Anda di halaman 1dari 25

HUBUNGAN – HUBUNGAN

GEOLOGI

( GEOLOGICAL RELATIONSHIP )
PENGERTIAN

Hubungan hubungan geologi(geological


relationship) sangat penting dalam memahami
kondisi geologi suatu daerah.yang dimaksud
dengan hubungan geologi adalah : posisi letak
antara tubuh batuan yang berlainan,terutama
dalam hal hubungan umur dan urutan urutan
kejadian,sehingga sejarah geologi suatu
daerah dapat di susun.
PRINSIP PENTING YANG PERLU DI PERHATIKAN

,
PRINSIP
SUPERPOSISI

PRINSIP
Pembuktian Perubahan
PERLAPISAN DAN kesamaan waktu
Lapisan isocrom
fasies
KESAMAAN WAKTU

KESELARASAN Ketidak selarasan Ketidak selarasan


(COMPORMITY) menyudut paralel

NONCOMFORMITY
Ketidak selarasan “noncomformity”
KONTAK INTRUSI
DAN HUBUNGAN
UMUR

KONTAK STRUKTUR
A. PRINSIP SUPERPOSISI

 Dalam keadan normal suatu lapisan batuan


sedimen yang beraada di atas lapisan sedimen
lainya,selalu lebih muda dari pada lapisan sedimen
yang ada dibawahnya.pada prinsipnya lapisan –
lapisan sedimen di endapkan secara
horisontal ,kecuali karena kemiringan asal
( depositional dip )
B. PRINSIP PELAPISAN DAN KESAMAAN WAKTU

Suatu bidang perlapisan diendapkan pada waktu


yang bersamaan dan merupakan permukaan
permukaan yang isocrom.
PEMBUKTIAN KESAMAAN WAKTU
.
Korelasi adalah menghubungkan
kesamaan/keterusan lapisan dari dua atau lebih
tempat tempat yang berlainan,sebagai pembuktian
kesamaan waktu.
PERUBAHAN
FASIES
Penyebaran secara
lateral suatu perlapisan
lithologi dapat berubah
yang disebabkan oleh
perbedaan lingkungan
pengendapan pada
tempat – tempat yang
berlainan.namun
litologi yang berbeda ini
tetap di endapkan pada
waktu yang bersamaan.
C. KESELARASAN ( COMPORMITY )

Dua atau lebih urutan urutan lapisan dikatakan


selaras jika urutan terbut merupkan hasil
pengendapan yang terue menerus tanpa adanya
pemberhentian dalam proses sedimentasi.
Jika dalam proses sedimentasi terdapat
pemberhentian (break) dalam kurun waktu
tertentu sehingga terdapat selang pengendapan
antara lapisan satu dengan yang lainya di kenal
(UNCONFORMITY)
1. 1. KETIDAK
SELARASAN
MENYUDUT
2. Merupakan
sekelompok lapisan
yang berada dibawah
membentuk suatu
sudut dengan
perlapisan batuan
yang ada di
atasnya.dimana
lapsan yang ada
dibawahya
mengalami
perlipatan serta
pengerosian,sebelum
lapisan diatas di
endapkan. Ketidak selarasan menyudut (cross bedding)
2. KETIDAK SLARASAN
PARALLER

Lapisan di atas dan


dibawahnya terletak
sejajar ,tetapi jelas
terdapat bidang ketidak
selarasan di antara
kedua macam lapisan
tersebut.artinya lapisan
yang berada dibawah
bidang ketidakselarasan
hanya mengalami suatu
pengangkatan ,tanpa
perlipatan namun proses
erosi berlangsung dalam
waktu yang relatif lama.

Paraller unconformity
D. NON CONFORMITY

 Merupakan bidang erosi / pemisahan antara batuan sedimen yang


berada dia atasnya dengan batuan yang ada di bawahnya berupa
batuan kristalin
( batuan beku atau batuan metamorf )
E. KONTAK INTRUSI
DAN HUBUNGAN
UMUR

Suatu batuan
intrusi,baik intrusi dangkal
atau intrusi dalam
(plutonik)selalu berumur
lebih muda dari batuan
yang diatasnya.ciri –
cirinya kontak intrusi :
1.adanya zona
pendinginan dalam batuan.
2. adanya pembakaran
dalam batuan
intrusi(backing effec)
3. adanya zona
metamorfisme kontak
dalam batuan intrusi.
Gambar : Kontak intrusi dan hubungan umur
F. KONTAK STRUKTUR
 Batuan yang berhenti pada bidang
ketidakselarasan,ini menunjukan
bahwa umur patahan lebih tua dari
bidang ketidakselarasan
 Lapisan yang mengalami
perlipatan dan pada bagian atasnya
dijumpai bidang ketidakselarasan
tersebut
 Pada prinsipnya tidak
mungkinlapisan lapisan diatas
bidang ketidak selarassan
terpatahkan atau
terlipat,sedangkan lapisan
dibawahnya tidak terlipat/patah.
PERCOBAAN IX
.

PETA KEMIRINGAN LERENG


.

Pembuatan peta kemiringan lereng di


maksudkan untuk memberikan
informasi tentang kondisi suatu daerah
berdasarkan kemiringan lereng,yang
dapat digunakan atau di manfaatkan
A. PENGERTIAN untuk perencanaan wilayah misalya :
pembukaan daerah pemukiman
baru,pembuatan drainage,rencana
pembuatan jalan tambang dan juga
digunakan untuk menganalisa daerah
daerah yang rawan banjir dan tanah
longsor(gerakan tanah).
.
 Prinsip pembuatan peta kemiringan lereng
berdasarkan persentase ini sama dengan
pembuatan peta topografi.jika pada peta topografi
di buat suatu garis kontur yakni garis garis yang
menghubungkan tempat tempat yang mempunyai
ketinggian yang sama,maka pada pembuatan peta
kemiringan lereng kita menghubungkan titik titik
yang mempunyai nilai persentase kemiringan
lereng yang sama,dengan menggunakan interval
tertentu.berdasarkan persentase kemiringan
lereng,suatu daerah dapat dibagi dalam beberapa
satuan morfologi,
DEVNETTES MENGELOMPOKAN DALAM 5
SATUAN MORFOLOGI

WARNA
PERSENTASE (%) KONDISI DAERAH
KUNING
DATAR
<2
GELOMBANG ORANGE
2–8 LEMAH

8 – 16 GELOMBANG HIJAU
SEDANG
16 – 32
GELOMBANG KUAT
BIRU
> 32 GELOMBANG
SANGAT KUAT
MERAH
MENURUT JOEDO D.ELIPAS dkk.dalam membagi satuan morfologi dalam 5 kelompok :

 Dataran lembah ,kemiringan lereng


 Dataran perbukitan 2–5%
bergelombang,kemiringan lereng
landai. 5 – 15 %
 Perbukitanrendah,bergelombang
kemiringan lereng terjal.
15 – 30 %
 Perbukitan
rendah,bergelombang,kemiringan
lereng sangat terjal 30 – 50 %

 Pegunungan bertimbun kasar


dengan kemiringan lereng sangat 50 – 70 %
terjal
RUMUS PERSENTASE KEMIRINGAN LERENG

Tα : ∑C x ḷḈ ẋ100%
d x SP
KETERANGAN :
Tα : Persentase kemiringan lereng
∑C : jumlah kontur yang berada dalam satu grid
ḷḈ : interval kontur (jarak vertikal antara dua kontur
brlainan yang berdekatan /berbatasan
D : jarak horisontal yang di peroleh dari garis yang ditarik
tagak lurus atau hampir tegak lurus terhadap kontur yang
ada dalam satu grid(cm)
Sp : skala peta
.

LANGKAH – LANGKAH DALAM


PEMBUATAN PETA KEMIRINGAN
LERENG
Gambar I ,PEMBUATAN GRID PADA
Gambar II,PENENTUAN NILAI PERSENTASE
Gambar III,PENENTUAN GAMBAR MORFOLOGI
.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai