Anda di halaman 1dari 19

M A N A J E M E N I N V E S TA S I

D A N P O RT O F O L I O

Nur Elisa Faizaty, S.E., M.Si.


nur.faizaty@uisi.ac.id
-Week 4-
Lapis Pertama (Blue Chip)
DALAM
DUNIA
SAHAM,
PELAKU Lapis Kedua (Second
INDUSTRI Liner)
MEMBAGI 3
JENIS LAPIS
SAHAM:
Lapis Ketiga (Third Liner)
SAHAM LAPIS
PERTAMA
(BLUE CHIP) Terdiri dari perusahaan-perusahaan yang
memimpin di industrinyanya, dan secara
indikator fundamental baik, memiliki
kapitalisasi pasar (market cap) yang besar,
manajemen yang mengelola kredibel, dan
memiliki prospek yang menjanjikan.

Contoh:
Consumer Goods: Unilever, Indofood
Finance: Bank BCA, Bank Mandiri, Bank
BRI

* market cap yang besar: lebih dr 50T


* saham ini cocok untuk pemula, baik untuk investasi jangka
panjang maupun trading jangka pendek.
SAHAM LAPIS KEDUA
(SECOND LINER)
Perusahaan yang secara fundamental baik, namun memiliki market
share dan market cap dibawah perusahaan-perusahaan Blue Chip.
Harga pasar lembar sahamnya lebih rendah daripada saham Blue
Chip, oleh karenanya beberapa orang menyebut saham yang “salah
harga”.
Untuk menemukan saham ini, dibutuhkan ketekunan yang tinggi dan
periode waktu investasi yang sedikit lama.
Misal:
Finance: Bank Permata, Bank Panin, Bank BTN
Consumer Good: Sidomuncul
* market cap lapis dua berkisar antara 10-50T
SAHAM LAPIS KETIGA
(THIRD LINER)
Perusahaan yang secara fundamental kurang bagus dibanding saham
lapis lainnya, dan memiliki nilai market cap yang rendah.
Populer sebagai saham gorengan (harga naik dan turun dengan
range yang sangat tinggi dalam waktu singkat).
Saham jenis ini tidak cocok disimpan dalam jangka waktu panjang,
namun sangat disukai oleh spekulan atau scalper yang berkecimpung
di dunia trading saham.
Untuk investor pemula tidak disarankan untuk ikut, kecuali punya
jangtung yang sehat 
FUNDAMENTAL
ANALYSIS
 Analisa yang menggunakan data fundamental seperti laporan
keuangan, atau informasi tentang industri terkait, dan indikasi
ekonomi secara umum (makro)
EPS (EARNING PER
SHARE)
Laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan Laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan
selama periode laporan keuangan (biasanya 1 selama periode laporan keuangan (biasanya 1
tahun) per lembar saham. tahun) per lembar saham.

Indofood Unilever
2016 ke 2017 : 2016 ke 2017 :
475-472 / 472 x 100% = 0,63 % 184-168 / 168 x 100% = 9,5 %

2017 ke 2018 : 2017 ke 2018 :


474-475 / 475 x 100% = -0,21 % 239-184 / 184 x 100% = 29 %

2018 ke 2019 : 2018 ke 2019 :


559-474 / 474 x 100% = 17 % 194-239 / 239 x 100% = -18 %
PER (PRICE EARNING
RATIO)
Seberapa tinggi harga suatu saham apabila dibandingkan dengan laba
yang dihasilkannya per lembar saham.
PER membandingkan harga suatu saham di pasar dengan EPSnya
PER juga dikenal sebagai indikator seberapa mahal suatu saham.
Biasanya adalah kali.
Contoh, PER: 1x, artinya harga sahamnya sama dengan laba yang
dihasilkannya. Kalau 2x, artinya harga saham sudah dua kali lipat
dibandingkan labanya.

indofood : 10,69x (belum mahal)


unilever : 34,92x (sudah mahal)
BERAPA ANGKA PASTI
UNTUK EPS DAN PER
YANG DIKATAKAN BAIK?
EPS, semakin tinggi semkain baik.
PER, semakin kecil semakin bagus.
Berapa kali PER bisa dikatakan sudah mahal?
Ada yang bilang kalau 10x atau 15x wajar, tapi kalau diatas 20 x
sudah mahal.
Tapi ada juga pandnagan bahwa selama PER masoh lebih rendah
dibandingkan dengan perusahaan di industri sejenis, itu tidak
masalah.
ROE (RETURN ON
EQUITY)
 Laba terhadap modla sendiri
 Rasio yang digunakan oleh investor untuk menilai seberapa efisien
manajemen perushaaan dalam menghasilkan laba dengan modal
sendiri yang telah diberikan oleh para pemegang saham tanpa
memperhitungkan utang dll.
 ROE 10% artinya manajemen bisa mengembalikan modal sendiri yang
disetor oleh para pemegang saham sebsar 10% per tahun.
 Semakin besar rasio ini makan akan semakin efisien suatu perusahaan.

indofood : 12,99 %
unilever : 139,96 %
DER (DEBT TO EQUITY
RASIO)
 Digunakan untuk melihat seberapa besar risiko suatu perusahaan
 DER=1x atau 100%, artinya hutangnya sama dengan modal sendirinya.
Secara logika, perusahaan yang memiliki hutang yang jauh lebih besar
daripada modal sendirinya akan semakin tinggi risikonya.
 DER kurang bisa digunakan untuk perusahaan perbankan dan asuransi,
karena karena dana nasabah atau pihak ketiga dianggap sebagai hutang.
Bisa dibandingkan secara relatif terhadap sebagai perusahan di satu
industri.

Indofood : 111,17 %
Unilever : 290,95 %
DY (DEVIDEN YIELD)
DY biasanya digunakan untuk mengukur seberapa royal mayoritas pemegang
saham (MPS) yang menguasai perusahaan terhadap pemegang saham publik. DY
membandingkan antara harga yang dibayar oleh investor dengan deviden yang
diberikan kepada pemegang saham.

Umumnya royal atau tidaknya suatu perusahaan dipatok oleh investor, rata-rata 3%
per tahun.

Semakin tinggi DY, semakin royal pula MPS terhadap pemegang saham publik.

Indofood : 3,95 %
Unilever : 1,27 %
BOOK VALUE (PBV) VS
HARGA PASAR
Nilai Buku

Nilai aset (tanah, bangunan, kendaraan, dll) yang dimiliki perusahaaan setelah
dikurangi hutang, atau dengan kata lain adalah berapa besar uang (ekuitas) yang akan
diperoleh apabila perusahan dibangkrutkan/ditutup.

Harga pasar
Harga saham di bursa pada eaktu tertentu yang terbentuk dari jumlah supply demand
saham suatu emiten.

PBV= Harga Saham/Book Value

Indofood :1,39x
Unilever : 49,09x
DEVIDEN PAYOUT RATIO
Rasio yang membandingkan persen laba yang dibagikan kepada
pemegang saham sebagai deviden terhadap total laba yang dihasilkan.
Sisanya mejadi laba ditahan yang menambah jumlah ekuitas (modal).

Misal,
Earning (laba) : 100 juta,
Laba ditahan 40 juta.
Maka, DPO adalah....
Indofood : 42,22 %
Unilever : 44,33 %
SIMPULAN:
Keenam rasio tersebut adalah alat ukur sederhana untuk menilai
suatu perusahaan.

1. kalau kita ingin mengetahui berapa labanya, lihat EPSnya


2. Ketika ingin mengetahui seberapa wajar harga yang ditawarkan,
lihat PER dan PBVnya.
3. Ketika ingin melihat efisiensi manajemennya, lihat ROE nya.
4. Ketika ingin melihat risikonya, lihat DER nya.
5. Ketika ingin melihat seberapa royal partner bisnis kita, lihatlah
DYnya.
TASK 

Make a small group, each group contain 2 people.


Pick up one emiten
Do your fundamental analysis of it!!!
Make it on presentation, max 6 slides.
PRESENTASI ANALISIS FUNDAMENTAL

Kelompok 1: rio renaldo, hafid jazuli: sektor konstruksi (WSKT, WIKA, PTPP)
Kelompok 2: nur azizah, rizka: Perbankan blue chip
Kelompok 3: Zaki Sigit: Pertambangan (Batu bara)
Kelompok 4: Heni, Ardel: Consumer good (blue chip)
Kelompok 5: Alif Rohman, Ilham: Properti (ASRI, BSDE, PWON)
Kelompok 6: pipit, mahrus: consumer (HMSP, GGRM, RMBA)
Kelompok 7: Rifqi Della: CPO (AALI, BWPT, ANJT, SSMS)
Kelompok 8: Siska anggi: Bank second liner (BTPS, BNDA, BDMN)
Kelompok 9: salsabila, anindita (TLKM, ISAT, EXCL)
Kelompok 10: Anjani, fira: (SMGR, SMBR, INTP)
Kelompok 11: Rosi, Izza (GIAA, CMPP, BIRD)
Kelompok 12: ratna, indah (INAF, KAEF, KLBF)
Kelompok 13: kevin, bella (ABDA, AMAG, AHAP)
Kelompok 14: dila, youngky (SRIL, DMDT, BELL)
Kelompok 15: titin, dias (SIDO, MYOR, KINO)
Kelompok 16: hadad, helang (JPFA, CPIN, MAIN)
Kelompok 17: minahus, nabila gita (FILM, MNCN, SCMA)
BEDAH BUKU
(TECHNICAL ANALYSIS FOR
MEGA PROFIT)
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
Kelompok 7
Kelompok 8
THANK YOU

nur.faizaty@uisi.ac.id

Anda mungkin juga menyukai