APPROACH Ekuitas
OVERVIEW SAHAM
Investor dapat membeli saham dalam satuan lot (1 lot = 100 lembar saham)
Saham terbagi atas dua jenis, yaitu saham biasa (common stock) dan saham
preferen (preffered stock)
Saham biasa (common stock) adalah surat bukti kepemilikan atas emiten. Apabila
saham biasa diperjualbelikan kepada masyarakat luas melalui bursa efek, berarti
perusahaan yang mengeluarkannya sudah go public, dan saham tersebut sudah terdaftar
(listing) di bursa efek.
Melihat faktor-faktor yang dapat memicu systemic risk sebuah instrument investasi (saham).
Gross Domestic Product : Merupakan indicator pertumbuhan ekonomi secara makro.
Inflasi yang tinggi adalah sinyal negative pasar modal. Inflasi naik, daya beli masyarakat turun,
profitabilitas emiten turun.
Tingkat Suku Bunga : Tercermin melalui kebijakan BI 7 Days Repo Rate. Return yang diperoleh
melalui bunga adalah rival saham.
Kurs Rupiah : Rupiah menguat adalah good news.
2. Industrial Analysis
Karakteristik industry yang memengaruhi risiko dan kinerja sebuah
perusahaan
Jenis industry
Prospek jangka panjang
Tingkat keketatan persaingan
3. Corporate Analysis
Menilai risiko dan prospek sebuah perusahaan secara individual untuk meminimalkan adanya unsystematic
risk.
a. Analisis corporate action : Merger, Akuisisi, Penunjukkan dewan direksi, dividend announcement, etc.
P/E ratio merupakan metode analisis untuk membandingkan apakah suatu saham yang
dijual terlalu mahal atau terlalu murah. Rasio ini didapatkan dengan membandingkan
harga saham terhadap laba per lembar saham.
P/ E Ratio =
P/ E Ratio menunjukkan lama waktu yang diperlukan investor agar investasi
tersebut balik modal. Oleh karena itu, semakin kecil P/E Ratio, maka semakin
menguntungkan bagi investor, karena tingkat keuntungan (return) yang
dihasilkan lebih cepat.
P/E Ratio yang kecil menunjukkan bahwa harga saham tersebut di pasaran
tergolong ”murah”.
2. Price To Book Value Ratio
Rasio PBV merupakan rasio perbandingan antara harga saham dan nilai buku saham
perusahaan.
Nilai Buku Perusahaan =
PBV Ratio =
PBV Ratio yang kecil menunjukkan bahwa harga saham tersebut di pasaran tergolong
”murah”.
3. Price To Cash Flow Ratio
PCFR merupakan rasio harga saham dan cash flow yang dihasilkan perlembar saham. Untuk
menghitung PCFR, terlebih dahulu harus dihitung jumlah cash flow yang dihasilkan
perlembar saham:
PCFR =
Saham yang dianggap cukup murah bagi investor adalah saham dengan
bagi investor, karena semakin besar arus kas yang mampu dihasilkan oleh
perusahaan.
TUGAS KELOMPOK
Asumsikan bahwa anda adalah seorang calon investor yang akan melakukan
pembelian saham. Pilihlah 2 saham yang anda sukai dari 2 sector industry
yang berbeda. (Bebas, tetapi perusahaannya tidak boleh sama)