Untuk tujuan praktis, besarnya beban angin yang bekerja pada struktur
adalah proporsional terhadap kuadrat dari kecepatan angin. Dalam
pernyataan kecepatan angin tidak konstan, tetapi berubah-ubah sebagai
fungsi dari waktu. Karena itu dalam menganalisis kecepatan angin,
komponen beban angin dibagi menjadi dua yaitu:
1. Kecepatan angin rata-rata
2. Koponen turbulen dari angin yang menunjukan fluktuasi/perubahan
kecepatan angin dari arah yang ditinjau
METODE ANALISIS PENGARUH ANGIN DINAMIK PADA JEMBATAN
Untuk memastikan bahwa jembatan bentang panjang yang akan dibangun mampu menahan beban
angin yang di kerja, terdapat 5 metode yang umum digunakan dalam melakukan analisis aero
dinamik pada jembatan bentang panjan yaitu
1. Metode pendekatan
2. Full made tese
3. Section made tese
4. Metode analisis
5. Computational fluid dynamic (CFD)
PERMODELAN GAYA AERO DINAMIK
Fenomena flutter disebakan oleh adanya gaya aero dinamik yang
terjadi akibat interaksi antara turbulensi angin dan getaran dari struktur.
Karena pendefinisian besarnya gaya aero dinamik merupakan langkah
penting untuk mengevaluasi kestabilan aerodinamik dari jembatan.
Bleich (1948) mengusulkan penggunaan koefisien flutter dari sayap
pesawat untuk dugunakan pada deck jembatan berbentuk rangka pada
penggunaan Complex Theodorsen Function. Pendekatan untuk mentukan
Gaya Aerodinamik pada jembatan diajukan oleh Pugsly.
Infographic Style
a. Fenomena flutter merupakan salah satu aspek yang penting dalam perencanaan
jembantan bentang panjang.
b. Rasio antara frekuensi alamia torsi dan frekuensi alamia vertikal dapat digunakn
sebagai indikator awal dalam menentukan kestabilan jembatan terhadap flutter,
semakin besar nilai rasio tersebut, maka jembatan akan semakin stabil.
d. Section made testeste dapt di gunakan dalm proses pemilihan untuk penampang
jembatan untuk menghasilkan bentuk penampang yang optimum.
f. Nilai flutter derivalives diperoleh dari penujian dinamik section made test dan akan
memilih nilai yang sama selama bentuk penampang jembatan yang sama