BAB III
A. Pengertian Syirkah
Menurut Malikiyah
Menurut Hanabilah
1
Ahsin W. Alhafidz, Kamus Fiqh, (Jakarta: AMZAH, 2013), h. 209.
2
Rachmat Syafe’i, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 183.
3
Ibid.
36
ف ق أكشوتك ك
صرَر د اك ش رلشجتركما ك
ع رفىِ ارشسترشحكقا د
“Perhimpunan adalah hak (kewenangan) atau pengolahan harta
(tasharruf).”
Menurut Syafi’iyah
“Ketetapan hak pada sesuatu yang dimiliki dua orang atau lebih
dengan cara yang masyur (diketahui).”
Menurut Hanafiyah
ش
س الشلكمارل كوالثررشب ر
ح رعكباكرةعَكعشن كعشقدد بكشيكن الكمتككشاررككشيرن رفىِ كرأ ر
“Ungkapan tentang adanya transaksi (akad) antara dua orang yang
bersekutu pada pokok harta dan keuntungan.”
Ini adalah definisi yang paling tepat bila dibandingkan dengan definisi-
difinisi yang lain, karena definisi ini menjelaskan hakikat syirkah, yaitu sebuah
syirkah dari sisi tujuan, dampak atau konsekuensi, dan hasil syirkah.4
dan perkumpulan. Sedangkan dalam istilah fiqh, syirkah berarti persekutuan atau
perkongsian antara dua orang atau lebih untuk melakukan usaha bersama dengan
4
Wahbah al-zuhaili, Fiqh Islam wa adillatuhu, alih bahasa oleh Abdul Hayyie al-kattani,
tujuan memperoleh keuntungan.6 Dalam kehidupan modern ini istilah syirkah ini
lebih mendekati dengan istilah badan usaha yang terdiri dari badan usaha yang
tidak berbadan hukum seperti Firma, CV dan Badan Usaha yang berbadan hukum
Syirkah juga disebut dengan musyarakah, yaitu akad kerja sama antara dua
pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak
Seperti halnya mudharabah, musyarakah adalah akad kerja sama atau usaha
patungan antara dua dan/ lebih pemilik modal atau keahlian, untuk melaksanakan
suatu jenis usaha yang halal dan produktif.8 Pendapatan atau keuntungan dibagi
kedudukan yang sangat kuat dalam Islam. Hal ini berlandaskan atas dalil-dalil
yang terdapat didalam Al-qur’an, hadis ataupun ijma’ ulama. Diantara dalil
a. Al-qur’an
6
Harun Nasution, (eds), Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1992), h. 907.
7
Abdul Ghofur Anshori, Hukum Perjanjian Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2010), h. 116.
8
Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010),
h. 207.
9
Totok Budiantoso dan Nuritomo, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Jakarta: Salemba
Empat, 2014), h. 215.
38
b. Hadis
أككنا كثالر ك: ارشن اك كعشز كوكجشل يكقكشوكل: كقاكل.م.كعشن أكربىِ هككرشيكرةك كرفككعهك اركلىِ اللنشبرقي ص
ث الششرريككشيرن كمالكشم
10
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Djuz 1 – Djuz 10) ,(Djakarta:
Jamunu, th), h.
11
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Djuz 1 – Djuz 10) ,(Djakarta:
Jamunu, th), h.
39
Maksud dari hadis ini adalah, “Aku (Allah) akan menjaga dan
perdagangan keduanya. Aku akan menjaga harta keduanya. Jika salah satu
c. Ijma’ Ulama
12
Abu Dawud, Sulaiman bin Al-Asy’ats As-Sajstani, alih bahasa oleh Al-Albani
Muhammad Azzam, Shahih Sunan Abu Daud, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006), h. 558.
13
Rachmat Syafe’i, op.cit., h. 186.
40
dilakukan jika dibayar secara tunai tanpa keuntungan, barang tidak hilang,
dana, juga akan ikut aktif mengelola usaha yang dikelola oleh nasabah,
14
Ghazaly Abdul Rahman, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 127.
15
Imam Malik, Al muwaththa’ Imam Malik, alih bahasa oleh Muhammad Iqbal Qadir,
(Jakarta: Pustaka Azzam,2006), h. 85-86.
16
Abdul Ghofur Al-Anshori, op.cit., h. 118
41
segala rukun dan syarat agar perjanjian tersebut sah dan mempunyai akibat hukum
diperselisihkan oleh para ulama, menurut ulama Hanafiyah bahwa rukun syirkah
ada dua, yaitu ijab dan kabul sebab ijab kabul (akad) yang menentukan adanya
pasti dituangkan dalam bentuk perjanjian tertulis berupa akta. Shighat pada
dalam menjalankan suatu kegiatan usaha. Ini merupakan salah satu aspek
Contoh lafaz akad: “Aku ber-syirkah denganmu untuk urusan ini atau
17
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 127.
42
work) yang jelas, serta dibenarkan menurut syarak. Untuk menjalankan pokok
pekerjaan ini tentu saja pihak-pihak yang ada harus memasukkan barang
shighat, dua orang yang melakukan transaksi (‘aqidhain), dan objek yang
ditransaksikan.18 Shighat terdiri dari ijab kabul yang sah dengan semua hal yang
ucapan. ‘Aqidhain adalah dua pihak yang melakukan transaksi. Syirkah tidak sah
kecuali dengan adanya kedua belah pihak ini. (ahliyah al-‘aqad, yaitu balig,
berakal, pandai, dan tidak dicekal untuk membelanjakan harta. Adapun objek
syirkah, yaitu modal pokok, ini bisa berupa harta maupun pekerjaan. Modal pokok
syirkah harus ada, tidak boleh berupa harta yang terutang atau benda yang tidak
diketahui karena tidak dapat dijalankan sebagai mana yang menjadi tujuan
18
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah), (Jakarta: KENCANA, 2013), cet.
II, h. 220.
19
Dimyauddin Djuwaini, op.cit.,, h. 213
20
Moh.Rifa’I, Fiqih Islam Lengkap, (Semarang: Karya Toha Putra, 1978), h. 422.
43
orang.
5. Untung dan rugi diatur dengan perbandingan modal harta serikat yang
D. Macam-macam Syirkah
syirkah abdan. Adapun disisi lain, syirkah juga dibedakan menjadi dua: 1)
Oleh karena itu, hubungan antara syirkah yang satu dengan yang lainnya perlu
صارن فكأششكثككر كعشيكنا رمشن كغشيرر كعشعرد القششرككة رهكي أكشن يكتككم ك
ك كششخ ك
Syirkah milik adalah kepemilikan oleh dua orang atau lebih terhadap
satu barang tanpa melalui akad syirkah.
21
Maulana Hasanudin dan Jaih Mubarok. Op.cit., h. 20.
44
Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa syirkah milik adalah suatu
syirkah di mana dua orang atau lebih secara bersama-sama memiliki suatu
barang tanpa melakukan akad syirkah. Contoh, dua orang diberi hibah sebuah
rumah. Dalam contoh ini rumah tersebut dimiliki oleh dua orang melalui
hibah, tanpa akad syirkah antara dua orang yang diberi hibah tersebut.
masing-masing pihak.22
2. Syirkah Uqud
Syirkah ‘uqud adalah suatu ungkapan tentang akad yang terjadi antara
dua orang atau lebih untuk bersekutu didalam modal dan
keuntungannya.
22
Ghufron A. Mas‟adi, Fiqih Muamalah Kontekstual, (Jakarta : Raja GRafindo Persada,
2002) h. 194.
23
Ibid
45
a. Tasharruf yang menjadi objek akad syirkah harus bisa diwakilkan. Dalam
dutentukan dengan jelas, misalnya 20%, 10%, 30%, atau 40%. Apabila
ini sangat penting dalam kerja sama, dikarenakan jika keuntungan di bagi
keuntungan telah ditentukan, maka akad syirkah menjadi fasid. Hal itu
perkongsian.
1) Syirkah ‘inan
2) Syirkah wujuh
24
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2010), h. 345.
46
3) Syirkah abdan
4) Syirkah mufawadhah
5) Syirkah mudharabah
1) syirkah amwal
a) Mufawadhah
b) ‘Inan
2) Syirkah a’mal
a) Mufawadhah
b) ‘Inan
3) Syirkah wujuh
a) Mufawadhah
b) ‘Inan
1) Syirkah Abdan
2) Syirkah mufawadhah
3) Syirkah wujuh
4) Syirkah ‘inan
semua syirkah tersebut hukumnya batal kecuali syirkah ‘inan dan syirkah
serikat yang timbul/lahir disebabkan karena adanya perjanjian atau syirkah uqud.
Kalau diperhatikan pendapat para ahli Hukum Islam, serikat yang dibentuk
a. Syirkah ‘Inan
كورهكي أكشن يكششتكررككئ اشثكنارن فرشي كمادل لكهككما كعكلىِ أكشن يكتشرجكرا فرشيره كوالقرشبكح بكشينكهككما
Syirkah ‘inan adalah suatu persekutuan atau kerja sama antara dua puhak
dalam harta (modal) untuk diperdagangkan dan keuntungan dibagi di
antara mereka.
Adapun yang dimaksud dengan syirkah ‘Inan ini adalah serikat harta
yang mana bentuknya adalah berupa: “Akad” (perjanjian, pen) dari dua orang
atau lebih berserikat harta yang ditentukan oleh keduanya (para pihak, pen)
mereka yang berserikat itu.26 Dengan demikian, dalam syirkah ‘inan seorang
25
Ibid. h.347
26
Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, op.cit., h. 80.
48
serikat/persero harus menyetor modal yang sama besar, dan tentunya demikian
diperoleh. Dengan demikian dapat saja dalam serikat ‘inan ini para pihak yang
menyertakan modalnya lebih besar daripada modal yang disertakan oleh para
pihak yang lain, dan juga boleh dilakukan salah satu pihak sebagai penanggung
jawab usaha (persero pengurus), sedangkan yang lain tidak (hanya sebagai
persero komanditer).
dibagikan boleh sama antara para peserta dan boleh pula berbeda. Hal ini
tergantung pada kesepakatan yang dibuat oleh para peserta pada waktu
disesuaikan dengan modal yang diinvestasikan. Hal ini sesuai dengan kaidah
yang berbunyi:
b. Syirkah Mufawadhah
49
أكشن يكتككعا قككد ارشثكنارن فكأ كشكثككر كعكلىِ أكشن يكششتكررككا فرشي كعكمدل بركششررط أكشن يكككشوكنا: حصرطكل ر كورهكي فرشي شارل ش
ي ) رملشتررهكما ( كويكككشوكن كككل كوارحرد رمشنهككما ككفرشيكلصرَرفررهكما كوردشينررهكما أك ش س كمالررهكما كوتك ك ش
كمتككسارويكشيرن فرشي كرأ ر
ب كعلكشيره رمشن رشكرادء كوبكشيدع كعرن الكخرر فرشيكما يكرج ك.
sebagai berikut:27
c. Syirkah Wujuh
27
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, jilid 13, (Bandung: PT Al-Ma’arif, 1988), h. 177.
50
Syirkah wujuh adalah pembelian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
dari orang lain tanpa menggunakan modal, dengan berpegang kepada
penampilan mereka dan kepercayaan para pedagang terhadap mereka,
dengan ketentuan mereka bersekutu dalam keuntungan.
terhadap barang yang dibeli boleh berbeda antara satu peserta dengan peserta
syirkah selalu berkaitan dengan harta dan pekerjaan, sedangkan dalam syirkah
wujuh, keduanya (harta dan pekerjaan) tidak ada. Yang ada hanya penampilan
para anggota serikat, yang diandalkan untuk mendapatkan dari para pedagang.
Jika mendapat untung, maka dibagi dua sesuai dengan syarat yang mereka
dilepaskan barang itu kepada keduanya hanya atas dasar tanggung jawab
d. Syirkah Abdan
28
Ahmad Wardi Muslich, op.cit , h. 350.
29
Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, Ringkasan Fiqih Lengkap, (Jakarta : Darul
Falah, 2005), h. 618
51
ق ارشثكنارن كعكلىِ أكشن يكتكقكبشكل كعكمأل رمكن اشلككعكمارل كعكلىِ أكشن تكككشوكن أكشجكرةك هككذا
رهكي أكشن يكتشفك ك
اشلكعكمرل بكشيهككما كحشس ك
ب ا ش رلشتكفا ر
ق
disebut syirkah a’mal adalah suatu bentuk kerja sama antara dua orang atau
dalam satu jenis pekerjaan yang sama, seperti tukang batu dengan tukang batu,
dan bisa juga dalam jenis-jenis pekerjaan yang berbeda. Misalnya kerja sama
antara tukang batu dan tukang kayu dalam mengerjakan pembangunan sebuah
gedung kantor. Syirkah ini disebut syirkah abdan, syirkah a’mal, syirkah ash-
memperoleh keuntungan .
e. Syirkah Mudharabah
Syirkah mudharabah adalah kerja sama antara dua syarik atu lebih
untuk melakukan kegiatan bisnis yang modal usaha disediakan oleh syarik
usaha dengan modal yang hanya berasal dari shahib al-mal tersebut. Rukun
a. Shahibul maal (pemilik dana), yaitu harus ada pihak yang bertindak
b. Mudharib
pada pembagian hasil: laba rugi. Apabila hasil usaha bernilai positif (untung),
ditanggung pemilik modal. Hal ini karena hukum akad wakalah menetapkan
berhak untuk memilih dan membentuk tim kerjanya (teamwork) tanpa harus
31
Naf’an, Pembiayaan Musyarakah dan Mudharabah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014),
h. 102.
32
Ibid, h.103
53
memiliki dua arti, yang pertama al-muzara’ah yang berarti tharh al-zu’ah
yang pertama adalah makna majaz dan makna yang kedua ialah makna
hakiki.34
ج رمكن اشلكشر ر
ض ض الكخارر ر كعشقكد كعكلىِ الشزشر ر
ع بربكشع ر
“Akad untuk bercocok tanam dengan sebagian yang keluar dari
bumi.”
33
Rachmat Syafe’i, op.cit., h. 205.
34
Hendi Suhendi, op.cit., h.153.
54
peristiwa yang sama, yaitu pemilik tanah menyerahkan tanah kepada orang
lain untuk dikelola. Perbuatannya ialah pada modal, bila modal berasal
35
Mardani, op.cit., h. 240
36
Hendi Suhendi, op.cit., h.156
55
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan al-Nasa’I dari Rafi’ r.a dari
ب اكشوفر ش
(ضرة )رواه أبو داودو النساى ارشستكشككرى أكشر أ
ضأ بركذهك د
a. Pemilik lahan
b. Penggarap
d. Akad37
37
Lihat Pasal 255 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
56
dan Malik adalah satu jenis barang yang sama, misalnya dari kapas,
kemudian Amil bagian singkong, maka hal ini tidak sah, d) bagian
batas-batasnya.
pemilik tanah.
kabul, boleh dilakukan dengan lafazh apa saja yang menunjukkan adanya
57
ijab dan kabul dan bahkan muzara’ah sah dilafazhkan dengan lafazh
ijarah.
sapi, kuda dan yang lainnya. Dia sanggup untuk berladang dan bertani
dan lainnya, yang layak untuk ditanami (bertani), tetapi ia tidak memiliki
tidak ada tanah untuk diolah dan menghindari tanah yang juga dibiarkan
hal lainnya yang bersifat teknis disesuaikan dengan syirkah yaitu konsep
bekerja sama dalam upaya menyatukan potensi yang ada pada masing-
2. Musaqah
a. Pengertian Musaqah
38
Hendi Suhendi, op.cit., h.159.
39
Ibid., h.160.
58
(bekerja sama).
b. Dasar Hukum
Telah berkata Abu Ja’fat Muhammad bin Ali bin Husain bin Abu
sebagai penggarap dan pemelihara atas dasar bagi hasil. Hal ini dilanjutkan
oleh Abu Bakar, Umar, Ali serta keluarga-keluarga mereka sampai hari ini
dengan rasio 1/3 dan ¼. Semua telah dilakukan oleh khulafaur rasayidiin
40
Ahmad Wardi Muslich, op.cit , h.404.
41
Wahbah Zuhaili, op.cit., Juz 5, h. 630
59
yang sewanya dibayar dari hasilnya, dan hal tersebut dilarang oleh syara’,
sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi SAW. dari Rafi’ bin Khadij
c. Rukun Musaqah
2. Pemeliharaan tanaman
4. Akad44
d. Ketentuan Musaqah
42
M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001),
h. 100.
43
Wahbah Zuhaili, loc.cit., Juz 5
44
Lihat pasal 266 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
60
pemelihara.
jawabnya.
melakukan pekerjaan.
kelalaiannya.45
3. Mugharasah
a. Pengertian Mugharasah
pohon yang ditanam menjadi milik berdua (pemilik tanah dan petani).
(paruhan), karena tanah yang telah digarap menjadi milik mereka secara
46
Harun Nasroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h. 288.
61
milik berdua antara pemilik tanah dan petani penggarap, hukumnya tidak
boleh.
dilangsungkan.
produktif itu menjadi milik petani penggarap. Kerja sama seperti ini
62
gharar (tipuan).
Hal-hal yang membatalkan syirkah ada yang sifatnya umum dan berlaku
untuk semua syirkah, dan ada yang khusus untuk syirkah tertentu, tidak untuk
berikut.
dikarenakan akad syirkah merupakan akad yang jaiz dan ghair lazim,
menjadi batal atau fasakh karena batalnya hak milik, dan hilangnya
47
Ahmad Wardi Muslich. Op.cit.,h. 363.
63
amwal.
48
Ibid. h.364