Anda di halaman 1dari 22

Dalil ttg zakat

DALIL TENTANG ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MALL


Kata zakat didalaam Al-Quran terdapatt padaa 26 ayat
yang tersebar padaa 15 surat. Ayat dan surat tersebut
yaitu sebagai berikut:
Didalaam Q.S Al Baqoroh ayat: 42, 84, 110, 177, 277.
Didalaam Q.S Annisa ayat: 77 dan 162.
Didalaam Q.S Al-Maidah ayat: 12 dan 55.
Didalaam Q.S Al-A'raaf ayat: 156.
Didalaam Q.S At-Taubah ayat: 5, 11, 18, dan 71
Didalaam Q.S Al-Anbiya ayat: 73
Didalaam Q.S Al-Hajj ayat: 41 dan 78.
Didalaam Q.S An-Nur ayat: 37 dan 56.
Didalaam Q.S Annaml ayat: 3.
Didalaam Q.S Luqman ayat: 4.
Didalaam Q.S Al-Ahzab ayat: 37.
Didalaam Q.S Fushilat ayat: 7.
Didalaam Q.S Al-Mujadiillah ayat: 13.
Didalaam Q.S Al Muz'amil ayat: 20.
Didalaam Q.S Al-Bayyinah ayat: 5.
Tiga Dimensi Zakat
Memahami konsep maqashid, yaitu tujuan-tujuan
disyariatkannya suatu ibadah dalam Islam, merupakan
hal yang sangat fundamental dalam kehidupan, agar
dapat memahami hakekat ibadah dengan benar. Paling
tidak, berdasarkan ayat dan hadits yang ada, maqashid
zakat ini dapat dibagi ke dalam tiga dimensi. Yaitu,
dimensi spiritual personal, sosial, dan ekonomi.
Pertama, dimensi spiritual personal. Zakat merupakan
perwujudan keimanan kepada Allah SWT sekaligus
sebagai instrumen untuk purifikasi dan penyucian jiwa
dari segala penyakit ruhani, seperti bakhil dan tidak
peduli sesama (QS 9 : 103). Zakat pun akan
menumbuhkembangkan etika bekerja dan berusaha
yang benar, yang berorientasi pada pemenuhan rezeki
yang halal.
Rasulullah SAW menegaskan bahwa Allah SWT tidak
akan menerima zakat, infak dan sedekah dari harta yang
didapatkan dengan jalan tipu daya (HR Muslim).
Sehingga, mendorong orang untuk berzakat
sesungguhnya sama dengan mendorong
berkembangnya gerakan anti korupsi, karena orang akan
termotivasi untuk hanya mencari harta yang halal.
Produktivitas individual pun akan meningkat, karena
zakat mendorong seseorang untuk memiliki etos kerja
yang tinggi.
Selanjutnya, keengganan membayar zakat dapat
dikategorikan sebagai bentuk kemusyrikan pada Allah
SWT (QS 41 : 6-7). Padahal, jika dosa syirik ini terbawa
mati, tidak akan diampuni oleh Allah SWT. Selain itu,
merajalelanya syirik juga berdampak pada
ketidakberkahan dan kesemrawutan pengelolaan
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
kedua adalah dimensi sosial, dimana zakat
berorientasi pada upaya untuk menciptakan
harmonisasi kondisi sosial masyarakat. Solidaritas dan
persaudaraan akan tumbuh dengan baik (QS 9 : 71).
Akan muncul perasaan saling mencintai dan senasib
sepenanggungan (al-hadits). Keamanan dan
ketenteraman sosial akan tercipta di tengah-tengah
masyarakat, sehingga mereduksi potensi konflik.
ketiga adalah dimensi ekonomi,
yang tercermin pada dua konsep utama, yaitu pertumbuhan
ekonomi berkeadilan (QS 30 : 39) dan mekanisme sharing
dalam perekonomian (QS 51 : 19). Tujuan utamanya adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan kaum dhuafa. Pada
jangka pendek, kebutuhan primer mustahik dapat terpenuhi,
sementara pada jangka panjang, daya tahan ekonomi mereka
akan meningkat, sekaligus menstimulasi pertumbuhan
ekonomi. Bahkan di banyak kasus, tidak sedikit mustahik
yang mampu memberdayakan dan membebaskan dirinya
dari kubangan kemiskinan.
Contoh Perhitungan Zakat
Pak Ahmad adalah karyawan sebuah perusahaan
swasta, setiap bulan mendapat gaji Rp6.000.000,- Dari
gaji tersebut, Pak Ahmad mengeluarkan keperluan
pokok rumah tangga Rp3.000.000,-, membayar
sekolah 2 orang anak Rp1.000.000,-, membayar cicilan
rumah Rp750.000,- dan membayar telepon dan listrik
Rp500.000,-.
nisab: Setara dengan 653 kg beras. Jika harga beras Rp.
5.000,- perkg, maka nisab dalam rupiah adalah
Rp3.265.000,-. Kadar zakat: 2,5%. Haul: Setiap menerima
gaji.
Total keperluan asasi dan membayar utang:  Rp3.000.000,-
+ Rp1.000.000,-  +  Rp750.000,-  +  Rp500.000,- =
Rp5.250.000,-
Jadi penghasilan bersih: Rp6.000.000,- – Rp5.250.000,- =
Rp750.000,-
Rp. 750.000,- tidak mencapai nisab sebesar Rp3.265.000.
Jadi pak Ahmad tidak perlu membayar zakat penghasilan
Jika penghasilan pak Ahmad adalah Rp9.000.000,- per
bulan. Maka penghasilan bersihnya setelah dipotong
keperluan asasi dan hutang jatuh tempo:
Rp9.000.000,- – Rp5.250.000,- = Rp3.750.000,-. Ini
sudah melebihi nisab yang sebesar R3.265.000.
Sehingga pak Ahmad wajib mengeluarkan zakat
profesi sebesar: 2,5% x Rp3.750.000,- = Rp93.750,-
Sisihkan Kekayaan yang Dimiliki
Zakat maal berlaku untuk harta kekayaan yang dimiliki
seorang muslim dengan rumusan sebagai berikut:
Zakat Maal = 2,5% X Jumlah harta yang tersimpan
selama 1 tahun. Menghitung Nisab Zakat Maal = 85 x harga
emas pasaran per gram. Contoh: Umi punya tabungan Rp100
juta rupiah, deposito Rp200 juta rupiah, rumah kedua yang
dikontrakkan senilai Rp500 juta rupiah dan emas perak
senilai Rp200 juta rupiah. Total harta yang dimiliki Rp1 miliar
rupiah. Semua harta sudah dimiliki sejak 1 tahun yang lalu.
Misal, harga 1 gram emas sebesar Rp250.000,- maka
batas nisab zakat maal adalah Rp21.250.000,- Karena
harta Umi lebih dari limit nisab, maka ia harus
membayar zakat maal sebesar Rp1 miliar X 2,5% =
Rp25 juta rupiah per tahun.
Nisab Emas
Nisab emas sebanyak 20 dinar. 1 dinar = 4,25 gram emas. Jadi
20 dinar = 85 gram emas murni. Dari nisab tersebut, diambil
2,5%. Jika lebih dari nisab dan belum sampai ukuran kelipatannya,
maka diambil dan diikutkan dengan nisab awal. Contoh: Rani
memiliki emas 87 gram yang disimpan. Jika telah sampai haulnya,
wajib untuk dikeluarkan zakatnya, yaitu 2,5% x 87 gram = 2,175
gram atau uang seharga emas tersebut.
Nisab Perak
Nisab perak adalah 200 dirham. 1 dirham = 595 gram,
dari nisab tersebut diambil 2,5% dengan perhitungan
sama dengan emas.
Nisab Barang Dagangan
Nisab dan ukuran zakat barang dagangan sama dengan
nisab dan ukuran zakat emas. Syarat zakat perdagangan
sama dengan syarat zakat yang lain ditambah 2 syarat
lainnya:
1. Memilikinya dengan tidak dipaksa, seperti membeli
dan menerima hadiah,
2. Memilikinya dengan niat untuk perdagangan
Seorang pedagang harus menghitung jumlah nilai barang
dagangan dengan harga beli, lalu digabungkan dengan
keuntungan bersih setelah dipotong hutang. Misalnya:
Seorang pedagang menjumlah barang dagangannya pada akhir
tahun dengan total Rp200.000.000,-, laba bersih Rp50.000.000,-,
dan memiliki hutang Rp. 100.000.000,-. Maka perhitungannya
sebagai berikut:
Modal – Hutang: Rp200.000.000,- – Rp100.000.000,- =
Rp100.000.000,-
Jumlah harta zakat adalah: Rp100.000.000,- + Rp50.000.000,- =
Rp150.000.000,-
Zakat yang harus dibayarkan: Rp150.000.000,- x 2,5 % =
Rp3.750.000,-
KUIS
1). (zakat fitrah ) jika ada seorang ayah ibu nenek dan
istri serta tiga anak berapa zakat fitrah yang di berikan
2). (zakat profesi,) berapa kadar/nisab zakat profesi, jika
ada seorang pegawai berpenghasilan 20 jt dalam
sebulan berapa zakat yang harus dikeluarkan
3). (at pertania ) pa ahmad mempunya sawah dan
ladang , berapa persen zakat yang harus dikeluarkan,
jika pa ahmad mendapat hasil panen padi 1000kg berpa
zakatya dan panen kelapa 1000 kelapa berapa zakat
yang harus dikeluarkan
4). ( Zakat profesi)
a. Pak Ahmad adalah karyawan sebuah perusahaan
swasta, setiap bulan mendapat gaji Rp 20.000.000,- Dari
gaji tersebut, Pak Ahmad mengeluarkan keperluan
pokok rumah tangga Rp3.000.000,-, membayar sekolah
2 orang anak Rp1.000.000,-, membayar cicilan rumah
Rp750.000,- dan membayar telepon dan listrik
Rp500.000,-.
b. Pak Ahmad mendpt gaji Rp5.000.000,- per bulan.
Maka penghasilan bersihnya setelah dipotong keperluan
asasi dan hutang jatuh tempo: Rp2.000.000,
Berapa zakt pa Ahmad wajib mengeluarkan zakat profesi
sebesar: 2,5% x
5). (Zakata perdaganga) Seorang pedagang harus
menghitung jumlah nilai barang dagangan dengan
harga beli, lalu digabungkan dengan keuntungan
bersih setelah dipotong hutang. Misalnya: Seorang
pedagang menjumlah barang dagangannya pada
akhirtahun dengan total Rp300.000.000,-, laba bersih
Rp100.000.000,-,dan memiliki hutang Rp.
50.000.000,-.berapa zakat yang harus dikeluarkan

Anda mungkin juga menyukai