Anda di halaman 1dari 10

PEMERIKSAAN SEGMEN ANTERIOR DENGAN LOUPE

Loupe merupakan alat bantu sederhana yang mempunyai ukuran lensa antara 3 – 5 D.

A. PEMBUKAAN
1. Memberi salam & mengucapkan basmallah
2. Membersihkan tangan menggunakan cairan antiseptic

B. PEMERIKSAAN SEGMEN ANTERIOR DENGAN LOUPE


MINIMAL MENYEBUTKAN 3 PER BAGIAN

Pemeriksaan
3. Pemeriksa duduk tepat berhadapan dengan pasien
4. Ruangan dibuat setengah gelap
5. Pemeriksa memakai loupe sebelum memulai pemeriksaan
6. Memeriksa rima orbita
 Supersilia – normal, tumbuh teratur / madarosis (rontok, biasanya pada uveitis)?
Sikatrik?
Laporan : supersilia tumbuh teratur, tidak ada madarosis, tidak ada sikatrik

 Rima orbita (tulang yang mengelilingi bola mata) – normal, krepitasi (fraktur
seperti kertas yang diremas)? Nyeri tekan?
- Cara periksa dipalpasi, apabila periksa yang bawah maka pasien diminta untuk
melihat ke atas.
- Laporan : rima orbita tidak ada krepitasi, tidak ada nyeri tekan

7. Memeriksa palpebral – margo – silia palpebral superior & inferior


 Palpebra superior
- Edema
- Hordeolum (nodul di palpebral <2 minggu)
- Kalazion (nodul di palpebral >2 minggu, biasanya sumbatan kelenjar minyak
yang ada di tepi palpebral)
- Blefarospasme (palpebral edema & kaku → susah digerakkan, biasanya pada
blefarokonjungtivitis)
- Ektropion (margo palpebral melipat keluar)
- Entropion (margo palpebral melipat ke dalam, biasanya diikuti trikiasis)
- Ptosis (kelopak mata tidak terbuka sempurna biasanya karena kelemahan M.
levator palpebra, cara memeriksa dari menutup mata diminta membuka mata)
- Sikatrik
- Lagoftalmus (tidak bisa menutup sempurna, pasien dari membuka mata
diminta menutup mata, diukur berapa mm kebukanya karena apabila terjadi
akan mengakibatkan cornea exposure)?

SKILLS LAB Semester 6 | Rafidah Hanina Ashil (1102016176)


 Palpebra inferior
- Sekret
- Hordeolum
- Kalazion
- Ektropion
- Entropion
- Sikatrik

 Fisura palpebral
- Normal
- Kecil / sempit
- Besar / lebar
- Blefarofimosis
Ukur pakai penggaris berapa mm fissure palpebral horizontal (jarak dari …
lateral ke … medial) & fissure palpebral vertical (jarak dari margo palpebral
superior ke margo palpebral inferior)

 Margo palpebral (tepi kelopak mata tempat tumbuhnya silia / bulu mata)
- Trikiasis (bulu mata tumbuh kearah dalam)
- Ektropion
- Entropion

8. Memeriksa konjungtiva tarsal (konjungtiva yang melapisi palpebral) superior


dengan melakukan eversi palpebral superior (pasien diminta melirik ke bawah &
palpebral superior dibalik dengan ibu jari & jari telunjuk)
 Folikel (pembesaran kelenjar limfe, berbentuk nodul berwarna putih kekuningan)
 Papil (vasodilatasi pembuluh darah seperti ranting-ranting bercabang)
 Hiperemis
 Sikatrik
 Hordeolum
 Kalazion

Catatan : konjungtivitis vernal / konjungtivitis tarsal bisa ditemukan gambaran papil


& folikel. Papil pada konjungtivitis vernal kronik & konjungtivitis alergi kadang-
kadang septa menghilang jadi seolah-olah menjadi satu disebut cobble stone / giant
papil (papil yang melebar, besar, konfluen menjadi satu). Kebanyakan di superior
karena lebih tertutup.

9. Memeriksa konjungtiva tarsal inferior dengan meminta pasien melirik ke atas &
palpebral inferior ditarik ke bawah dengan ibu jari pemeriksa
 Folikel
 Papil
 Hiperemis
 Sikatrik
 Hordeolum
 Kalazion

SKILLS LAB Semester 6 | Rafidah Hanina Ashil (1102016176)


10. Memeriksa konjungtiva bulbi
Konjungtiva bulbi (konjungtiva yang melapisi bulbus oculi / bola mata, diatas sklera)
 Tenang / hiperemis
 Injeksi konjungtiva (pelebaran A. konjungtiva posterior arah dari perifer ke
sentral warna merah cerah karena paling luar)
 Injeksi siliar (pelebaran A. siliaris anterior arah radier dari limbus warna merah
keunguan karena letak lebih dalam)
 Perdarahan subkonjungtiva / subconjungtiva bleeding (pembuluh darah
konjungtiva pecah, seperti ada bekuan darah dibawah konjungtiva warna merah
cerah seperti darah)
 Injeksi episkleral (pelebaran A. episklera arah dari perifer ke sentral warna lebih
gelap, pada episkleritis & skleritis)
 Flikten (nodul / benjolan yang ada di limbus, deposit sel radang warna putih
kekuningan biasanya pada konjungtivitis vernal, karena proses peradangan akut
biasanya disekitarnya juga berwarna merah / hiperemis, injeksi konjungtiva &
injeksi siliar)?
 Pinguekula (nodul di konjungtiva hanya tidak menempel di limbus, biasanya
lebih ke tengah warnanya putih karena merupakan proses degenerasi)
 Pterigium (jaringan fibrovaskuler yang berbentuk segitiga dengan puncak kearah
kornea bisa tumbuh dari lateral / medial merupakan proses degenerasi, tergantung
grade. Makin besar makin kearah pupil sehingga membutuhkan tindakan)

Cara memeriksa pasien diminta melirik, apabila periksa atas maka pasien diminta
melihat ke bawah begitu sebaliknya.
Urutan konjungtiva – episklera – sklera.

11. Memeriksa kornea dengan sinar senter dari arah sudut 45°
 Jernih (seperti mengarahkan senter ke permukaan kaca yang bening)
 Keruh (biasanya pada edema, seperti mengarahkan senter ke permukaan kaca
yang berembun)
 Arkus senilis (lingkaran berwarna putih di pinggir kornea dekat limbus biasanya
pada orang tua karena proses degenerasi & tidak berbahaya karena hanya di
perifer tidak ke sentral)
 Makro / mikro kornea (TIDAK USAH KARENA HARUS DIUKUR)
 Edema
 Sikatrik (bercak putih di kornea tidak disertai peradangan di sekitarnya)
 Infiltrate (deposit sel radang / sebukan sel radang yang menempel di permukaan
kornea. Pada peradangan yang melibatkan jaringan uvea kadang-kadang sel-sel
radang bisa menempel di kornea bisa di epitel, subepitel, endotel. Biasanya karena
peradangan masih aktif, maka ada injeksi siliar & injeksi konjungtiva. Infiltrat
yang tidak hilang bisa menjadi sikatrik)
Cara periksa pasien suruh melihat ke depan. Pemeriksa melihat dari arah datangnya
sinar.

SKILLS LAB Semester 6 | Rafidah Hanina Ashil (1102016176)


12. Memeriksa camera oculi anterior (COA) dengan sinar senter dari arah sudut 45°
 Dalam
 Jernih / dangkal
 Hipopion (pus di COA, ada air fluid level cairan berwarna putih kekuningan
berasal dari sel-sel radang pada uveitis, ulkus, keratitis → sel-sel terbang di
aquous humor disebut sel death seperti efek Tindall. Apabila tidak sembuh maka
sel akan mengendap menyebabkan pus → hipopion)
 Hifema (darah di COA, air fluid level berwarna merah biasanya pada trauma
tumpul → tekanan yang tinggi dari depan → pembuluh darah yang ada di
prosesus siliaris atau iris rupture → darah masuk)

Catatan :
 Cara periksa sama dengan cara periksa kornea. Arahkan senter dari 45° & dilihat
dari samping.
 Ruang yang dibentuk antara kornea dengan permukaan iris. Normalnya dalam &
jernih, Pada konfigurasi iris tertentu yang menyebabkan iris plato / pada kasus
katarak imatur dimana lensa gendut karena bisa menekan iris. Dalam keadaan
normal ada space yang cukup luas, ada jarak antara permukaan kornea dengan
permukaan iris.

13. Memeriksa iris dengan sinar senter dari arah sudut 45°
 Kripti (+) normal (lipatan-lipatan, normalnya orang Indonesia berwarna coklat)
 Iris atrofi (apabila pigmen hilang → berwarna putih, biasanya pada post operasi
karena trauma thermal / trauma panas pigmen mengalami nekrosis sehingga
menjadi putih)
 Sinekia anterior (perlengketan iris ke kornea, dari depan terlihat dari bentuk
pupil. Pupil normal berbentuk bulat & mulus, apabila sinekia ada bentuk irreguler)
 Sinekia posterior (perlengketan iris ke lensa, terjadi karena peradangan yang ada
di COA → sel-sel radang yang tidak diobati dengan tuntas akan menempel → iris
ketarik → sinekia, biasanya pada post uveitis, post ulkus, post keratitis, post
endoftalmitis)

Cara periksa senter tetap 45° dari samping tapi melihatnya dari depan
Laporan : kripti positif

14. Memeriksa pupil & melakukan pemeriksaan reflex cahaya


 Isokoria (diameter sama kanan kiri)
 Pemeriksaan reaksi cahaya langsung / tidak langsung (+) / (-)
 Anisokoria (diameter tidak sama)
 Miosis
 Middilatasi / dilatasi

SKILLS LAB Semester 6 | Rafidah Hanina Ashil (1102016176)


Catatan :
 Cara periksa pupil dari depan seperti memeriksa permukaan iris.
 Pertama lihat bentuk terlebih dahulu, normal bulat.
 Letak sentral / tidak
 Isokor
 Anisokor
 Refleks cahaya langsung lihat di mata yang bersangkutan
 Refleks cahaya tidak langsung lihat di mata yang sebelahnya

15. Memeriksa lensa (dibantu dengan pemeriksaan midriacyl eyedrop supaya pupil lebar)
dengan sinar arah sudut 45°
 Jernih
 Keruh
 Shadow test (+) / (-)

Catatan :
 Tujuan untuk mengetahui derajat kekeruhan lensa. Makin sedikit lensa keruh
maka makin besar bayangan iris tampak pada lensa yang keruh tersebut,
sedangkan makin tebal kekeruhan maka makin kecil bayangan iris pada lensa
yang keruh. Jadi shadow test hanya terjadi pada katarak imatur.
 Teknik : senter diarahkan pada pupil dengan membuat sudut kira-kira 45° dengan
permukaan iris → dilihat bayangan iris pada lensa yang kontralateral.
 Cara periksa : pemeriksa dari depan mengarahkan sinar 45° lihat ada tidak daerah
yang lebih gelap dari arah datangnya sinar itulah shadow test.

Nilai :
 Bila bayangan iris pada lensa terlihat besar & letaknya jauh terhadap pupil berarti
lensa belum keruh seluruhnya. Misalnya pada katarak imatur. Keadaan ini disebut
shadow test (+)
 Apabila bayangan iris pada lensa kecil & dekat terhadap pupil berarti lensa sudah
keruh seluruhnya (sampai pada kapsul anterior). Hal ini terdapat pada katarak
matur → shadow test (-) saat diarahkan sinar semua ketahan akibatnya di lensanya
sendiri tidak ada perbedaan densitas kejernihan lensa.
 Bila katarak hipermatur, lensa sudah keruh seluruhnya & nucleus lensa yang
semula terletak dibagian tengah jatuh & tenggelam didalam korteks lensa yang
mencair, mengakibatkan sebagian lensa terlihat lebih jernih (katarak Morgagni) &
menyebabkan shadow test (+) palsu / pseudo shadow positif.

Catatan :
 Shadow test (+) pada keadaan dimana ada kekeruhan di lensa sebagian akibatnya
saat diarahkan sinar maka ada sinar yang tertahan & sebagian diteruskan, sehingga
di permukaan lensa ada perbedaan densitas sinar inilah yang dimaksud dengan
shadow.

SKILLS LAB Semester 6 | Rafidah Hanina Ashil (1102016176)


 Pada orang normal shadow test (-) karena lensa jernih maka saat diarahkan sinar,
semua sinar akan diteruskan sehingga tidak ada yang terhalang di permukaan
lensa.
 Bayangan hanya terbentuk pada kekeruhan yang sebagian.
 Katarak hipermatur = katarak imatur karena sebagian massa lensanya sudah keluar
→ seolah-olah lebih terang, lebih clear, lebih relative tidak keruh dibandingkan
lainnya.

C. PENUTUPAN
16. Membersihkan tangan menggunakan cairan antiseptic
17. Mengucapkan hamdallah & memberi salam

SKILLS LAB Semester 6 | Rafidah Hanina Ashil (1102016176)


PEMERIKSAAN SEGMEN POSTERIOR (DIRECT OPHTHALMOSCOPE)

A. PEMBUKAAN
1. Memberi salam & mengucapkan basmallah
2. Membersihkan tangan menggunakan cairan antiseptic

B. PEMERIKSAAN SEGMEN POSTERIOR MENGGUNAKAN DIRECT


OPHTHALMOSCOPE – DENGAN PUPIL LEBAR
Persiapan pasien & alat
3. Ruangan setengah gelap supaya menambah efek dilatasi pada pupil
4. Pasien diminta melepas kacamata (bila memakai)
5. Mata yang akan diperiksa diteteskan dengan 1 / 2 tetes midriacyl eyedrop & ditunggu
± ½ jam hingga pupil lebar. Keadaan pupil yang lebar untuk memudahkan evaluasi
seluruh detail fundus, namun kontraindikasi pada pasien dengan dugaan glaucoma
sudut tertutup karena dapat meningkatkan TIO.
6. Pasien diminta duduk dengan mata memandang lurus jauh ke depan. Posisi kepala
pemeriksa & pasien masing-masing diusahakan sama tinggi.
7. Lensa oftalmoskop disesuaikan dengan ukuran kaca mata pasien : pada emetrop
dengan lensa oftalmoskop pada posisi 0.

Catatan :
 Oftalmoskop direct karena apa yang dilihat adalah posisi sebenarnya di mata, jadi
kalo terlihat ada di kanan berarti memang di kanan organnya begitu sebaliknya.
 Oftalmoskop indirect alatnya menempel di kepala & menggunakan lensa 20 D
bersifat terbalik apabila terlihat di kiri maka sebenarnya ada di kanan & apabila di
atas maka sebenarnya ada di bawah begitu sebaliknya.
 Ada pilihan ukuran diameter sinar yang akan digunakan, ada yang kecil ada yang
besar, ada yang sinarnya kuning ada yang sinarnya hijau. Sinar yang dipilih
paling besar yang warna kuning. Semakin besar diameter sinarnya semakin luas
lapang pandang yang bisa dilihat tapi semakin kecil diameternya semakin jelas
terlihat detailnya.
 Permukaannya ada 2 yaitu miring (arah datangnya sinar yang mengarah ke pasien)
& datar (mengarah ke pemeriksa).
 Pemeriksa melihat dari lubang kecil dengan diameter 5 mm itu kenapa pupil
pasien dilebarkan terlebih dahulu supaya bisa melihat perifer dengan jelas.
 Ukuran lensa okuler menggunakan skala angka, ada yang berwarna hitam (+ /
sferis positif) & merah (sferis negative). Diatur sesuai dengan status mata
pemeriksa. Misalnya mata pemeriksa normal tidak menggunakan kacamata maka
diatur menjadi 0. Tetapi misalnya pemeriksa memakai kacamata -2, maka saat
memeriksa kacamata tetap dipakai & diatur menjadi 0. Jika saat periksa kacamata
dibuka, setting yang merah ke angka 2.

SKILLS LAB Semester 6 | Rafidah Hanina Ashil (1102016176)


Pelaksanaan pemeriksaan
8. Pemeriksa memegang oftalmoskop dengan tangan kanan / kiri & untuk memeriksa
mata kanan / kiri pasien dengan posisi jari telunjuk terletak pada pengatur lensa
9. Pemeriksa menyalakan oftalmoskop, memegang dengan menempel pada matanya
pada jarak 30 cm didepan pasien & mengarahkan sinar oftalmoskop ke pupil
pasien untuk menilai reflex fundus (positif / negative).
 Bila sinar yang dipantulkan dari belakang pupil memberikan warna merah
kekuningan berarti reflex fundus positif & media refraksi jernih.
 Cara periksa posisi mata pasien dengan pemeriksa harus sejajar, mata kanan
pasien diperiksa dengan mata kanan pemeriksa begitu sebaliknya. Karena apabila
mata kanan pasien diperiksa dengan mata kiri pemeriksa akan berhadap-hadapan
& tidak etis.
 Pasien diminta menghadap ke depan, dari jarak 30 cm arahkan ke tengah pupil →
lihat apakah di tengah pupil ada pantulan sinar berwarna orange. Apabila belum
terbiasa, tutup mata sebelahnya sehingga lebih focus ke mata yang diperiksa.

10. Sambil tetap memegang oftalmoskop menempel pada mata, pemeriksa perlahan
bergerak maju mendekati pasien dengan oftalmoskop diposisikan pada sisi
temporal pasien hingga gambaran fundus terlihat.
Setelah mendapat reflek fundus pindah ke samping pasien lalu arahkan ke sisi medial
/ nasal, masih dengan mata kanan.

11. Jari telunjuk yang terletak pada pengatur lensa mengatur besarnya dioptric yang
diperlukan untuk menyesuaikan focus sehingga detail fundus dapat terlihat jelas (bila
diperlukan)

12. Memeriksa detail fundus secara sistematis :


a. Papil saraf optic : bentuk, warna, batas papil, ukuran ratio cup-disc (CDR)
 Warna normal merah kekuningan dengan bagian temporal lebih terang dari
bagian nasal
 Bentuk bulat
 Batas papil tegas
 Pada bagian tengah papil terdapat cup fisiologik dengan diameter horizontal –
vertical cup (3 – 3 mm) berbanding dengan diameter horizontal – vertical papil
saraf optic (10 – 10 mm) dinyatakan dengan 0.3 – 0.3
Biasanya gambaran dari pinggir terihat pembuluh darah, lalu diikuti ke sisi
medial untuk mendapatkan gambaran papil.
Laporan : papil bulat, batas tegas, warna merah kekuningan

 Papil bentuk tidak bulat, batas tidak jelas, warna merah cerah biasanya pada
kasus papilitis & edema papil.
 Papil atrofi = batas tegas tetapi warna pucat / putih. Visusnya kadang sudah
1/300 atau 0.

SKILLS LAB Semester 6 | Rafidah Hanina Ashil (1102016176)


Cup disc ratio = N. optikus yang masuk ke intracranial & intraorbita ada cup-nya
lalu ada disc-nya / pembungkus N. optikus.
 Apabila diambil garis skala 1 mm → perbandingan normal antara horizontal &
vertical 0,3 : 0,3. Masih normal 0,3 – 0,4.
 Glaukoma apabila CDR didapatkan 0,7 : 0,7, gambaran cup lebih besar karena
jarak dari cup ke disc mengalami proses apoptosis / kematian sel di neural
limb akibatnya cup seolah-olah membesar. Bahkan kalau sudah glaucoma
absolut dimana visus terkadang sudah 0 & lapang pandang sudah … vision
bisa sama cup & disc-nya (1 : 0)

b. Pembuluh darah retina (A. / V. retina centralis) : perbandingan besar caliber A /


V retina centralis.
 Warna pembuluh darah arteri tampak merah terang, vena merah tua. Tidak ada
selubung pembuluh darah (sheath). Perbandingan caliber pembuluh arteri/vena
(A/V) adalah 2 :3 (2/3)
 Pada keadaan normal ada arteri & vena yang keluar dari papil nervus optik,
normalnya diameter arteri : vena = 2 mm : 3 mm.
 Retinopati hipertensi & retinopati DM kadang-kadang arterinya ada yang
mengalami arterosklerosis sehingga kaku seolah diameter mengecil menjadi
1 : 3.
 Pada saat memeriksa, setting awal lensa okuler 0 sesuai dengan status
pemeriksa tetapi saat melihat semakin dekat gambaran papil & cup disc untuk
melihat detail maka diputar sampai mendapatkan gambaran yang paling focus.
Karena disaat memeriksa semakin dekat kearah pasien mulai dipengaruhi oleh
status refraksi pasiennya sehingga pemeriksa harus mengatur ulang lensa
okuler, bukan setting 0 seperti diawal memeriksa. Biasanya apabila pasien
minus yang awalnya disetting 0 bisa menjadi minus.

c. Retina
 Warna merah oranye dilihat dari arah temporal. Apabila retina berwarna
putih → retina edema biasanya gambaran pada gangguan vaskuler.
 Edema
 Sikatrik secara umum warnanya hitam. Biasanya post laser, pembuluh darah
eksudat yang bocor supaya tidak berlanjut menjadi pecah akhirnya ditembak
oleh sinar laser. Spot-spot bekas tembakan laser yang menjadi sikatrik,
berwarna hitam. Bisa juga karena terkena toksoplasma.
 Perdarahan ada 2, yaitu bocor pembuluh darah sehingga material dari
intravaskular keluar berupa bercak berwarna merah berukuran kecil disebut
dot. Apabila berukuran besar & berupa plak berwarna merah disebut blot.
Biasanya pada retinopati DM, retinopati hipertensi, uveitis.
 Eksudat cabang pembuluh darah berlanjut sampai beberapa material vaskuler
keluar, cari di sekitar arcade pembuluh darah. Eksudat bercak putih disebut
hard eksudat / dusen, biasanya pada retinopati DM & retinopati hipertensi dan
kebocoran terjadi di permukaan grade lebih rendah. Eksudat bercak putih /
kekuningan disebut soft eksudat / cotton wool spot, biasanya pada retinopati

SKILLS LAB Semester 6 | Rafidah Hanina Ashil (1102016176)


DM, uveitis, endoftalmitis. Soft eksudat menandakan lapisan yang bocor lebih
dalam sehingga lebih parah grade lebih advance.
 Ablasio lepasnya … layer dari tempat perlekatannya. Dalam keadaan normal,
retina melekat erat dengan lapisan di bawahnya makanya berwarna merah
kekuningan karena banyak dari gambaran sklera. Apabila lepas / terangkat
berubah warna menjadi abu-abu → TIO menjadi rendah, visus pasti turun,
pembuluh darah juga terangkat.

d. Makula : reflex fovea


 Reflex fovea positif / negative
 Sikatrik
 Eksudat

Makula berada di sisi lateral / temporal berwarna orange cerah seperti mutiara
lebih bersinar. Apabila tidak menemukan gambaran cerah seperti ini kemungkinan
edema macula sehingga berwarna suram, biasanya pada kasus uveitis. Bisa
ditemukan sikatriks pada macula biasanya pada retinitis toksoplasma.

13. Melaporkan hasil pemeriksaan secara lengkap

C. PENUTUPAN
14. Membersihkan tangan menggunakan cairan antiseptic
15. Mengucapkan hamdallah & memberi salam

SKILLS LAB Semester 6 | Rafidah Hanina Ashil (1102016176)

Anda mungkin juga menyukai