulan sindrom klinik yang


terjadi dalam waktu beberapa detik sampai 3 hari setelah
paparan radiasi pengion akut pada seluruh tubuh dengan
dosis relatif tinggi (> 1 Gy)
EFEK RADIASI PADA SEL TUBUH

40
Efek Radiasi terhadap Sel
Ionisasi

Kerusakan DNA

Modifikasi Proses Perbaikan


ekspresi gen
Perbaikan tidak sempurna

Kematian sel Aberasi kromosom Mutasi Perbaikan


“aktif” sempurna

Sel mati Sel tetap hidup

41
Klasifikasi Efek Radiasi (lanjutan)

Sel terpapar radiasi

Perbaikan secara enzimatis

Sel mati Sel hidup

Disfungsi organ Sel normal Sel abnormal

Efek deterministik Efek stokastik

Efek segera Efek tertunda

Eritema; Sterilitas; Katarak; Kanker;


Retardasi mental Efek pewarisan

42
Efek Radiasi Akut
(Radiation Sickness)
- Mual, muntah, sakit kepala,erythema
(stlh 24 jam)
- Sakit perut, demam (2-3 hari)
- Diare, dehidrasi (minggu ke 2)
- Rambut rontok, lesu, demam, perarahan (minggu
ke 3)
- Jika gejala diatas semakin parah dpt timbul
perdarahan hebat yg menyebabkan kematian (4-6
minggu setlh radiasi)
43
Victim of Chernobyl

a. Five-year-old Alec Zhloba from a town in Belarus is suffering from leukemia. Some 70 percent of the
fallout from the 1986 Chernobyl disaster fell on Belarus.
b. These children live in a village not far from the Chernobyl nuclear plant. Four years after the 1986
Chernobyl accident, these children are suffering intestinal problems from exposure to radiation

44
Aberasi kromosom dan dosimeter biologi

 Digunakan secara luas sebagai biomarker akibat


paparan radiasi berlebih
 Pengamatan dilakukan terhadap sel darah limfosit pada analisa sitogenetik
 Frekuensi aberasi kromosom (disentrik & cincin) menggambarkan dosis
radiasi yang diterima
 Rentang dosis: 0,5 Gy – 8 Gy
 Frekuensi disentrik menurun dengan bertambahnya waktu (tidak stabil)
 Analisa dilakukan dalam waktu 24 jam -30 hari pasca paparan radiasi

45
Efek Stokastik
pada Turunan Individu terpapar
 Target :sel reproduktif  efek pewarisan
 Tidak ada bukti konklusif pada manusia
 Hewan :bervariasi  buta warna,
kelainan metabolisme minor sampai
serius (kematian) dan retardasi mental
 Koefisien peluang pada pekerja radiasi :
0,8 x 10-2 /Sv

46
Efek Deterministik pada Kulit

Efe
2–3 Gy  eritema awal dalam 6-24 jam utk 2-3 hari; eritema

k st
7 – 10 hari utk beberapa minggu

oka
stik
3-8 Gy  eritema dan epilasi; deskuamasi kering

k an:
(pengelupasan kulit) 3-6 minggu

k er
kuli
12-20 Gy  blister (deskuamasi basah) dalam 4-6 minggu;

t
lceration (tukak/borok)

> 20 Gy  nekrosis (kematian jaringan ) dalam10


minggu;atropi dalam bulanan-tahunan

> 50 Gy  nekrosis lebih singkat (~ 3 minggu)


47
Efek Deterministik pada
Sistem Pembentukan Darah
 Sel darah berasal dari sel stem sumsum tulang
 eritrosit (sdm)
 lekosit (sdp)  granulosit dan limfosit
 trombosit (platelet)

 Dosis 0,5 Gy  penurunan segera komponen darah


 limfosit menurun dalam beberapa jam
 trombosit & granulosit dalam beberapa hari – minggu
 eritrosit menurun lambat dalam beberapa minggu

