Anda di halaman 1dari 18

Penilaian Saham

POSTED ON JUNE 14, 2018 BY NGURAH WARMAN

Penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu nilai buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik saham. Nilai
buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten).

Nilai buku dan nilai nominal dapat dicari di dalam atau ditentukan berdasarkan laporan perusahaan
keuangan. Nilai pasar merupakan nilai saham di pasar.

Nilai pasar dapat dilihat pada harga saham di bursa efek. Nilai intrinsik (teoritis) saham merupakan nilai
saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi.

BELAJAR SAHAM UNTUK TAHAP MENENGAH

Penilaian Saham

POSTED ON JUNE 14, 2018 BY NGURAH WARMAN

Penilaian Saham 14

Jun

Penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu nilai buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik saham. Nilai
buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten).

Nilai buku dan nilai nominal dapat dicari di dalam atau ditentukan berdasarkan laporan perusahaan
keuangan. Nilai pasar merupakan nilai saham di pasar.

Nilai pasar dapat dilihat pada harga saham di bursa efek. Nilai intrinsik (teoritis) saham merupakan nilai
saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi.

Dalam membeli atau menjual saham, investor akan membandingkan nilai intrinsik dengan nilai pasar
saham bersangkutan sebagai informasi bagi investor pengambilan keputusan investasi. CLICK TO TWEET
Jika nilai pasar suatu saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong mahal
(overvalued), maka investor bisa mengambil keputusan untuk menjual saham tersebut.

Sebaliknya jika nilai pasar saham di bawah nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong murah
(undervalued), sehingga investor sebaliknya membeli saham tersebut.

Ada dua pendekatan dalam penentuan nilai intrinsik saham berdasarkan analisis fundamental yaitu :

Pendekatan nilai sekarang (present value approach).

Pendekatan nilai sekarang dilakukan dengan menghitung seluruh aliran kas yang akan diterima.
Pemegang saham dari saham di masa datang, dan kemudian didiskontokan dengan tingkat bunga
diskonto (biasanya sebesar tingkat return yang disyaratkan).

Pendekatan rasio harga terhadap earning (Price Earning Ratio/PER).

Pendekatan PER dalam penentuan nilai suatu saham dilakukan dengan menghitung berapa rupiah uang
yang diinvestasikan ke dalam suatu saham untuk memperoleh satu rupiah laba (earning) dari saham
tersebut. Baca juga artikel : 3 Alasan Mengapa Kita Harus Berinvestasi

Pendekatan Nilai Sekarang

Penentuan nilai saham dengan menggunakan pendekatan nilai sekarang pada prinsipnya sama dengan
prinsip perhitungan nilai sekarang seperti pada obligasi.

Perhitungan nilai saham dilakukan dengan mendiskontokan semua aliran kas yang diharapkan di masa
datang dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang disyaratkan investor

Nilai intrinsik atau nilai teoritis suatu saham nantinya akan sama dengan nilai diskonto semua aliran kas
yang akan diterima investor di masa datang. Baca juga artikel : 10 Hal Penting dalam Berinvestasi

Proses penilaian saham akan meliputi :


1. Estimasi aliran kas saham di masa depan. Hal ini dilakukan dengan menentukan jumlah dan waktu
aliran kas yang diharapkan.

2. Estimasi tingkat return yang disyaratkan. Estimasi ini dibuat dengan mempertimbangkan risiko aliran
kas di masa depan dan besarnya return dari alternatif investasi lain akibat pemilihan investasi pada
saham, atau disebut sebagai biaya kesempatan (opportunity cost). Tingkat return harapan dari setiap
aliran kas bisa bersifat konstan sepanjang waktu atau berubah-ubah.

3. Mendiskontokan setiap aliran kas dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang disyaratkan

4. Nilai sekarang setiap aliran kas tersebut dijumlahkan, sehingga diperoleh nilai intrinsik saham
bersangkutan.

Dalam penentuan nilai teoritis suatu saham, investor perlu menentukan berapa besarnya tingkat return
yang disyaratkan atas saham tersebut sebagai kompensasi atas risiko yang ditanggung.

Artinya, jika investor mempunyai tingkat return yang disyaratkan 25% atas saham yang akan dibeli, maka
return minimum yang diharapkan dari saham tersebut adalah 25%.

Tingkat return minimum ini juga menggambarkan besarnya biaya kesempatan (opportunity cost), yaitu
hilangnya kesempatan memperoleh return dari alternative investasi lain akibat keputusan untuk
berinvestasi pada saham.

Komponen lainnya dalam penentuan nilai saham dengan pendekatan nilai sekarang adalah aliran kas
(cash flow). Dalam komponen ini, permasalahannya adalah :

Aliran kas dalam bentuk apa yang akan digunakan dalam penilaian saham

Berapa jumlah aliran kas yang diharapkan

Kapan aliran kas tersebut diperoleh

Aliran kas yang bisa dipakai dalam penilaian saham adalah earning perusahaan. Dari sudut pandang
investor yang akan membeli saham, aliran kas yang akan diterima investor adalah earning yang akan
dibagikan dalam bentuk dividen.

Sehingga dapat digunakan komponen dividen sebagai dasar penilaian saham. Penentuan nilai saham
(pendekatan nilai sekarang) dengan menggunakan komponen dividen bisa dilakukan dengan
menggunakan berbagai model yang akan dijelaskan di artikel berikutnya.
Analisa Fundamental Saham

POSTED ON JULY 6, 2018 BY NGURAH WARMAN

Analisa fundamental saham merupakan hal yang penting ketika anda berniat dalam melakukan investasi
di saham.

Faktanya, anda tidak dikatakan berinvestasi apabila tidak menggunakan analisis ini.

Bagian terbesar dalam melakukan analisa fundamental saham adalah dengan melibatkan laporan
keuangan. Dikenal juga dengan nama analisis kuantitatif, hal ini melibatkan analisis pendapatan,
pengeluaran atau biaya, liabilitas dan aspek keuangan lainnya pada laporan keuangan.

Seorang analis fundamental melihat informasi ini untuk memperoleh insight tentang bagaimana kinerja
suatu perusahaan di masa mendatang. Selain kuantitatif, analisis secara kualitatif juga merupakan satu
kesatuan dengan menganalisis saham secara fundamental.

Ketika membicarakan saham maka analisis fundamental merupakan suatu metode yang mencoba
menentukan nilai suatu sekuritas atau saham dengan fokus terhadap faktor-faktor yang berada di
baliknya yang dapat mempengaruhi bisnis perusahaan dan prospeknya di masa depan.

Pada skala yang lebih luas, anda dapat melakukan analisis fundamental terhadap sektor industri atau
ekonomi secara keseluruhan.

Konsep dari Nilai Intrinsik

Konsep nilai intrinsik merupakan salah satu konsep yang paling penting ketika melakukan analisis secara
fundamental. Asumsi dari analisis fundamental adalah harga suatu saham tidak sepenuhnya
merefleksikan “nilai saham” yang sebenarnya.

Asumsi mendasar lain dari analisis fundamental adalah pada jangka panjang, pasar modal akan
merefleksikan fundamentalnya. Tidak ada gunanya membeli suatu saham berdasarkan nilai intrinsiknya
apabila harganya tidak pernah merefleksikan nilainya.

Namun tidak ada yang tahu seberapa lama yang namanya “jangka panjang itu”. Bisa saja harian, bulanan
atau malah tahunan.
Inilah yang menjadi inti dari analisis fundamental saham. Fokus terhadap bisnis secara khusus, investor
dapat mengestimasi nilai intrinsik dari suatu perusahaan dan mendapatkan peluang dimana anda dapat
membeli suatu saham di harga diskon. Jika semuanya berjalan dengan baik maka harganya akan
mencerminkan nilai fundamental.

Kritikan untuk Analisis Fundamental Saham

Kritikan yang disampaikan ke analisis fundamental saham datang dari dua grup yaitu pendukung analisis
teknikal dan yang percaya terhadap teori hipotesis pasar efisien.

Pendukung hipotesis pasar efisien menyatakan bahwa adalah mustahil untuk menghasilkan return yang
berhasilkan mengalahkan pasar dalam jangka waktu panjang, entah itu melalui analisis fundamental
ataupun analisis teknikal.

Laporan-laporan keuangan yang Wajib Kita Tahu dalam Analisis Fundamental Saham

Laporan Laba Rugi atau Income Statement

Secara sederhana laporan ini mencantumkan seberapa banyak uang yang dihasilkan oleh perusahaan
(pendapatan), berapa banyak yang dihabiskan (biaya atau expenses) dan perbedaan antara keduanya
(profit/loss) dalam satu periode tertentu, biasanya kuartalan atau tahunan.

Dalam analisis fundamental saham, laporan laba rugi memberikan informasi kepada investor tentang
seberapa baik kinerja bisnis dari perusahaan tersebut

Pendapatan, merupakan salah satu cara yang paling tepat yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan
untuk menumbuhkan profitabilitasnya.

Pendapatan yang baik adalah pendapatan yang tumbuh secara berkelanjutan dalam periode sebelumnya
dan sesudahnya. Pendapatan yang bersifat temporer seperti penjualan aset perusahaan dapat dikatakan
sebagai pendapatan yang tidak berkualitas.

Dari sisi biaya biasanya terdapat dua hal yang umum yaitu berapakah Harga Pokok Penjualan barang atau
jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut serta biaya secara umum terkait pemasaran, administrasi
dan umum (meliputi depresiasi dan amortisasi).

Terakhir adalah profit atau laba dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki gross profit margin
akan memiliki lebih banyak kas yang tersisa yang dapat digunakan untuk operasional bisnis perusahaan
seperti riset dan pengembangan atau pemasaran.
Jadi perhatikan selalu trend dari GPM (Gross Profit Margin), apabila menunjukkan kecenderungan
penurunan maka hal ini memberikan sinyal bahwa terjadi peningkatan HPP sehingga solusi yang dapat
dilakukan perusahaan diantaranya menaikkan harga jual barang atau jasa.

Apabila suatu perusahaan memiliki profit margin yang tinggi, hal ini sudah menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut memiliki keunggulan dalam persaingan usahanya. Perusahaan dengan nilai net
profit margin yang tinggi memiliki penyangga yang baik ketika memasuki masa-masa sulit seperti krisis
keuangan misalnya.

Baca contoh artikel saham Analisa Saham BBRI

Kesimpulannya terkait dengan laporan laba rugi adalah perusahaan yang memiliki peningkatan
penjualan menunjukkan fundamental perusahaan tersebut yang kuat, peningkatan margin laba
menunjukkan efisiensi dan profitabilitas yang baik, jangan lupa juga memperhatikan kondisi sektoral
industri perusahaan tersebut sehingga mendapatkan insight yang lebih baik perihal kualitas laba yang
dihasilkan.Hal ini masih sekian persen dari analisis fundamental saham secara keseluruhan sehingga
masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

4 Rasio Saham yang digunakan untuk Mengetahui Nilai Suatu Saham

POSTED ON SEPTEMBER 9, 2018 BY NGURAH WARMAN

Menilai “murah atau mahalnya” harga suatu saham tidaklah cukup apabila hanya dilihat dari “nominal
harga saham” tersebut ada cara sederhananya yaitu dengan melihat 4 jenis rasio saham yang biasa
digunakan untuk mengetahui valuasi harga suatu saham apakah harga saham suatu perusahaan
tergolong mahal atau murah. 4 Rasio saham itu antara lain :

PBV (Price to Book Value Ratio)


Rasio ini sering akan kita temui apabila ingin mengetahui mahal atau tidaknya harga suatu saham. Nilai
PBV suatu saham dapat kita peroleh dengan mudah di situs website ataupun di media cetak seperti
Kontan. Rumusnya adalah dengan membagikan antara harga saham perusahaan dengan nilai buku per
lembar perusahaan tersebut.

Nilai buku meliputi peralatan, bangunan, tanah dan segala hal yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat
dijual. Untuk perusahaan keuangan, nilai buku dapat berfluktuasi terhadap pasar karena biasanya
perusahaan keuangan memiliki portofolio asset yang naik turun mengikuti harga pasar. Untuk perusahan
manufaktur biasanya memiliki nilai buku berupa aset fisik yang dimiliki yang terdepresiasi setiap
tahunnya sesuai dengan aturan akuntansi yang digunakan.

Secara garis besar , rasio PBV yang rendah menunjukkan bahwa harga saham perusahaan tersebut
tergolong undervalued dan layak untuk dibeli namun akan lebih baik lagi apabila kita melihat lebih dalam
hal apa yang menyebabkan rasionya menjadi rendah atau dibawah 1.

PER (Price to Earning Ratio)

Rasio ini juga sering dijadikan patokan dalam menentukan mahal atau tidaknya harga saham suatu
perusahaan. Analogi sederhana tentang rasio PER ini adalah seberapa lama waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan modal investasi anda apabila tidak terjadi perubahan dalam hal apapun di perusahaan
tersebut.

Suatu saham yang diperdagangkan di harga Rp 1.000,00 per lembar dengan laba (earning) yang
dihasilkan per lembar sahamnya adalah Rp 100,00 maka PERnya adalah Rp 1.000/Rp 100 = 10, yang
artinya diperlukan waktu selama 10 tahun untuk mengembalikan modal investasi anda.

Alasan mengapa suatu saham memiliki PER yang tinggi adalah investor yang mencoba memprediksikan
saham mana yang akan memperoleh laba yang naik secara signifikan.

Jika hal ini tidak terjadi, maka harga saham tersebut akan turun kembali ke nilai PERnya yang wajar.
Untuk membandingkan rasio PER sebaiknya yang sama-sama dalam satu sektor industri, misalnya
membandingkan PER antara BBCA (Bank BCA) dan BBRI (Bank BRI) akan lebih valid dibandingkan
membandingkan PER SMGR (Semen Indonesia) dan BBRI (Bank BRI) karena kedua perusahaann ini
berbeda jenis sektornya.

PEG Ratio (Price Earning Growth Ratio)

Rasio PEG digunakan dengan membandingkan antara price atau harga dengan pertumbuhan earning
atau laba. Rasio ini memperhatikan pertumbuhan earning suatu perusahaan secara historis.
Perhitungan yang digunakan adalah dengan membagi PER dengan pertumbuhan earning dalam setahun.
Makin rendah rasio PEG makin baik peluang harga saham tersebut akan meningkat di masa mendatang.

Contohnya dengan membandingkan 2 saham menggunakan rasio PEG, saham dengan PEG 1 artinya anda
impas meskipun pertumbuhannya sama dengan masa lalu. Nilai rasio PEG 2 artinya anda membayar 2x
terhadap pertumbuhan yang diproyeksikan dibandingkan dengan saham dengan PEG 1. Hal ini memang
terlihat spekulatif karena tidak ada jaminan bahwa pertumbuhan kinerja perusahaan tersebut akan sama
dengan masa lalu.

Dividen Yield

Dividen yield dapat dihitung dengan cara membagi antara dividen tahunan yang diterima per lembar
dibagi dengan harga saham per lembar (berupa persentase). Anda dapat saja mengibaratkan persentase
tersebut sebagai bunga yang anda peroleh dari pembelian saham tersebut, selain peluang harga saham
yang meningkat juga.

Hal yang perlu diperhatikan dalam dividen yield adalah konsistensi suatu perusahaan dalam memberikan
dividen. Apabila selama 10 tahun terakhir secara berturut-turut perusahaan tersebut rutin membagikan
dividen maka bisa dikatakan saham perusahaan tersebut layak kita beli.

Idealnya makin tinggi dividen yield maka makin menarik saham tersebut namun perhatikan juga apakah
perusahaan tersebut rajin membagikan secara rutin setiap tahun atau tidak? . Perhatikan juga
pembagiannya apakah tiba-tiba meningkat kemudian hilang begitu saja alias tidak membagikan dividen?.
Biasanya saham-saham perusahaan yang tergolong BUMN dan BUMD rajin membagikan dividen karena
dividen tersebut dijadikan sebagai salah satu sumber penerimaan Negara atau pendapatan asli daerah.

4 rasio saham yang digunakan untuk menilai suatu saham tadi bisa dikatakan paling dasar dan paling
sering dijadikan patokan awal dalam menilai murah atau mahalnya harga suatu saham pada analisis
fundamental saham.

Nilai Pasar atau Nilai Buku

POSTED ON JUNE 14, 2018 BY NGURAH WARMAN

BELAJAR SAHAM UNTUK TINGKAT LANJUT


Nilai Pasar atau Nilai Buku

POSTED ON JUNE 14, 2018 BY NGURAH WARMAN

Nilai Pasar atau Nilai Buku 14

Jun

Nilai Pasar atau Nilai Buku

Memahami perbedaan antara nilai buku atau nilai pasar merupakan salah satu hal yang mendasar
namun penting ketika melakukan analisis terhadap suatu perusahaan yang akan dipilih dalam melakukan
investasi saham. Saat investor menginvestasikan uang nya pada suatu saham tentu saja investor tersebut
ingin mengetahui berapakah harga wajar saham perusahaan tersebut.

Nilai pasar merupakan nilai perusahaan berdasarkan pasar modal. Nilai pasar atau kapitalisasi pasar
dihitung dengan cara mengalikan jumlah lembar saham perusahaan dengan harga pasar saham tersebut
saat ini.

Jika perusahaan ABC memiliki 1 juta lembar saham dan harga per lembar saham saat ini adalah Rp 50
maka nilai pasar perusahaan tersebut adalah Rp 50 Juta. Nilai pasar merupakan angka yang sering
disebutkan oleh para analis, koran bisnis dan investor sering mereferensikan saat menyebut nilai dari
suatu perusahaan.

Apakah nilai buku merupakan penilaian yang akurat dalam menilai suatu perusahaan ?

Pada kondisi sebenarnya, anda akan menemukan nilai buku dan nilai pasar yang berbeda sepanjang
waktu. Perbedaan antara nilai buku dan nilai pasar tergantung dari berbagai macam faktor seperti :

Industri perusahaan tersebut,

Kewajaran dalam hal aset dan liabilitas suatu perusahaan, dan atribut spesifik lainnya.

Terdapat 3 generalisasi tentang hubungan antara nilai buku dan nilai pasar :

Nilai Buku lebih besar dibandingkan dengan nilai pasar

Pasar modal “menghargai” suatu perusahaan lebih rendah dibandingkan dengan nilai bersihnya. Apabila
hal ini terjadi, biasanya disebabkan oleh pasar yang kehilangan kepercayaan terhadap kemampuan yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut dalam menghasilkan profit dan cash flow .
Dengan kata lain, pasar tidak mempercayai bahwa perusahaan ini senilai dengan nilai bukunya.

Terdapat banyak saham yang nilai bukunya lebih besar dibandingkan dengan nilai pasarnya di Bursa Efek
Indonesia.

Nilai pasar lebih besar dibandingkan dengan nilai buku.

Pasar menghargai suatu perusahaan lebih besar dibandingkan dengan nilai bukunya karena kemampuan
dalam menghasilkan laba dari aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Hampir semua perusahaan
yang secara konsisten menghasilkan laba memiliki nilai pasar yang lebih besar dibandingkan nilai buku.

Nilai buku sama dengan nilai pasar

Pasar tidak melihat adanya alasan lain untuk mempercayai bahwa aset perusahaan lebih baik atau lebih
buruk dari apa yang terlihat di neraca.

Penting memahami bahwa pada sepanjang hari, nilai pasar suatu perusahaan akan berfluktuasi terhadap
nilai bukunya. Hal ini biasa diukur dengan nilai Price to Book Value atau PBV.

Bagi investor yang tergolong value investor , suatu perusahaan yang diperdagangkan pada rasio PBV 0.5
misalnya menunjukkan bahwa pasar menghargai Rp 0.5 dari aset seharga RP 1.

Kapan Nilai itu Berguna

Untuk menentukan bagaimana nilai buku berhubungan dengan nilai pasar, lihat pada laba yang
dihasilkan dari aset perusahaan. Perusahaan yang menghasilkan laba yang tergolong tinggi secara relatif
dibandingkan asetnya akan menghasilkan nilai pasar yang jauh lebih besar dibandingkan nilai bukunya.

Hal ini disebut dengan Return on Aset atau ROA. Contoh di Amerika Serikat misalnya adalah perusahaan
Coca Cola yang menghasilkan ROA di kisaran 7 – 8 %. Hal ini berarti satu dollar aset yang dimiliki
menghasilkan 7 hingga 8 sen profit.
Model-model Penilaian Saham yang Populer Dewasa Ini

6 Desember 2017 12:44 | Diperbarui: 6 Desember 2017

MODEL MODEL PENILAIAN SAHAM YANG POPULER DEWASA INI

Oleh : Annisa Latifah, Rizki Gita Septiawan, Dibyo Yaksaprawira, Fanesia Christa, Tanzila Nur Haliza, Olifia
Ovista Antonio, Dian Ayu Larasati

Program Studi Administrasi Keuangan dan Perbankan, Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia

ABSTRAK

Artikel ini menyajikan sebuah bahasan yang di fokuskan pada model -- model penilaian saham. Sampai
saat ini investasi saham menjadi pilihan alternatif investasi oleh beberapa investor. Untuk memulai
investasi saham, investor akan melihat kinerja perusahaan, kemudian harga saham dari perusahaan yang
akan dipilih. Selanjutnya menilai berapa banyak yang akan diperoleh bila dana investor terbatas. Namun
dalam melakukan investasi saham seorang investor tidak cukup hanya melihat dari segi harga saham
tanpa mengerti resiko dan return bila ingin menginvestasi suatu saham. Tetapi kunci utama untuk sukses
dalam investasi dan mengelolanya adalah dengan menilai asset tersebut dan juga sumber aset tersebut
untuk mendapatkan nilai tersebut (Warner.R Murhadi:2009).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menilai suatu saham dan masih diperdebatkan sampai
sekarang yaitu bagaimana cara mengestimasi fair value (harga wajarnya) dan berapa lama waktu yang
dibutuhkan agar dapat menyesuaikan dengan harga wajar tersebut. Dengan kata lain, penilaian saham
berguna untuk mencari harga wajar suatu saham. Kemudian harga wajar suatu saham digunakan oleh
investor untuk melakukan strategi investasi dalam mengantisipasi resiko atau isu-isu yang akan dihadapi.

Penilaian saham umumnya menggunakan analisis fundamental. Analisis fundamental yang terdiri dari
analisis industri, analisis pasar dan analisis perusahaan. Setiap penilaian saham di pengaruhi oleh
proyeksi laba per lembar saham, saat diperoleh laba, tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi utang
perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan pembagian dividen. Faktor lain yang dapat mempengaruhi
penilaian saham adalah kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak dan
keadaan bursa saham (Weston dan Brigham:2006). Pendekatan yang digunakan untuk menilai saham
adalah dividend discounted model(DDM), free cash flow model dan relative valuation.
Kata Kunci : saham, nilai, perusahaan, investasi.

Nilai -- Nilai Saham

Ada dua pendekatan untuk melakukan analisis investasi yang berkaitan dengan harga saham yaitu:

Analisis Fundamental

Analisis ini beranggapan bahwa setiap investor adalah makhluk rasional, karena itu analisis ini mencoba
mempelajari hubungan antara harga saham dengankondisi perubahaan yang tercermin pada nilai
kekayaan bersih perusahaan itu.

Analisis Teknikal

Analisis ini beranggapan bahwa penawaran dan permintaan menentukan harga saham. Para analis
teknikal lebih banyak menggunakan informasi yang timbul dari luar perusahaan yang memiliki dampak
terhadap perusahaan dari pada informasi intern perusahaan.

Ada tiga jenis penilaian saham (Hartono, 2000: 79), yaitu:

Nilai buku

Nilai buku ialah nilai asset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban perusahaan jika dibagikan. Nilai buku
hanya mencerminkan berapa besar jaminan atau seberapa besar aktiva bersih untuk saham yang dimiliki
investor. Beberapa nilai yang berkaitan dengan nilai buku[5]:

Nilai nominal, ialah nilai yang ditetapkan oleh emiten.

Agio saham, ialah selisih harga yang diperoleh dari yang dibayarkan investor kepada emiten dikurangi
harga nominalnya.
Nilai modal disetor, ialah total yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan emiten, yaitu
jumlah nilai nominal ditambah agio saham. Laba ditahan, ialah laba yang tidak dibagikan kepada
pemegang saham dan diinvestasikan kembali ke perusahaan dan merupakan sumber dana internal.

Nilai pasar

Nilai pasar merupakan harga yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran saham di pasar modal atau
disebut juga dengan harga pasar sekunder. Nilai pasar tidak lagi dipengaruhi oleh emiten atau pihak
pinjaman emisi, sehingga boleh jadi harga inilah yang sebenarnya mewakili nilai suatu perusahaan.

Nilai intrinsik

Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menentukan harga wajar suatu saham agar saham tersebut
mencerminkan nilai saham yang sebenarnya sehingga tidak terlalu mahal. Perhitungan nilai intrinsik ini
adalah mencari nilai sekarang dari semua aliran kas di masa mendatang baik yang berasal dari dividen
maupun capital gain[6].

Pendekatan dalam penentuan nilai intrinsik saham berdasarkan analisis fundamental yaitu:

Pendekatan nilai sekarang (present value)

Dalam pendekatan ini, perhitungan nilai saham dilakukan dengan menghitung nilai sekarang (present
value) semua aliran kas saham yang diharapkan di masa datang dengan tingkat diskonto sebesar tingkat
return yang disyaratkan investor. Dalam hal ini nilai intrinsik atau disebut juga dengan nilai teoritis suatu
saham nantinya akan sama dengan nilai diskonto semua aliran kas yang akan diterima investor pada
masa yang akan datang.

Komponen dalam penentuan nilai saham dnegan pendekatan nilai sekarang adalah aliran kas (cash flow).
Aliran kas yang bisa dipakai dalam penilaian saham dengan pendekatan nilai sekarang adalah earning
perusahaan, atau berupa earning yang dibagikan dalam bentuk dividen. Dengan demikian kita bisa
menggunakan komponen deviden sebagai dasar penilaian saham.

Penentuan nilai saham (pendekatan nilai sekarang) dengan menggunakan komponen deviden dapat
dilakukan dengan menggunakan perhitungan Model Diskonto Deviden Model Diskonto Deviden
merupakan model untuk mengestimasi harga saham dengan mendiskontokan semua aliran dividen yang
akan diterima di masa yang akan datang. Secara sistematis, model ini bisa dirumuskan sebagai berikut:
P0 = D1 +D2 +D3 +....... +D~ (1 + k) (1 + k)2(1 + k)3 (1+ k)~

Dimana :

P0 = Nilai intrinsik saham dengan model diskonto dividen

DAFTAR

Dibyo Yaksaprawira

Dibyo Yaksaprawira

FOLLOW

EKONOMI

Model-model Penilaian Saham yang Populer Dewasa Ini

6 Desember 2017 12:44 Diperbarui: 6 Desember 2017 12:44 8004 0 0

Model-model Penilaian Saham yang Populer Dewasa Ini

ipo-e-commerce-pertama-di-indonesia-patok-harga-rp280-rp300-saham-mozhmgnk6m-
5a2783905ffe1f22956dd332.jpg

D1,D2,D3,D~= Dividen yang akan diterima dimasa yang akan datang

K = Tingkat return yang diisyaratkan


Dalam persamaan diatas dapat dilihat bahwa aliran dividen yang diterima investor merupakan aliran
dividen yang ridak terbatas dan bersifat konstan. Namun dalam kenyataannya, ada kalanya perusahaan
membayarkan dividen secara tidak teratur, jumlahnya tidak konstan atau dengan kata lain
pembayarannya mengalami pertumbuhan (growth). Dalam situasi tersebut, perlu dibedakan antara
sesuai dengan karakteristik pertumbuhan pembayaran dividen.

Model Pertumbuhan Nol

Model petumbuhan konstan (model Gordon), dipakai untuk menentukan nilai saham yang pembayaran
dividennya mengalami pertumbuhan secara konstan selama waktu tak terbatas.

Model ini bisa dirumuskan sebagai berikut:

Dimana :

P0 = Nilai saham preferen

D1 = dividend saham preferen

K = tingkat return yang disyaratkan pada sahampreferen

g = tingkat pertumbuhan perusahaan

Model Pertumbuhan Tidak Konstan (ganda)

Model ini sesuai untuk menilai saham perusahaan yang mempuyai karakteristik pertumbuhan yang
'fantastis' di tahun-tahun awal, sehingga bisa membayarkan dividen dengan tingkat pertumbuhan yang
tinggi.
Pada beberapa tahun awal selama masa pertumbuhan fantastis, perusahaan mungkin akan mampu
membayar dividen dengan pertumbuhan diats normal, namun setelah melewati masa tersebut
pertumbuhan tingkat dividen yang dibayarkan perusahaan mungkin akan lebih rendah dari masa
sebelumnya, dan akan bertumbuh secara tetap.

Tahap-tahap perhitungan yang harus dilakukan untuk model ini adalah:

Membagi aliran dividen menjadi dua bagian:

bagian awal yang meliputi aliran dividen yang 'fantastis',

aliran dividen dengan pertumbuhan yang konstan.

Menghitung nilai sekarang dari aliran dividen yang fantastis.

Menghitung nilai sekarang dari semua aliran dividen selama periode pertumbuhan konstan.

Menjumlahkan hasil perhitungan nilai sekarang dari kedua bagian perhitungan aliran dividen

Pendekatan Price Earning Ratio

Pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan multipler, dimana investor akan menghitung berapa kali
(multipler) nilai earning yang tercermin dalam harga sutu saham. Dengan kata lain, PER menggambarkan
rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. PER juga mencerminkan
berapa rupiahkah yang harus dibayarkan investor saham untuk memperoleh satu rupiah
earningperusahaan.

Pendekatan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

ER = Harga Perlembar Saham


Earning PerLembar Saham

Earning Per Lembar = EarningPerusahaan Jumlah saham yang beredar

Metode Price bookvalue

Price to Book Value atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Rasio Harga terhadap Nilai Buku yang
disingkat dengan PBV adalah rasio valuasi investasi yang sering digunakan oleh investor untuk
membandingkan nilai pasar saham perusahaan dengan nilai bukunya. RAsio PBV ini menunjukan berapa
banyak pemegang saham yang membiayai aset bersih perusahaan.

Nilai Buku atau Book Value memberikan perkiraan nilai suatu perusahaan apabila diharuskan untuk
dilikuidasi. Nilai Buku ini adalah nilai aset perusahaan yang tercantum dalam laporan keuangan atau
Balance Sheet dan dihitung dengan cara mengurangkan kewajiban perusahaan dari asetnya (Nilai Buku =
Aktiva -- Kewajiban). Dengan kata lain, Rasio Price to Book Value ini dapat menunjukan apa yang akan
didapatkan oleh pemegang saham setelah perusahaan terjual dengan semua hutangnya telah dilunasi.
Rasio PBV yang rendah merupakan tanda yang baik bagi perusahaan.

Price to Book Value atau Price/Book Value Ratio ini membantu investor untuk membandingkan nilai
pasar atau harga saham yang mereka bayar per saham dengan ukuran tradisional nilai suatu perusahaan.

Rasio PBV ini sangat sesuai untuk digunakan pada perusahaan yang memiliki aset tetap berwujud
(tangible assets) yang besar karena tidak memperhitungkan aset yang tidak berwujud (intangible assets).
Perusahaan yang memiliki bangunan, mesin, peralatan dan aset tetap lainnya dapat menggunakan rasio
Price to Book Value ini untuk memeriksa posisi keuangan perusahaan dengan tepat. Rasio PBV ini sangat
cocok untuk digunakan pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di jasa keuangan seperti Bank dan
perusahaan Asuransi. Hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut memiliki aset keuangan yang
sangat besar.

Rumus PBV (Price to Book Value) :

PBV atau Price to Book Value (Rasio Harga terhadap nilai Buku) ini dapat dihitung dengan membagikan
Harga per lembar Saham perusahaan yang bersangkutan dengan nilai buku per lembar saham (Book
Value per Share). Berikut ini adalah Rumus PBV untuk menghitung rasio Harga Saham terhadap Nilai
Buku ini.

Rasio Harga terhadap Nilai Buku = Harga per Lembar Saham / Nilai Buku per lembar Saham

Contoh Perhitungan PBV (Price to Book Value Ratio) :

Per tanggal 03 November 2017, Harga per lembar saham Bank Tabungan Negara Tbk dengan kode
emiten BBTN adalah sebesar Rp. 2.880,- sedangkan nilai buku per saham atau book value per share
adalah sebesar Rp. 1.944,-. Berapakah Rasio PBV atau Rasio Harga terhadap Nilai Buku BBTN ?

Diketahui :

Harga per lembar saham = Rp. 2.880,-

Nilai Buku per lembar saham = Rp. 1.944,-

Rasio Harga terhadap Nilai Buku = ??

Jawaban :

Price to Book Value = Harga per Lembar Saham / Nilai Buku per lembar Saham

Price to Book Value = Rp. 2.880,- / Rp. 1.944,-

Price to Book Value = 1,48 kali

Analisis dan Penilaian Price to Book Value (PBV)

Price to Book Value Rasio (PBV) atau Rasio Harga Saham terhadap nilai Buku ini sering digunakan untuk
menilai harga suatu saham apakah murah atau mahal yang biasanya disebut dengan Valuasi Saham.
Perusahaan dengan PBV dibawah angka "1" biasanya dianggap sebagai saham yang harganya murah
sedangkan rasio PBV diatas nilai "1" dapat dianggap sebagai saham yang berharga mahal.

Anda mungkin juga menyukai