Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN MATA KULIAH PRINSIP STRATIGRAFI

TUGAS FINAL
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas
dan memenuhi syarat-syarat kelulusan mata kuliah prinsip stratigrafi

Oleh:

Nursyafira
1704107010004

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
JANUARI, 2020
BAB I
PERTEMUAN 1
Pada mata kuliah prinsip stratigrafi yang di bimbing langsung oleh 2 dosen
pengajar yakni pak Asrillah, S.Si., M.Sc. dan pak Sangga Rima Roman Selia, S.T.,
M.T. untuk pertemuan 1-8 dipaparkan oleh pak Asrillah, S.Si., M.Si dengan diawali
mengenal konsep dari stratigrafi itu bagaimana, Depotional Eviromental, dan
Sequence Stratigraphy. Kemudian untuk pertemuan 9-16 dilanjutkan oleh pak
Sangga Rima Roman Selia, S.T., M.T. dimana awal pertemuan dengan pak sangga
beliau terlebih dahulu pemperkenalkan background beliau secara singkat dan jelas
kepada mahasiswa kemudian mereview kembali apa-apa saja yang sudah
dipaparkan oleh pak Asrillah.

Secara singkat para mahasiswa yang mengambil mata kuliah prinsip


stratigrafi mereview kembali bagaimana sih lingkungan pengendapan itu dapat
terjadi? Lingkungan pengendapan dapat didefinisikan sebagai wadah atau tempat
dimana sedimen dapat diendapkan. Adapun tahapan dari pengendapan itu sendiri
yakni mulai dari Weathering-Erosion-Deposition.

BAGIAN 1
Review materi pertengan semester lalu

Konsep lingkungan pengendapan


Dimana pada batuan sedimen terendapkan jika kita mengkonsenderasi
lingkungan pengendapan. Pada proses pengendapan kita dapat melihat sifat fisis
dari batuan yaitu, porositas, permeabilitas, dan saturasi. Jadi kita sebagai seorang
geophysics sangat membutuhkan konsep geologi untuk melihat sifat-sifar fisis dari
pada batuan itu sendiri. Dan apa yang kita lihat pada permukaan bumi maka dengan
konsep itu kita apat mengetahui bagaimana di bawah permukaan bumi. Salah satu
target reservoir yang bagus adalah channel. Contohnya pada sungai ataupun pada
tepi laut. Pada lingkungan pengendapan kita tidak dapat semerta-merta
mengkorelasikan antar kedua lapisan bahwa sanya mereka mempunyai lapisan yang
sama, akan tetapi kita harus teliti lebih lanjut dari segi lingkungan pengendapan
yang seperti apa sih pada bawah permukaan itu, karena setiap lapisan memiliki nilai
porositas yang berbeda-beda.

Apa itu stratigrafi ?


Stratigrafi berasal dari kata strata yaitu lapisan pengendapan, stratigrafi itu
sendiri adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana sejarah atau kondisi
bawah permukaan bumi, dengan mengetahui umur perlapisannya, distibusi
perlapisannya dan juga kita dapat menginterpretasikan bagaimana sih kondisi
bawah permukaan bumi itu. Nah dari itu kita harus mempelajari stratigrafi guna
untuk mengetahui bagai mana kondisi di bawah permukaan yang sebenarnya. Kita
dapat perhatikan gambar berikut:

Sandstone (Batu Pasir)

Shale (Serpih)

Limestone (Gamping)

Gambar diatas merupakan salah satu contoh dari lapisan pengendapan.

Batuan sedimen diklasifikasikan berdasarkan ukuran butirannya. Mulai dari


yang paling halus sampai ke yang paling kasar seperti, lempung (clay) – lanau (silt)
– pasir, tapi yang jika didominan oleh lempung maka kita dapat menyebutnya
claystone. Dan jika di dominasi oleh lanau maka kita dapat menyebutnya adalah
siltstone. Bagaimana jika keduanya digabung antara lempung (clay) dan lanau
(silt)? Maka kita dapat menyebutnya sebagai mudstone atau batu lumpur. Nah
untuk yang serpih atau shale maka ukuran butirnya yaitu lempung-lanau, akan
tetapi dia memiliki bidang yang dinamakan sebagai bidang fasility. Akibat
terjadinya tekanan maka struktur dan ukuran butirnya juga berubah sehingga
adanya bidang fasility. Berikut merupakan gambaran terhadap bidang fasility yang
ditimbulkan.

Gambar bidang fasility yang terjadi akibat adanya tekanan.

Hubungan Stratigrafi
- Hubungan Superposisi:
Adalah yang menjelaskan bahwa sanya batuan yang terendapkan paling
bawah merupakan batuan yang tua sedangkan untuk batuan yang terendapkan
paling atas ialah batuan yang paling muda, akan tetapi proses pengendapan ini
terjadi apabila tidak adanya proses tektonik, dimana proses tektonik nilah yang akan
menghancurkan struktur bagian bawahnya, jadi pada hubungan superposisi inilah
yang terjadi adalah tidak adanya proses tektonik yang tidak menghancurkan
struktur batuannya atau lapisannya.
- Hubungan Unconformity (Ketidakselarasan)
Sebelum masuk kepada konsep sequence stratigrafi, kita terlebih dahulu untuk
lebih memahami atau mengetahui bagai mana konsep dari ketidakseralasan.
Intinya pada proses ketidakselarasan ini adanya yang berubah, dimana pada awal
prosesnya A tapi tiba-tiba berubah menjadi prosenya B.
Ciri dari ketidakselarasan :
- Memiliki bidang batas atau sering disebut sebagai batas erosi.
- Adanya bidang yang tidak selaras. Dimana bidang yang tidak selaras ini
mencerminkan adanya proses geologi. Bisa jadi pada saat terjadinya
pengendapan, untuk yang diendapkan dibawahnya bisa jadi pada
lingkungan pengendapan shallow marine atau laut dalam sedangkan bagian
atasnya pada lingkingan pengendapan flivual atau sungai.

Apabila pada suatu lapisan tidak adanya yang berbeda atau sama saja disetiap
lapisan pengendapannya, nah itu bisa jadi kita menyebutkannya sebagai
conformity yaitu selaras, dimana tidak adanya perubahan apa-apa karena
memiliki lapisan pengendapan yang sama.
 Angular Unconformity:
Adalah pada bagian bawahnya adanya sudut-sudut, yang menyebabkan
lapisan dibawah bidang ketidakselarasan bersudut yaitu karena adanya
pengaruh dari proses tektonik, sehingga yang menyebabkan lapisan atau
batuan dibawahnya berubah sehingga mempunyai sudut-sudut. Perhatikan
gambar berikut, dimana pada gambar dibawah ini merupakan salah satu
contoh dari hubungan Angular Unconformity. Pada bagian bawahnya
terdapat struktur antiklin jika kita tinjau lebih jauh sebenarnya bagian antiklin
tersebut terpotong akibat tererosi sehingga bagian atasnya terendapkan oleh
lapisan lainnya akibat adanya proses pengangkatan atau uplift. Nah pada
angular unconformity ini dia memiliki energi yang kecil pada bagian bidang
erosinya.

D
C Lapisan pengendapan
B
A
Bidang Erosi
Adanya Sudut

Angular Unconformity
 Disconformity:
Dimana pada bagian bawahnya lapisan pengendapannya lateral, dan untuk
bagian atasnya juga memiliki perlapisna yang horizontal. Nah pada
disconformity pada bagian erosinya memiliki energi yang besar. Dan tidak
adanya proses tektonik.

D
C
B Lapisan pengendapan
A
Bidang Erosi
Adanya Sudut

Disconformity

Pada batuan sedimen maka pengendapan akan terjadi secara horizontal.


Pada proses disconformity tidak dipengaruhi oleh adanya proses tektonik. Jadi
lapisan yang terendapkan pada 12 juta tahun yang lalu itu merupakan pengendapan
yang paling tertua, sampai ke pengendapan yang paling muda. Kemudian pada saat
terjadinya erosi misalkan pada rentang waktu 5-4 juta tahun yang lalu, nah sehingga
dinamakan dengan proses hiatus, dimana proses hiatus ini adalah proses yang tidak
terjadi apa-apa sampai akhirnya iya terjadi pengendapan lapisan yang baru. Nah
bagaimana caranya kita dapat membedakan bidang ketidakselarasan pada bagian
lapisan yang terendapkan berdasarkan tahun? Jadi apabila kita ingin membedakan
bagain atau batas ketidak selarasan dari batuan kita bisa melihatnya dari perbedaan
umur pada setiap lapisan batuan yang terendapkan. Nah pastinya kita akan
menimbulkan pertanyaan, bagaimana sih kita tau setiap lapisan itu umurnya ada
yang 6 juta tahun yang lalu atau 5 juta tahun yang lalu dan sebagainya? kita juga
dapat membedakannya dari segi fosil yang terendapkan, biasanya pada batua
sedimen fosil yang terendapkan itu ialah fosil foraminifera. Jadi, dari segi itulah
kita dapat membedakan bidang ketidakselarasan dengan jenis disconformity. Pada
fosil foraminifera adalah fosil yang tidak dapt di lihat dengan mata telanjang, kita
harus melihatnya dari mikroscop.
BAB II
PERTEMUAN 2
Review materi pertemuan 1:
Kesimpulan yang didapatkan dari pertemuan 1 adalah pada perbedaan
batuan sedimen itu dilihat dari segi ukuran butirannya. Pada batuan serpih (shale)
ukuran butirannya mulai dari lempung-lanau, dimana terbentunnya bidang fasility
akibat adanya proses tektonik sehingga tertekan. Kemudian adanya pembahasan
terkait hubungan stratigrafi, dimana pada hubungan stratigrafi ini adanya hubungan
superposisi, batuan yang terendapkan paling bawah merupakan lapisan yang tertua
sedangkan yang paling atas adalah paling muda. Kemudian adanya hubungan
angular unconformity, maknanya pada lapisan bawahnya adanya sudut atau
menyudut akibat pengarus dari proses tektonik, sehingga akan menyebabkan
perlapisan uplift atau terangkat keatas sehingga bagian dari atas pengendapan akan
tererosi sehingga akan kembali terendapkan lagi oleh pengendapan yang barunya
lagi. Setelah itu adanya hubungan disconformity, dimana hubungan ini pada bagian
bawahnya merupakan perlapisan yang lateral. Dan juga pada hubungan
disconformity akan terjadinya proses hiatus, dimana proses ini adalah fase tidak
adanya pengendapan sampai ia kembali terendapkan dengan pengendapan yang
baru. Dan tak lupa pula bada batuan sediment setiap pengendapan fosil pasnya
tidak lepas dari fosil foraminifera.

BAGIAN 2:
Pada hubungan stratigrafi yang sudah kita bahas sebelumnya, pastinya
terdapat satu hubungan lagi seperti:
 Non Conformity
Yang membedakan non-conformity dengan 2 hubungan unconformity lainnya
di bawah bidang erosi adalah batuan beku atau batuan metamorf. Disini batuan
beku yang terendapkan itu adalah secara horizontal. Untuk silt itu biasanya
terendapakan secara horizontal dimana, pada saat terjadinya intrusi itu
menyamping, sedangkan untuk dike ia dapat tererosi secara vertikal.

Gambar. Disconformity, Angular Unconformity, dan Non-Conformity.


Kenapa bisa adanya batuan beku pada bagian atas? Akibat adanya proses
intrusi. Intrusi ini dimana terjadinya ketika batuan beku yang naik ke atas sehingga
tererosi. Kemudian, apa sih yang membedakan non conformity dengan 2
unconformity lainnya adalah, dimana di bawah dari perlapisan pengendapan adalah
dibawahnya adalah batuan beku atau batuan metamorf.
Pertanyaannya sekarang dari mana munculnya fragment-fragment ini?
Yaitu munculnya fragment ini berasal dari batuan beku yang terintrusikan ke atas.
Dan ini juga akan berkaitan dengan inklusi.

Gambar. Non-conformity
Nah di dalam pengendapan sebenarnya kita juga bisa ngebedain setiap
perlapisan yang terendapkan itu berdaarkan dengan umur pengendapannya, cara
mengetahuinya dengan kita menemukan fosil-fosil yang sudah terendapkan pada
batuan tersebut. Jadi untuk mendapatkan disconformity kita harus menganalisi fosil
yang terendapkan, karena batuan pada bagian atasnya dengan yang dibawahnya itu
sangat mirip dan itu membuat kita sulit untuk membedakannya, tapi jika kita
bedakan dengan fosil yang terendapkan berdasarkan umur baik itu umur pada
mississippian atau pada umur jurasic.

Gambar. Umur geologi

Nah sebenarnya konsep yang membedakan antara hubungan uncormformity


terhadap nonconformity adalah pada ukuran kristal yang sama warnanya.
Hubungan Potong-Memotong (Cross-Cutting relationships):
Berbicara terhadap potong memotong itu biasanya pada batuan beku, dan
yang dipotongnya tu biasnaya adalah batuan sedimen. Kegunaan dari cross-cutting
ini sendiri ialah untuk menentukan umur perlapisan batuan serta struktur geologi
bawah permukaan. Perhatikan gambar di bawah ini, si dike adalah yang
memotongnya jadi si dike adalah batuan yang muda, jadi proses pembentukan batu
basalt dike itu lebih muda dari pada pembentukan batu disekitarnya seperti
sanstone, mudstone, dan shale.

Umur lebih muda

Gambar. Cross-Cutting

Hubungan Inklusi:
Apabila kita menemukan fragment pada suatu lapisan batuan, jadi si
fragment batuan ini itu lebih muda dari si lapisan batuan itu. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa si inklusi ini itu bakalan lebih tua dari lapisan batuan yang berada
disekitarannya. Berikut merupakan inklusi dari batuan granite. Jadi, batuan granite
lebih muda dari pada sandstone.

Gambar. Contoh inklusi

Apa yang membedakan antara intrusi dan inklusi? Jadi yang


membedakannya ialah pada bagian lapisan atas apabila terdapat fragmen dari
batuan dibawahnya maka itu merupakan inklusi sehingga pada batuan atasnya
merupakan yang terendapkan lebih muda sedangkan yang dibawahnya adalah yang
terendapkan lebih tua. Sedangkan pada proses intrusi yakni ketida fragmen dari
lapisan atas terendapkan pada lapisan batuan bawahnya sehingga menjadikan
lapisan atasnya merupakan lapisan yang terendapkan lebih tua dari lapisan batuan
yang terendapkan lebih muda.
Berbeda halnya dengan batuan sedimen, pada batuan sedimen. Perhatikan
gambar berikut:
Ada istilah yaitu burrows, galian oleh binatang.

Terendapkan
lebih muda

Terendapkan
Lebih tua

Gambar. Fosil Burrows

Kemudian apa sih yang sebenarnya seorang geologist dan geophysics


inginkan? Mereka ingin mengetahui bagaimana sih kondisi bawah permukaan yang
sebenarnya, kemudian dan apa-apa saj informasi yang mereka bisa dapatkan dari
bawah permukaan bumi. Oleh karena itu, perlunya seorang geologit dan geophysics
untuk mempelajari terkait stratigrafi dan singkapan batuan, dan disinilah kita dapat
memprediksikan bagaimana kondisi bawah permukaan yang sebenarnya. Secara
umum, kita dapat mengkorelasikan antara layer 1 terhadap layer 2 untuk melihat
adanya perubahan baik itu pada pengendapannya, dan lingkungan pengendapannya.
Kemudian untuk mengenali si singkapan itu sendiri atau pun outcrop kita dapat
mengenalinya dari daerah sungai dimana dengan kita menggunakan konsep strike
dan dip maka kita dapat memprediksi bagaimana sih bawah permukaan yang
sebenarnya. Jadi memalui konsep dari singkapan kita dapat memprediksi bagian
bawah permukaan kemudian kita dapat interpretasi geofisika. Misalkan kita melihat
respon magnetic, berdasarkan respon tersebut dapat dilihat dengan jelas dan lebih
terbukti bagaimana kondisi bawah permukaan. Dan secara otomatis, pasti adanya
data inversi dari data geofisika untuk menentukan informasi bawah permukaan.
Kemudian kita tanamkan konsep geologi untuk mendapatkan informasi/
interpretasi geologi agar data yang kita sajikan lebih terpercaya dan akurat.
BAB III
PERTEMUAN 3
Review pertemuan ke 2:
Pada pembahasan sebelumnya kita telah membahas hubungan stratigrafi
yaitu ada tiga hubungannya yakni, angular unconformity, disconformity, dan non-
conformity. Dimana pada angular uncorformity terdapat sudut pada bidnag
ketidakselarasannya, kemudian disconformity adalah lapisan yang terendapkan
secara lateral akibat tidak adanya proses tektonik, kemudian ada juga non
conformity dimana, pada bagian bawahnya terdapat batuan beku, atau batuan
metamorft dan bagian atasnya adalah batuan sedimen. Adanya intrusi yaitu
penerobosan batuan beku, dan sifat dari batuan beku itu sendiri adanya menerobos.
Jadi akibat adanya proses erosi sehingga fragment-fragment itu terbawa ke atas.
Kemudian telah membahas tentang umur relatif pada suatu batuan, dimana pada
inklusi batuan yang terendapkan paling muda selalu berada di bagian atasnya. Dan
juga singkapan atau outcop dapat menjadi acuan kita untuk mengetahui informasi
bawah permukaan jika kita sedang berada di lain tempat atau jauh tempatnya. Nah,
pada bagian dari pertemuan ke 2 ini adalah, jika kita mengerti stratigrafi dengan
memahami konsep geologi, maka kita juga dapat menginterpretasikan data
geofisika ini. Pada tahapan interpretasi secara logis itu ada dua konsep yang harus
kita tanamkan dan kita terapkan yakni, menggunakan peta geologi dan sejarah
geologi. Seorang geophysics untuk intrepretasi baik itu magnetik, seismik, gravity,
elektromagnetik, dam lainnya maka dari itu kita harus adanya konsep dari geologi
sehingga data yang kita sajikan lebih terpercaya berdaarkan sejarah dari geloginya.
Jadi yang harus kita ingat sebagai seorang geophysics ialah interpretasikanlah data
geofisika dengan menggunakan konsep geologi, karena konsep geologi adalah
bagian penting dari interpretasi geofisika.

BAGIAN 3:
STRIKE AND DIP
Apa itu strike dan dip ?
Strike adalah arah kemiringan pada suatu lapisan atau singkapan, sedangkan dip itu
adalah kemiringan suatu singkapan. Jadi strike dan dip inilah yang dapat membantu
kita, misalnya pada kedalaman berapa sih kita dapat menemukan batuan yang sama.
Strike dan dip inilah yang dibutuhkan oleh seorang geophysics untuk
menginterpretasikan dan memahami konsep geologi, serta informasi strike dan dip
lah yang membantu untuk menentukan batuan apa sih yang terdapat dibawah
permukaan.
Gambar. Strike dan dip

Nah dalam geologi struktur kita juga dan pelajari itu yang namanya strike
dan dip. Kemudian bagaimana cara kita untuk menghitung arah srike dan dip? Yaitu
dengan kita melihat arah Nort dan West nya untuk menghitung berapa derajat sih
arah strikenya, dan untuk dip itu sendiri kita dapat melihat kemiringan yang kita
dapatkan berdasarkan dari arah srike nya. Jika kita sedang dilapangan, maka kita
dengan mudah dapat meletakkan kompas pada bagian singkapan untuk menghitung
strike dan dipnya. Perhatikan gambar dibawah ini. Pad0a bagian yang sudah di
petakkan dengan garis mereh itu, dapat kita baca arah strike dan dipnya adalah
N 0° W/16°.

Gambar. Informasi yang didapatkan berdasarkan informasi strike dan dip

Misalkan kita mempunyai penampang peta 2D jadi, dari peta tersebut sebenarnya
dapat mencerminkan keadaan dibawah permukaan. Jadi berdasarkan informasi dari
penampang 2D maka, kita dapat memprediksikan bahwa sanya dibawah permukaan
struktur geologinya adalah antikli, dikarenakan memiliki arah yang berlawanan.
Sedangkan arahnya yang sama maka kita dapat memprediksikan di bawah
permukaan itu adanya struktur siklin. Dan apa yang terjadi jika kita tidak
mempunyai informasi strike dan dip?maka kita akan sulit untuk menginformasikan
struktur apa sih yang ada di bawah permukaan itu.
BAB IV
PERTEMUAN 4
Review pertemuan 3:
Sebelumnya kita sudah mengukur strike dan dip. Pada saat kita membuat
peta geologi maka kita dapat menjadikan strike dan dip itu sebagai sumber
informasi awal.

BAGIAN 4:
Kemudian, memahami isi dari peta geologi dimana pada peta geologi ini dia
menginformasikan tentang formasi batuan, umur batuan dan sistematika tata letak
nya itu berawal dari yang paling tua pada bagian bawahnya sampai yang paling
muda pada bagian atasnya. Kemudian pertanyaanya sekarang, gimana sih cara
memplotkan si strike dan dip itu kepeta? Jadi kita dapat memplotkannya dengan
menggunakan busur guna untuk melihat arah dan besarnya nilai dari strike dan dip.
Dan juga konsep dari peta geologi itu sendiri ialah tau mana yang batuan tertua
ataupun batuan muda dari konsep superposisi, inklusi dan fosil yang terendapkan.
Kemudian timbulnya pertanyaan, bagaimana sih kita tau kondisi bawah
permukaan itu? Jadi jika kita mempunya peta penampang 2D maka dari sinilah kita
dapat mengetahuinya dengan cara membuat line cross section pada penampang
tersebut. Anggap saja A-A’ adalah garis cross section, maka dari informasi srtike
dan dip yang disediakan kita bisa ngukur nih berapa jarak antar satu lapisan dengan
lapisan lainnya. Selain itu, kita juga dapat membuat lapisan-lapisan lainnya
berdasarkan informasi dari strike dan dip. Sehingga kita dapat mengetahui
informasi bawah permukaan. Dan juga strike dan dip ini lah yang dapat membuat
kita untuk menebak struktur apa saja yang terdapat bawah permukaan bumi serta
dapat membatu kita untuk memvisualisasikan ada apa saja sih dibawah permukaan
bumi itu. Manfaat dari adanya peta geologi yaitu, memberikan informasi strike dan
dip serta kolom stratigrafi.

Korelasi Stratigrafi
Pada korelasi stratigrafi ini kita dapat melihat hubungan antara 1 substansi
dengan substansi lainnya. Apa sih yang dihasilkan dari korelasi stratigrafi ini? Yang
dihasilkannya adalah memiliki hubungan antara keduanya. Dan kemudian hasil dari
korelasi stratigrafi ini sendiri akan dimasukkan kekolom MS (Measured Section).
1 data MS dapat mengindentifikasikan sedimen berdasarkan ukuran butirnya.
Bagaimana cara mengkorelasinya? Dengan menggunakan data seismik, ketika kita
memasukkan atau injeksi fluida ke bawah permukaan maka fluida tersebut akan
mencari lapisan yang sama untuk membawa reservoir naik ke atas permukaan.
Kemudian apa yang terjadi apabila korelasi yang dilakukan itu salah? Maka akan
menyebabkan si fluida itu sendiri tidak akan menemukan dimana reservoir berada
dan effek dari itulah pengeboran yang sudah dilakukan akan merugikan perusahan
yang terkait nantinya. Problemnya sekarang mengapa korelasi stratigrafi itu penting
pada target pencarian reservoir? Karena untuk memudahkan kita mencari dan
menemukan si reservoir. Aggap saja kita sudah melakukan korelasi akan tetapi
korelasi yang kita dapatkan hanya sebatas korelasi 2D, kemudian bagaimana
caranya jika kita ingin mendapatkan korelasi secara 3D? Yaitu dengan
menggunakan geostatistik.

Gambar. Korelasi Stratigrafi

Korelasi Lithostratigrafi
Pada korelasi ini lebih kepada pada perbedaan disetiap lapisannya. Dan
korelasi ini biasanya digunakan pada pencarian batu bara.

Gambar. Korelasi stratigrafi

Korelasi Biostratigrafi
Korelasi yang dilakukan berdasarkan pada perbedaan fosilnya. Sedangkan
pada well log digunakan microfossil contohnya pada fosil forraminifera. Pada
korelasi ini perubahannya mulai dari korelasi biostratigrafi – biozone - rentang.
Gambar. Korelasi Biostratigrafi

Anda mungkin juga menyukai