Anda di halaman 1dari 7

TUGAS GEOMORFOLOGI

Oleh :
ADVENTIUS DREPANI KRESNA EKA PAKSI
111.180.003

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2019
1.KETERKAITAN ANTARA ASPEK UTAMA GEOMORFOLOGI dan GEOLOGI
ASPEK-ASPEK
Bentuk Struktur
NO UTAMA Lereng Litologi Stratigrafi
GEOMORFOLOGI Lahan Geologi
1 Pola Pengaliran Dasar
2 Pola Pengaliran Ubahan
3 Penyimpangan Aliran
4 TeksturPengaliran
5 Bentuk Lembah&Lereng
6 Tempat Mengalirnya
7 Tubuh Sungai
8 Morfografi
9 Morfometri
10 Morfo Struktur Pasif
11 Morfo Struktur Aktif
12 Morfo Dinamis
13 Morfo Asosiasi

1. Pola Pengaliran Dasar


Bisa memiliki kaitan dengan Lereng, Bentuk Lahan dan Struktur Geologi
Pola pengaliran dasar pada pembentukannya bisa dipengaruhi oleh, lereng,
bentuk lahan, dan struktur geologi. Sehingga pola pengaliran dasar dengan ketiga aspek
tersebut saling terkait, contoh:
 Dendritik :
Bentuk umum seperti daun, kemiringan landai, anak-anak sungainya (tributaries)
cenderung sejajar dengan induk sungainya, dimana anak-anak sungainya bermuara
pada induk sungai dengan sudut lancip.

 Radial :
Pola pengaliran yang mempunyai pola memusat atau menyebar dengan 1 titik pusat
yang dikontrol oleh kemiringan lerengnya. Pola radial dibagi menjadi 2, yaitu radial
sentrifugal dan radial sentripetal. Tipe sentrifugal, yaitu pola Radier dimana arah-arah
pengalirannya menyebar ke segala arah dari suatu pusat (puncak / lereng curam
merupakan pusatnya) Tipe sentripetal, yaitu pola Radier dimana arah-arah
pengalirannya memusat dari segala arah (cekungan / lereng landai menjadi pusatnya).

 Contorted :
Pola aliran yang sungainya tiba-tiba berbelok-belok secara tajak, seolah-olah tertekuk-
tekuk. Arah alirannya berbalik / berbalik arah. Umumnya menunjukkan kemiringan
lapisan batuan dan merupakan pembeda antara penunjaman antiklin dan sinklin.

2. Pola Pengaliran Ubahan


Bisa memiliki kaitan dengan Lereng, Bentuk Lahan dan Struktur Geologi
Pola pengaliran ubahan merupakan perkembangan dari pola pengaliran dasar
yang pada pembentukannya bisa dipengaruhi oleh, lereng, bentuk lahan, dan struktur
geologi., contoh:
 Sub-dendritik
 Pinnate
 Anastomasi

3. Penyimpangan Aliran
Penyimpangan aliran dapat memiliki kaitan dengan beberapa aspek
geomorfologi, salah satunya dengan litologi, lereng, dan struktur geologi. Jika terjadi
perbedaan litologi di lapisan yang sama bisa menunjukan adanya penyimpangan aliran,
kemudian pada struktur geologi, struktur geologi dapat menyebabkan perubahan aliran
menyimpang. Lereng, bisa mempengaruhi arah dan jenis aliran, sehingga jika ada
perubahan lereng menyebabkan penyimpangan aliran.

4. Tekstur Pengaliran
Memiliki kaitan dengan litologi, sebab dengan melihat litologi kita bisa
menentukan tekstur pengaliran itu seperti apa

5. Bentuk lembah dan lereng


Memiliki, kaitan dengan litologi. Sebab, dengan perbedaan litologi bisa
mempengaruhi bentukan suatu lereng dan lembah

6. Tempat mengalir
Memiliki kaitan dengan litologi, sebab setiap tempat mengalir bisa saja
memiliki litologi yang berbeda satu sama lain tergantung tempat aliran tersebut.

7. Tubuh sungai
Memiliki kaitan dengan litologi dan bentuk lahan, karena dengan tubuh sungai
kita bisa menentukan ukuran butir suatu litologi di suatu tempat. Kemudian dengan
bentuk lahan, kita bisa menentukan apakah tempat tersebut merupakan tinggian atau
rendahan dan bisa menganilisa tubuh sungai tersebut.

8. Morfografi dengan bentuk lahan


Morfografi merupakan aspek geomorfologi yang deskriptif pada suatu area
(dataran, perbukitan, pegunungan dan plateau) jadi bergantung pada keadaan bentuk
lahannya.

9. Morfometri dengan lereng


Morfometri merupakan aspek kuantitatif pada suatu area (kecuraman lereng,
ketinggian, pembukaan dan ketidakrataan dataran) jadi diperhitungkan dari
kemiriringan atau kelerengannya.
10. Morfometri dengan bentuk lahan
Bentuk lahan juga dapat diukur. Seperti debit sungai dll.

11. Morfo struktur pasif dengan litologi


Morfostruktur Pasif merupakan aspek yang dilihat dari Jenis Batuan dan
Struktur Batuan yang dihubungkan dengan proses denudasi (Cuesta,Hogback, dan
Dome)

12. Morfo struktur aktif dengan struktur geologi


Morfostruktur Aktif merupakan aspek yang dilihat dari Dinamika proses
endogen yang didalamnya termasuk proses vulkanisme, lipatan dan sesar tektonik,
seperti gunungapi, punggungan antiklin dan gawir sesar.

13. Morfi dinamis dengan bentuk lahan


Morfodinamik merupakan aspek yang dilihat dari Dinamika proses eksogen
yang dihubungkan dengan pengaruh angin, air dan es dan material sisa, seperti gumuk,
teras sungai, punggungan pantai.

14. Morfo asosiasi dengan bentuk lahan

Mendeskripsikan tentang pertautan antara bentuklahan yang satu dengan


bentuklahan yang lain secara kontekstual dalam suatu susunan keruangan dan berkaitan
dengan proses-proses geomorfikaspek morfo-asosiasi merupakan kaitan antara
bentuklahan satu dengan bentuklahan yang lain dalam susunan keruangan atau
sebarannya di permukaan bumi.
2.PETA TEMATIK YANG BERPENGARUH TERHADAP BENCANA

BENCANA
PETA-PETA Gempa Tsu- Letusan Gerakan
Banjir Abrasi
Bumi nami Gn.berapi tanah
1.Peta Pola Pengaliran 1 2 3
2.Peta Kelerengan 4 5 6
3.Peta Bentuk Lahan 7 8
4.Peta Kekasaran Pantai 9
5.Peta Geomorfologi 10 11
6.Peta Magnitude Gempa 12 13 14 15
7.Peta Kedalaman Gempa 16 17 18 19
8.Peta Struktur Geologi 20 21
9.Peta Curah Hujan 22 23 24
10.Peta Penggunaan Lahan 25 26 27
11.Peta Kepadatan Penduduk 28 29 30

Kerangan :
1. Pola pengaliran adalah pola dimana air dapat mengalir. Oleh karena itu, jika air tersebut
melebihi daya tampungnya maka akan terjadi banjir
2. Jika lembah di sekitar sungai memiliki tanah yang tidak resisten, maka gerakan tanah
mungkin terjadi di daerah yang dialiri air tersebut
3. Air memiliki sifat untuk mengerosi, maka pola pengaliran dengan erosi sangat
berpengaruh
4. Semakin curam suatu lereng, maka ketika gempa datang daerah tesebut memiliki
dampak lebih parah daripada daerah yang datar
5. Semakin curam lereng, maka resiko gerakan tanah juga semakin besar apalagi jika tidak
ditumbuhi vegetasi di daerah tersebut
6. Semakin curam suatu lereng, maka kecepatan aliran semakin cepat dan semakin besar
pula energi kinetik untuk membawa partikel tanah
7. Bentuk lahan yang salah satu faktornya dipengaruhi lereng, jika semakin curam
lerengnya maka ketika terkena gempa wilayah tersebut semakin besar dampaknya
8. Hampir sama dengan gempa, jika wilayah tersebut semakin curam maka resiko gerakan
tanah semakin besar pula apalagi jika tidak ditumbuhi vegetasi
9. Semakin kasar suatu pantai maka semakin resisten pula terhadap abrasi
10. Bentuk lahan yang salah satu faktornya dipengaruhi lereng, jika semakin curam
lerengnya maka ketika terkena gempa wilayah tersebut semakin besar dampaknya
11. Hampir sama dengan gempa, jika wilayah tersebut semakin curam maka resiko gerakan
tanah semakin besar pula apalagi jika tidak ditumbuhi vegetasi
12. Magnitude merupakan gambaran dari besarnya gaya yang diakibatkan oleh gempa
bumi. Jadi kedua hal tesebut saling berkaitan
13. Jika gelombangnya semakin besar, tidak menutup kemungkinan tsunami juga akan
terjadi
14. Selain gempa tektonik, magnitude juga dapat terjadi akibat gempa vulkanik
15. Apabila suatu daerah memiliki tanah yang relatif rentan, maka tidak menutup
kemungkinan gerakan tanah terjadi akibat gelombang dari gempa bumi
16. Faktor besar kecilnya dampak gempa selain magnitude juga kedalaman pusat gempa,
semakin dangkal maka efeknya semakin besar pula
17. Tidak menutup kemungkinan besarnya dampak gempa tersebut menyebabkan tsunami
pula
18. Gempa tektonik juga dapat mempengaruhi aktivitas vulkanik suatu gunung berapi
19. Apabila suatu daerah memiliki tanah yang relatif rentan, maka tidak menutup
kemungkinan gerakan tanah terjadi akibat gelombang dari gempa bumi terutama jika
pusat gempa tersebut semakin dangkal
20. Struktur geologi dapat menjadi zona lemah suatu daerah, maka ketika gempa datang
daerah yang berada di zona lemah tersebut akan terkena dampak gempa yang lebih
dahsyat
21. Zona lemah tersebut juga dapat memperbesar adanya gerakan tanah, misalnya saja
likuifaksi yang terjadi akibat adanya gempa bumi
22. Jika curah hujan suatu daerah tinggi dan tempat yang menampung air tersebut sudah
melebihi batas, maka banjir akan terjadi
23. Jika energi kinetic air dapat mengangkat partikel tanah, maka gerakan tanah sangat
mungkin terjadi
24. Air memiliki sifat untuk mengerosi tanah, sehingga ketika curah hujan tinggi maka
erosi semakin meningkat pula
25. Penggunaan lahan secara besar-besaran dapat mengurangi vegetasi dan meningkatkan
resiko banjir,
26. Penggunaan lahan secara besar-besaran dapat mengurangi vegetasi dan meningkatkan
resiko gerakan tanah
27. Penggunaan lahan secara besar-besaran dapat mengurangi vegetasi dan meningkatkan
resiko erosi
28. Kepadatan pendudukan sebagai akibat dari penggunaan lahan secara besar-besaran
dapat mengurangi vegetasi dan meningkatkan resiko banjir
29. Kepadatan pendudukan sebagai akibat dari penggunaan lahan secara besar-besaran
dapat mengurangi vegetasi dan meningkatkan resiko gerakan tanah
30. Kepadatan pendudukan sebagai akibat dari penggunaan lahan secara besar-besaran
dapat mengurangi vegetasi dan meningkatkan resiko erosi

TUGAS 3. JADI HARUS BAGAIMANA?

Sebagai seorang geologist kita harus paham dan kritis terhadap geomorfologi. Hal ini
karena geomorfologi memiliki banyak manfaat. Untuk memahami geomorfologi kita harus
melalui survey analitik dan sintetik. Survey sintetik adalah melakukan pengamatan di lapangan
terlebih dahulu kemudian mengelompokkanya berdasarkan sifat-sifat tertentu. Jadi survey ini
memberi nama terlebih dahulu kemudian mengelompokannya. Sedangkan survey analitik
adalah kebalikan dari survey sintetik, adi survey analitik mengelompokkan terlebih dahulu
kemudian baru

Anda mungkin juga menyukai