Anda di halaman 1dari 42

PENCEGAHAN

PERUNDUNGAN
DAN TINDAK
KEKERASAN
DI SEKOLAH

DINAS KELUARGA BERENCANA


PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
KABUPATEN CILACAP

NO BULLY GAEEES…..
I. Landasan Hukum
Perlindungan Anak
 UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
 UU No. 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang
Nomor 23 tahun 2002 ttg Perlindungan Anak
 Perpu No. 1 tahun 2016 ttg Perubahan Kedua atas UU 23 tahun
2002 ttg Perlindungan Anak
 UU Nomor 17 Tahun 2016 ttg Penetapan Perpu Nomor 1 tahun
2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23
tahun 2002 ttg Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang
 Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2020 Tentang Tata Cara
Pelaksanaan Tindakan Kebiri Kimia, Pemasangan Alat Pendeteksi
Elektronik, Rehabilitasi, dan Pengumuman Identitas Pelaku
Kekerasan Seksual Terhadap Anak
 Permendikbud No. 82 Tahun 2015 tentang pencegahan dan
Penanggulangan Tindak kekerasan di Lingkungan Satuan
Pendidikan
Lanjutan 1...Landasan Hukum
Perlindungan Anak

UU No. 35 tahun 2014 yang merupakan Perubahan atas


Undang-Undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

 Pasal 76C menyebutkan


“Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan,
menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan
terhadap anak”.
 Pasal 9 Ayat (1a) menyebutkan :
“Setiap anak berhak mendapatkan perlindungan di satuan
pendidikan dari kejahatan seksual dan kekerasan yang
dilakukan oleh pendidik, tenaga pendidik, sesama peserta
didik, dan atau pihak lain.”

• Permendikbud No. 82 Tahun 2015 tentang pencegahan dan


Penanggulangan Tindak kekerasan di Lingkungan Satuan
pendidikan.
Lanjutan 2...Landasan Hukum
Perlindungan Anak
SANKSI
UU Nomor 17 Tahun 2016 ttg Penetapan Perpu Nomor 1 tahun 2016
tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 tahun 2002
ttg Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang

Pasal 81
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76D dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan
paling lama 15 ( lima belas ) tahun dan denda paling
banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

(2) Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


berlaku pula bagi setiap orang yang dengan sengaja
melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau
membujuk Anak melakukan persetubuhan dengannya atau
dengan orang lain.

Pasal 76D dikatakan “setiap orang dilarang melakukan kekerasan atau


ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan
dengannya atau dengan orang lain”.
Lanjutan 3...Landasan Hukum
Perlindungan Anak

UU Nomor 17 Tahun 2016 ttg Penetapan Perpu Nomor 1 tahun 2016


tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 tahun 2002
ttg Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang

Pasal 82
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76E dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan
paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling
banyak Rp5.000.000.000,OO (lima miliar rupiah).

Pasal 76E “Setiap Orang dilarang melakukan Kekerasan atau ancaman


Kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, melakukan serangkaian
kebohongan, atau membujuk Anak untuk melakukan atau membiarkan
dilakukan perbuatan cabul”.
II.Apa Arti Bullying / Perun-
dungan?
 Bullying berasal dari
bahasa Inggris (bully)
yang berarti menggertak
atau mengganggu.

 Perundungan / Bullying adalah peri-


laku tidak menyenangkan baik se-
cara verbal, fisik, ataupun sosial di
dunia nyata maupun dunia maya
yang membuat seseorang merasa
tidak nyaman, sakit hati dan tertekan
baik dilakukan oleh perorangan atau
kelompok.
Lanjutan 2...Apa Arti
Bullying / Perundungan?
Definisi lain tentang bullying dapat dikemukakan sebagai
berkut:
 Bullying adalah penggunaan kekuasaan atau kekuatan
untuk menyakiti seseorang atau sekelompok, sehingga
korban merasa tertekan, trauma dan tidak berdaya.
 Bullying sebagai penggunaan agresi dalam bentuk
apapun yang bertujuan menyakiti ataupun
menyudutkan orang lain secara fisik maupun mental.
Bullying dapat berupa tindakan fisik,verbal,
emosional, dan juga seksual
 Bullying adalah bentuk-bentuk perlaku berupa
pemaksaan atau usaha menyakiti secara fisik maupun
psikologis terhadap seseorang atau kelompok yang
lebih lemah oleh seseorang atau sekelompok orang
III. Tempat terjadinya
Bullying / Perundungan
IV. Kategori Bullying /
Perundungan
1. Perundungan fisik
Perundungan fisik adalah penindasan yang dilakukan dengan cara
melibatkan fisik seperti melukai tubuh seseorang yang dapat
menyebabkan efek jangka pendek dan jangka panjang.
Perundungan fisik mencakup memukul, menendang, mencubit,
mendorong, dan menghancurkan barang orang lain.

2. Perundungan verbal
Perundungan verbal adalah intimidasi yang melibatkan kata-kata baik
secara tertulis atau terucap. Perundungan secara verbal meliputi
menggoda, memanggil nama yang tidak pantas, mengejek, menghina,
dan mengancam.

3. Perundungan sosial
Perundungan sosial adalah penindasan yang mengakibatkan merusak
reputasi atau hubungan seseorang. Intimidasi sosial ini mencakup
berbohong, menyebarkan rumor negatif, mempermalukan seseorang,
dan mengucilkan seseorang.
Lanjutan 1. Kategori Bullying /
Perundungan
4.Cyberbullying atau perundungan di dunia maya
Perundungan di dunia maya adalah perilaku intimidasi
yang dilakukan menggunakan teknologi digital.

Perundungan di dunia maya ini meliputi mengunggah


gambar atau video yang tidak pantas, menyebar gosip
secara online, dan menggunakan informasi orang lain
di media sosial.
5. Perundungan seksual
Dikutip dari Very Well Family, perundungan seksual adalah
tindakan yang berbahaya dan memalukan seseorang
secara seksual. Intimidasi seksual ini termasuk
pemanggilan nama seksual atau cat-calling,
gerakan vulgar, menyentuh, dan materi pornografi.
V. Faktor Penyebab Bullying/
Perundungan
 Faktor internal ( dendam,terhina,tertekan
dsb)
 Faktor eksternal :
1. Lingkungan keluarga (tidak
harmonis,overprotective)
2. Lingkungan sekitar rumah
(sering berkelahi, bermusuhan,dsb
3. Lingkungan sekolah (guru dan siswa
berbuat kasar,kurang perhatian,dsb )
4. Tayangan televisi
5. Media cetak,Media Elektronik,
Media Sosial, dsb
VI. PIHAK YANG TERLIBAT
DALAM BULLYING

I.KORBAN
Anak yang seringkali menjadi korban perundungan/
bullying biasanya mengarah pada kondisi anak yang
”berbeda” baik secara fisik maupun non fisik yaitu:
1. Anak yang cenderung sulit bersosialisasi yang sering
disebut dengan “culun”
2. Anak yang fisiknya berbeda dengan yang lain (terlalu
kurus,terlalu gemuk, mempunyai ciri fisik yang
menonjol, dll)
3. Anak yang cenderung berbeda dengan yang lain
misalnya berasal dari keluarga yang sangat kaya,
sangat sukses, sangat miskin, sangat terpuruk, dll
Lanjutan 1... PIHAK YANG TERLIBAT
DALAM BULLYING

II. PELAKU
CIRI CIRI PELAKU
•Perundungan/Bullying cenderung memiliki sikap hiperaktif, impulsif,
aktif dalam gerak, dan merengek, menangis berlebihan,menuntut
perhatian, tidak patuh, menantang, merusak, ingin menguasai orang
lain
•Memiliki temperamen yang sulit dan masalah pada atensi/konsentrasi,
dan hanya peduli terhadap keinginan sendiri.
•Sulit melihat sudut pandang orang lain dan kurang empati.
•Adanya perasaan iri,benci, marah, dan biasanya menetupi rasa
malu dan gelisah.
•Memiliki pemikiran bahwa “permusuhan” adalah sesuatu yang
positif.
•Cenderung memiliki fisik yang lebih kuat, lebih dominan dari pada
teman sebayanya
Lanjutan 2... PIHAK YANG TERLIBAT
DALAM BULLYING

III. SAKSI
Saksi (Bystander) adalah
seseorang atau kelompok
yang melihat/
menyaksikan, mendengar,
mengalami terjadinya
kasus
perundungan/bullying
VII. DAMPAK BULLYING/
PERUNDUNGAN BAGI
KORBAN, PELAKU DAN
SAKSI
1. Bagi Korban
• Kesakitan fisik dan psikologis
• Kepercayaan diri (self-esteem) yang merosot
• Malu, Trauma, merasa sendiri, serba salah
• Takut Sekolah
• Korban mengasingkan diri dari sekolah
• Menderita Ketakutan Sosial
• Timbul keinginan untuk bunuh diri dan mengalami
gangguan jiwa
Lanjutan 1... DAMPAK BULLYING/
PERUNDUNGAN BAGI KORBAN,
PELAKU DAN SAKSI
2. BAGI PELAKU

• Pelaku perundungan/bullying akan belajar


bahwa tidak ada risiko apapun bagi
mereka bila mereka melakukan kekerasan,
agresi maupun mengancam anak lain

• Ketika dewasa, pelaku memiliki potensi


lebih besar untuk menjadi pelaku kriminal
dan akan bermasalah dalam fungsi
sosialnya.
Lanjutan 2... DAMPAK BULLYING/
PERUNDUNGAN BAGI KORBAN,
PELAKU DAN SAKSI

3. BAGI SAKSI

•Mengalami perasaan yang tidak


menyenangkan dan mengalami tekanan
psikologis yang berat.
•Merasa terancam dan ketakutan akan
menjadi korban selanjutnya.
•Dapat mengalami penurunan pestasi di
kelas karena perhatian masih terfokus pada
bagaimana menghindari menjadi target
perundungan/bullying dari pada tugas
akademik
VIII. Upaya Pencegahan
Bullying
Lanjutan 1... Upaya Pencegahan
Bullying
Lanjutan 2... Upaya Pencegahan
Bullying
Lanjutan 3... Upaya Pencegahan
Bullying
Upaya Pencegahan
Oleh Satuan Pendidikan:
•Adanya layanan pengaduan kekerasan/ media bagi murid untuk
melaporkan bullying secara aman dan terjaga kerahasiannya.
•Bekerjasama dan berkomunikasi aktif antara siswa,orang tua, dan
guru (3 pilar SRA)
•Kebijakan anti bullying yang dibuat bersama dengan siswa
•Memberikan bantuan bagi siswa yang menjadi korban
•Pendidik dan tenaga kependidikan memberi keteladanan
dengan berperilaku positif dan tanpa kekerasan
•Program anti bullying di satuan pendidikan yang melibatkan siswa,
guru, orang tua, alumni, dan masyarakat/lingkungan sekitar
satuan pendidikan
•Memastikan sarpras di satuan pendidikan tidak mendorong anak
berperilaku bullying
Lanjutan 4... Upaya Pencegahan Bullying

Upaya Pencegahan
Oleh Masyarakat:

• Mengembangkan perilaku peduli dengan prinsip


kepentingan terbaik bagi anak dan semua anak adalah
anak kita yang harus dilindungi
• Bekerjasama dengan satuan pendidikan untuk
bersama-sama mengembangkan budaya anti kekerasan
• Bersama-sama dengan satuan pendidikan melakukan
pengawasan terhadap kemungkinan munculnya
praktik-praktik bullying di lingkungan sekitar
satuan pendidikan
• Bersama dengan satuan pendidikan memberikan bantuan
pada siswa yang menjadi korban dengan melibatkan
stakeholder terkait
Lanjutan 5... Upaya Pencegahan Bullying
Upaya Pencegahan
Oleh Pemerintah Pusat:
• Sosialisasi terkait Permendikbud 82 Tahun
2015 sampai pada level bawah diikuti dengan
penerbitan KIE
• Sosialisasi kebijakan Satuan pendidikan ramah
anak dan Konvensi Hak Anak pada satuan
pendidikan
• Melakukan monev dengan membentuk
lembaga layanan atau call center pengaduan
• Melakukan koordinasi antar K/L yang memiliki
kebijakan atau program berbasis sekolah
untuk bersama-sama melakukan pencegahan
terhadap perundungan/bullying.
IX. MEKANISME PENGADUAN
DUGAAN TERJADINYA BULLYING
X. MEKANISME PENANGANAN
KASUS BULLYING
Mekanisme Penanganan Kasus
1. Penyampaian Pengaduan: Pelapor : siswa (korban/ saksi),
guru,tenaga kependidikan, orang tua, masyarakat,
Saksi : Setiap orang yang menyaksikan kejadian

2. Pengaduan diterima oleh tim pengaduan:


•SD/ Sederajat : Guru Kelas/ Guru yang dipercaya murid,
Kepala Sekolah, Pengawas, petugas Guru Kelas/ Guru
yang dipercaya murid
•SMP/ Sederajat : Guru BK/ Guru yang dipercaya murid,
Wali Kelas, Kepala Sekolah, Pengawas
•SMA/ SMK/ Sederajat : Guru BK/ Guru yang dipercaya
murid, Wali Kelas, Kepala Sekolah, Pengawas
•Melakukan tindakan dengan melibatkan jejaring
Lanjutan 1... MEKANISME PENANGANAN
KASUS BULLYING
3. Teknis Pengaduan:
•Pelapor/ Saksi Menyampaikan laporan pengaduan kepada tim
pengaduan;
•Tim Pengaduan: menerima dan mengolah aduan yang
disampaikan dan mengidentifikasi kebutuhan korban
(pendampingan, perawatan luka fisik, dukungan psikologis, dll)
•Guru BK menanyakan kronologis kejadian (Harus ada saksi) ->
merujuk Permendikbud No 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan
dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
4. Tim Pengaduan melakukan klarifikasi masalah mengenai
kebenaran informasi serta mendokumentasikan bukti kejadian/
kasus;
Lanjutan 2... MEKANISME PENANGANAN
KASUS BULLYING

5. Analisis Masalah;

Menetapkan Tindakan :
a. Diselesaikan secara internal (mediasi, terminasi),
memerlukan keahlian/ pengetahuan mengenai
kasus;
b. Membutuhkan rujukan/referral ke pihak lain (Orang
Tua,Puskesmas, P2TP2A, Polisi, Pusat layanan)
c. Jika sekolah tidak sanggup menyelesaikan, meminta
bantuan ke UPT Kecamatan Dinas Pendidikan dan/
atau kepolisian;
d. Menyampaikan informasi kepada pemohon/
penyampaian pengaduan tentang tindakan/
rujukan yang akan diambil.
APA YANG SEBAIKNYA
KITA LAKUKAN
SAAT MENGHADAPI
PELAKU BULLYING?
Sesuatu yang ditanggapi berulang-ulang dengan
tenang,
dapat membuat pelaku bullying akan bosan
dengan sendirinya
REFERENSI •

UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
UU No. 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang
Nomor 23 tahun 2002 ttg Perlindungan Anak
• Perpu No. 1 tahun 2016 ttg Perubahan Kedua atas UU 23 tahun 2002
ttg Perlindungan Anak
• UU Nomor 17 Tahun 2016 ttg Penetapan Perpu Nomor 1 tahun 2016
tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 tahun
2002 ttg Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang
• Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2020 Tentang Tata Cara
Pelaksanaan Tindakan Kebiri Kimia, Pemasangan Alat Pendeteksi
Elektronik, Rehabilitasi, dan Pengumuman Identitas Pelaku
Kekerasan Seksual Terhadap Anak
• Permendikbud No. 82 Tahun 2015 tentang pencegahan dan
Penanggulangan Tindak kekerasan di Lingkungan Satuan
Pendidikan
• Coloroso, B. 2006. Penindas, Tertindas, dan Penonton, resep
Memutus Rantai kekerasan Anak dari Prasekolah hingga SMU.
Jakarta; Serambi.
• Booklet Perundungan/Bullying, Kementerian PPPA, 2019.
• Konvensi Hak Anak
• Buku Pencegahan Bullying di sekolah., Tim Penyusun Direktorat
Sekolah Dasar, Direktorat Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi, 2021
• Bullying Dalam Pendidikan, Ehan Raehan Miskyah
• Mengenal Jenis-jenis Bullying atau Perundungan, https://
www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190411135109-260-385320/men
genal-
Sekian dan
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai