Anda di halaman 1dari 16

PERUNDUNGAN

Dasar Hukum
1. Pasal dalam KUHP yang Bisa Menjerat
Perilaku Perudungan Perlindungan
terhadap hak atas anak sesungguhnya
telah diatur dan dijamin dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 Pasal 28B ayat (2) yang
menyatakan setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
Dasar Hukum
2. Pasal 170 KUHP tentang Pengeroyokan
1) Barang siapa dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama
menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
2) Yang bersalah diancam: 1. dengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun, jika ia dengan sengaja menghancurkan barang atau jika
kekerasan yang digunakan mengakibatkan luka-luka; 2. dengan
pidana penjara paling lama sembilan tahun, jika kekerasan
mengakibatkan luka berat; 3. dengan pidana penjara paling lama
dua belas tahun, jika kekerasan mengakibatkan maut.
3) Pasal 351 KUHP tentang Tindak Penganiayaan (1) Penganiayaan
diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan
bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah, (2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang
bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.
(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling
lama tujuh tahun. (4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja
merusak kesehatan. (5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini
tidak dipidana.
Dasar Hukum
3. Pasal 310 dan 311 KUHP tentang Perundungan yang Dilakukan di Tempat Umum dan Mempermalukan
Harkat Martabat Seseorang Pasal 310 KUHP
1) Barangsiapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduhkan sesuatu
hal, yang maksudnya terang supaya hal itu diketahui umum, diancam karena pencemaran dengan pidana
penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
2) Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau gambaran yang disiarkan, dipertunjukkan atau ditempelkan di
muka umum, maka diancam karena pencemaran tertulis dengan pidana penjara paling lama satu tahun
empat bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
3) Tidak merupakan pencemaran atau pencemaran tertulis, jika perbuatan jelas dilakukan demi
kepentingan umum atau karena terpaksa untuk membela diri.

Pasal 311 KUHP

4) jika yang melakukan kejahatan pencemaran atau pencemaran tertulis dibolehkan untuk membuktikan
apa yang dituduhkan itu benar, tidak membuktikannya, dan tuduhan dilakukan bertentangan dengan apa
yang diketahui, maka dia diancam dengan fitnah dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
Defenisi Perundungan
• Perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik, ataupun
sosial di dunia nyata dan dunia maya yang membuat seseorang
tidak nyaman, sakit hati, dan tertekan baik dilakukan oleh
perorangan ataupun kelompok
• Benih dari banyak kekerasan lain, misalnya tawuran, intimidasi,
pengeroyokan, bahkan pembunuhan. Sebagai benih kekerasan,
bila perudungan bisa ditekan, maka kekerasan yang lebih parah
dapat dicegah.
Bentuk-Bentuk Perundungan
1. Verbal: Bentuk perundungan secara verbal antara lain
membentak, berteriak, memaki, bergosip, menghina,
mencela, mempermalukan, dan lain-lain.
2. Fisik: Bentuk perundungan secara fisik antara lain menampar,
mendorong, mencubit, menjambak, menendang, meninju,
dan lain-lain.
3. Sosial: Bentuk perundungan secara sosial antara lain
mengucilkan, membeda-bedakan, mendiamkan, dan lain-lain
Perundungan di dunia maya (Cyber Bullyig)
• Memperolok di media sosial ( mengirimkan
berbagai pesan yang menyakiti, menghina,
mengancam, dan lain-lain)
• Pesan teror
• Menyebarkan kabar bohong
• Mengubah foto tidak semestinya
• Perang kata-kata dari dunia maya (flaming)
• Membuat akun palsu untuk merusak reputasi
seseorang
• Memperdaya seseorang untuk melakukan
sesuatu yang memalukan
• Mengucilkan seseorang dari grup daring
Dampak perundungan
1. Akademis: Penurunan prestasi akademis, penurunan tingkat
kehadiran di sekolah, berkurangnya minat pada tugas dan kegiatan
sekolah lainnya, sulit konsentrasi, dan drop out dari sekolah atau
kegiatan yang tadinya dia sukai.
2. Sosial: Tidak percaya diri, pemalu, tidak mampu menyampaikan
pendapatnya dan cenderung mengikuti kemauan orang lain. Tidak
mempunyai banyak teman, tidak populer, cenderung menarik diri,
kurangnya rasa humor, sering diejek teman, ditertawakan, bahasa
tubuh yang lemah seperti tidak ada kontak mata, kepala menunduk,
dan badan membungkuk
Dampak perundungan
3. Fisik: Sakit berkelanjutan, keluhan pusing, sakit perut, gugup,
sulit tidur, lemah, mual, luka-luka pada tubuh korban, dan
tampak lemah tak berdaya.
4. Emosi: Suasana hati yang berubah-ubah, sensitif, was-was,
takut, cemas, gelisah, merasa tidak aman, ingin didampingi
ditempat-tempat tertentu dimana dia merasa telah mengalai
perudungan sebelumnya, murung, sedih, mudah menangis,
dan menyalahkan diri sendiri
Faktor Penyebab Perudungan
• Adanya dorongan kuat untuk menujukkan kekuatan/kekuasaan
agar dianggap pemberani/ hebat ataupun jagoan
• Pernah menjadi koban perudungan yang membuat seseorang
marah dan sakit hati sehingga memiliki dorongan kuat untuk
membalas
• Merasa iri hati atas kepopuleran, kelebihan, dan kekayaan
orang lain
• Mengikuti temannya
Cara mengatasi perudungan
1. Membuat regulasi dan kebijakan yang mengatur tentang perundungan di sekolah,
termasuk menjadikan perundungan sebagai pelanggaran disiplin yang serius. Hal ini
tertuang dalam Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 yang sedang dalam proses
penyempurnaan untuk diperbaharui, sehingga semakin tepat dengan kondisi
terkini.
2. Menggandeng organisasi kemasyarakatan yang concern pada praktik kekerasan di
dunia pendidikan. Itjen Kemendikbudristek melakukannya dengan serangkaian
dialog dan juga Rakorwas. Bersama dengan organisasi kemasyarakatan, sosialisasi
anti kekerasan yang didengungkan oleh Kemendikbudristek akan lebih menyebar ke
masyarakat luas.
3. Membentuk tim pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan dengan
keputusan kepala sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah
bagian kesiswaan, perwakilan guru, perwakilan siswa, dan perwakilan orang tua/wali
Cara mengatasi perudungan
3. Mengadakan kampanye dan pameran virtual untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya mengatasi perundungan dan mengajak semua
pihak untuk bersama-sama melakukan tindakan nyata untuk mencegah
perundungan di sekolah.
4. Mendirikan kelompok kerja khusus anti kekerasan dalam dunia pendidikan, yang
memantau, menerima laporan, memfasilitasi penanganan laporan, dan
mendampingi korban/pelapor saat penanganan dilakukan.
5. Mengintegrasikan pelajaran tentang perundungan dalam kurikulum sekolah untuk
membantu siswa memahami dampak buruk dari tindakan perundungan dan
bagaimana cara mengatasi dan mencegahnya.
6. Membuka kanal berupa laman merdekadarikekerasan.kemdikbud.go.id untuk
pencegahan perundungan, dan juga kemdikbud.lapor.go.id untuk pelaporan kasus
perundungan.

Anda mungkin juga menyukai