TUGAS FINAL
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas
dan memenuhi syarat-syarat kelulusan mata kuliah prinsip stratigrafi
Oleh:
Nursyafira
1704107010004
BAGIAN 1
Review materi pertengan semester lalu
Shale (Serpih)
Limestone (Gamping)
Hubungan Stratigrafi
- Hubungan Superposisi:
Adalah yang menjelaskan bahwa sanya batuan yang terendapkan paling
bawah merupakan batuan yang tua sedangkan untuk batuan yang terendapkan
paling atas ialah batuan yang paling muda, akan tetapi proses pengendapan ini
terjadi apabila tidak adanya proses tektonik, dimana proses tektonik nilah yang akan
menghancurkan struktur bagian bawahnya, jadi pada hubungan superposisi inilah
yang terjadi adalah tidak adanya proses tektonik yang tidak menghancurkan
struktur batuannya atau lapisannya.
- Hubungan Unconformity (Ketidakselarasan)
Sebelum masuk kepada konsep sequence stratigrafi, kita terlebih dahulu untuk
lebih memahami atau mengetahui bagai mana konsep dari ketidakseralasan.
Intinya pada proses ketidakselarasan ini adanya yang berubah, dimana pada awal
prosesnya A tapi tiba-tiba berubah menjadi prosenya B.
Ciri dari ketidakselarasan :
- Memiliki bidang batas atau sering disebut sebagai batas erosi.
- Adanya bidang yang tidak selaras. Dimana bidang yang tidak selaras ini
mencerminkan adanya proses geologi. Bisa jadi pada saat terjadinya
pengendapan, untuk yang diendapkan dibawahnya bisa jadi pada
lingkungan pengendapan shallow marine atau laut dalam sedangkan bagian
atasnya pada lingkingan pengendapan flivual atau sungai.
Apabila pada suatu lapisan tidak adanya yang berbeda atau sama saja disetiap
lapisan pengendapannya, nah itu bisa jadi kita menyebutkannya sebagai
conformity yaitu selaras, dimana tidak adanya perubahan apa-apa karena
memiliki lapisan pengendapan yang sama.
Angular Unconformity:
Adalah pada bagian bawahnya adanya sudut-sudut, yang menyebabkan
lapisan dibawah bidang ketidakselarasan bersudut yaitu karena adanya
pengaruh dari proses tektonik, sehingga yang menyebabkan lapisan atau
batuan dibawahnya berubah sehingga mempunyai sudut-sudut. Perhatikan
gambar berikut, dimana pada gambar dibawah ini merupakan salah satu
contoh dari hubungan Angular Unconformity. Pada bagian bawahnya
terdapat struktur antiklin jika kita tinjau lebih jauh sebenarnya bagian antiklin
tersebut terpotong akibat tererosi sehingga bagian atasnya terendapkan oleh
lapisan lainnya akibat adanya proses pengangkatan atau uplift. Nah pada
angular unconformity ini dia memiliki energi yang kecil pada bagian bidang
erosinya.
D
C Lapisan pengendapan
B
A
Bidang Erosi
Adanya Sudut
Angular Unconformity
Disconformity:
Dimana pada bagian bawahnya lapisan pengendapannya lateral, dan untuk
bagian atasnya juga memiliki perlapisna yang horizontal. Nah pada
disconformity pada bagian erosinya memiliki energi yang besar. Dan tidak
adanya proses tektonik.
D
C
B Lapisan pengendapan
A
Bidang Erosi
Adanya Sudut
Disconformity
BAGIAN 2:
Pada hubungan stratigrafi yang sudah kita bahas sebelumnya, pastinya
terdapat satu hubungan lagi seperti:
Non Conformity
Yang membedakan non-conformity dengan 2 hubungan unconformity lainnya
di bawah bidang erosi adalah batuan beku atau batuan metamorf. Disini batuan
beku yang terendapkan itu adalah secara horizontal. Untuk silt itu biasanya
terendapakan secara horizontal dimana, pada saat terjadinya intrusi itu
menyamping, sedangkan untuk dike ia dapat tererosi secara vertikal.
Gambar. Non-conformity
Nah di dalam pengendapan sebenarnya kita juga bisa ngebedain setiap
perlapisan yang terendapkan itu berdaarkan dengan umur pengendapannya, cara
mengetahuinya dengan kita menemukan fosil-fosil yang sudah terendapkan pada
batuan tersebut. Jadi untuk mendapatkan disconformity kita harus menganalisi fosil
yang terendapkan, karena batuan pada bagian atasnya dengan yang dibawahnya itu
sangat mirip dan itu membuat kita sulit untuk membedakannya, tapi jika kita
bedakan dengan fosil yang terendapkan berdasarkan umur baik itu umur pada
mississippian atau pada umur jurasic.
Gambar. Cross-Cutting
Hubungan Inklusi:
Apabila kita menemukan fragment pada suatu lapisan batuan, jadi si
fragment batuan ini itu lebih muda dari si lapisan batuan itu. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa si inklusi ini itu bakalan lebih tua dari lapisan batuan yang berada
disekitarannya. Berikut merupakan inklusi dari batuan granite. Jadi, batuan granite
lebih muda dari pada sandstone.
Terendapkan
lebih muda
Terendapkan
Lebih tua
BAGIAN 3:
STRIKE AND DIP
Apa itu strike dan dip ?
Strike adalah arah kemiringan pada suatu lapisan atau singkapan, sedangkan dip itu
adalah kemiringan suatu singkapan. Jadi strike dan dip inilah yang dapat membantu
kita, misalnya pada kedalaman berapa sih kita dapat menemukan batuan yang sama.
Strike dan dip inilah yang dibutuhkan oleh seorang geophysics untuk
menginterpretasikan dan memahami konsep geologi, serta informasi strike dan dip
lah yang membantu untuk menentukan batuan apa sih yang terdapat dibawah
permukaan.
Gambar. Strike dan dip
Nah dalam geologi struktur kita juga dan pelajari itu yang namanya strike
dan dip. Kemudian bagaimana cara kita untuk menghitung arah srike dan dip? Yaitu
dengan kita melihat arah Nort dan West nya untuk menghitung berapa derajat sih
arah strikenya, dan untuk dip itu sendiri kita dapat melihat kemiringan yang kita
dapatkan berdasarkan dari arah srike nya. Jika kita sedang dilapangan, maka kita
dengan mudah dapat meletakkan kompas pada bagian singkapan untuk menghitung
strike dan dipnya. Perhatikan gambar dibawah ini. Pad0a bagian yang sudah di
petakkan dengan garis mereh itu, dapat kita baca arah strike dan dipnya adalah
N 0° W/16°.
Misalkan kita mempunyai penampang peta 2D jadi, dari peta tersebut sebenarnya
dapat mencerminkan keadaan dibawah permukaan. Jadi berdasarkan informasi dari
penampang 2D maka, kita dapat memprediksikan bahwa sanya dibawah permukaan
struktur geologinya adalah antikli, dikarenakan memiliki arah yang berlawanan.
Sedangkan arahnya yang sama maka kita dapat memprediksikan di bawah
permukaan itu adanya struktur siklin. Dan apa yang terjadi jika kita tidak
mempunyai informasi strike dan dip?maka kita akan sulit untuk menginformasikan
struktur apa sih yang ada di bawah permukaan itu.
BAB IV
PERTEMUAN 4
Review pertemuan 3:
Sebelumnya kita sudah mengukur strike dan dip. Pada saat kita membuat
peta geologi maka kita dapat menjadikan strike dan dip itu sebagai sumber
informasi awal.
BAGIAN 4:
Kemudian, memahami isi dari peta geologi dimana pada peta geologi ini dia
menginformasikan tentang formasi batuan, umur batuan dan sistematika tata letak
nya itu berawal dari yang paling tua pada bagian bawahnya sampai yang paling
muda pada bagian atasnya. Kemudian pertanyaanya sekarang, gimana sih cara
memplotkan si strike dan dip itu kepeta? Jadi kita dapat memplotkannya dengan
menggunakan busur guna untuk melihat arah dan besarnya nilai dari strike dan dip.
Dan juga konsep dari peta geologi itu sendiri ialah tau mana yang batuan tertua
ataupun batuan muda dari konsep superposisi, inklusi dan fosil yang terendapkan.
Kemudian timbulnya pertanyaan, bagaimana sih kita tau kondisi bawah
permukaan itu? Jadi jika kita mempunya peta penampang 2D maka dari sinilah kita
dapat mengetahuinya dengan cara membuat line cross section pada penampang
tersebut. Anggap saja A-A’ adalah garis cross section, maka dari informasi srtike
dan dip yang disediakan kita bisa ngukur nih berapa jarak antar satu lapisan dengan
lapisan lainnya. Selain itu, kita juga dapat membuat lapisan-lapisan lainnya
berdasarkan informasi dari strike dan dip. Sehingga kita dapat mengetahui
informasi bawah permukaan. Dan juga strike dan dip ini lah yang dapat membuat
kita untuk menebak struktur apa saja yang terdapat bawah permukaan bumi serta
dapat membatu kita untuk memvisualisasikan ada apa saja sih dibawah permukaan
bumi itu. Manfaat dari adanya peta geologi yaitu, memberikan informasi strike dan
dip serta kolom stratigrafi.
Korelasi Stratigrafi
Pada korelasi stratigrafi ini kita dapat melihat hubungan antara 1 substansi
dengan substansi lainnya. Apa sih yang dihasilkan dari korelasi stratigrafi ini? Yang
dihasilkannya adalah memiliki hubungan antara keduanya. Dan kemudian hasil dari
korelasi stratigrafi ini sendiri akan dimasukkan kekolom MS (Measured Section).
1 data MS dapat mengindentifikasikan sedimen berdasarkan ukuran butirnya.
Bagaimana cara mengkorelasinya? Dengan menggunakan data seismik, ketika kita
memasukkan atau injeksi fluida ke bawah permukaan maka fluida tersebut akan
mencari lapisan yang sama untuk membawa reservoir naik ke atas permukaan.
Kemudian apa yang terjadi apabila korelasi yang dilakukan itu salah? Maka akan
menyebabkan si fluida itu sendiri tidak akan menemukan dimana reservoir berada
dan effek dari itulah pengeboran yang sudah dilakukan akan merugikan perusahan
yang terkait nantinya. Problemnya sekarang mengapa korelasi stratigrafi itu penting
pada target pencarian reservoir? Karena untuk memudahkan kita mencari dan
menemukan si reservoir. Aggap saja kita sudah melakukan korelasi akan tetapi
korelasi yang kita dapatkan hanya sebatas korelasi 2D, kemudian bagaimana
caranya jika kita ingin mendapatkan korelasi secara 3D? Yaitu dengan
menggunakan geostatistik.
Korelasi Lithostratigrafi
Pada korelasi ini lebih kepada pada perbedaan disetiap lapisannya. Dan
korelasi ini biasanya digunakan pada pencarian batu bara.
Korelasi Biostratigrafi
Korelasi yang dilakukan berdasarkan pada perbedaan fosilnya. Sedangkan
pada well log digunakan microfossil contohnya pada fosil forraminifera. Pada
korelasi ini perubahannya mulai dari korelasi biostratigrafi – biozone - rentang.
Gambar. Korelasi Biostratigrafi