Anda di halaman 1dari 4

SOAL 1

a. Faktor-faktor utama keputusan investasi Dua factor utama yang perlu dipertimbangkan
dalam keputusan investasi adalah rwturn dan resiko (risk) investasinya. kedua factor ini
harus dipertimbangkan bersama-sama. return merupakan hasil yang didapatkan atas suatu
investasi. uang memiliki biaya kesempatan. Dalam mengharapkan return, investor selalu
mempertimbangkan resiko sebagai esensi dari proses investasi. resiko (risk) adalah
perbedaan peluang return actual atau return realisasian dengan return harapan atau return
ekspektasian.
proses keputusan berinvestasi Langkah awal keputusan investasi biasanya dimulai dari
analisis terhadap asset tunggal. investor harus memahami karakteristik beberapa asset dan
factor-faktor yang memengaruhinya. selanjutnya, perlu dilakukan penilaian untuk
mengestimasi nilai wajar dari asetnya. nilai asset sendiri merupakan fungsi return masa
depan dan resiko asetnya. Langkah selanjutnya dalam proses berinvestasi adalah
melakukan pengelolaan portofolio.

b. Return ekspektasian dan risiko memiliki hubungan positif. Semakin besar resiko suatu
investasai maka semakin besar return yang diharapkan (return ekspektasian). oleh karena
itu, terjadi tradeoff semakin besar (kecil) risiko maka semakin besar(kecil) return
ekspektasian.
SOAL 2
Pasar sekunder dapat berupa Over The Counter (OTC) dan Bursa Efek (Stock Exchange).
Perbedaan keduanya di antaranya sebagai berikut:
a. Sekuritas
Pasar sekunder Over The Counter sekuritasnya dari perusahaan kecil, sedangkan bursa
efek sekuritasnya berasal dari perusahaan besar. Perusahaan kecil dimasukkan ke OTC
yang komisi pencatatan tahunannya lebih murah dibandingkan dengan komisi pencatatan
saham di bursa efek.
b. Lokasi perdagangan
Untuk OTC tidak memiliki lokasi yang khusus, dimana menggunakan jaringan komputer.
Sedangkan, bursa efek perdagangannya dilakukan di gedung lantai bursa. Supaya lebih
efisien, OTC untuk perusahaan kecil tidak menggunakan gedung khusus untuk
perdagangan sahamnya, tetapi menggunakan jaringan komputer.
c. Perantara transaksi
Untuk OTC perantara transaksinya adalah dealer, sedangkan pada bursa efek perantara
transaksinya adalah pialang (broker).
d. Sistem perdagangan
Di dalam OTC sistem perdagangannya berupa pasar negosiasi (negotiated market) antara
investor dengan dealer. Sedangkan, bursa efek sistem perdagangannya berupa pasar lelang
(auction market).
e. Contoh pasar
Contoh pasar OTC adalah NASDAQ (di AS), dan contoh pasar bursa efek adalah NYSE,
AMEX, dan BEI.

SOAL 3
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indeks utama di pasar modal Indonesia
atau sering disebut Jakarta Composite Index (JCI). IHSG meliputi pergerakan semua harga
saham yang terdaftar di pasar modal, baik untuk saham biasa maupun saham preferen.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI dihitung menggunakan kapitalisasi pasar
untuk saham biasa dan saham preferen. IHSG mulai dikenalkan pertama kali pada tanggal 1
April 1983 dengan menggunakan waktu dasar (basetime) tanggal 10 Agustus 1982. Rumus
yang digunakan untuk menghitung IHSG adalah sebagai berikut:

IHSG = (Nilai Pasar/Nilai Dasar) x BV

Nilai kapitalisasi pasar hari ke-t adalah nilai kapitalisasi pasar pada tanggal IHSG akan
dihitung. Nilai kapitalisasi pasar hari ke-t merupakan penjumlahan nilai kapitalisasi pasar
semua saham yang beredar pada hari ke-t. Perhitungan IHSG melibatkan semua saham di
pasar modal Indonesia, sehingga kinerja IHSG juga merefleksikan kinerja pasar modal
Indonesia. IHSG biasanya dihitung tiap hari pada saat penutupan transaksi. Untuk transaksi
elektronik, IHSG dihitung dan ditampilkan dalam ukuran detik. Untuk perhitungan kinerja
pasar modal, biasanya IHSG dihitung tiap tahun pada saat penutupan hari terakhir di tahun
bersangkutan.

SOAL 4
Return realisasian (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasian
dapat dihitung berdasarkan return total (total return).
Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang
tertentu. Return total sering disebut dengan return saja. Return total dari return realisasian
terdiri dari capital gain (loss) dan yield sebagai berikut ini:
Return = Capital gain (loss) + Yield
Keuntungan (kerugian) modal atau capital gain (loss) merupakan kenaikan atau penurunan
dari nilai yang diinvestasikan atau secara lebih mudahnya adalah perbedaan antara nilai
sekuritas pada saat investor membeli dan menjual sekuritasnya. Penghasilan (yield)
merupakan income yang diterima dari investasinya yang bersifat rutin setiap periode tertentu,
contoh yield adalah dividen, bunga obligasi, sewa, dan sebagainya.
Nilai saham BBCA waktu dibeli adalah = Rp 34.125 pada 19 Januari 2021 dan kemudian
dijual pada 19 Februari 2021 pada harga = Rp 35.512. Return Realisasian yang diperoleh oleh
investor adalah sebesar:
= (Rp 35.512 – Rp 34.125) / Rp 34.125
= Rp 1.387 / Rp 34.125
= 4,06%

SOAL 5
Risiko portofolio dapat turun karena adanya comovement diantara dua asset. Comovement ini
diukur dengan rumus kovarian. Risiko portofolio akan semakin turun jika nilai kovarian
semakin negative yang menunjukkan hubungan pergerakan dua asset berlawanan yang akan
berakibat deviasi satu asset akan dihilangkan dengan deviasi asset lain sehingga
menghasilkan deviasi yang lebih kecil atau risiko yang menurun.
Risiko portofolio akan semakin terdiversifikasi jika jumlah comovement semakin banyak.
Semakin banyak asset di dalam portofolio, semakin banyak kovarian yang muncul, sehingga
akan semakin menurunkan risiko portofolionya. Proses diversifikasinya seperti berikut ini:
Di gambar tersebut terlihat bahwa dengan semakin banyak jumlah asset di dalam portofolio,
risiko portofolio akan semakin kecil. Ada 2 macam risiko. Risiko yang pertama adalah risiko
perusahaan atau risiko yang dapat di diversifikasi atau risiko spesifik, atau risiko unik, atau
risiko tidak sistematik. Risiko yang kedua disebut dengan risiko non diversifikasi atau risiko
pasar, atau risiko sistematik.
RIsiko yang dapat didiversifikasi adalah risiko perusahaan karena karakteristik dari dua
perusahaan yang berbeda akan saling meniadakan risikonya. Risiko pasar tidak dapat
didiversifikasi karena portofolio yang dibentuk hanya dari sebuah pasar saja.
Jadi dalam diversifikasi ini usahakan untuk memiliki beberapa portofolio dari sekuritas
perusahaan yang berbeda atau bahkan industri yang berbeda agar dapat saling meminimalkan
risiko kerugian yang didapatkan nantinya.

Reference:
Hartono, J. (2020). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai