Anda di halaman 1dari 8

CRANIOTOMY

Nama Kelompok
 

1. ANGGITA KARTIKANINGTYAS (220106025)


2. AURELIA HARUN AL RASYID (220106036)
3. CITA PURNANIKA (220106048)
4. CLAUDIA PRATIWI KUMANIRENG (220106049)
A. Definisi Craniotomy
• Craniotomy adalah sebuah prosedur operasi umum
divisi bedah saraf yang melibatkan pembuatan lubang
yang cukup pada tempurung kepala atau tengkorak
(cranium) untuk akses optimal ke intrakranial.
• Berdasarkan the International Headache Society (IHS)
nyeri pasca kraniotomi dibagi menjadi acute
postcraniotomy pain (ACP) dan chronic postcraniotomy
pain (CCP), tergantung durasi nyeri yang dirasakan
(lebih dari 3 bulan atau tidak).
B.Anatomi dan persarafan tempurung otak (cranium)

• Tengkorak terdiri dari kerangka wajah dan calvarium. Bagian dalam


tengkorak terdiri dari selaput fibrosa dan endokranium, yang
menyusun bagian luar dura yang berkelanjutan dengan periosteum di
permukaan luar tengkorak dan menjadi perikranium.
• Persarafan kulit kepala dan dura meliputi: saraf trigeminal termasuk
ganglionnya, tiga divisi utama, dan cabang-cabangnya; tiga saraf
cervical bagian atas; batang simpatis cervical; cabang minor dari
vagus; cabang minor dari hipoglosus dan beberapa saraf wajah serta
glosofaring.
C.Manajemen Nyeri Akut Pasca-Kraniotomi
Tatalaksana nyeri akut pasca kraniotomi dapat dibagi menjadi enam kelompok, yakni :
1.Opioid
Pemberian opioid dapat berupa parenteral maupun enteral.
- Parenteral
a. Morfin
b. Fentanil
c. Tramadol
- Enteral
d. Codein

2.Non-opioid
Golongan non-opioid yang umum digunakan pada manajemen nyeri pasca kraniotomi yakni:

e. Parasetamol
f. Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID).
g. Cyclooxygenase (COX)
3.Anestesi lokal
Digunakan untuk infiltrasi kulit intraoperatif dan blokade kulit kepala.
4.Gabapentin
Antiepilepsi generasi baru yang memiliki sifat antinosiseptif dan
antihiperalgesik.
5.NMDA
Saluran ion channel yang memungkinkan masuk dan keluarnya kalsium,
natrium, kalium ke dalam sel.
6.𝛼-2 Adrenoreceptor Agonist Dexmedetomidine
Atagonis adrenoreseptor 𝛼-2 presinaptik kuat yang memberikan sedasi tanpa
mempengaruhi pernapasan.
7.Cryotherapy
Mengontrol nyeri pasca kraniotomi melalui pemberian kantong es pada luka
operasi dan kantong gel dingin pada area periorbital, dimulai 3 jam setelah
operasi, selama 3 hari, selama 20 menit per jam.
Simpulan
Nyeri akut pasca kraniotomi adalah masalah yang yang sulit
dikelola dan harus dimanajemen dengan baik untuk mencegah
morbiditas, mortalitas, serta pemanjangan masa inap.
Berdasarkan beberapa literatur, tatalaksana nyeri akut dibagi
menjadi beberapa kelompok yaitu opioid, non-opioid,
cyclooxygenase, anestesi lokal, NMDA receptor antagonist, 𝛼-2
adrenoreceptor agonist, dan cryotheraphy. Dengan pemberian
terapi dan dosis serta kombinasi yang tepat diharapkan
komplikasi dapat diminimalkan dan outcome pasca operasi
kraniotomi menjadi lebih baik.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai