OLEH
AR
SEJARAH INDONESIA XI
EKONOMI PERANG
• Sistem ekonomi yang diterapkan pemerintah jepang pada masa kekuasaan di Indonesia disebut
dengan ekonomi perang.
• Ekonomi perang dapat diartikan bahwa segala kegiatan ekonomi dilakukan untuk kepentingan
perang.
• Sistem ekonomi perang yang diterapkan jepang di Indonesia memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Menguasai dan memperoleh sumber bahan mentah, terutama minyak bumi yang diperlukan
untuk kelangsungan perang.
b. Memotong garis suplai musuh yang bersumber dari Indonesia.
• Pelaksanaan system ekonomi perang dimulai tahun 1942. panglima Angkatan darat ke16
mengeluarkan peraturan yang menyatakan bahwa perkebunan kopi, karet dan teh, ditempatkan
dibawah pengawasan langsung gunseikan.
• Untuk meringankan tugas gunseikan, jepang membentuk badan yang bernama Saibi Kigyo
Kanrikodan (SKK) yang bertugas sebagai pengawas, pelaksana pembelian dan penentu harga
penjualan hasil perkebunan serta memberikan kredit kepada perkebunan yang akan direhabilitasi.
• Dampak kebijakan ekonomi perang adalah kemunduran sector perkebunan. Hal ini berkaitan
dengan kebijakan jepang yang memutus hubungan kerja sama dengan negara eropa.
• Ketika sudah memutuskan hubungan kerja sama dengan negara eropa maka tidak perlu
memperdagangkan maupun mengembangkan perkebunan seperti kopi,tembakau dan teh.
• Jepang justru merehabilitasi dan lebih memperhatikan perkebunan kina dan tebu, karena jepang
memanfaatkan biji tanaman kina sebagai obat malaria. Pasukan jepang bertempur di daerah tropis
sehingga rentan terhadap serangan penyakit malaria.
• Untuk memaksimalkan produksi tanaman kina, jepang mengoperasikan kembali Bandungsche
Kinie Fabriek peninggalan pemerintah kolonial Belanda.
• Seiring perkembangan industry gula, jepang mulai mengembangkan perkebunan gula. meskipun
sebagian pabrik gula telah dibumihanguskan Belanda, industry gula tetap diteruskan dengan modal
swasta Jepang.
• Untuk mengawasi industry gula jepang membentuk badan yang bernama Togyo Rengokai
(persatuan perusahaan gula).
• Memasuki tahun 1944 pemerintah jepang mengganggap kebutuhan gula di Jawa sudah mencukupi.
Oleh karena itu gunseikan mengeluarkan peraturan yang melarang rakyat menanam tebu dan
memproduksi gula.
• Untuk membatasi produksi gula, pemerintah jepang mengubah fungsi pabrik gula menjadi pabrik
senjata atau industry perang lain.
• Dampak lain dari system ekonomi perang adalah setiap wilayah di Indonesia harus melaksanakan
system autarki.
• Sistem autarki yaitu system perekonomian yang mewajibkan setiap daerah memenuhi kebutuhannya
sendiri, dengan memberi sumbangsih terhadap kepentingan perang. (Salah satunya adalah perang
asia timur raya).
• Dalam penerapan system autarki, jepang membagi pulau jawa menjadi 17 autarki, Sumatra 3 autarki,
dan 3 autarki di lingkungan minseifu (wilayah yang diperintah Angkatan laut). Sistem ekonomi
tersebut menyebabkan keadaan ekonomi semakin parah. (bahkan, pada 1944 kekurangan sandang dan
pangan terjadi dibeberapa tempat).
• Pemerintah jepang berusaha mengatasi masalah tersebut dengan membuka lahan baru. Rakyat diminta
menebangi tanaman kopi dan the serta mengganti dengan tanaman pangan seperti padi dan jagung.
• Pada perkembangannya pemerintah jepang membuka sekitar 500.000 hektar hutan di pulau jawa dan
10000 hektar di Sumatra timur.
• Pembukaan hutan secara besar-besaran tersebut berdampak buruk bagi lingkungan karena
menimbulkan erosi dan banjir.
• Dalam perkembangannya, pemerintah jepang menentukan kuota beras yang harus diserahkan
sebagai setoran wajib. Jepang menetapkan rakyat Indonesia hanya boleh memiliki 40% dari
hasil panen mereka sendiri.
• Sekitar 30% harus diserahkan kepada pemerintah melalui kumiai penggilingan padi, sedangkan
30% lagi untuk penyediaan bibit dan disetorkan kepada lumbung desa. Selain itu pemerintah
jepang juga memerintahkan penanaman jarak.
KESIMPULAN
• Dari pembahasan tersebut dapat simpulkan bahwa kebijakan ekonomi yang diterapkan di
Indonesia pada masa pendudukan jepang didasarkan pada asas ekonomi perang. Ciri ekonomi
perang adalah penerapan berbagai pengaturan, pembatasan, dan pengusaan produksi oleh
negara untuk tujuan memenangi perang.
• Melalui system ekonomi perang, pemerintah jepang menguasai sector ekonomi yang meliputi
sector produksi dan lalu lintas perdagangan. Bahkan praktik monopoli berlangsung di seluruh
sector, meliputi produksi, distribusi, dan konsumsi.
PENGENDALIAN DI BIDANG
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
• Pada masa pendudukan jepang, Pendidikan di Indonesia mengalami kemunduran di
bandingkan masa kolonial belanda. Jumlah murid disekolahpun mengalami kemerosotan
sebagai contoh pada masa kolonial belanda terdapat 199 cabang taman siswa di seluruh
Indonesia, tetapi pada 1944 jumlah cabang taman siswa tinggal 59 cabang.
• Kemunduran Pendidikan pada masa pendudukan jepang yang disebabkan kerkurangnya jumlah
guru, akibat jepang merekrut banyak guru sekolah untuk dijadikan tenaga administrasi di
kantor-kantor pemerintahan.
• Kebijakan jepang di Indonesia dalam Pendidikan didasarkan pada prinsip utama sebagai berikut:
a. Menata kembali Pendidikan berdasarkan keseragaman dan persamaan untuk semua kelompok etnik dan
kelas sosial. Dengan dibuktikan dengan pemerintah jepang mengimplementasikan dengan menetapkan
satu macam jenjang Pendidikan dasar selama enam tahun. Kebijakan ini bertujuan memudahkan
pengawasan terhadap mata pelajaran dan penyelenggaraan sekolah.
b. Menghapus secara sistematis pengaruh belanda dari sekolah-sekolah dan menjadikan unsur Indonesia
sebagai landasan utama. Diimplementasikan menghapus pengaruh belanda dan membekukan sekolah
yang bercorak belanda.
c. Menjadikan semua Lembaga Pendidikan sebagai alat untuk memasukkan doktrin kemakmuran asia
timur raya dibawah pimpinan jepang, dengan di implementasikan dalam struktur kurikulum Pendidikan.
• Jepang juga menerapkan kebijakan dalam Pendidikan islam diantaranya:
a. Mengubah kantor voor islamistische zaken menjadi sumubi yang dipimpin tokoh-tokoh
islam seperti K.H. Hasyim Asy’ari. Di daerah-daerah dibentuk sumuka.
b. Memberikan bantuan dan mengadakan kunjungan ke pondok pesantren.
c. Mengizinkan berdirinya pembentukan barisan hizbullah yang mengajarkan latihan dasar seni
kemiliteran bagi pemuda islam di bawah pimpinan K.H. Zainal Arifin.
d. Mengizinkan berdirinya sekolah tinggi Islam di Jakarta di bawah asuhan K.H. Wahid
Hasyim, Kahar Muzakkar, dan Moh. Hatta.
• Salah satu dampak positif perkembangan Pendidikan pada masa jepanh adalah perkembangan
Bahasa Indonesia. Hal tersebut disebabkan Bahasa Indonesia menjadi Bahasa pengantar di
seluruh sekolah dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
• Penggunakan Bahasa Indoensia sebagai Bahasa pengantar disekolah pada awalnya banyak
kendala. Kendala tersebut muncul karena sebagian besar guru terbiasa menggunakan Bahasa
belanda, akan tetapi dalam waktu singkat kondisi tersebut berubah karena guru-guru tersebut
mampu menyesuaikan diri dengan cepat.
PENGERAHAN ROMUSHA