Anda di halaman 1dari 30

ETIKA Penelitian

Ns. Desmawati, MKep., Sp. Mat., Ph.D


Setelah PBL ini mahasiswa mampu;

a. Etika-etika dalam penelitian


b. Implementasi etika penelitian
PRINSIP ETIKA PENELITIAN;
• Etika berasal dari bahasan Yunani ethos, yang memiliki arti kebiasaan
dan peraturan perilaku yang berlaku dalam masyarakat. Etika
membantu peneliti untuk melihat secara kritis moralitas dari sisi
subjek penelitian. Etika juga membantu untuk merumuskan pedoman
etis yang lebih kuat dan norma-norma baru yang dibutuhkan karena
adanya perubahan yang dinamis dalam suatu penelitian.
KODE ETIKA PENELITIAN;
PRINSIP PENELITIAN

JUSTICE BENEFICIENCE
• KEADILAN • MANFAAT
PRINSIP PENELITIAN

RESPECT FOR PERSON MALEFICICENCE


HORMAT HARGAI TIDAK MEMBAHAYAKAN SUBYEK
PENELITIAN
S U B J E K R E N T A N D A L A M

P E N E L I T I A N

• kaum perempuan • Korban HIV/AIDS


(mempertimbangkan
masalah kesetaraan jender) • bayi
• ibu hamil • dan golongan rentan
lainnya.
Ciri penelitian etis dengan subjek
manusia
Deklarasi Helsinki, pertama kali dipublikasikan tahun 1964 oleh the World Medical Association, menetapkan rekomend
memandu para dokter dalam penelitian biomedis yang melibatkan subjek manusia.
• Mendefinisikan aktivitas yang dikenai peraturan
• Memerinci komposisi dan fungsi Institutional Review Board (IRB)
• Mendeskripsikan prosedur telaah yang dipercepat
• Mendaftar kriteria untuk menelaah penelitian
• Memberikan deskripsi rinci mengenai proses izin-termaklum,
termasuk surat pernyataan pembebasan tuntutan (waiver)
• Mendeskripsikan proses pendokumentasian izin-termaklum, termasuk surat pernyataan pembebasan tuntutan
• Terdapat tiga subbagian dari peraturan yang mencakup perlindungan tambahan bagi populasi yang rentan:
• a)Wanita hamil, janin, dan neonatus
• b)Narapidana
KODE ETIK PENELITI
INDONESIA
Kode 1

Kode pertama, peneliti mendedikasikan diri kepada pengembangan


ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemajuan peradaban dan
kesejahteraan umat manusia.
KODE ETIK PENELITI
INDONESIA
Kode 2
Kode kedua, peneliti melaksanakan tugas penelitian berdasarkan
nilai-nilai keilmuan dan berdiri diatas semua golongan dan
kepentingan.
KODE ETIK PENELITI
INDONESIA
Kode 3
Kode ketiga, peneliti menyebarkan semua temuan penelitian
melalui saluran-saluran ilmiah dengan bertanggungjawab dan
melaporkan hasil penelitian ilmiahnya secara bertanggung jawab,
cermat, dan seksama.
KODE ETIK PENELITI
INDONESIA
Kode 4
Kode keempat, peneliti melaksanakan dan mengelola prosedur
penelitian secara jujur, bernurani dan berkeadilan.
 
KODE ETIK PENELITI
INDONESIA
Kode 5
Kode lima, peneliti menghormati objek penelitian dan subjek
penelitian sebagaimana mestinya sesuai dengan harkat dan
martabat sesama makhluk Tuhan.
KODE ETIK PENELITI
INDONESIA
Kode 6
Kode keenam, peneliti bertanggungjawab terhadap semua
kegiatan penelitian yang dilakukan dan membuka diri terhadap
tanggapan, kritik, dan saran dari sesama peneliti atau orang lain.

 
KODE ETIK PENELITI
INDONESIA
Kode 7
Kode ketujuh, peneliti bertanggungjawab untuk tidak melakukan
tindakan tercela selama melaksanakan penelitian serta tidak
melakukan plagiasi terhadap data, hasil penelitian atau laporan
penelitian peneliti lainnya dalam bentuk apapun  
KEKP UPNVJ
Peran dan fungsi Komisi Etik Penelitian Kesehatan
a. Menjamin bahwa relawan manusia yang diikutsertakan sebagai subjek penelitian dilindungi

b. Menjamin keselamatan

c. Menjamin kesejahteraan dan penanganan manusiawi

d. Menegaskan bahwa etik penelitian akan dilaksanakan atas dasar tiga prinsip etik
e. KEPK tidak berwenang memberi sanksi, tetapi dapat mengusulkan pemberian sanksi kepada pimpinan
Lembaga

f. KEPK bukan komisi penguji atau penilai ilmiah (akademis), tetapi merupakan
komisi penilai
Persetujuan
Setelah Penjelasan
(PSP)
PSP/IC Informed Consent (IC) adalah persetujuan yang diberikan oleh individu
kompeten yangtelah menerima informasi yang diperlukan, telah cukup memahami
dan membuat keputusan tanpa mengalami paksaan, pengaruh yang tidak semestinya
atau bujukan, atau intimidasi

