1 . A N D I K A P R A M U D I TA
(A0D020012)
2. FITRIANI HARIANTI
(A0D020042)
3 . C I N D Y S A P U T R I D E W I TA
ANGGRAENI(A0D020028)
4.HALIMAH TULSAADIAH
(A0D020043)
PAJAK AIR TANAH
Dasar pengenaan Pajak Air Tanah adalah Nilai Perolehan Air Tanah.
Adapun Nilai Perolehan Air Tanah dinyatakan dalam rupiah yang
dihitung dengan mempertimbangkan sebagian atau seluruh faktor-
faktor berikut :
1. jenis sumber air;
2. lokasi sumber air;
3. tujuan pengambilan dan/atau pemanfaatan air;
4. volume air yang diambil dan/atau dimanfaatkan;
5. kualitas air; dan
6. tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan
dan/atau pemanfaatan air.
Penggunaan faktor-faktor sebagaimana dimaksud
di atas akan disesuaikan dengan kondisi Daerah.
Sedangkan besar Nilai Perolehan Air Tanah akan
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan sebesar 20% (dua
puluh perseratus). Besarnya pokok Pajak Air Tanah
yang terutang dihitung dengan cara mengalikan
tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 dengan
dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 48.
M E N G E N A L PA J A K A I R TA N A H , M U L A I
D A R I P E N G E R T I A N , TA R I F, H I N G G A C A R A
B AYA R
Objek PAT menyasar pada pengambilan dan/atau pemanfaatan air
tanah.
Pemanfaatan tersebut dapat dilakukan oleh orang pribadi atau
badan untuk berbagai macam keperluan.
Walau demikian, PAT mengecualikan objek pajak pada
pemanfaatan/pengambilan air untuk keperluan:
• Dasar rumah tangga
• Pengairan pertanian
• Perikanan rakyat
• Peribadatan
Kemudian, berdasarkan Pasal 68 UU Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah (PDRD), PAT memiliki subjek dan wajib pajak yang sama.
Adapun subjek pajak tersebut, yaitu orang pribadi atau badan yang
melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.
Dengan begitu, pengenaan PAT subjek pajak dan wajib pajak
adalah pihak yang sama.
TARIF PAJAK AIR TANAH