Anda di halaman 1dari 64

MEDICAL IMAGING

PHYSICS OF RADIOGRAPHY
FISIKA RADIOGRAFI

Dosen Pengampu : Sabar, M.Si


Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB
OUTLINE
Pendahuluan

Ionisasi

Bentuk-bentuk Radiasi Pengion

Ciri dan Sifat-sifat Radiasi Ionisasi

Pelemahan Radiasi Elektromagnetik

Dosimetri Radiasi

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 02


PENDAHULUAN &
IONISASI
Introduction & Ionization

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 03


PENDAHULUAN

Penemuan sinar-X Wilhelm Conrad Röntgen Radiasi


(1895) ( 1845 – 1923) (Simbol Radiasi)

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 04


IONISASI
Ionisasi adalah pelepasan elektron dari suatu atom, menghasilkan sebuah elektron bebas dan ion.
Radiasi yang membawa energi cukup untuk mengionisasi atom disebut radiasi ionisasi.

RADIASI

Istilah "radiasi" mencakup berbagai fenomena fisik, termasuk cahaya terlihat, sinar-X, sinar
gamma, dan balok elektron. Sebagai contoh, cahaya terlihat, sinar-X, sinar gamma, dan balok
elektron semuanya merupakan contoh radiasi.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 05


RADIASI IONISASI
• Bentuk-bentuk radiasi : sinar-x, gelombang gamma, cahaya
tampak, berkas elektron
• Radiasi yang mampu mengeluarkan elektron dari atom
• Radiografi proyeksi dan tomografi komputer: bergantung
pada transmisi radiasi pengion ke seluruh tubuh.
• Jaringan dan organ yang berbeda melemahkan intensitas
pancaran radiasi pengion secara berbeda.
• Radiografi proyeksi dan tomografi komputer adalah
modalitas pencitraan anatomi.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 06


STRUKTUR ATOM
Konsep struktur atom saat ini didasarkan pada gambaran mekanika kuantum atom (dari tahun 1920-
an), yang berasal dari model Bohr atom hidrogen (pada tahun 1913).

• Sebuah atom terdiri dari inti proton dan neutron, yang


bersama-sama disebut nukleon, dikelilingi oleh elektron
yang berputar.
• Nomor atom Z sama dengan jumlah proton dalam inti dan
menentukan unsur tersebut.
• Nomor massa A: jumlah nukleon dalam inti

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 07


Nukleida mengacu pada kombinasi unik proton dan neutron yang membentuk inti
Nukleida yang tidak stabil disebut radionuklida, dan atomnya bersifat radioaktif

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 08


• Elektron yang mengorbit inti disusun dalam orbit (kulit
KLMN).
• Elektron dibatasi pada keadaan kuantum tertentu dalam
setiap kulit.
• Jumlah maksimum elektron per kulit diberikan oleh 2n²,
dengan n adalah nomor kulit (K=1,... N=4).
• Atom berada dalam keadaan dasar ketika elektron berada
pada kulit orbital terendah dan dalam keadaan kuantum
energi terendah dalam setiap kulit.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 09


ENERGI PENGIKATAN ELEKTRON
Fakta energi yang
mengikat:
1. tergantung pada
elemennya,
• Elektron terikat dalam atom dinilai lebih baik daripada bebas. 2. bergantung pada kulit
• Energi pengikatan elektron ditentukan dalam satuan elektron volt tempat elektron berada.
(eV). 3. berkurang seiring
• eV sama dengan energi kinetik yang diperoleh elektron ketika bertambahnya jumlah
dipercepat pada potensial satu volt. 1 eV = 1,6x10-12 erg = 1,6 x10- cangkang
19 J

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 10


IONISASI DAN EKSITASI
Jika radiasi (partikulat atau EM) mentransfer energi ke elektron yang mengorbit yang sama
dengan atau lebih besar dari energi ikat elektron tersebut, maka elektron tersebut akan
dikeluarkan dari atom.

• Atom bermuatan positif dan


elektron yang dikeluarkan adalah
disebut pasangan ion.
• Radiasi dengan energi lebih besar
dari 13,6 eV dianggap pengion.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 11


IONISASI DAN EKSITASI
• Radiasi ionisasi yang digunakan dalam pencitraan medis memiliki energi berkisar antara 25 keV
hingga 500 keV.
• Eksitasi: Jika energi radiasi lebih kecil dari energi ikat elektron, maka elektron tereksitasi dan
diangkat ke tingkat energi yang lebih tinggi (ke orbit yang lebih terluar) tetapi tidak terlontar.
• Baik dalam eksitasi maupun ionisasi, kulit elektron mempunyai “lubang” yang harus diisi untuk
mengembalikan atom ke energi yang lebih rendah.
• Pengisian lubang-lubang ini terdiri dari sumber radiasi sekunder penting yang disebut radiasi
karakteristik.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 12


CONTOH SOAL IONISASI DAN EKSITASI

Misalkan sebuah elektron dipercepat dalam ruang hampa dari katoda yang dipanaskan pada potensial
dasar ke anoda pada 120 kV (DC).
Jika anoda terbuat dari tungsten, berapa jumlah rata-rata atom tungsten maksimum yang dapat
terionisasi?

Jawaban:
Elektron akan memiliki energi kinetik sama dengan 120 keV setelah mencapai anoda (ingat definisi
eV). • Energi pengikatan rata-rata tungsten adalah 4 keV. Jumlah maksimum atom tungsten yang
dapat terionisasi rata-rata adalah 120 KeV4/keV = 30.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 13


BENTUK-BENTUK RADIASI IONISASI
Partikulat (proton, neutron, atau elektron). Elektromagnetik

Radiasi pengion partikulat


Jika partikel mempunyai energi kinetik yang cukup untuk mengionisasi atom. Dalam radiografi
proyeksi kami hanya mempertimbangkan elektron.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 14


RADIASI PARTIKULAT
Setiap partikel subatomik (yaitu, proton, neutron, atau elektron) dapat dianggap sebagai radiasi
pengion jika memiliki energi kinetik yang cukup untuk mengionisasi atom. • Dalam menghitung
energi kinetik partikel-partikel ini, efek relativistik tidak dapat diabaikan karena partikel sering
bergerak pada fraksi yang signifikan dari kecepatan cahaya. • Ketika partikel mendekati kecepatan
cahaya, massa relativistiknya meningkat, yang secara signifikan meningkatkan energi kinetiknya di
atasnya yang secara signifikan meningkatkan energi kinetiknya di atas itu akan dihitung
menggunakan perkiraan kecepatan rendah yang biasa.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 15


BENTUK-BENTUK
RADIASI PENGION
Forms of Ionizing Radiation

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 16


BENTUK-BENTUK RADIASI PENGION
Radiasi pengion (ionizing radiation), radiasi yang memiliki energi yang cukup tinggi untuk
melepaskan elektron dari atom, membentuk ion. Berbagai bentuk radiasi pengion dapat dibagi
menjadi 2 kategori (Radiasi Partikulat, Radiasi Elektromagnetik)

RADIASI PARTIKULAT
Radiasi partikulat merujuk pada radiasi yang terdiri dari partikel-partikel bermuatan atau tak
bermuatan yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Partikel-partikel ini dapat memiliki massa
dan muatan listrik, dan mereka dapat memengaruhi atau berinteraksi dengan materi yang
mereka temui. Beberapa contoh radiasi partikulat meliputi partikel alfa, partikel beta, dan
neutron. Berikut adalah penjelasan singkat tentang ketiga jenis radiasi partikulat tersebut:

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 17


• Partikel Alfa (α): Partikel alfa terdiri dari dua proton dan dua neutron, membentuk inti helium
yang stabil. Partikel ini memiliki muatan positif dan massa yang relatif besar. Karena massa
yang besar, partikel alfa memiliki daya tembus yang lebih rendah dan dapat diserap dengan
mudah oleh materi seperti kertas atau kulit manusia.
• Partikel Beta (β): Partikel beta terdiri dari elektron (β-) atau positron (β+). Elektron memiliki
muatan negatif, sementara positron memiliki muatan positif. Partikel beta memiliki massa yang
lebih kecil dibandingkan partikel alfa dan dapat menembus materi yang lebih tebal. Elektron
biasanya dihasilkan selama peluruhan nuklir, sementara positron dapat dihasilkan dalam
beberapa reaksi nuklir.
• Neutron: Partikel subatomik yang tidak memiliki muatan listrik (netral). Neutron dapat
menembus materi dengan mudah karena tidak terpengaruh oleh medan listrik. Mereka sering
digunakan dalam eksperimen fisika nuklir dan dalam berbagai aplikasi, termasuk pencitraan
tomografi neutron.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 18


RADIASI ELEKTROMAGNETIK
Radiasi elektromagnetik adalah bentuk energi yang terdiri dari gelombang-gelombang
elektromagnetik yang merambat melalui ruang hampa udara atau media lainnya. Gelombang
elektromagnetik terdiri dari medan listrik dan medan magnetik yang berinteraksi satu sama lain
secara saling tegak lurus dan bergerak sepanjang suatu garis yang disebut sebagai arah propagasi.

Spektrum elektromagnetik mencakup berbagai jenis radiasi dengan frekuensi dan panjang
gelombang yang berbeda. Radiasi elektromagnetik dapat dikelompokkan menjadi berbagai
kategori, termasuk:

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 19


RADIASI ELEKTROMAGNETIK
• Sinar Gamma: Radiasi elektromagnetik dengan frekuensi tertinggi dan energi paling
tinggi. Sinar gamma sering dihasilkan selama peluruhan radioaktif atau dalam proses
nuklir tertentu.

• Sinar-X (X-rays): Radiasi dengan frekuensi yang lebih rendah daripada sinar gamma,
tetapi masih memiliki energi yang cukup tinggi. Sinar-X digunakan dalam bidang medis
untuk pencitraan diagnostik dan dalam industri untuk inspeksi material.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 20


• Ultraviolet (UV): Radiasi elektromagnetik di atas spektrum cahaya tampak dan sebelum sinar-X.
Sinar UV dapat ditemukan dalam sinar matahari dan digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk
sterilisasi dan pembuat fluoresensi.
• Cahaya Tampak: Ini adalah bagian dari spektrum elektromagnetik yang dapat dilihat oleh mata
manusia. Panjang gelombang cahaya tampak bervariasi dari merah (panjang gelombang yang
lebih panjang) hingga ungu (panjang gelombang yang lebih pendek).
• Inframerah (IR): Radiasi elektromagnetik dengan frekuensi di bawah cahaya tampak. Sinar IR
digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk pemanasan dan penginderaan suhu.
• Gelombang Radio: Radiasi elektromagnetik dengan frekuensi yang lebih rendah, termasuk
gelombang radio AM, FM, dan mikro.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 21


CIRI DAN SIFAT-SIFAT
RADIASI IONISASI
Nature and Properties of Ionizing Radiation

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 22


Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 23
KATEGORI INTERAKSI

1 2
I nter aksi U tam a E lek tr on E n ergetik I nter aksi Utama Radiasi
E lektr omagnetik

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 24


INTERAKSI UTAMA
ELEKTRON ENERGETIK
Attenuation of Electromagnetic Radiation

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 25


INTERAKSI UTAMA
ELEKTRON ENERGETIK
Elektron dan positron adalah satu-satunya partikel yang berdampak langsung pada pembentukan
gambar medis. Elektron energik berinteraksi dan mentransfer energi ke medium penyerap melalui dua
mode:

1 2
Tra n sfe r t u m b u k an Tran sfer rad i a t if

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 26


TRANSFER TUMBUKAN
Dalam transfer tumbukan, sebagian kecil dari energi kinetik elektron ditransfer ke elektron lain di medium target
dengan yang bertabrakan. Saat atom yang terpengaruh kembali ke keadaan aslinya, radiasi inframerah
dihasilkan, menghasilkan panas di medium target. jalur elektron insiden mungkin dialihkan sebagai hasil dari
tumbukan, dan tumbukan maupun radiatif, dapat terjadi selanjutnya, hingga energi kinetik elektron insiden
habis.

Transfer radiatif
Dalam transfer radiatif, interaksi elektron energik dengan atom menghasilkan sinar-x. sejumlah besar energi
dapat ditransfer ke elektron yang terkena, menciptakan elektron energik baru, yang membentuk jalur ionisasi
disebut sinar delta, dan serangkaian transfer energi tumbukan dan radiatif baru.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 27


Transfer radiatif
transfer radiatif bisa terjadi dalam dua cara:

1 2
radiasi karakteristik radias i bremsstrahlung

Dalam radiasi karakteristik, elektron insiden bertabrakan Radiasi bremsstrahlung (Bahasa jerman untuk “radiasi
dengan elektron K-shell, mengionisasi atom, dan pengereman”) adalah interaksi elektron energik dengan
sementara meninggalkan lubang di shell tersebut. inti atom, Saat elektron mendekati inti, muatan positif
Lubang K-shell kemudian diisi oleh elektron dari L- dari inti menarik elektron, menyebabkannya
shell, M-shell, atau N-shell. Karena energi ikatan membengkok, seolah-olah akan masuk ke orbit di sekitar
elektron K-shell lebih tinggi daripada L-, M-, atau N- inti. Saat elektron melambat di sekitar inti, ia kehilangan
shell, ada kehilangan energi saat elektron mengisi lubang energi dalam bentuk foton EM, yang terdiri dari radiasi
atau kekosongan K-shell. Kehilangan energi yang bremsstrahlung. Intensitas radiasi bremsstrahlung
dialami oleh elektron shell luar menciptakan foton EM. meningkat dengan energi elektron insiden dan nomor
atom atom dengan yang berinteraksi

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 28


Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 29
SINAR-X
Sinar-x disebut sinar-x karakteristik. Energi foton sinar-x karakteristik sama
persis dengan perbedaan energi ikatan elektron antara dua shell. Karena
energi ikatan elektron ini ditentukan oleh atom tertentu dan transisi oleh
fisika kuantum. Radiasi bremsstrahlung adalah sumber utama sinar-x dari
tabung sinar-x. Sinar-x karakteristik hanya dapat dihasilkan jika elektron
insiden memiliki energi yang cukup untuk mengejek elektron inner-shell.
Spektrum bremsstrahlung, yang disebut spektrum kontinu, memiliki energi
tertinggi yang sama dengan potensial anoda-ke-katoda. Energi sinar-x yang
diproduksi oleh interaksi karakteristik dan bremsstrahlung berbeda dalam
karakter, Pada energi yang lebih rendah, radiasi bremsstrahlung masih
diproduksi, tetapi diserap oleh anoda itu sendiri, sehingga spektrum menjadi
nol. Ketika elektron energik mengebom target, dua jenis sinar-x diproduksi:
sinar-x karakteristik dan sinar-x bremsstrahlung.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 30


INTERAKSI UTAMA
RADIASI ELEKTROMAGNETIK
Attenuation of Electromagnetic Radiation

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 31


INTERAKSI UTAMA
ELEKTRON ENERGETIK
Radiasi ionisasi EM berinteraksi dengan materi melalui mekanisme yang sangat berbeda
dibandingkan dengan radiasi ionisasi partikel.Karena sebuah foton harus memiliki setidaknya 1.02
MeV energi agar produksi pasangan dapat terjadi dan karena rentang energi foton dalam pencitraan
medis adalah sekitar 25–500 keV,
Ada tiga mekanisme utama dimana radiasi ionisasi EM berinteraksi dengan material:

1 2 3
e fek f o t o e l ek tr i k h am b u ran C o m p to n p a i r p r o d u ct i o n

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 32


EFEK FOTOELEKTRIK
efek fotoelektrik, sebuah foton dengan energi hν berinteraksi dengan medan coulomb dari inti atom, menyebabkan pelepasan elektron,
biasanya elektron K-shell, dari atom. Foton yang datang sepenuhnya diserap oleh atom, dan elektron yang terlepas, disebut
fotoelektron, bergerak menjauh dengan energi tersebut.Atom yang tersisa sekarang menjadi ion, memiliki lubang, biasanya di K-shell,
yang harus diisi. Lubang tersebut diisi oleh transisi elektron dari orbit yang lebih tinggi, yang menghasilkan radiasi karakteristik.
Kadang sinar-x karakteristik mentransfer energinya ke elektron orbit luar, disebut elektron Auger, yang dilepaskan dari atom, disertai
dengan penyesuaian ulang orbit elektron yang tersisa.

HAMBURAN COMPTON
hamburan Compton, sebuah foton dengan energi hν melepaskan elektron valensi (elektron cangkang luar), menghasilkan
elektron baru yang energik yang disebut elektron Compton. Akibat interaksi ini, foton yang datang kehilangan energi (ke
elektron Compton) dan mengubah arahnya. Energi dari foton yang terpencar, yang disebut foton Compton, Kita melihat bahwa
jumlah energi yang tersisa dengan foton Compton tergantung pada sudut pantulan. Semakin foton tersebut dipantulkan,
semakin banyak energi yang hilang.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 33


Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 34
PELUANG INTERAKSI EM
faktor-faktor yang membuat peristiwa fotoelektrik dan Compton lebih mungkin terjadi. contoh apakah timbal menjadi
pelindung sinar-x yang baik sementara plastik tidak; apakah timbal akan melindungi foton energi tinggi lebih baik
daripada foton energi rendah. hamburan Compton merugikan pencitraan karena menyebabkan foton menyimpang dari
jalur lurus. sinar-x yang meminimalkan efek hamburan Compton untuk menggambarkan pasien.
yang membuat efek fotoelektrik:
• banyak proton (bermuatan positif) di inti.
• Peluang peristiwa fotoelektrik terkait dengan nomor atom Z atom.
• Peluang peristiwa fotoelektrik sebanding dengan 𝑍eff
• energi foton yang datang.
• foton energi tinggi lebih menembus, mereka melewati lebih jauh ke dalam objek sebelum diserap, peluang peristiwa
fotoelektriksebanding dengan 1/(ℎ𝑣)3. Prob fotoelektrik

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 35


PELUANG INTERAKSI EM

rumus Klein Nishina, yang memprediksi bahwa peluang peristiwa Compton umumnya menurun dengan
meningkatnya energi. Namun, penurunan ini sangat bertahap, terjadi di atas energi tertinggi yang menarik
dalam pencitraan diagnostik. Selama rentang energi penting dalam pencitraan sinar-x, peluangnya cukup
konstan. Sebagai kesimpulan, kita menyimpulkan bahwa Prob peristiwa fotoelektrik ∝ ED. Karena peristiwa
fotoelektrik dan Compton mempengaruhi gambar diagnostik,maka frekuensi relatif terjadinya kedua peristiwa
ini dalam jaringan tubuh.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 36


PELUANG INTERAKSI EM

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 37


PELEMAHAN RADIASI
ELEKTROMAGNETIK
Attenuation of Electromagnetic Radiation

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 38


PELEMAHAN RADIASI ELEKTROMAGNETIK
• Atenuasi adalah proses yang menggambarkan hilangnya kekuatan
pancaran radiasi EM.
• Atenuasi yang bergantung pada jaringan adalah mekanisme utama yang
menciptakan kontras dalam modalitas radiografi.
• Pada Bab 5, kita akan menyertakan aspek statistik dengan cara yang
sangat alami, saat kita mempelajari noise dalam radiografi proyeksi.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 39


UKURAN KEKUATAN SINAR X-RAY
• Dalam radiografi, kita umumnya memperhatikan semburan
sinar-X yang singkat, yang juga disebut sinar-X-ray.
• Pengukuran kekuatan sinar x-ray juga digunakan dalam
memperkirakan efek biologis (yang meruginakan) dari radiasi
pengion.
• Hal ini sangat penting karena radiasi pengion berpotensi
berbahaya.
• pada dosis tinggi, dapat menyebabkan luka bakar atau
pembentukan katarak.
• Bahkan pada dosis rendah, hal ini dapat meningkatkan risiko
kanker.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 40


• Secara Konseptual, Ukuran yang paling sederhana dari kekuatan
semburan sinar-x hanyalah jumlah foton N dlam seburan tersebut.
• Juga penting untuk mempertimbangkan area dimana foton-foton ini
disebarkan.
• Oleh karena itu , didefinisikan fluence foton φ sebagai jumlah foton N
per satuan luas A sebagai berikut

• kadang-kadang penting untuk memperhitungkan waktu, karena


pengukuran dapat dilakukan dalam selang waktu ∆t yang tetap.
• Dengan demikian, laju fluensi foton φ didefinisikan sebagi berikut

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 41


• Mungkin menarik untuk mengetahui berapa banyak energi
yang dibawa oleh semburan dan dapat tersimpan ke dalam
material jika diserap seluruhnya.
• Jika setiap foton dalam ledakan mempunyai energi yang sama
ℎ𝜈—yaitu, berkas bersifat monoenergi—maka energi total
ledakannya adalah cukup 𝑁ℎ𝜈.
• Kami mendefinisikan fluence energi dan laju fluence energi
sebagai berikut:

• dan

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 42


• Laju fluence energi juga dikenal sebagai intensitas sinar x, dan
sering diberi symbol I.
• , (4.17)
• Dimana
• Intensitas memiliki satuan energi per satuan luas per satuan
waktu.
• Dalam pecintraan sinar-x, pancaran foton selalu bersifat
polienergi, karena muncul terutama dari bremsstrahlung.
• Pada prinsipnya, jika hanya jumlah foton yang penting, laju
fluensi foto masih dapat digunakan sebagi ukuran kekuatan.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 43


• Spektrum sinar-x S(E) adalah kerapatan garis per satuan luas
per satuan waktu.
• Energi di mana S(E) besar, memiliki jumlah foton sinar-x yang
lebih besar per satuan energi.
• Karena integral dari kerapatan garis menghasilkan jumlah
garis, dari spektrum menghasilkan laju fluensi foton
• Kuantitas yang tidak bergantung pada energi
• Selanjutnya, dengan analogi pada (4.17), adalah wajar untuk
intensitas sumber polienergi sebagai

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 44


Geometri

Dua gepmetri yang dapat digunakan untuk mempelajari pelemahan:


(a) narrow beam geometry dan (b) broad beam geometry.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 45


Narrow Beam, Monoenergetic Photons
• Geometri yang digambarkan disebut geometri berkas sempit
karena berkas foton tidak lebih lebar dari pada detector yang
digunakan untuk mendeteksi atau menghitung foton.
• Namun, dengan adanya lempengan, sebgaian foton akan
diserap di dalam lempengan oleh efek fotolistrik, dan foton
lainnya akan dibelokkan menjauhi detektor oleh peristiwa
Compton.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 46


Narrow Beam, Monoenergetic Photons
• Secara keseluruhan, jumlah detector N’ akan lebih kecil dari
pada N, yang meurpakan karakteristik utama atenuasi.
• Misalkan n foton “hilang” dalam percobaan diatas.
• Asalkan ∆x kecil, kita akan mengharapkan bahwa
penggandaan ∆x harus menggandakan n, dan penggandaan N
juga harus menggandakan n.
• Dengan kata lain, n sebanding dengan N dan ∆x, atau
• di mana adalah konstanta proporsionalitas yang disebut
koefisien atenuasi linier.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 47


Narrow Beam, Monoenergetic Photons
• Perubahan jumlah foton pada saat interaksi dengan lempengan
adalah .
• Membiarkan lempengan menjadi semakin tipis dan
memperlakukan N sebagai besaran kontinu akan menghasilkan
persamaan diferensial yang dapat diintegrasikan untuk
menghasilkan
• Di mana adalah jumlah foton pada
• Persamaan ini dapat disebut sebagai hukum atenuasi foton
fundamental.
• Perlu dicatat bahwa dalam kasus monoenergetic, hukum ini
juga dapat dituliskan dalam bentuk intensitas sebagai

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 48


Narrow Beam, Monoenergetic Photons

• Berapa ketebalan bahan tertentu yang akan melemahkan foto


yang dating? Ketebalan ini, disebut (HVL) half value layer,

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 49


Narrow Beam, Polyenergetic Photons
• Dalam kasus sinar sempit, foton (dengan energi apa pun) adalah
diserap seluruhnya atau dihamburkan jauh dari detektor.
• Oleh karena itu, kita dapat mempertimbangkan prinsip-prinsip
atenuasi dalam balok sempit, kasus polienergetik sama dengan di
kasus monoenergetik, kecuali bahwa mereka terjadi pada setiap
energi secara mandiri.
• Secara umum, koefisien atenuasi linier berbeda untuk bahan
yang berbeda, dan juga bervariasi sebagai fungsi energi untuk
bahan yang sama.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 50


Narrow Beam, Polyenergetic Photons

• Plot yang menunjukkan hubungan ini untuk tulang, otot, dan lemak adalah diberikan pada
Gambar 4.8.
• Plot ini menunjukkan bahwa tulang lebih melemahkan daripada otot, yang pada gilirannya
lebih melemahkan daripada lemak.
• Plot ini juga menunjukkan bahwa sinar-x mengalami pelemahan yang lebih sedikit pada energi
yang lebih tinggi-yaitu, mereka lebih menembus pada energi yang lebih tinggi energi.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 51


broad beam geometry
• Sekarang perhatikan geometri balok lebar pada Gambar
4.7(b), yang harus dibandingkan dengan geometri balok
sempit pada Gambar 4.7(a).
• Pada (b), berkas sinar-x tujuh kali lebih lebar dan
memiliki 7N foton foton (angka 7 digunakan di sini
untuk tujuan ilustrasi).
• Ketika lempengan dilepas, detektor, yang memiliki lebar
yang sama seperti pada (a), hanya akan mendeteksi N
foton, karena sisanya foton yang tersisa melewatkan
detektor.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 52


broad beam geometry
• Sekarang perhatikan geometri balok lebar pada Gambar
4.7(b), yang harus dibandingkan dengan geometri balok
sempit pada Gambar 4.7(a).
• Pada (b), berkas sinar-x tujuh kali lebih lebar dan
memiliki 7N foton foton (angka 7 digunakan di sini
untuk tujuan ilustrasi).
• Ketika lempengan dilepas, detektor, yang memiliki lebar
yang sama seperti pada (a), hanya akan mendeteksi N
foton, karena sisanya foton yang tersisa melewatkan
detektor.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 53


broad beam geometry
• Ketika lempengan berada di tempatnya, foton yang
sebelumnya diarahkan ke detektor mungkin diserap oleh
interaksi fotolistrik atau dihamburkan oleh peristiwa
Compton-seperti halnya pada kasus the narrow beam case.
• Namun, ada kemungkinan tambahan di sini: foton dari luar
geometri garis pandang detektor mungkin dihamburkan ke
arah detektor oleh interaksi Compton.
• Dengan demikian, dalam kasus berkas luas, lebih banyak
foton umumnya terdeteksi daripada yang diprediksi oleh
berkas sempit monoenergetik. analisis.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 54


DOSIMETRI
RADIASI
Dosimetry Radiation

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 60


DOSIS RADIASI
Studi tentang gundukan radiasi yang menghasilkan efek biologis
yang merugikan.

Eksposur (X)
Jumlah pasangan ion yang dihasilkan dalam volume udara
tertentu oleh radiasi EM (coulomb per kilogram udara). Dalam
pencitraan medis, satuannya adalah Roentgen (R=2,58x10-4
C/kg).

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 56


DOSIMETRI RADIASI
Rad (D)
Satuan dosis serap (penyerapan 100 erg per gram bahan.
Gray (Gy): Satuan SI untuk dosis serap Gy = 1 J/kg = 100 rad.

Kerma (K) Ukuran jumlah energi per satuan massa yang diberikan langsung ke elektron dalam suatu
material.

Transfer Energi Linier (LET) Ukuran energi yang ditransfer oleh radiasi ke material yang dilaluinya
per satuan panjang. th.

Ionisasi spesifik (SI) Jumlah pasangan ion yang terbentuk per satuan panjang.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 57


FAKTOR F
• Tentukan hubungan antara paparan dan dosis terhadap individu di bidang radiasi. Untuk udara 1
R = 0,87 rad. Untuk material lain D = fX dimana f adalah f = 0,87 (μ/ρ) material (μ/ρ)udara

• μ adalah koefisien atenuasi linier dan p adalah kerapatan massa, dan u /p adalah koefisien
atenuasi massa.

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 58


MASS ATTENUATION COEFFICIENT

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 59


KESETARAAN DOSIS
Jenis radiasi yang berbeda bila diberikan dengan dosis yang sama, justru dapat menimbulkan efek
berbeda pada tubuh.

Dimana faktor kualitas bahannya. Untuk sinar-x, sinar gamma, elektron, dan partikel beta
Q=1 Untuk neutron dan proton Q ≈ 10
Untuk partikel alfa Q = 20

Contoh
Pertimbangkan rontgen dada dengan energi 20 keV. Untuk mempermudah, abaikan semua jaringan
kecuali paru-paru. Jika kita ingin menjaga dosis serapan di bawah 10 mrads, berapa batas
paparannya?

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 60


DOSIS EFEKTIF
Dosis efektif diperoleh sebagai jumlah dosis ekuivalen pada berbagai organ atau jaringan tubuh yang
ditimbang sedemikian rupa untuk memberikan nilai yang sebanding dengan risiko somatik dan
genetik akibat radiasi bahkan ketika tubuh tidak diiradiasi secara seragam.

Dengan dosis efektif, risiko dapat dibandingkan untuk radiasi yang berbeda dan jaringan target yang
berbeda.

Dosis efektif individu tahunan alami = 300 mrem Rontgen dada = 3 - 4 mrem
Studi fluoroskopi = beberapa rem

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 61


KESIMPULAN
Radiasi ionisasi digunakan dalam pencitraan medis seperti radiografi proyeksi dan CT, di mana
interaksi radiasi partikulat menciptakan sinar-X untuk pembuatan radiograf. Ionisasi, yaitu pelepasan
elektron dari atom, terjadi karena radiasi ionisasi dapat berupa partikulat atau elektromagnetik,
seperti sinar-X, sinar gamma, elektron energetik, dan positron. Transfer energi dalam radiasi ionisasi
partikulat melalui tumbukan dan transfer radiatif, sementara transfer energi dalam radiasi ionisasi
elektromagnetik terjadi melalui efek fotoelektrik atau hamburan Compton. Probabilitas interaksi
bergantung pada karakteristik bahan dan energi foton, dan dosis radiasi ke jaringan diukur dengan
dosis efektif, mempertimbangkan energi terdeposit, efektivitas biologis, dan radiosensitivitas relatif
jaringan

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 62


SESI TANYA JAWAB

Kelompok 2 - Pencitraan Biomedis - RB 63


THANK YOU
PENCITRAAN BIOMEDIS - RB

Anda mungkin juga menyukai