Informed Consent atau Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP)


dilakukan sebelum dilakukannya penelitian. Informed Consent
merupakan suatu tahapan dimana subjek secara sukarela
mengkonfirmasi kesediaan untuk terlibat dalam penelitian.
PRINSIP PSP
Tugas peneliti dalam mendapatkan PSP antara lain: a) memberikan informasi yang
diperoleh dengan cara yang baik, relevan dan lengkap tentang penelitian; b)
memastikan potensi subjek memiliki pemahaman yang memadai tentang fakta
material; c) menahan diri dari penipuan, informasi tidak pantas/layak/semestinya,
dalam pengaruh, atau pemaksaan; d) memastikan telah diberi kesempatan memadai
dan waktu untuk mempertimbangkan apakah akan berpartisipasi; dan e) sebagai
aturan umum, subjek membubuhkan tanda tangan sebagai bukti persetujuan.
K E WA J I B A N
PENELITI THD PSP
a) memberikan informasi yang diperoleh dengan cara yang baik, relevan dan lengkap tentang
penelitian
b) memastikan potensi subjek memiliki pemahaman yang memadai tentang fakta material
c) menahan diri dari penipuan, informasi tidak pantas /layak /semestinya, dalam pengaruh, atau
pemaksaan
d) memastikan telah diberi kesempatan memadai dan waktu untuk mempertimbangkan apakah
akan berpartisipasi
e) sebagai aturan umum, subjek membubuhkan tanda tangan sebagai bukti persetujuan.
K E WA J I B A N
PENELITI THD PSP
Informasi yang harus disampaikan dalam PSP adalah :
- Tujuan penelitian dan penggunaan hasilnya
- Jaminan kerahasiaan akan informasi yang diberikan
- Metode cara yang dipergunakan
- Kemungkinan risiko yang akan terjadi
- Manfaat untuk responden tersebut
- Hak untuk berhenti atau mengundurkan diri
- Hal-hal lainnya yang perlu untuk diketahui, misalnya nama dan nomor yang dapat dihubungi
terkait penelitian.
Manfaat dan resiko terhadap subjek
penelitian
Informasi yang harus disampaikan dalam PSP adalah :
Dalam menerapkan azas manfaatharus mempertimbangkan rasio antara manfaat dan resiko yang
dibebankan peneliti itu sendiri. Manfaat haruslah berguna bagi orang lain, bukan hanya untuk
kepuasan peneliti juga harus dapat mempengaruhi masyarakat. Peneliti harus harus mampu
berpikir kritis dengan resiko yang diterima. Selain itu sekaligus untuk bebas dari bahaya seperti
eksploitasi dapat juga menjadi bagian dari resiko yang akan diterima peneliti.
1. resiko fisik
2. resiko psikologis
3. resiko sosial
KERAHASIAAN D ATA

Apabila melibatkan spesimen bilogis maka dijelaskan kemungkinan rencana pemusnahan bahan
biologis pada akhir penelitian. Kalau tidak dimusnakan, perlu dijelaskan cara, tempat, lama
penyimpanannya dan pemusnahan akhir serta kemungkinan penggunanya untuk penelitian di
kemudian hari. Subjek berhak mengambil keputusan tentang penggunaanya dikemudian hari,
menolak penyimpanan, dan meminta pemusnahan. Jika ada potensi dihasilakn produk komersial
dari bahan biologik tersebut, maka harus ada penjelasan apakah subjek akan memperoleh
keuntungan berupa uang atau dalam bentuk lain hasil pengembangan produk tersebut.
P R I VA C Y D A N
KERAHASIAAN
- Kerahasiaan berhubungan dengan informasi sedangkan privasi tidak
- Kewajiban kerahasiaan muncul hanya dalam konteks hubungan khusus dan/ perjanjian
(misalnya kontrak)
- Menghormati privasi mungkin merupakan kendala peneliti memperoleh informasi tentang
subjek, sedangkan menjaga rahasia adalah untuk informasi yang sudah dimiliki
- Video surveillance secara rahasia adalah contoh dari praktik yang bisa dikatakan melanggar
privasi (meskipun dibenarkan dalam beberapa kasus) tapi bukan melanggar kerahasiaan
KOMPENSASI

Penjelasan tentang kompensasi atas kehilangan penghasilan, biaya perjalanan atau transportasi
dari rumah ke tempat penelitian dan pengeluaran lain yang ditimbulkan akibat keikut sertaannya
dalam penelitian ditulis dengan lengkap. Kompensasi dapat diberikan terutama jika tidak ada
manfaat langsung bagi subjek. Jika tidak ada kompensasi, maka harus dijelaskan secara eksplisit.
Kompensasi berbeda dengan imbalan. Nominal uang atau jenis barang imbalan harus dijelaskan.
Imbalan dapat berupa uang atau bukan dalam jumlah secukupnya, tanpa mengakibatkan
timbulnya undue inducement (bujukan atau iming-iming). Jika tidak ada imbalan harus dijelaskan
eksplisit.
PELANGGARAN

1) Fabrikasi
2) Falsifikasi
3) Plagiarisme
4) Eksploitasi
5) Injustice
6) Kecerobohan yang disengaja
7) Duplikasi
.
A. Bentuk pelanggaran ilmiah

1. fabrikasi 2.falsifikasi 3.plagiarisme


perbuatan merujuk
perbuatan merekayasa perbuatan memalsukan data
penelitian dan/atau mengutip
secara tidak sah
frasa dan/atau kalimat

6.Kecerobohan yg
4.eklploitasi 5.injustice
kegiatan pemerasan disengaja
perbuatan tidak adil menggunakan data
tenaga peneliti dan
sesama tanpa izin pemiliknya
pembantu peneliti
7. Duplikasi
pempublikasian temuan-temuan sebagai asli dalam
lebih dari 1 (satu) saluran, tanpa ada
penyempurnaan
7. Duplikasi
pempublikasian temuan-temuan sebagai asli dalam
lebih dari 1 (satu) saluran, tanpa ada
penyempurnaan
KITA LANJUT LAB ACT

BERLATIH KASUS UNTUK MENULIS


PROTOKOL PENELITIAN
SEMOGA BERKAH

Anda mungkin juga menyukai