Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI BERDASARKAN METODE

MORFOMETRI

A.

Pengertian Geomorfologi
Kata Geomorfologi (Geomorphology) berasal dari bahasa Yunani, yang

terdiri atas tiga kata yaitu: Geos (erath/bumi), morphos (shape/bentuk), dan
logos (knowledge atau ilmupengetahuan), maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian geomorfologi yaitu merupakan suatu pengetahuan yang membahas
tentang bentuk-bentuk permukaan bumi. Namun pada Geomorfologi ini tidak
hanya mempelajari bentuk-bentuk muka bumi, melaikan lebih dari itu
mempelajari mengenai material dan bagaimana proses keterjadianya.
Adapun beberapa definisi mengenai geomorfologi yang dikemukakan
oleh beberapa ahli yaitu diantaranya :
1. Lobeck (1939: 3) menyatakan bahwa Geomorfologi merupakan sebuah
studi tentang bentuk lahan.
2. Cooke dan Doornkamp dalam Sutikno (1987: 3) dinyatakan bahwa
geomorfologi merupakan sebuah studi mengenai bentuk lahan dan
mengenai sifat alami, asal mula, proses perkembangan, dan mengenai
komposisi material penyusunnya.
3. Thornbury dalam Sutikno (1990: 2) meyatakan bahwa geomorfologi
merupakan sebuah ilmu pengetahuan tentang bentuklahan.
4. Zuidam dan Concelado (1979: 3) menyatakan bahwa Geomorfologi
merupakan sebuah studi yang membahas mengenai bentuklahan dan
proses yang mempengaruhi pembentukannya serta mengkaji mengenai
hubungan timbal balik antara bentuk lahan dengan proses yang terjadi
dalam tatanan keruangannya.
5. Verstappen (1983: 3) menyatakan bahwa bentuklahan menjadi sasaran
Geomorfologi yang bukan hanya membahas mengenai daratan saja,
tetapi juga yang terdapat di dasar laut (lautan).
Pada hakekatnya geomorfologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang
mempelajari tentang roman muka bumi beserta aspek-aspek yang dapat
mempengaruhinya. Aspek-aspek yang berpengaruh berupa aspek struktur
(perlipatan, pensesaran, pengangkatan, intrusi, ketidakselarasan, dan termasuk

didalamnya mengenai jenis-jenis batuan) yang bersifat kontruksional atau


bersifat membangun, dan proses yang bersifat destruksional atau bersifat
merusak seperti: pelapukan, longsoran kerja oleh air, angin, gelombang,
pelarutan, dan lainnya. Selain itu batuan yag berperan sebagai bagian dari
struktur dan tahapan proses geologi merupakan faktor cukup penting dalam
proses pembentukan bumi.

B.

Konsep Dasar Geomorfologi


Ada beberapa konsep dasar pada geomorfologi yang berada dalam buku

Principles of Geomorphology. Beberapa konsep tersebut adalah sebagai berikut :


1. Proses-proses

fisik

dan

hokum-hukumnya

yang

terjadi

saat

ini

berlangsung selama proses waktu geologi,


2. Struktur geologi merupakan sebuah faktor pengontrol yang dominan
berpengaruh terhadap evolusi bentuk lahan,
3. Tingkat perkembangan bentuk relief permukaan bumi ini tergantung
kepada proses-proses geomorfologi yang berlangsung pada saat
pembentukanya,
4. Proses-proses yang terjadi pada geomorfik terekam pada land forms
yang menunjukan sebuah karakteristik proses yang berlangsung,
5. Keragaman erosional agents tercermin pada produk yang dihasilkan dan
urutan land forms yang terbentuk,
6. Evolusi geomorfologi bersifat kompleks,
7. Obyek alam di permukaan bumi yang trejadi umumnya berumur lebih
muda dibandingkan Pleistosen,
8. Interpretasi

yang terjadi

secara sempurna

mengenai

landscapes

melibatkan beragam faktor geologi dan perubahan iklim selama


Pleistosen berlangsung,
9. Apresiasi terhadap iklim global diperlukan untuk memahami prosesproses geomorfik yang beragam, dan
10. Geomorfologi, pada umumnya mempelajari mengenai land forms /atau
landscapes yang terjadi saat ini dan sejarah pembentukannya.

C.

Proses Geomorfologi
Proses geomorfologi merupakan sebuah perubahan baik perubahan

secara fisik maupun perubahan secara kimiawi yang dialami permukaan bumi.
Penyebab proses perubahan tersebut yaitu benda-benda alam yang dikenal
dengan nama geomorphic agent, yaitu berupa air dan angin. Keduanya
merupakan

penyebab

keseluruhannya

yang

bekerja

dibantu

secara

dengan

adanya

bersama-sama

gaya

sehingga

berat,

dan

menyebabkan

perubahan terhadap permukaan muka bumi. Tenaga-tenaga perusak ini dapat


digolongkan dalam tenaga yang berasal dari luar (eksogen), yaitu tenaga yang
berasal dari luar atau dari permukaan bumi, sebagai lawan dari tenaga asal
dalam (endogen) yang berasal dari dalam permukaan bumi. Tenaga eksogen
pada umumnya bekerja sebagai tenaga perusak, sedangkan tenaga endogen
sebagai tenaga yang bekerja sebagai pembentuk. Kedua tenaga ini bekerja
bersama-sama dalam mengubah bentuk permukaan muka bumi ini.
Tabel 1
Bagan Terjadinya geomorfologi

Pembentukan

Perusakan

Pengangkutan

Tenaga asala dalam

Tenaga asal luar

Tenaga asal luar

Pembentukan struktur

Gradasi

Pengangkutan bahan

Pembentukan gunung api

Pelapukan

Erosi

Tenaga dari luar bumi

Gelombang

Adanya jatuhan dari meteor


Sumber : www.Geomorfologi.com

Ada beberapa terapan mengenai geomorfologi menurut Thornbury dalam


Sutikno diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Terapan geomorfologi dalam hidrologi, terapan ini membahas mengenai
hidrologi di daerah karst dan air tanah yang berada di daerah glasial.
Masalah hidrologi yang terdapat di daerah karst dapat diketahui dengan
baik apabila geomorfologinya diketahui secara mendalam atau mendetail.
Sedangkan air tanah pada daerah glasial tergatung pada tipe
endapannya, dan tipe endapan ini dapat lebih mudah didekati dengan
cara geomorfologi.

2. Terapan

geomorfologi

dalam

geologi

ekonomi,

yaitu

membahas

mengenai pendekatan geomorfologi untuk dapat menentukan tubuh bijih,


jebakan residu, mineral epigenetik, dan mengetahui letak endapan bijih.
3. Terapan geomorfologi dalam keteknikan, pada terapan keteknikan ini di
dasarkan aspek keteknikan yang membahas mengenai jalan raya,
penentuan pasir, dan kerakal, serta pemilihan situs bendungan dan
geologi militer. Pada terapan geomorfologi dalam keteknikan ini semua
aspek geomorfologi akan dipertimbangkan.
4. Terapan geomorfologi dalam ekplorasi minyak, dapat dilihat bahwa
banyak keterdapatan unsur-unsur minyak di AS yang ditentukan dengan
menggunakan

pendekatan

geomorfologi

terutama

penentuan

bentuklahan termasuk topografi, untuk mengenal struktur geologi dalam


menentukan letak terdapatnya suatu kandungan minyak.
5. Terapan geomorfologi dalam bidang lain, yaitu menyangkut mengenai
bidang pemetaan tanah, kajian pantai, serta erosi.

D.

Morfologi Daerah Aliran Sungai


Morfologi sungai merupakan suatu ilmu yang mempelajari menegenai

geometri (bentuk dan ukuran), jenis, sifat dan perilaku dari sungai dengan
melihat segala aspek dan perubahannya dalam dimensi ruang dan waktu.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa, morfologi sungai ini membahasa
mngenai sifat dinamik sungai dan aspek lingkungannya yang saling keterkaitan.
Adapun morfologi daerah aliran sungai yang dimaksud meliputi :
1. Luas Daerah Aliran Sungi
DAS merupakan suatu tempat pengumpulan presipitasi ke suatu sistem
sungai. Luas daerah aliran dapat diperkirakan dengan cara mengukur
daerah tersebut yang ada pada peta topografi.
2. Panjang Dan Lebar
Panjang suatu daerah aliran sungai merupakan jarak dari muara sungai
menuju hulu sepanjang sungai induk. Sementara lebar daerah sungai
yaitu merupakan hasil perbandingan antara luas daerah aliran dengan
panjang sungai induknya.
3. Orde dan Percabangan Sungai

Yang dimkasud dengan orde sungai yaitu posisi percabangan sungai


terhadap sungai induk, semakin banyak jumlah orde sungai, maka akan
semakin besar luas daerah aliranya.
4. Kemiringan atau Gradien Sungai
5. Bentuk Daerah Aliran Sungai.
Bentuk daerah aliran sungai ini ditentukan oleh pola sungai yang
membentuknya. Dari bentuk daerah aliran sungai ini akan berpengaruh
terhadap kecepatan aliran.
6. Kerapatan Sungai
Kerapatan sungai merupakan sebuah indeks yang menunjukan ada
banyaknya anak sungai pada suatudaerah aliran. Adapun karakteristik
khusus dari indeks kerapatan sungai ini, yaitu :
Indeks <0,25 termasuk kelas kerapatan sungai yang rendah.
Indeks 0,25 - 10 termasuk kelas kerapatan sungai yang sedang.
Indeks 10 - 25 termasuk kelas kerapatan sungai yang tinggi.
Indeks >25 termasuk kelas kerapatan sungai yang sangat tinggi
7. Pola pengairan sungai
Pola itu tergantungan dari pada kondisi tofografi, geologi, iklim, vegetasi
yang terdapat di dalam DAS bersangkutan. Pola aliran sungai ini terdiri dari
beberapa macam yaitu :
a. Dendritik
Pola aliran ini merupakan pola aliran yang anak-anak sungainya
bermuara pada sungai induk secara tidak teratur. Umumnya pola aliran
sungai ini terbentuk pada daerah yang memiliki resistensi batuan yang
seragam dan tidak begitu terjal.
b. Parallel
Yaitu pola aliran sungai yang arah alirannya hampir sejajar antara
sungai satu dengan sungai lainnya. Tempat pertemuan anak-anak
sungai dan sungai induk membentuk sudut lancip. Pola aliran ini
biasanya terdapat di daerah perbukitan dengan lereng terjal.
c. Radial
Pola aliran sungai radial ini terbagi menjadi 2 macam yaitu :
Sentrifugal, yaitu pola aliran sungai yang memiliki pola dimana
sungai-sungai mengalir secara radial dari puncak suatu dome atau

gunungapi.
Sentripetal, yaitu pola aliran sungai sentripetal merupakan pola
aliran di mana sungai-sungai mengalir menuju pusat suatu
cekungan.

d. Anular
Pola aliran ini terbentuk pada daerah kutub struktural yang telah terkikis
dewasa

sehingga

akan

membentuk

sungai

besarnya

mengalir

melingkar mengikuti struktur batuan lunak.


e. Trellis
Pola aliran merupakan pola aliran di mana sungai-sungai induknya
hampir sejajar anak-anak sungai hampir membentuk sudut 90o dengan
sungai induk.
f.

Rectangular
Rectangular merupakan pola yang berkembang mengikuti patahan,
belahan, dan kekar. Sungai-sungainya lurus dan belokan terjadi dengan
tiba-tiba serta menyudut.

g. Angular
Pola aliran ini merupakan modifikasi dari rectangular. Sungai-sungai
pola aliran ini ditandai dengan belokan bersusut tajam yang berkenaan
dengan adanya patahan.

sumber : puguhdraharjo.wordpress.com

Gambar 1
Pola Aliran Sungai
Tabel 2
Pola Pengaliran Sungai dan Karakteristik

Pola Pengaliran Dasar


Dendritik

Karakteristik
Merupakan pola aliran yang menjari dan
mengalir kesegala arah dan menyatu di induk
sungai, ditandai dengan perlapisan batuan

sedimen yang relatif datar dan tahan terhadap


pelapukan. Secara regional daerah aliran
tersebut memiliki kemiringan yang landai.
Sudut anak sungai dengan sungai utama
umumnya
Pararell

hampir

sama,

sungai

utama

umumnya dikontrol oleh struktur geologi. Pada


umumnya pola aliran sungai ini terdapat pada
lereng yang sedang sampai agak curam.
Memiliki pola aliran sungai yang tidak menerus

Rectangular

yang biasanya ditandai dengan kekar atau


sesar yang memiliki sudut kemiringan.
Pola aliran sungai jenis ini memiliki dua sistem
yaitu sistem sentrifugal (menyebar ke luar dari

Radial

titik pusat) dan sistem sentripetal (menyebar ke


arah titik pusat).
Mempunyai pola aliran yang pendek serta
sejajar. Pada daerah aliran ini ditandai dengan

Trellis

batuan sedimen yang memiliki kemiringan


perlapisan batu vulkanik dan metasedimen.
Pola aliran sungai yang sejajar dengan anak

Angulate

sungainya. Yang dikontrol oleh sesar pada


daerah miring.

Sumber : Van Zuidam, 1985

E.

Analisis Struktur Geologi Berdasarkan Morfometri


Morfotektonik merupakan ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu

yang berkaitan dengan hubungan antara struktur geologi dengan bentukan lahan
(Stewart dan Hancock, 1994). Morfotektonik ini akan dipengaruhi oleh adanya
suatu kondisi morfologi dan proses tektonik yang mempengaruhinya yang terjadi
pada masa lalu, karena morfologi ini memiliki dimensi ruang, sedangkan tektonik
mempunyai

dimensi

waktu.

Bentukan

lahan

dari

faktor

tektonik

akan

mengekspresikan bentukan topografi yang khas yang dapat dijadikan sebagai


indikator bahwa telah terjadinya pergerakan tektonik. Bentuk topografi yang telah
mengalami perpindahan dapat terlihat dan diamati melalui bantuan foto udara
dan citra yang dapat memberikan suatu kenampakan morfotektonik yang berupa
pola aliran sungai, perpindahan perbukitan, pembelokan dari suatu sungai,

kelurusan, kenampakan gawir sesar, dan kenampakan adanya teras sungai.


Sedangkan bentuk lahan dari topografi yang mengalami pergerakan yang terjadi
pada umur yang lebih tua, maka akan sulit diamati oleh foto udara karena
pergerakanya telah tertutup oleh adanya sedimentasi dan tererosi.
Morfometri dapat didefinisikan sebagai pengukuran kuantitatif terhadap
bentuk bentang alam. Secara singkat dapat di jelaskan bahwa suatu bentang
alam

dapat

diidentifikasi

melalui

karakteristik

ukuran

tertentu,

elevasi

(maksimum, minimum atau ratarata), dan dapat dilihat dari adanya lereng
(Keller dan Pinter, 1996). Pengukuran morfometri secara kuantitatif ini mengikuti
kaidah geomorfologi yang dijadikan sebagai obyek untuk membandingkan
bentuk lahan dan untuk menghitung parameter secara langsung (indikasi
geomorfik) yang sangat berguna untuk kepentingan identifikasi karakteristik dan
untuk melihat tingkatan aktivitas tektonik suatu wilayah. Beberapa indikasi
geomorfik penting yang pada umumnya digunakan sebagai studi tektonik aktif
adalah sebagai berikut :

Indikasi kurva hipsometrik (hyrsometric curve)


Indikasi basin asimetri (drainage basin asymmetry)
Indikasi gradien indek panjang sungai (stream lengthgradient index)
Indikasi pegunungan muka (mountain front sinuosity)
Indikasi perbandingan lebar dan tinggi lembah (ratio of valley floor width
to valley height)

sumber : puguhdraharjo.wordpress.com

Gambar 2
Bentukan Lahan Berkaitan Dengan Sesar Aktif Strike Slip (Borcherdt, 1975 dalam
Keller dan Pinter, 1996)

Hasil dari indikasi geomorfik tersebut dapat dikombinasikan dengan datadata atau informasi lainnya yang telah ada seperti data atau informasi kecepatan
pengangkatan maupun kemiringan untuk menghasilkan data atau informasi
tingkatan aktivitas tektonik yang secara luas dapat dijadikan sebagai dasar
penafsiran untuk menentukan tingkatan relatif aktivitas tektonik pada suatu
daerah. Dengan melakukan perhitungan indikasi geomorfik tersebut, maka dapat
digunakan untuk kepentingan pembuatan sistem kelas tektonik aktif menjadi
tektonik sangat aktif, aktif sedang, dan aktifitas tektonik tidak aktif. Dasar dari
klasifikasi tektonik aktif ini dapat dijadikan parameter untuk mendeliniasi suatu
daerah untuk kepentingan studi detil identifikasi struktur aktif dan dapat
menghitung kecepatan proses tektonik aktif.

KESIMPULAN

Pada hakekatnya geomorfologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang


mempelajari tentang roman muka bumi beserta aspek-aspek yang dapat
mempengaruhinya. Aspek-aspek yang berpengaruh berupa aspek struktur
(perlipatan, pensesaran, pengangkatan, intrusi, ketidakselarasan, dan termasuk
didalamnya mengenai jenis-jenis batuan) yang bersifat kontruksional atau
bersifat membangun, dan proses yang bersifat destruksional atau bersifat
merusak seperti: pelapukan, longsoran kerja oleh air, angin, gelombang,
pelarutan, dan lainnya. Selain itu batuan yag berperan sebagai bagian dari

struktur dan tahapan proses geologi merupakan faktor cukup penting dalam
proses pembentukan bumi.
Morfometri dapat diartikan sebagai pengukuran kuantitatif terhadap
bentuk bentang alam. Secara singkat dapat di jelaskan bahwa suatu bentang
alam

dapat

diidentifikasi

melalui

karakteristik

ukuran

tertentu,

elevasi

(maksimum, minimum atau ratarata), dan dapat dilihat dari adanya lereng
(Keller dan Pinter, 1996). Pengukuran morfometri secara kuantitatif ini mengikuti
kaidah geomorfologi yang dijadikan sebagai obyek untuk membandingkan
bentuk lahan dan untuk menghitung parameter secara langsung (indikasi
geomorfik) yang sangat berguna untuk kepentingan identifikasi karakteristik dan
untuk melihat tingkatan aktivitas tektonik suatu wilayah. Beberapa indikasi
geomorfik penting yang pada umumnya digunakan sebagai studi tektonik aktif
adalah sebagai berikut :

Indikasi kurva hipsometrik (hyrsometric curve)


Indikasi basin asimetri (drainage basin asymmetry)
Indikasi gradien indek panjang sungai (stream lengthgradient index)
Indikasi pegunungan muka (mountain front sinuosity)
Indikasi perbandingan lebar dan tinggi lembah (ratio of valley floor width
to valley height)

DAFTAR PUSTAKA

Ardi, M. 2012 . Analisi Daerah Aliran Sunga karena Adanya Gaya-gaya


Geologi.

http://geologitambangsmk.blogspot.com/2013/08/gaya-gaya-

geologi. Diakses pada tanggal 10 Mei 2016. Pukul 09.00 WIB


Rahmat, Faisal. 2012. Morfolgi DAS. http. geoenviron.blogspot.com/2012/10/
struktur-geologi-sesar. Diakses pada tanggal 10 Mei 2016. Pukul 09.00
WIB

Windu, Damar, 2013, Cara Penentuan Aspek Morfometri DAS http://


pramanadunia.blogspot.com/2013/03/cara-penentuan-aspek-morfometridas.html. Diakses pada tanggal 10 Mei 2016. Pukul 09.10 WIB

Anda mungkin juga menyukai