Akad Kerjasama - Akad Pemberian Kepercayaan
Akad Kerjasama - Akad Pemberian Kepercayaan
D AM A
M
A S S L
I
K A
M
J
U
K
A R
U
H
R
K E P
E
N
G
A
JA
IM
T
AL-MUSYARAKAH (SYIRKAH)
KERJASAMA DALAM KEGIATAN USAHA
(SYIRKAH)
QS. An-Nisa (4):12 ضهُ ْم َعلَىُ • َوِإ َّن َكثِيرًا ِم َن ْال ُخلَطَا ِء لَيَب ِْغي بَ ْع
ِ ين َءا َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا
ت َ ْض ِإاَّل الَّ ِذ
ٍ بَع
• ”Dan sesungguhnya kebanyakan
ِ ُش َر َكا ُء فِي الثُّل
ث ُ • فَهُ ْم dari orang-orang yang
• ”Maka mereka bersyarikat bersyarikat itu, sebagian mereka
berbuat zalim kepada sebagian
pada sepertiga”
yang lain kecuali orang yang
beriman dan mengerjakan amal
shalih
K ATA A L - K H U L A T H A ’ D A L A M AYAT D I ATA S
B E R M A K N A O R A N G - O R A N G YA N G B E R S YA R I K AT
(SYURAKA’).
Wujuh
Mudharabah
PENJELASAN BENTUK SYIRKAH AKAD
• jumlah modal yang tidak sama, masing-masing pihak berpartisipasi , keuntungan atau kerugian dibagi sama atau
berdasar proporsi modal.
• jumlah modal yang sama dan keuntungan atau kerugian dibagi sama.
3. Pemilik modal dengan pihak yang mempunyai keterampilan untuk menjalankan usaha. Pemilik
modal tidak turut serta menjalankan perusahaan. Keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan; dan
kerugian ditanggung hanya oleh pemilik modal. (syirkah mudharabah)
Akad yang tidak mencantumkan adanya jaminan, maka para pihak tidak saling
menjamin antara yang satu dengan yang lain.
KERJASAMA DALAM KEGIATAN USAHA
(SYIRKAH)
Perserikatan itu merupakan transaksi yang boleh diwakilkan. Artinya
salah satu pihak jika bertindak hukum terhadap obyek perserikatan itu,
dengan izin pihak lain, dianggap sebagai wakil seluruh pihak yang
berserikat.
Persentase pembagian keuntungan untuk masing-masing pihak yang
berserikat dijelaskan ketika berlangsungnya akad.
Keuntungan itu diambilkan dari hasil laba perserikatan bukan dari harta lain.
Syarat umum ini juga berlaku bagi syirkah inan dan wujuh. Sedangkan
syarat khusus untuk masing-masing syirkah amlak dibahas dalam bab
wasiat, hibah, wakaf, dan waris.
PROYEK / USAHA
KEUNTUNGAN
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Nisbah Bagi
Hasil
AL MUDHARABAH
Pengertian :
MUDHARABAH adalah akad kerjasama antara pemilik dana (shahibul
maal) yang menyediakan seluruh kebutuhan modal dengan pihak
pengelola usaha (mudharib) untuk melakukan suatu kegiatan usaha
bersama. Keuntungan yang diperoleh dibagi menurut perbandingan
(nisbah) yang disepakati.
Dalam hal terjadi kerugian, akan ditanggung oleh pemilik modal, selama
bukan diakibatkan karena kelalaian pengelola usaha. Sedangkan
kerugian yang timbul karena kelalaian pengelola akan menjadi
tanggung jawab pengelola usaha itu sendiri.
Keuntungan usaha
Kerugian ditanggung
mudharabah dibagi
oleh pemodal selama
menurut kesepakatan
kerugian tidak akibat
yang dituangkan dalam
kelalaian pengelola.
kontrak,
Dasar Hukum Mudharabah
Pengertian
“Mudharabah adalah QS.
kerjasama antara Muzamil:
20
pemilik dana atau
penanam modal
dengan pengelola KHES :
modal untuk Al-
Pasal 20
Jum’ah:
melakukan usaha angka 4
10
Buku II
tertentu dengan Dasar
pembagian keuntungan
berdasarkan nisbah”.
Hukum
Pengaturan tentang
syarat umum
Fatwa
mudharabah dioatur DSN No.
Al-Baqarah:
dalam Pasal 231 – 254. 07/DSN- 198
MUI/IV/2
000
Skema Mudharabah
Aplikasi Teknis Perbankan
PERJANJIAN
BAGI HASIL
Wa`ad
MUDHARIB BANK
KEAHLIAN / MODAL
KETRAMPILAN 100%
PROYEK / USAHA
Nisbah Nisbah
X% Y%
PEMBAGIAN
KEUNTUNGAN Pembayaran
Kewajiban
MODAL
AL MUDHARABAH
Mudharabah Dalam Teknis Perbankan
Pembiayaan Pembiayaan
Pembiayaan
Modal Kerja INVESTASI
INVESTASI
KHUSUS
KHES juga mengenal akad kerja
sama lain, yaitu MUZARA’AH
(penggarapan tanah ) dan
MUSAQAH (Pemeliharaan
tanaman).
Namum kedua akad tersebut
terbatas pada Usaha Pertanian.
Sehingga dalam konteks
kegiatan usaha kedua akad
tersebut tidak akan diterangkan
secara terperinci.
AKAD KERJASAMA Pengaturan MUZARA’AH
LAINNYA (penggarapan tanah DAN
MUSAQAH (Pemeliharaan
tanaman) terdapat dalam BAB IX
KHES.
Akad Pemberian Kepercayaan
Macam Akad Pemberian Kepercayaan
1. Wadi’ah (titipan)
2. Rahn (barang jaminan)
3. Wakalah (perwakilan)
4. Kafalah (tanggungan)
5. Hiwalah (Pengalihan utang)
1. Wadi’ah (Titipan)
Ulama Hanafi: Mengikut sertakan
orang lain dalam memelihara harta,
Menempatkan baik dengan ungkapan yang jelas,
sesuatu yang melalui tindakan, maupun melalui
isyarat.
ditempatkan Ulama Maliki, Syafi`i, dan Hambali
bukan pada (Jumhur ulama): Mewakilkan orang
lain untuk memelihara harta
pemiliknya tertentu dengan cara tertentu.
untuk Wadi`ah : menitipkan sesuatu
harta atau barang pada orang yang
dipelihara dapat dipercaya untuk menjaganya.
Etimologi Terminologi
1. Wadi’ah (Titipan)
Status wadi`ah di tangan orang yang dititipi bersifat amanah, sehingga seluruh
kerusakan yang terjadi selama penitipan barang tidak menjadi tanggung jawab orang
yang dititipi, kecuali kerusakannya disengaja atau atas kelalaian orang yang dititipi
• Aqad menjadi batal apabila dalam akad wadi`ah disyaratkan bahwa orang yang
dititipi dikenai ganti rugi atas kerusakan barang selama dalam titipan, sekalipun
kerusakan barang itu bukan atas kesengajaan atau kelalaiannya.
• Pihak yang dititipkan barang tidak boleh meminta upah dari barang titipan itu
Wadi`ah amanah
menjadi adh-dhaman (ganti-rugi)
Barang itu dipelihara secara tidak semestinya oleh orang yang dititipi.
Barang titipan itu dititipkan oleh penerima titipan kepada orang lain (pihak ketiga).
Orang yang dititipi mencampurkan barang titipan dengan harta pribadinya, sehingga sulit untuk
dipisahkan.
Pasal 413-
• Macam Akad Wadi’ah
414
Pasal 415-
• Penyimpanan dan Pemeliharaan Wadi’ah Bih
423
Pasal 424-
• Pengembalian Wadi’ah Bih
429
Aplikasi Wadiah
Akad penitipan barang/uang
antara pihak yang mempunyai
barang atau uang kepada pihak
yang diberi kepercayaan
(mustawda’) dengan tujuan untuk
keselamatan, keamanan serta
keutuhan harta titipan tersebut.
3. bagi hasil
2. pemanfaatan
dana
User of fund
(Dunia usaha )
• sebagai jaminan
• harta yang utang, yang dapat
dijadikan dijadikan pembayar
pemiliknya utang apabila orang
sebagai yang berutang tidak
Ulama Hanafi bisa membayar
jaminan
utang yang utangnya.
bersifat • sebagai jaminan
mengikat. terhadap hak
(piutang) yang
mungkin
dijadikan sebagai
Ulama Maliki pembayar hak Ulama Syafi`i
(piutang) itu, baik dan Hambali
seluruhnya
maupun sebagian.
b) Hadits
• Dari Aisyah r.a menjelaskan bahwa: Rasulullah SAW pernah
membeli makanan dari orang Yahudi dan beliau menggadaikan
kepadanya baju besi beliau.(HR. Bukhari)
c) Ijtihad
• Para ulama sepakat bahwa rahn boleh dilakukan dalam perjalanan
ataupun tidak, asalkan barang jaminan itu bisa langsung dikuasai
(al-qabdh ) secara hukum oleh pemberi piutang.
• Rahn dibolehkan karena banyak kemaslahatan yang terkandung
didalamnya dalam rangka hubungan antar sesama manusia.
• Pasal 20 angka 14 KHES: penguasaan barang milik peminjam oleh
pemberi pinjaman sebagai jaminan.
Rukun dan Syarat Rahn
• hak yg wajib • boleh dijual dan nilainya seimbang
dengan utang,
dikembalikan kpd • bernilai dan dapat dimanfaatkan,
orang yang •
•
jelas dan tertentu,
milik sah orang yang berutang,
berutang, • tidak terkait dengan hak orang
• boleh dilunasi lain,
• harta yang utuh, tdk bertebaran
dengan agunan itu, dalam bbrp tempat,
• jelas dan tertentu. • boleh diserahkan baik materinya
maupun manfaatnya.
• rahn sempurna bila brg yg
dirahnkan scr hkm sdh di tgn
pemberi utang & uang yg
dibutuhkan tlh ditrm peminjam
uang.
1b
3 akad pembiayaan
Bank Nasabah
(murtahin) 4 utang + mark up (rahin)
a) Al-Qur`an
• Q.S. al-Kahfi (18): 19
• Q.S. at-Taubah (9): 60
• Q.S. an-Nisa (4): 35
• Q.S Yusuf (12): 55
b) Hadits
• Dalam kehidupan sehari-hari Nabi Muhammad SAW pernah mewakilkan kepada para sahabat
untuk berbagai urusan. Misal: untuk membayarkan utangnya, menetapkan hukuman-hukuman
dan melaksanakannya.
c) Ijtihad
• Para Ulama sepakat (ijma`) diperbolehkanya wakalah karena kebutuhan umat terhadapnya.
• Wakalah termasuk jenis ta`awun atau tolong-menolong atas dasar kebaikan dan taqwa. (QS. al
Maidah (5): 2)
• Wakalah boleh dilakukan dengan menerima bayaran atau tanpa bayaran.
Macam Wakalah
Wakalah Muqayadah (Khusus),
Yaitu Pendelegasian Terhadap
Pekerjaan Tertentu. Wakil
Tidak Boleh Keluar Dari Wakalah
Yang Ditentukan.
Agency
Administration
Collection Bank
Payment (wakil)
Co arranger
(taukil)
Menurut istilah:
• Menggabungkan satu dzimah (tanggung jawab) kepada dzimah
yang lain dalam penagihan, dengan jiwa, utang atau zat benda.
• Menjadikan seseorg penjamin ikut bertanggungjawab atas tggjwb
seseorg dlm pelunasan utang.
Lanjutan…
Mazhab Hanafi
• penjamin tdk dianggap berutang & utang pihak yg dijamin
tdk gugur dgn jaminan tsb.
Pasal 342-346
Pasal 347-354
Pasal 355-361
Syarat Muthlaqah Diri dan dari Akad
Kafalah dan Harta Kafalah
Muqayyadah
Jasa Layanan Al Kafalah
Pemberian jaminan oleh bank sebagai penanggung (kafil)
kepada pihak ketiga atas kewajiban pihak kedua (yang
ditanggung, makfuul ‘anhu atau ashil)
Dari pemberian jaminan maka bank mendapat fee
Terdiri dari:
◦ Kafalah bin nafs (personal guarantee)
◦ Kafalah bil maal (payment bond)
◦ Kafalah mulaqah dan munjazah; jaminan mutlak yang
dibatasi kurun waktu dan tujuan tertentu (performance bond
atau bid bond)
◦ Kafalah bit taslim; jaminan pengembalian atas barang sewa
Lebih luas
ضما ن العين ضما ن الشخص
cakupannya
5. Hiwalah (Pengalihan utang)
Akad pemindahan utang
piutang satu
pihak kepada pihak lain.
Pasal 20 angka 13 KHES:
Macam Hiwalah
Hiwalah
Dayn Haq
Diaplikasikan pada :
1. Anjak piutang /factoring
2. Kartu Kredit
Hiwalah populer (jumhur) 3. L/C 4, Multijasa
terdapat utang Muhal 5. Cessi
Di mana :
‘alaih kepada Muhil 1.Tidak ada utang
Jadi Rukun hiwalah 6 muhal alaihke Muhil
2. Rukun Hiwalah hanya 5, yakni
tanpa Muhal bih 2
Dalam hiwalah
Muqayyadah
c a b
A berutang kepada B
dan C berutang kpd A
Dalam hiwalah
Mutlaqah :
c a b
A berutang kepada B
Tapi C tidak berutang Bank Nasabah Merchant
kpd A
Hiwalah/
hawalah
dalam
KHES
Akibat
Hawalah:
Pasal 366-
372
Aplikasi Akad Al Hiwalah
Jasapengalihan tanggung jawab pembayaran utang dari
seseorang yang berutang kepada orang lain
Penerapannya:
◦ Factoring (anjak piutang); nasabah yang punya piutang
kepada pihak ketiga memindahkan piutangnya ke
bank
◦ Post dated check; bank sebagai juru tagih, tanpa harus
membayar piutang terlebih dahulu
◦ Bill discounting; hawalah dengan ditambahkan
pembayaran fee
Bank
(muhal ‘alaih) 5. Bayar
2. Invoice
3. Bayar 4. Tagih