Anda di halaman 1dari 22

MENCEGAH POLARISASI DAN DISINTEGRASI BANGSA

DENGAN BIJAK DALAM BERMEDIA SOSIAL

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA


KABUPATEN MAJALENGKA
ALGORITMA
PENYEBAB POLARISASI:

1. ALGORITMA MEDIA SOSIAL


2. PERBEDAAN PANDANGAN POLITIS
3. PERBEDAAN KEYAKINAN
4. KEBENCIAN
5. MENDULANG REZEKI DENGAN MEMANFAATKAN EMOSI MASYARAKAT
6. BUZZER (ORGANIK DAN BERBAYAR)
7. KURANGNYA LITERASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘hoaks’ adalah ‘berita bohong.’

HOAX Dalam Oxford English dictionary, ‘hoax’ didefinisikan sebagai ‘malicious


deception’ atau ‘kebohongan yang dibuat dengan tujuan jahat’. Sayangnya,
banyak netizen yang sebenarnya mendefinisikan ‘hoax’ sebagai ‘berita
yang tidak saya sukai’ yang justru bisa menimbulkan HOAX Baru karena
Pendustaan terhadap kebenaran = menciptakan HOAX

HATESPEECH
Ujaran Kebencian
adalah tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau
kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan
kepada individu atau kelompok yang lain dalam hal berbagai aspek
seperti ras, warna kulit, etnis, gender, cacat, kewarganegaraan,
agama, dan lain-lain.
MENGAPA SESEORANG
MEMBUAT DAN MENYEBARKAN HOAX ?
1 Hanya sebuah humor demi kesenangan belaka. Setiap orang memiliki cara sendiri untuk membuat dirinya merasa senang.
Dengan kecanggihan teknologi zaman sekarang, orang bisa melakukan hal-hal yang aneh, langka dan tidak logis. Namun
menimbulkan decak kagum yang lucu dan penuh fantasi.

2 Ini hanyalah usaha untuk mencari sensasi di internet dan media sosial. Biasanya untuk merebut perhatian lebih banyak user,
pemilik website dengan sengaja memberikan konten lebay sekedar untuk mencari perhatian publik..

3 Beberapa memang menggunakannya (menyebarkan hoax) demi untuk mendapat lebih banyak uang dengan bekerjasama dengan
oknum. (Kasus Saracen)

4 Hanya untukikut-ikutan agar terlihat lebih seru. Ini juga merupakan salah satu strategi internet marketing dengan menyuguhkan
berita yang lebay maka akan semakin banyak komentar dan like kesana sehingga kelihatan lebih hidup dan lebih ramai.
5 Untuk menyudutkan pihak tertentu (black campaign). Keadaan ini sering terjadi saat sedang berlangsungnya Pilkada/ Pilgub/
Pileg/ Pilpres. Begitulah manusia saat hawa nafsunya tinggi untuk memiliki jabatan alhasil segala cara akan di tempuhnya alias
menghalalkan segala cara.

6 Sengaja menimbulkan keresahan. Saat situasi jelek/ rumit mulai tersebar maka muncullah kekuatiran di dalam masyarakat.
Beberapa orang memanfaatkan keresahan ini untuk meraup untung yang sebesar-besarnya. Istilahnya adalah "memancing di air
keruh" dan "memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan".

7 Niatan untuk mengadu domba. Inilah yang sering terjadi pada saat ini yaitu ada oknum yang tidak bertanggungjawab melakukan
penyebaran hoax hanya untuk mengadu domba tanpa kepentingan tertentu ataupun menjatuhkan kedua lawan. Dengan contoh
politik yang ada saat ini lebih kepada politik adu domba.
MENGAPA HOAX MUDAH MENYEBAR ?
1 Kemudahan bagi masayarakat dalam memiliki alat komunikasi yang modern dan murah, dalam hal ini adalah penggunaan
smartphone sebagai media pencarian informasi

2 Masyarakat mudah terpengaruh oleh isu-isu yang belum jelas tanpa memverifikasi atau mengkonfirmasi kebenaran
informasi/berita tersebut, sehingga langsung melakukan tindakan share informasi yang belu jelas kebenarannya.

3 Kurangnya minat membaca, sehingga ada kecenderungan membahas berita tidak berdasarkan data akurat, hanya mengandalkan
daya ingat atau sumber yang tidak jelas.

4 Kebencian dan Fanatisme terhadap satu kelompok / Golongan menyebabkan Berita Tidak Diverifikasi yang penting dapat
menjatuhkan Kelompok / Golonganlainnya dan menguntungkan Kelompok/Golongannya.
BAGAIMANA MENGIDENTIFIKASI HOAX?
1 Hati-hati dengan judul provokatif, Berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan
langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar
menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoax.

2 Cermati alamat situs, Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs
dimaksud. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi -misalnya menggunakan domain blog,
maka informasinya bisa dibilang meragukan. Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs di Indonesia
yang mengklaim sebagai portal berita. Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi tak sampai 300.
Artinya terdapat setidaknya puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu di internet yang mesti diwaspadai.

3 Periksa fakta, Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi seperti KPK atau Polri?
Sebaiknya jangan cepat percaya apabila informasi berasal dari pegiat ormas, tokoh politik, atau pengamat. Hal lain yang perlu
diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan
kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk
bersifat subyektif.

4 Cek keaslian foto, Kebencian dan Fanatisme terhadap satu kelompok / Golongan menyebabkan Berita Tidak Diverifikasi yang
penting dapat menjatuhkan Kelompok / Golonganlainnya dan menguntungkan Kelompok/Golongannya. Di era teknologi digital
saat ini , bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya
pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca.
 
Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan UPLOAD FOTO ke
kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa
dibandingkan.
CARA MELAPORKAN KONTEN NEGATIF & HOAX

1 Untuk media sosial Facebook, gunakan fitur Report Status dan kategorikan informasi hoax
atau kategori lain yang sesuai. Jika ada banyak aduan dari netizen, biasanya Facebook akan
menghapus status tersebut.

2 Untuk Google, bisa menggunakan fitur feedback untuk melaporkan situs dari hasil pencarian
apabila mengandung informasi palsu. Twitter memiliki fitur Report Tweet untuk melaporkan
twit yang negatif, demikian juga dengan Instagram.

3 Atau Anda dapat mengadukan konten negatif ke Kementerian Komunikasi dan Informatika
dengan melayangkan e-mail ke alamat aduankonten@mail.kominfo.go.id.
MENGAPA BANYAK ORANG MELAKUKAN UJARAN
KEBENCIAN ?
1 prasangka buruk terhadap orang atau kelompok tertentu. Prasangka ini dapat
terbentuk dari sosialisasi dan internalisasi terus menerus oleh keluarga, pihak
sekolah, teman-teman, atau orang-orang di sekitar pembuat ujaran kebencian. Tak
peduli rekam jejak positif yang dibuat objek ujaran kebenciannya, ia akan tanpa
tedeng aling-aling menghakimi orang atau kelompok tersebut

2 konflik atau kekecewaan terhadap tindakan tertentu yang dilakukan si Objek, dapat
memicu pembuat ujaran kebencian untuk menyatakan hal-hal negatif tentangnya.
Bisa saja sebelumnya si Pembuat Ujaran Kebencian tak bermasalah dengan identitas si
Objek. Namun, didorong rasa kecewa, ia memprovokasi orang-orang sekitarnya untuk
percaya, latar belakang si Objeklah yang membuatnya menjadi musuh bersama. Motif
ini bisa dikatakan sebagai motif balas dendam pembuat ujaran kebencian terhadap si
Objek.
3 Perasaan terancam rupanya ditemukan oleh sejumlah peneliti dalam laporan
Walters et. al. sebagai penyebab munculnya kata-kata merendahkan si Objek. Motif
ini disebut dengan motif defensif. Khawatir negerinya dijajah secara ekonomi orang-
orang nonpribumi, pembuat ujaran kebencian pun melancarkan aksinya. Ujungnya
bisa sangat mengerikan. Penyerangan terhadap kelompok etnis Tionghoa pada
Tragedi 1998 adalah salah satu contohnya. 

4 Ujaran kebencian ini menular. Jika seseorang menganggap pembuat ujaran kebencian
sebagai sosok yang kredibel, berkuasa, dipanut, atau diyakini setiap ucapannya adalah
kebenaran, maka ia akan menyebarkan berita-berita buruk serupa soal objek ujaran
kebencian. Tak peduli yang dikonsumsi dan didistribusikannya berita bohong atau
opini personal sekalipun, selama ia bisa menyalurkan hasrat mengutarakan
ketidaksukaannya, hal itu dianggap sah-sah saja untuk dibaca dan dibagikan.
CONTOH KASUS HATE SPEECH
TOLIKARA
ISLAM ITU
CINTA
DAMAI
UJARAN KEBENCIAN BERTUJUAN UTK MENGHASUT DAN MENYULUT KEBENCIAN
5 THD INDIVIDU DAN/ATAU POK MASY DLM BERBAGAI KOMUNITAS YG DIBEDAKAN
BERBAGAI ASPEK AL:
1. SUKU
7. WARNA KULIT
2. AGAMA
8. ETNIS
3. ALIRAN KEAGAMAAN
9. GENDER
4. KEYAKINAN / KEPERCAYAAN
10. KAUM DIFABEL (CACAT)
5. RAS
11. ORIENTASI SEKSUAL
6. ANTAR GOLONGAN

UJARAN KEBENCIAN (HATE SPEECH) DPT DILAKUKAN MELALUI


BERBAGAI MEDIA SPT:
1. DLM ORASI KEGIATAN KAMPANYE 5. CERAMAH KEAGAMAAN
2. SPANDUK / BANNER 6. MEDIA MASSA CETAK MAUPUN
3. JEJARING MEDIA SOSIAL ELEKTRONIK
4. PENYAMPAIAN PENDAPAT DI MUKA 7. PAMFLET
UMUM (DEMONSTRASI)
MENGAPA HOAX DAN HATESPEECH BISA MENGANCAM
PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA?
1. HOAX DAN HATESPEECH YANG DILAKUKAN BERULANG ULANG DAPAT DIANGGAP SEBAGAI SEBUAH
KEBENARAN, YANG KEMUDIAN MEMICU REAKSI-REAKSI YANG MENGANCAM PERSATUAN DAN
KESATUAN DENGAN BEGITU MASIF KARENA MERASA DIRINYA BERADA DI JALUR YANG BENAR.
2. HOAX DAN HATESPEECH BISA MENURUNKAN TINGKAT KEPERCAYAAN RAKYAT TERHADAP
PEMERINTAH, TNI DAN POLRI DAN MEMICU GERAKAN-GERAKAN ANTI PEMERINTAH SERTA
MENYUBURKAN RADIKALISME YANG MENGANCAM KEUTUHAN NKRI
3. HOAX DAN HATESPPECH MENIMBULKAN SIKAP SALING MEMBENCI ANTAR KOMPONEN BANGSA
YANG JIKA TIDAK DITANGANI DENGAN BAIK AKAN MENJURUS KEPADA KONFLIK YANG
BERKEPANJANGAN BAHKAN DISINTEGRASI BANGSA.
4. HOAX DAN HATESPEECH TERBUKTI MAMPU MENGHANCURKAN SEBUAH NEGARA BAHKAN
PEPERANGAN ANTAR NEGARA.
BAGAIMANA MENANGGULANGI
BAHAYA HOAX DAN HATESPEECH ?
1. SOSIALISASI DAN LITERASI KEPADA MASYARAKAT AKAN BAHAYA HOAX DAN HATE SPPEECH SERTA
KONSEKUENSI HUKUM YANG MAMPU MENJERATNYA SEBAGAIMANA DIATUR DALAM UNDANG-
UNDANG ITE , YAKNI UNDANG-UNDANG NO 11 TAHUN 2008 ANTARA LAIN :

PASAL 28 UNDNAG UNDANG NO 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan
kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.

(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa
kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras,
dan antargolongan (SARA).

PASAL 45 AYAT 2 UU ITE


 Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat
(1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
2. LITERASI MELALUI MIMBAR-MIMBAR KEAGAMAAN SEPERTI MIMBAR JUM’AH, PENGAJIAN, TABLIG
AKBAR DLL MENGENAI BAHAYA HOAX DAN HATESPEECH
3. PENYEBARAN KONTEN KEAGAMAAN MENGENAI BAHAYA HATESPEECH DAN HOAX MELALUI
BERBAGAI MEDIA
4. SOSIALISASI PEMANFAATAN INTERNET YANG AMAN DAN SEHAT BAGI GENERASI MUDA
5. PENCEGAHAN DAN DETEKSI DINI OLEH TNI DAN POLRI UNTUK MENCEGAH MEREBAKNYA HOAX DAN
HATESPEECH SERTA MEMINIMALISIR EFEK-EFEK YANG BISA MERESAHKAN MASYARAKAT MISALNYA
DENGAN CARA :
1. MEMONITOR DAN MENDETEKSI SEDINI MUNGKIN TIMBULNYA BENIH PERTIKAIAN DALAM
MASYARAKAT.
2. MELAKUKAN PENDEKATAN PADA PIHAK YANG DIDUGA MELAKUKAN UJARAN KEBENCIAN.
3. MEMPERTEMUKAN DUA PIHAK (PELAKU DAN KORBAN).
4. MENCARI SOLUSI DAMAI.
5. BERI PEMAHAMAN MENGENAI DAMPAK YG AKAN TIMBUL DARI UJARAN KEBENCIAN DI DLM
MASYARAKAT
6. BILA TIND PREVENTIF SDH DILAKUKAN TIDAK MENYELESAIKAN MASALAH MAKA
DILAKUKAN PENEGAKAN HUKUM

Anda mungkin juga menyukai