Anda di halaman 1dari 9

DRAFTKLGeomorphology

GEOMORFOLOGI
Introduction
Geomorfologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai bentuk wujud
permukaan bumi terutama mengenai pembelajaran klasifikasi, deskripsi, sifat, asal, dan
perkembangan bentuklahan sekarang dan hubungannya dengan struktur serta sejarah
perubahan geologis seperti yang terekam oleh kenampakan permukaannya (Bates dan
Jackson, 1987 dalam Soetoto, 2019). Dalam mempelajari geomorfologi, sangat erat
kaitannya dengan bentang lahan/alam dan bentuk lahan (landform).

Macam-Macam Tenaga dan Proses Geomorfologi

Bentang Lahan/Alam dan Bentuk Lahan


Bentang lahan menurut Tuttle tahun 1975 merupakan gabungan dari bentuk lahan (landform). Menurut
Vink (1983), bentang lahan merupakan bentangan permukaan bumi dengan seluruh fenomenanya
mencakup bentuk lahan, tanah vegetasi, dsbnya. Bentuk lahan dijelaskan sebagai kenampakan
tunggal, seperti sebuah bukit atau lembah sungai. Kombinasi dari kenampakan-kenampakan tunggal
tersebut nantinya akan membentuk suatu bentang lahan, seperti daerah perbukitan yang memiliki
ukuran yang bervariasi dengan aliran air sungai di sela-selanya (Tuttle, 1975). Horberg (1952)
mengelompokkan bentang lahan menjadi beberapa bagian diantaranya :
1. Bentang Lahan Sederhana
2. Bentang Lahan Campuran
3. Bentang Lahan Siklus Tunggal
4. Bentang Lahan Multi Siklus
5. Bentang Lahan Hasil Pembentukkan Kembali

Aspek-Aspek dalam Geomorfologi


Berikut merupakan aspek-aspek penentu Morfografi
dalam pembagian satuan geomorfologi : Merupakan deskrispi bentuk permukaan bumi
1. Morfografi dalam bentuk deskriptif atau kualitatif.
2. Morfometri
3. Morfogenesa Morfometri
4. Morfokronologi
5. Morfoaransemen
DRAFTKLGeomorphology

Perhitungan dan analisis kuantitatif terhadap Morfokronologi


konfigurasi permukaan bumi (aspek Urutan dan umur pembentukan bentuk lahan
kuantitatif). atau penanggalan mutlak/absolut dan relative
serta prosesnya yang berhubungan.
Morfogenesa
Morfogenesa dibagi menjadi 3 bagian, Morfoaransemen
diantaranya adalah morfostruktur aktif, Hubungan antara perubahan bentuk lahan
morfostruktur pasir, dan morfodinamika. dengan proses yang sedang berlangsung.

Morfografi, Morfometri, dan Morfogenesa


Morfografi
Morfografi secara garis besar merupakan gambaran bentuk muka bumi atau arsitektur permukaan
bumi.

Morfografi dibagi menjadi 5 bagian utama, diantaranya :


Bentuk Lahan/Relief Bentuk Lembah Pola Pengaliran Bentuk Lereng Pola Punggungan
- Dataran - Lembah Dangkal - Pola Pengaliran - Cekung (Concave) - Paralel (sejajar)
- Perbukitan - Bentuk U Dasar - Cembung (Convex) - Berkelok
- Pegunungan - Bentuk V - Pola Pengaliran - Lurus (Straight) - Melingkar/terpisah
- Punggungan Modifikasi
- Lembah

Morfometri
Morfometri merupakan aspek kuantitatif suatu daerah, di mana aspek tersebut meliputi analisis
ketinggian, volume, kemiringan lereng, dan lain sebagainya, Studi morfometri ini didasarkan pada
sekumpulan data pengukuran yang mewakili variasi bentuk dan ukuran.

Kemiringan Lereng (Persen Luas Peta dan Luas


Skala dan IK Perbedaan ketinggian
Lereng) Satuan
Kemiringan Lereng dihitung Untuk Skala pada peta dapat Beda tinggi dilihat Luas peta dihitung
menggunakan rumus persen menghitung terlebih dahulu skala berdasarkan dominasi berdasarkan rumus :
lereng. Persen lereng batang pada peta, maka X cm = X antara garis persen lereng
menggambarkan ukuran km pada peta yang ditarik, sehingga
Kemudian untuk Luas
kemiringan lahan relatif Contoh : didapatkan rumus :
satuan geomorfologi
terhadap bidang datar yang dihitung menggunakan
dinyatakan dalam satuan mm block seperti
persen. menghitung Luas DAS
Sehingga 1 cm pada peta
mewakili 25.000 cm pada jarak namun dikonversikan
sesungguhnya. menjadi bentuk %.

IK (Interval Kontur) dihitung


menggunakan rumus :
Kemudian hitung rata-rata
persen lereng (%) di setiap
reliefnya.

Morfogenesa
Morfogenesa dibagi menjadi 3 bagian, diantaranya adalah morfostruktur aktif, morfostruktur pasir, dan
juga morfodinamika. Morfostruktur Aktif merupakan proses endogen berupa aktivitas tektonik.
Morfostruktur Pasif biasanya berkaitan dengan dinamika struktur kulit bumi dan litologi/jenis batuan
yang dihubungkan dengan proses eksogen yang terjadi terhadapnya. Morfodinamika merupakan
proses eksogen yang berhubungan dengan Gerakan angin, air, atau es.
DRAFTKLGeomorphology

Tahapan Pengerjaan Peta Geomorfologi


DRAFTKLGeomorphology

DAS, GENETIK SUNGAI, DAN POLA ALIRAN SUNGAI


Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah aliran sungai adalah area lereng yang mengalir ke suatu titik di sepanjang aliran sungai dan
merupakan cara utama bagi ahli geomorfologi untuk membagi satuan. Dipisahkan oleh pembatas
aliran, sungai dan aliran air di daerah aliran sungai membawa sedimen dari wilayah dataran tinggi yang
umumnya curam ke wilayah dataran rendah yang umumnya lebih landai, dan kemudian menuju ke
muara yang didefinisikan sebagai ujung dari daerah aliran sungai. Daerah aliran sungai berisi sungai-
sungai dengan berbagai ukuran serta daerah aliran sungai anak yang lebih kecil.

Tipe Genetik Sungai

Gentik sungai dibagi menjadi beberapa bagian


diantaranya :
- Konsekuen, alirannya mengikuti dip
perlapisan dan kemiringan lereng.
- Subsekuen, alirannya sepanjang zona
resisten (searah strike batuan).
- Obsekuen, alirannya berlawanan dip
perlapisan.
- Insekuen, alirannya mengacak.
- Resekuen, mengikuti kemiringan
batuan, sejajar dengan konsekuen
(anak sungai subsekuen).

Pola Aliran Sungai


- Pola Aliran Sungai Dendritik
DRAFTKLGeomorphology

- Pola Aliran Sungai Parallel

- Pola Aliran Sungai Trellis

- Pola Aliran Sungai Radial

- Pola Aliran Sungai Rectangular

- Pola Aliran Annular

- Pola Aliran Multibasinal


DRAFTKLGeomorphology

- Pola Aliran Concorted

PENARIKAN KELURUSAN BUKIT DAN LEMBAH


Menentukan Kelurusan
notes :
- Warna Biru : Garis Kelurusan Bukit
- Warna Merah : Garis Kelurusan Lembah/Sungai/Indikasi Struktur
Semua garis dibuat 2 cm per 1 garis kelurusan, minimal 10 untuk masing-masing kelurusan.

Mengukur Arah Kelurusan


Mengukur arah kelurusan merupakan mengukur arah orientasi garis kelurusan yang telah di buat di
peta. Posisi 0° yaitu di utara sampai seterusnya mengikuti arah jarum jam sampai 360°. Terdapat 3
kondisi posisi garis yaitu:
1. Garis Tegak Lurus Vertikal dan Horizontal

Cara pengukurannya adalah anggap titik A merupakan arah dan B akan selalu diam di tempat dan
berada di posisi bawah. Maka titik A akan didapatkan arah kelurusan di kuadran I dengan interval
0o.

2. Garis Miring Berarah Timur Laut-Barat Daya

Cara pengukuran pertama di ukur dari titik A. maka, akan di dapat arah kelurusan misalnya bernilai
200° (Kuadran III). karena data yang kita butuhkan yaitu menggunakan kuadran I dan IV makan
di invers/back kan, dengan cara hasil pengukuran di kurangi 180°. jadi. 200°-180° = 20°. setelah
di hitung, maka masukan ke tabel kuadran I dengan simbol turus (I) di interval 11-20 derajat.

Cara pengukuran kedua dari titik B. Maka, akan didapat nilai 20°. karena 20°sudah termasuk
kedalam kaudra I maka langsung masukan datanya ke interval 11-21 derajat.

3. Garis Miring Berarah Barat Laut-Tenggara


DRAFTKLGeomorphology

Cara pengukuran pertama di ukur dari titik A. maka, akan didapat arah kelurusan misalnya bernilai
160° (Kuadran II). karena data yang kita butuhkan yaitu menggunakan kuadran I dan IV makan di
invers/back kan, dengan cara hasil pengukuran di tambah 180°. jadi. 160°+180° = 340°. setelah
di hitung, maka masukan ke tabel kuadran IV di interval 331-340 derajat.

Cara pengukuran kedua dari titik B. Maka, akan didapat nilai 340°. karena 340°sudah termasuk
kedalam kaudra IV maka langsung masukan datanya ke interval 331-340 derajat.

Note : Untuk mempermudah dan tidak melakukan perhitungan, lakukan pengukuran arah kelurusan
melalui titik yang bawah/titik B. Kuadran yang dipakai hanyalah kuadran I dan IV saja.

PEMBAGIAN RELIEF DAN PERHITUNGAN PERSEN LERENG


Pembagian Relief
Relief atau bentuklahan atau morfologi dibagi berdasarkan klasifikasi relief Van Zuidam – Cancelado
(1979). Namun dapat juga disesuaikan dengan klasifikasi persen lereng/kemiringan lereng Van Zuidam
(1983). Pada intinya pembagian relief mengacu pada kondisi topografi.
DRAFTKLGeomorphology

Perhitungan Persen Lereng


Perhitungan persen lereng saling menyesuaikan dengan pembagian relief atau satuan geomorfologi
yang dibagi sebelumnya. Rumus Persen lereng sebagai berikut :

Kemudian dapat pula dibuat tabel persen lereng mengacu pada data-data yang telah dibuat, seperti n
(jumlah kontur yang dilewati), jarak sebenarnya, selisih ketinggian, jarak apda peta (cm). Seteleh itu
dalam satu relief/satuan tersebut dihitung rata-rata persen lerengnya.

ARAH KEMIRINGAN (DIPSLOPE)


Cara menentukan dipslope secara sederhana adalah dengan menentukan arah dip pada kenampakan
geomorfologi di peta topografi/slope/kemiringan bentang lahan tersebut. Penentuan symbol arah
dipslope ditentukan berdasarkan sisi yang miring dan landau. Simbol “E” menghadap ke topografi yang
lebih landai dicirikan dengan garis kontur yang mulai merenggang.

PEMBAGIAN SATUAN GEOMORFOLOGI DAN PENAMAANNYA


Pembagian Satuan Geomorfologi
Pembagain satuan geomorfologi mengacu pada aspek-aspek yang telah ditentukan sebelumnya,
khususnya dari aspek morfografi, morfometri, dan morfogenesa yang kemudian dituangkan dalam
bentuk tabel geomorfologi. Pembagiaan satuan geomorfologi mengacu pada klasifikasi BMB ataupun
Van Zuidam.

Morfometri Morfografi Morfogenetik


Satuan Geomorfologi
Simbol Penyebaran (%) Kemiringan Lereng Bentuk Bentuk Pola Aliran Stadia Stadia Litologi
(BMB, 2006) Slope (o) h (m) ∆h (m) Endogen Eksogen
(%) Lahan/Relief Lembah Sungai Daerah Sungai Penyusun

Penamaan Satuan Geomorfologi (BMB)


Penamaan satuan geomorfologi mengacu pada klasifikasi BMB, di mana penamaan satuan paling
sedikit mengikuti prinsip tiga/empat kata, yaitu terdiri dari :
1. Diawali oleh kata “Satuan”
2. Dilanjut oleh “Bentuk/Relief/Morfologi/Geometri”
3. Genesa Morfologi (proses-proses endogen dan eksogen)
4. Nama Geografis
Contoh : Satuan Lembah Sinklin Welaran atau Satuan Bukit Butte Dieng
DRAFTKLGeomorphology

PENAMPANG SAYATAN GEOMORFOLOGI


Garis sayatan menggunakan penampang sayatan geomorfologi, di mana dimasukkan pula
batas satuan tiap pembagain satuannya.

Anda mungkin juga menyukai