GEOMORFOLOGI
Introduction
Geomorfologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai bentuk wujud
permukaan bumi terutama mengenai pembelajaran klasifikasi, deskripsi, sifat, asal, dan
perkembangan bentuklahan sekarang dan hubungannya dengan struktur serta sejarah
perubahan geologis seperti yang terekam oleh kenampakan permukaannya (Bates dan
Jackson, 1987 dalam Soetoto, 2019). Dalam mempelajari geomorfologi, sangat erat
kaitannya dengan bentang lahan/alam dan bentuk lahan (landform).
Morfometri
Morfometri merupakan aspek kuantitatif suatu daerah, di mana aspek tersebut meliputi analisis
ketinggian, volume, kemiringan lereng, dan lain sebagainya, Studi morfometri ini didasarkan pada
sekumpulan data pengukuran yang mewakili variasi bentuk dan ukuran.
Morfogenesa
Morfogenesa dibagi menjadi 3 bagian, diantaranya adalah morfostruktur aktif, morfostruktur pasir, dan
juga morfodinamika. Morfostruktur Aktif merupakan proses endogen berupa aktivitas tektonik.
Morfostruktur Pasif biasanya berkaitan dengan dinamika struktur kulit bumi dan litologi/jenis batuan
yang dihubungkan dengan proses eksogen yang terjadi terhadapnya. Morfodinamika merupakan
proses eksogen yang berhubungan dengan Gerakan angin, air, atau es.
DRAFTKLGeomorphology
Cara pengukurannya adalah anggap titik A merupakan arah dan B akan selalu diam di tempat dan
berada di posisi bawah. Maka titik A akan didapatkan arah kelurusan di kuadran I dengan interval
0o.
Cara pengukuran pertama di ukur dari titik A. maka, akan di dapat arah kelurusan misalnya bernilai
200° (Kuadran III). karena data yang kita butuhkan yaitu menggunakan kuadran I dan IV makan
di invers/back kan, dengan cara hasil pengukuran di kurangi 180°. jadi. 200°-180° = 20°. setelah
di hitung, maka masukan ke tabel kuadran I dengan simbol turus (I) di interval 11-20 derajat.
Cara pengukuran kedua dari titik B. Maka, akan didapat nilai 20°. karena 20°sudah termasuk
kedalam kaudra I maka langsung masukan datanya ke interval 11-21 derajat.
Cara pengukuran pertama di ukur dari titik A. maka, akan didapat arah kelurusan misalnya bernilai
160° (Kuadran II). karena data yang kita butuhkan yaitu menggunakan kuadran I dan IV makan di
invers/back kan, dengan cara hasil pengukuran di tambah 180°. jadi. 160°+180° = 340°. setelah
di hitung, maka masukan ke tabel kuadran IV di interval 331-340 derajat.
Cara pengukuran kedua dari titik B. Maka, akan didapat nilai 340°. karena 340°sudah termasuk
kedalam kaudra IV maka langsung masukan datanya ke interval 331-340 derajat.
Note : Untuk mempermudah dan tidak melakukan perhitungan, lakukan pengukuran arah kelurusan
melalui titik yang bawah/titik B. Kuadran yang dipakai hanyalah kuadran I dan IV saja.
Kemudian dapat pula dibuat tabel persen lereng mengacu pada data-data yang telah dibuat, seperti n
(jumlah kontur yang dilewati), jarak sebenarnya, selisih ketinggian, jarak apda peta (cm). Seteleh itu
dalam satu relief/satuan tersebut dihitung rata-rata persen lerengnya.