 Kematian terjadi akibat dari infeksi dan hemorrhage


 Efek stokastik: leukimia dan kanker sel darah merah

48
Efek Radiasi pada Mata
 Paling sensitif  lensa mata  katarak
 Dosis 0,5 Gy  kekeruhan lensa yang teramati
 Semakin tinggi dosis  semakin singkat masa laten
 Dosis 2–10 Gy  katarak dalam 6 bulan - 35 tahun

49
Efek Radiasi pada Organ Reproduksi
Testis
Perubahan jumlah sperma dan waktu pulih
Dosis 0,15 Gy : oligospermia
Dosis < 1 Gy : steril beberapa bulan
Dosis 1 – 3 Gy : steril 1 – 2 tahun
ICRP 60 : 3,5 - 6 Gy (dosis ambang sterilitas
permanen)
Ovarium
Bergantung usia:  usia  dosis
Dosis 0,65 Gy : steril sementara
Dosis 5 – 7 Gy : steril pada usia 40-an
Dosis 12 – 15 Gy : steril pada usia 20-an
ICRP 60: 2,5 – 6 Gy (dosis ambang sterilitas)
Efek deterministik: sterilitas
50
Efek Radiasi pada Janin
 Bergantung Periode kehamilan:
1. Preimplantasi & implantasi (minggu 0 – 2)
 kematian janin (0,05 – 0,1 Gy)
2. Organogenesis (minggu 2 – 7)
 malformasi organ, kematian neonatal,
kanker masa anak-anak
3. Tahap Fetus (minggu 8 – 40)
 retardasi mental, kanker pada masa anak-anak

 Dosis ambang retardasi mental (penurunan IQ):


 0,1 Gy pd minggu 8 – 15 dan
0,4 -0,6 Gy pd minggu 6 – 25
51
Efek Genetik-Somatik
 Efek genetik: Efek radiasi yang dirasakan oleh keturunan dari orang
yang menerima paparan radiasi  somatik jika akibat radiasi
dirasakan langsung oleh orang yang menerima radiasi
 Efek non stokastik: efek yang kualitas keparahannya bervariasi
menurut dosis dan hanya timbul jika dosis ambang dilampaui
 Efek non stokastik meliputi beberapa efek somatik: luka bakar,
sterilitas, katarak, kelainan kongenital  efek genetik adalah efek
stokastik sedangkan efek somatik dapat stokastik (leukimia dan
kanker) maupun non stokastik
 Ciri efek non stokastik:
 Mempunyai dosis ambang
 Umumnya timbul beberapa saat setelah radiasi
 Adanya penyembuhan spontan yang tergantung keparahannya
 Keparahannya tergantung dosis radiasi
52
Efek Stokastik Deterministik
 Efek stokastik: efek yang kebolehjadian timbulnya
merupakan fungsi dosis radiasi dan diperkirakan tidak
mengenal dosis ambang yang meliputi kanker, leukimia
(efek somatik) dan penyakit keturunan (efek genetik)
 Efek deterministik dapat terjadi akibat masuknya
radionuklida ke dalam tubuh. Penyebabnya: ledakan IN
atau bom nuklir dan kesalahan dalam pengobatan atau
penelitian

 Ciri efek stokastik:


 Tidak mengenal dosis ambang
 Tiimbul setelah melalui masa tenang yang lama
 Keparahannya tidak tergantung pada dosis radiasi
 Tidak ada penyembuhan spontan 53
PROSES SEL TERPAPAR RADIASI

Perbaikan
secara
enzimatis

sel
sel mati
hidup

sel sel disfungs


abnormal normal i organ

efek efek
stokastik deterministik

terjadi pada probabilitas keparahan umumnya terjadi pada


tanpa dosis ada masa individu ada dosis
bergantung bergantung tanpa masa individu
ambang laten terpapar &
dosis ambang dosis laten terpapa
turunannya

54
SINDROMA PRODROAL
SEBAGAI TAHAP INISIAL SRA
Tingkat SRA dan perkiraan dosis akut radiasi pada seluruh tubuh (Gy)
Simptom
rendah (1-2) sedang (2-4) parah (4-6) sangat parah (6-8) letal (>8 Gy)
Limfosit (G/L, 0.8 – 1.5 0.5 – 0.8 0.3 – 0.5 0.1 – 0.3 0.0 – 0.1
hari 3-6)
Granulosit (G/L) > 2.0 1.5 – 2.0 1.0 – 1.5 ≤ 0.5 ≤ 0.1
Diare tidak ada tidak ada jarang hari 6-9 hari 4-5
Epilasi tidak ada sedang pada sedang pada total pada hari > 11 total pada hari >
hari > 15 hari > 11-21 10
Masa laten 21-35 18-28 8-18 <7 tidak ada
(hari)

Tindakan tidak perlu disarankan hanya tindajkan


perlu dirawat sangat perlu dirawat
medis dirawat untuk dirawat simtompatik

55
Sindroma Radiasi Akut (SRA)

Sindroma Radiasi Akut (SRA): sekumpulan sindrom klinik


yang terjadi dalam waktu beberapa detik sampai 3 hari setelah
paparan radiasi pengion akut pada seluruh tubuh dengan dosis
relatif tinggi (> 1 Gy)
Sindroma sistem pembentukan darah (hematopoietic
syndrome)
Sindroma sistem pencernaan (gastrointestinal
syndrome)
Sindroma sistem syaraf pusat (central nervous
system syndrome)
56
SINDROMA SISTEM HEMATOPOITIK
(SISTEM PEMBENTUKAN DARAH)
 DOSIS AMBANG SINDROMA : 1 GY
 S. PRODROMAL : MUAL, MUNTAH, LETIH,
PUSING, HILANG NAFSU MAKAN DAN DIARE
 3 HARI
 MASA LATEN : 2 – 3 MINGGU
 EFEK SISTEMIK: PENURUNAN JUMLAH SEL
DARAH
 DOSIS AMBANG KEMATIAN : 3 GY DALAM 3
MINGGU
 INFEKSI DAN HEMORRHAGE

 PENURUNAN SEL STEM SUMSUM TULANG


(SAMPAI 8 GY)
57
Sindroma Gastrointestinal (sistem
pencernaan)

 Dosis ambang sindrom: 5 Gy


 Sindroma Prodromal: demam, diare parah + darah,
kram perut
 Masa laten : 3 – 5 hari
 Efek sistemik: kerusakan sel stem & lapisan
mukosa usus halus
 Dosis ambang kematian: 10 Gy dalam
3 hari – 2 minggu

58
Sindroma Sistem Syaraf Pusat

 Dosis ambang sindroma : 20 Gy


 Sindroma Prodromal: hilang keseimbangan,
susah bernafas, tremor dan koma
 Masa laten : 15 menit – 3 jam
 Efek sistemik: kerusakan parah sistem syaraf
dan cardiovascular
Dosis ambang kematian : 50 Gy dalam < 3 hari

59
KONTAMINASI INTERNA

Masuk tubuh Distribusi


Penyerapan Pengeluaran
melalui jalan dalam tubuh
dalam darah dari tubuh
masuk : dan akumulasi
atau getah melalui urin
Inhalasi, Ingesi pada organ
bening dan feses
dan Kulit target

60
Sumber Pemaparan Radiasi Mengion :
- Industri tabung sinar katoda
- Pembangkit tenaga nuklir
- Pertambangan
- Rumah sakit (kedokteran gigi, umum,
radiologi, laboratorium)
- Lembaga penelitian
- Pertanian
- dsb.

61
Pengendalian
- Isolasi peralatan dan daerah radiasi dg
penyekatan
- Maksimalisasi jarak, menjauhkan TK dari
sumber radiasi
- Membatasi waktu pemajanan
- Pemasangan pagar, label dan tanda
peringatan bhy radiasi
- Penggunaan APD(pakaian, kaca mata,
dsb.)
- Pelatihan dan pengawasan
- Emergency preparadness, kesiap-siagaan
jika terjadi keadaan darurat

62
Alpha ----> sangat kecil/tidak ada
Beta ----> kecil
Sinar X ---->
besar
Sinar gamma ----> besar

Neutron ----> besar

63
Detektor Sintilasi

Detektor Surface
Barrier

Detektor Isian Gas

Berbagai Jenis detektor radiasi


64
65
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai