Anda di halaman 1dari 32

CASE BASED

DISCUSSION
PTERYGIUM
ANATOMI KONJUNGTIVA &
KORNEA
PTERYGIUM
Pterygium merupakan suatu pertumbuhan
fibrovaskular konjungtiva yang bersifat
degeneratif dan invasif. Pertumbuhan ini
biasanya terletak pada celah kelopak bagian
nasal ataupun temporal konjungtiva yang
meluas ke daerah kornea. Pterygium berbentuk
segitiga dengan puncak di bagian sentral atau di
daerah kornea.
EPIDEMIOLOGI
 Pterygium tersebar di seluruh dunia, tetapi lebih banyak di
daerah iklim panas dan kering. Prevalensi juga tinggi di daerah
berdebu dan kering.
 Faktor yang sering mempengaruhi adalah daerah dekat dengan
ekuator yaitu daerah <370 lintang utara dan selatan dari ekuator.
 Prevalensi pterygium meningkat dengan umur, terutama dekade
ke 2 dan 3 kehidupan. Insiden tinggi pada umur antara 20-49
tahun.
ETIOLOGI
 Pterygium diduga disebabkan oleh iritasi kronis akibat debu,
cahaya matahari, dan udara yang panas. Etiologinya tidak diketahui
dengan jelas dan diduga merupakan suatu neoplasma, radang dan
degenerasi
 Mikrotrauma oleh pasir, debu, angin, inflamasi, bahan iritan lainnya
atau kekeringan.
 Orang yang banyak menghabiskan waktunya dengan melakukan
aktivitas di luar ruangan lebih sering mengalami pterygium
dibandingkan dengan orang yang melakukan aktivitas di dalam
ruangan
FAKTOR RISIKO
1. Usia
2. Pekerjaan
3. Tempat tinggal.
4. Herediter
5. Infeksi
PATOFISIOLOGI
 paparan sinar ultraviolet, kekeringan, inflamasi dan paparan angin
dan debu atau factor iritan lainnya. UV-B yang bersifat mutagen
terhadap gen P53 yang berfungsi sebagai tumor suppressor gene
pada stem sel di basal limbus.
 terjadi perubahan patologi yang terdiri dari degenerasi kolagen
elastoid dan adanya jaringan fibrovaskular supepithelial. Pada
kornea nampak kerusakan pada membrane bowman oleh karena
bertumbuhnya jaringan fibrovaskuler,
KLASIFIKASI
BERDASARK
AN
STADIUM
KLASIFIKASI
Berdasarkan terlihatnya pembuluh darah
Berdasarkan perjalanan penyakit episklera di pterigium (slit lamp)

 Pterigium progresif : tebal dan  T1 (atrofi) : pembuluh darah


vaskular dengan beberapa infiltrat episkleral jelas terlihat
di kornea di depan kepala
pterigium (disebut cap dari  T2 (intermediet) : pembuluh
pterigium) darah episkleral sebagian
 Pterigium regresif : tipis, atrofi, terlihat
sedikit vaskular. Akhirnya menjadi  T3 (fleshy, opaque) :
bentuk membran, tetapi tidak
pernah hilang. pembuluh darah tidak jelas
GAMBARAN KLINIK
 Gejala klinis pada tahap awal biasanya ringan bahkan sering tanpa
keluhan sama sekali.
 Beberapa keluhan yang sering dialami pasien
 mata sering berair dan tampak merah
 merasa seperti ada benda asing
 dapat timbul astigmatisme akibat kornea tertarik
DIAGNOSIS
 Anamnesa
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan penunjang
PENATALAKSANAAN
 Konservatif
 menggunakan kacamata anti UV dan pemberian air mata buatan/topical lubricating drops

 Tindakan operatif
 Indikasi Menurut Guilermo Pico :
 Progresif, resiko rekurensi > luas
 Mengganggu visus
 Mengganggu pergerakan bola mata
 Masalah kosmetik
 Di depan apeks pterigium terdapat Grey Zone
 Pada pterigium dan kornea sekitarnya ada nodul pungtat
 Terjadi kongesti (klinis) secara periodik.
 Pada prinsipnya, tatalaksana pterigium adalah dengan tindakan operasi.
Berbagai macam teknik operasi di antaranya adalah:
 Bare sclera : bertujuan untuk menyatukan kembali konjungtiva dengan
permukaan sklera.
 Simple closure : menyatukan langsung sisi konjungtiva yang terbuka, diman
teknik ini dilakukan bila luka pada konjuntiva relatif kecil. (7,3)
 Sliding flap : dibuat insisi berbentuk huruf L disekitar luka bekas eksisi untuk
memungkinkan dilakukannya penempatan flap. (7,3)
 Rotational flap : dibuat insisi berbentuk huruf U di sekitar luka bekas eksisi
untuk membentuk seperti lidah pada konjungtiva yang kemudian diletakkan
pada bekas eksisi. (7,3)
 Conjungtival graft : menggunakan free graft yang biasanya diambil dari
konjungtiva bulbi bagian superior, dieksisi sesuai dengan ukuran luka
kemudian dipindahkan dan dijahit atau difiksasi dengan bahan perekat jaringan
(misalnya Tisseel VH, Baxter Healthcare, Dearfield, Illionis)
DIAGNOSIS BANDING
 Pinguekula

Yang membedakan pterigium dengan pinguekula adalah bentuk nodul, terdiri atas jaringan hyaline dan
jaringan elastic kuning, jarang bertumbuh besar, tetapi sering meradang.

 Pseudopterygium

Pseudopterigium merupakan perlekatan konjungtiva dengan kornea


yang cacat.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat timbul pada pterygium, adalah :
 Distorsi dan penglihatan berkurang

 Mata merah

 Iritasi

 Scar (jaringan parut) kronis pada konjungtiva dan kornea

 Pada pasien yang belum exicisi, scar pada otot rectus medial dapat menyebabkan terjadinya diplopia. (3)

Komplikasi post eksisi pterygium, adalah:


 Infeksi, reaksi bahan jahitan (benang), diplopia, scar cornea, conjungtiva graft longgar dan komplikasi yang
jarang termasuk perforasi bola mata, vitreous hemorrhage atau retinal detachment.
 Penggunaan mytomicin C post operasi dapat menyebabkan ectasia atau melting pada sclera dan kornea.

 Komplikasi yang terbanyak pada eksisi pterygium adalah rekuren pterygium post operasi. (3)
PROGNOSIS
Penglihatan dan kosmetik pasien setelah dieksisi
adalah baik. Kebanyakan pasien dapat beraktivitas
lagi setelah 48 jam post operasi. Pasien dengan
pterigium rekuren dapat dilakukan eksisi ulang dan
graft dengan konjungtiva autograft atau
transplantasi membran amnion.
LAPORAN KASUS
 Identitias Pasien

 Nama :
 Umur : 59 Tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan

 Agama : Islam
 Bangsa : Indonesia
 Pendidikan : SD
 Pekerjaan : ibu rumah tangga
 Alamat : Masbagik
 No RM :
Anamnesis
Keluhan Utama
Mata terasa mengganjal
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien perempiuan usia 59 tahun datang diantar anaknya ke poli Mata RS
Soejono Selong dengan keluhan mata sebelah kanan terasa mengganjal, perih
seperti terasa pasir, Keluhan tersebut dirasakan sejak 9 tahun yang lalu. Pasien
juga mengeluh pandangan kabur, sejak saat itu dan merasa semakin kabur akhir-
akhir ini. Ketika bercermin pasien melihat seperti ada sesuatu yang tumbuh pada
mata kanannya. Awalnya pasien merasa itu kecil, namun lama kelamaaan makin
mendekati mata hitam pasien. pasien kadang mengeluhkan gatal, tidak ada
nyeri, pasien juga tidak mengeluhkan silau, dan tidak ada pandangan dobel atau
ganda. Pasien tidak memiliki riwayat trauma sebelumnya. Pasien sering terpapar
sinar matahari. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak lama. Riwayat kencing
manis dan penyaakit jantung tidak ada.
Riwayat Penggunaan Obat :
Pasien mengaku belum pernah mendapat obat tetes mata dan oral sebelumnya.
Riwayat Penyakit Dahulu :
 Pasien mengaku tidak pernah di operasi sebelumnya

 Riwayat trauma (-)

 Riwayat penyakit sistemik :

 Riwayat hipertensi sejak 9 tahun yang lalu

 Riwayat diabetes mellitus disangkal

 Riwayat penyakit jantung disangkal

 Riwayat penyakit Herpes disangkal

 Riwayat penggunaan kacamata (+)

Riwayat Penyakit Dalam Keluarga


Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit seperti pasien
Pemeriksaan Fisik
Status Present
Keadaan umum : Sakit ringan
GCS: E4V5M6
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi: 94 x/menit
Respirasi : 18 x/menit
Status General
Mata : sesuai dengan status oftalmikus
THT: Dalam Batas Normal
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thoraks :
Cor : S1S2 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo : suara nafas vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

Abdomen: bising usus (+) normal , hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas: akral hangat ++/++, edema --/--
STATUS OFTALMIKUS
KETERANGAN OD OS

1. VISUS

Tajam penglihatan 0,5/60 15/15

2. KEDUDUKAN BOLA MATA

Eksoftalmus Tidak ada Tidak ada

Endoftalmus Tidak ada Tidak ada

Deviasi Tidak ada Tidak ada

Gerakan mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah

3. SUPRA SILIA

Warna Hitam Hitam

Letak Simetris Simetris


4. PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR
Edema Tidak Ada Tidak Ada
Nyeri tekan Tidak Ada Tidak Ada
Ektropion Tidak Ada Tidak Ada
Entropion Tidak Ada Tidak Ada
Blefarospasme Tidak Ada Tidak Ada
Trikiasis Tidak Ada Tidak Ada
Sikatriks Tidak Ada Tidak Ada
Fisura palpebra 9 mm 9 mm
Hordeolum Tidak Ada Tidak Ada
Kalazion Tidak Ada Tidak Ada
Ptosis Tidak Ada Tidak Ada
5. KONJUNGTIVA TARSAL SUPERIOR DAN INFERIOR
Hiperemis Tidak Ada Tidak Ada
Folikel Tidak Ada Tidak Ada
Papil Tidak Ada Tidak Ada
Sikatriks Tidak Ada Tidak Ada
Anemia Tidak Ada Tidak Ada
Kemosis Tidak Ada Tidak Ada
6. KONJUNGTIVA BULBI
Injeksi konjungtiva Tidak Ada Tidak Ada
Injeksi siliar Tidak Ada Tidak Ada
Perdarahan subkonjungtiva Tidak Ada Tidak Ada

Ada, Tampak selaput bentuk


Pterigium segitiga di daerah nasal melewati Tidak Ada
limbus dan mencapai seluruh pupil

Pinguekula Tidak Ada Tidak Ada


Nervus pigmentosus Tidak Ada Tidak Ada
7. SISTEM LAKRIMALIS
Punctum lakrimal Terbuka Terbuka
Tes Anel + +
8. SKLERA
Warna Putih Putih
Ikterik Tidak Ada Tidak Ada
9. KORNEA

Kejernihan Jernih Jernih

Permukaan Licin Licin

Ukuran 12 mm 12 mm

Sensibilitas Baik Baik

Infiltrat Tidak ada Tidak ada

Ulkus Tidak ada Tidak ada

Perforasi Tidak ada Tidak ada

Arkus senilis Ada Ada

Edema Tidak ada Tidak ada


10. BILIK MATA DEPAN
Kedalaman Dalam Dalam
Kejernihan Jernih Jernih
Hifema Tidak ada Tidak ada
Hipopion Tidak ada Tidak ada
Efek Tyndall Tidak ada Tidak ada
11. IRIS
Warna Coklat Coklat
Kripte Jelas Jelas
Bentuk Bulat Bulat
Sinekia Tidak ada Tidak ada
Koloboma Tidak ada Tidak ada
12. PUPIL
Letak Sentral Sentral
Bentuk Bulat Bulat
Ukuran 5 mm 5 mm
Refleks cahaya langung + +

Refleks cahaya tidak langsung + +

13. LENSA
Kejernihan Keruh Keruh
Letak Menyeluruh Ditengah
14. BADAN KACA
Kejernihan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
15. FUNDUS OKULI
a. Reflex fundus Belum di nilai Belum dinilai
a. Papil    
o Bentuk Tidak dilakukan Tidak dilakukan
o Warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan
o Batas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
o Warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan
o C/D Ratio Tidak dilakukan Tidak dilakukan
a. A/V Ratio Tidak dilakukan Tidak dilakukan
a. Retina    
o Edema Tidak dilakukan Tidak dilakukan
o Perdarahan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
o Exudat Tidak dilakukan Tidak dilakukan
o Sikatriks Tidak dilakukan Tidak dilakukan
a. Makula lutea    
o Refleks fovea Tidak dilakukan Tidak dilakukan
o Edema Tidak dilakukan Tidak dilakukan
o Pigmentosa Tidak dilakukan Tidak dilakukan
16. PALPASI

Nyeri tekan Tidak Ada Tidak Ada

Massa tumor Tidak Ada Tidak Ada

Tensi okuli (digital) N+0/P N+0/P

Tonometer Schiotz Tidak dilakukan Tidak dilakukan

17. KAMPUS VISI

Tes konfrontasi Sama dengan pemeriksa Sama dengan pemeriksa


FOTO PADA PASIEN
DIAGNOSA
BANDING
 
Pinguela Pseudoptregium Pteregium

Definisi Degenarasi hialin jaringan submukosa Perlengketan konjungtiva dengan kornea Pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva
konjungtiva yang cacat

Etiologi Sinar UV, Debu, udara panas Ulkus kornea, kerusakan permukaan Sinar UV, Debu, udara panas
kornea

Mata merah +/- + +/-

Gatal +/- + +

Penurunan visus + + +

Pengobatan Tidak perlu pengobatan  bila meradang Tidak perlu pengobatan Tidak perlu pengobatan  bila meradang
beri steroid atau obat tets mata dekongestan beri steroid atau obat tets mata
dekongestan
 Diagnosis Kerja
 Pteregium grade IV
 Usulan Terapi
 C. Lyteers 4x1 OD
 Amlodipine 1x10 mg tab.
 Planning
 OD Eksisi pteregium
 Prognosis
 Quo ad vitam  bonam
 Quo ad functinam  bonam
 Quo ad sanam  dubia ad bonam
 Quo adcometicam  bonam
KESIMPULAN
 Pasien datang dengan keluhan Pasien perempiuan usia 59 tahun datang diantar
anaknya ke poli Mata RS Soejono Selong dengan keluhan mata sebelah kanan
terasa mengganjal, perih seperti terasa pasir, Keluhan tersebut dirasakan sejak 9
tahun yang lalu. Pasien juga mengeluh pandangan kabur, sejak saat itu dan
merasa semakin kabur akhir-akhir ini. Ketika bercermin pasien melihat seperti
ada sesuatu yang tumbuh pada mata kanannya. Awalnya pasien merasa itu kecil,
namun lama kelamaaan makin mendekati mata hitam pasien. pasien kadang
mengeluhkan gatal, tidak ada nyeri, pasien juga tidak mengeluhkan silau, dan
tidak ada pandangan dobel atau ganda. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan fisik konjungtiva terlihat jaringan fibrovaskuler dari limbus
dan sudah melewati pupil pasien didiagnosis mengalami pteregium stadium IV
 Pterygium merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat
degeneratif dan invasif. Diagnosis penyakit ini dengan cara anamnesa dan
pemeriksaan fisik. Penatalaksanaan pteregium yaitu dengan cara konservatif dan
operatif.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai