0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan38 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Pancasila awalnya berasal dari nilai-nilai budaya Indonesia dan agama, kemudian diadopsi sebagai ideologi negara setelah proses perumusan oleh para pendiri bangsa.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Pancasila awalnya berasal dari nilai-nilai budaya Indonesia dan agama, kemudian diadopsi sebagai ideologi negara setelah proses perumusan oleh para pendiri bangsa.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Pancasila awalnya berasal dari nilai-nilai budaya Indonesia dan agama, kemudian diadopsi sebagai ideologi negara setelah proses perumusan oleh para pendiri bangsa.
Fakultas Sains dan Teknik Universitas Bojonegoro Pada awalnya, pancasila bersumber dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu dalam adat istiadat, serta dalam agama-agama sebagai pandangan hidup bangsa. Sebagai sebuah ideologi, pancasila tidak bersifat tertutup (statis) terhadap berbagai perubahan atau pemikiran-pemikiran baru. Pancasila bersifat terbuka (dinamis) yang mampu menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan baik zaman atau pemikiran. Dengan kata lain, pancasila mempunyai keluwesan yang memungkinkan menerima perkembangan pemikiran- pemikiran baru yang relevan tanpa menghilangkan hakikat (jati diri) yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya. 1. Asal Mula Istilah Pancasila Secara etimologis istilah pancasila berasal dari bahasa sanksekerta. Menurut Mr. Moh. Yamin, dalam bahasa sanksekerta perkataan pancasila memiliki dua macam arti, yaitu : a. Panca artinya lima, syila dengan vocal i pendek artinya “batu sendi’ atau “dasar”; b. Panca artinya lima, syiila dengan vical i panjang artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh. Pancasila yang berlaku sekarang adalah panca Syila dengan vocal i pendek, yakni dasar yang memiliki lima unsur. Pancasila berisi lima larangan dan pantangan yang terdiri dari : a. Panatipada veramani sikhapadam samadiyani, artinya jangan mencabut nyawa makhluk hidup, atau dilarang membunuh. b. Dinna dana veramani skhapadam samadiyani, artinya jangan mengambil barang yang tidak diberikan, atau dilarang mencuri. c. Komeshu micchacara veramani skhapadam samadiyani, artinya janganlah berhubungan kelamin, atau dilarang berzina. d. Musawada veramani skhapadam samadiyani, artinya janganlah berkata palsu, atau dilarang berdusta. e. Sura meraya masjja pamada tikana veramani, Artinya janganlah meminum minuman yang menghilangkan pikiran, atau dilarang meminum minuman keras. Dalam buku Nagarakartagama terdapat ketentuan bagi raja yang berbunyi “yatnaggegwani pancasyiila kertasangkarbhisekakakrama”, yang artinya raja menjalankan dengan setia kelima pantangan (pancasila), begitu pula upacara-upacara ibadat dan pengobatan-pengobatan. Dalam buku Sutasoma dikenal istilah Pancasila Krama. Pancasila Krama itu merupakan lima dasar tingkah laku atau perintah kesusilaan yang lima atau sering disingkat Ma Limo, yakni : a. Dilarang Mateni (Membunuh) b. Dilarang Maling (Mencuri) c. Dilarang Madon (Berzina) d. Dilarang Mabok (Minum-minuman keras) e. Dilarang main (berjudi) 2. Sejarah Perumusan Pancasila
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
berawal pada sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dr. Radjiman Wedyodiningrat, selaku ketua BPUPKI pada awal sidang mengajukan suatu masalah sebagai agenda sidang. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Tiga orang pembicaranya yaitu Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno untuk memaparkan gagasannya mengenai rumusan dasar negara Indonesia merdeka. a. Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)
Pada tanggal 29 mei 1945 BPUPKI mengadakan
sidangnya yang pertama. Pidato Mr. Muhammad Yamin berisikan lima asas dasar negara Indonesia merdeka yang diidam-idamkan. Kelima asas tersebut adalah : 1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan Rakyat Setelah berpidato, Mr. Muhammad Yamin menyampaikan usulan secara tertulis mengenai rancangan Undang-undang Dasar (UUD) Republik Indonesia. Dalam rancangan UUD itu tercantum pula rumusan lima asas dasar negara sebagai berikut : 1) Ketuhanan Yang Maha Esa 2) Kebangsaan persatuan Indonesia 3) Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia b. Prof. Dr. Mr. Soepomo Pada tanggal 31 Mei 1945 Prof Dr. Mr. Soepomo tampil berpidato di hadapan sidang BPUPKI. Dalam pidatonya itu beliau menyampaikan tiga teori tentang pengertian negara (staats idee) yang penting dalam mempertimbangkan dan menetapkan dasar negara. Ketiga teori tersebut adalah : 1) Teori perseorangan (individualistis). Menurut teori ini, negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak sosial antara seluruh perseorangan dalam masyarakatnya. 2) Teori negara kelas. Teori menganggap bahwa negara alat dari suatu golongan (kelas) untuk menindas kelas lain 3) Teori negara integralistik. Menurut teori ini, negara bukanlah untuk menjamin perseorangan atau suatu golongan saja, akan tetapi menjamin kepentingan masyarakat seluruhnya sebagai suatu persatuan. Prof. Soepomo dalam pidatonya menolak tegas teori individualistis maupun teori negara kelas. Beliau menyarankan, Indonesia memilih teori integralistik, yang dinilai lebih sesuai dengan semangat kekeluargaan yang berkembang di daerah pedesaan. Dalam kaitannya dengan dasar filsafat negara Indonesia, Prof. Soepomo mengusulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Pendirian negara nasional yang bersatu dalam arti totaliter, yaitu negara yang tidak mempersatukan diri dengan golongan terbesar, akan tetapi yang mempersatukan semua golongan, baik golongan besar atau kecil. 2. dianjurkan semua warga negara takluk kepada Tuhan, supaya tiap-tiap waktu ingat kepada Tuhan 3. Untuk menjamin supaya pemimpin negara, terutama kepala negara terus menerus bersatu dengan rakyat, dalam susunan pemerintahan negara Indonesia harus dibentuk sistem badan permusyawarata. 4. Dalam lapangan ekonomi negara akan bersifat kekeluargaan. 5. Dalam hubungan antar bangsa, dianjurkan supaya negara Indonesia bersifat negara Asia Timur Raya, atau sebagai anggota dari kekeluargaan Asia Timur Raya. c. Ir. Soekarno Pada tanggal 1 juni 1945, Ir. Soekarno manyampaikan pidatonya dihadapan sidang BPUPKI. Dalam pidatonya Ir. Soekarno mengajukian secara lisan usulan lima asas sebagai dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Rumusan tersebuat yaitu : 1) Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia 2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan 3) Mufakat atau Demokrasi 4) Kesejahteraan sosial 5) Ketuhanan yang berkebudayaan Lima asas tersebut diusulkan oleh Ir. Soekarno agar diberi nama “Pancasila”. Kemudian beliau mengusulkan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Tri Sila yang dirumusannya : 1) Sosio Nasionalisme, yaitu Nasionalisme dan Internasionalisme 2) Sosio Demokrasi, yaitu Demokrasi dengan Kesejahteraan Rakyat 3) Ketuhanan Yang Maha Esa Ir. Soekarno mengusulkan bahwa Tri Sila tersebut masih dapat diperas lagi menjadi Eka Sila atau satu sila yang intinya dalah “gotong-royong”. Setelah Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya, kemudian dr. Radjiman Wedyodiningrat selaku ketua BPUPKI menganjurkan anggotanya untuk mengajukan usul secara tertulis, usul tersebut harus sudah masuk paling lambat tanggal 20 Juni 1945. dibentuklah Panitia Kecil untuk menampung dan memeriksa usulan lain mengenai rumusan dasar. Anggota terdiri atas delapan orang (Panitia Delapan), yakni sebagai berikut : 1) Ir. Soekarno (Ketua) 2) Mr. A.A. Maramis (anggota) 3) Ki Bagoes Hadikeoseomo (anggota) 4) K.H. Wahid Hasjim (anggota) 5) M. Soetardjo Kartohadikoesoemo (anggota) 6) Rd. Otto Iskandardinata (anggota) 7) Mr. Muhammad Yamin (anggota) 8) Drs. Mohammad Hatta (anggota) Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara BPUPKI, Panitia Delapan, dan Tyuo Sangi In (Badan Penasihat Pemerintah Pusat Bala Tentara jepang). Rapat dipimpin oleh ir soekarno dirumah kediaman beliau Jl. Pegangsaan Timur No. 56 jakarta. Rapat menyetujui Indonesia merdeka selekasnya, sebagai negara hukum yang meliki hukum dasar dan memuat dasar/falsafat negara dalam mukahdimahnya. Untuk menuntaskan hukum dasar maka dibentuklah Panitia Sembilan antara lain : 1) Ir. Soekarno (Ketua) 2) Drs. Mohammad Hatta (anggota) 3) Mr. A.A. Maramis (anggota) 4) K.H. Wahid Hasjim (anggota) 5) Abdoel Kahar Meoxakir (anggota) 6) H. Agoes Salim (anggota) 7) Abikoesno Tjokrosoejoso (anggota) 8) Mr. Achmad Soebarjo (anggota) 9) Mr. Muhammad yamin (anggota) Pada tanggal 22 Juni 1945 panitia sembilan mengadakan rapat dan disepakati rumusan dasar negara yang tercantum dalam Mukadimah (Pembukaan) Hukum Dasar, yaitu : “Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya menurut dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta dengan mewujudkan suatu Keadilan osial bagi seluruh rakyat Indonesia. Makadimah tersebut ditandatangani oleh Panitia Sembilan yang dikenal dengan nama “Jakarta Carter” atau “Piagam Jakarta”. pada tanggal 10-17 Juli 1945 Makadimah tersebut dibawa ke sidang BPUPKI dan disepakati pada tanggal 14 Juli 1945 serta pada tanggal 17 Juli 1945 sidang berhasil menyelesaikan rumusan Hukum Dasar dan Pernyataan Indonesia Merdeka Pemerintah Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Zyunby Inkai karena Jepang kalah melawan sekutu. Pada tanggal 8 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta dan dr.Radjiman Wedyodiningrat berangkat ke saigon untuk memenuhi panggilan Jenderal Besar Terauchi yang memberikan keputusan sebagai berikut : 1)Ir. Soekarno diangkat sebagai Ketua PPKI, Drs. Mohammad Hatta sebagai Wakil Ketua dan dr. Radjiman Wedyodiningrat sebagai anggota. 2)Panitia persiapan boleh mulai bekerja pada tanggal 9 Agustus 1945 3)Cepat atau tidaknya pekerjaan panitia diserahkan sepenuhnya kepada panitia kemudian, pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat dan pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI bersidang untuk mengesahkan naskah Hukum Dasar. Hasil nya ialah beberapa perubahan dari Naskah Hukum Dasar, terutama Dasar Negara pada sila pertama dalam Mukadimah menjadi : “Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarata/perwakilan serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” 3. Fungsi Pancasila a. Jiwa bangsa Indonesia b. Kepribadian bangsa Indonesia c. Pandangan hidup bangsa Indonesia d. Dasar negara Republik Indonesia e. Perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu mendirikan negara f. Sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum bagi bangsa Indonesia g. Cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia h. Falsafah hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia sedangkan fungsi pokok pancasila adalah sebagai ideologi nasional dan dasar negara. Fungsi Pokok Pancasila a. Pancasila sebagai Ideologi Nasional 1) Hakikat Ideologi Istilah ideologi dibangun dari dua kata, yaitu idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, dan cita- cita, serta kata logos yang berarti ilmu. Kata idea berasal dari kosakata bahasa Yunani yaitu eidos, yang berarti bentuk. Ada pula kata idein, yang artinya melihat. Dengan demikian secara harfiah, ideologi berarti ilmu tentang pengertian-pengertian dasar. secara umum ideologi yaitu kumpulan gagasan, ide , keyakinan, kepercayaan, yang meyeluruh dan sistematis serta mencangkup bidang politik, sosial, kebudayaan, dan keagamaan. Kandungan Sebuah Ideologi a) Seperangkat gagasan yang disusun secara sistematis b) Pedoman tentang cara hidup c) Tatanan yang hendak dituju oleh suatu kelompok (kelas, negara) d) Dipegang teguh oleh kelompok yang meyakininya Fungsi dan Peranan Ideologi
1. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan
identitasnya 2. Landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dalam alam sekitarnya 3. Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan 4. Pedoman dan pegangan bagi seeseorang untuk melangkah dan bertindak 5. Memberikan arahan kepada manusia dalam mencapai tujuan hidupnya 6. Menjembatani para pendiri negara (founding fathers) dan para generasi penerusnya 7. Menanamkan keyakinan akan kebenaran perjuangan kelompoknya atau negaranya 2) Pancasila sebagai Ideologi Negara Republik Indonesia Pancasila pada hakikatnya bukan mrupakan hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang seperti halnya ideologi lain di dunia. Akan tetapi, Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan, serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri. Artinya, bangsa Indonesia sendiri merupakan kausa materialis (asal bahan) Pancasila. Fungsi Pancasila dalam Kedudukannya sebagai Ideologi Negara
a) Sebagai sumber motivasi, dengan karakteristik
sebagai berikut : 1. Ideologi Pancasila mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa, maupun negara 2. Ideologi Pancasila memandu masyarakat menuju cita-citanya 3. Ideologi pancasila membimbing bangsa dan negara untuk mencapai tujuannya melalui berbagai realisasi pembangunan b) Sebagai sumber semangat dalam berbagai kehidupan negara, dengan karakteristik sebagai berikut : 1. Ideologi Pancasila akan menjadi realistis manakala terjadi orientasi yang bersifat dinamis antara masyarakat dan ideologi Pancasila 2. Ideologi Pancasila akan bersifat dinamis, terbuka dan antisipatif 3. Ideologi Pancasila senantiasa mampu menyesuaikan diri dengan perubahan- perubahan sesuai dengan aspirasi bangsanya b. Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila dalam kedudukannya sebagai dasar
negara sering disebut sebagai filsafat negara. Pancasila sebagai dasar negara merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma serta kaidah, baik moral maupun hukum negara Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara 1. Pancasila sebagai dasar negara 2. Meliputi suasana kebatinan (geistlichenhintergrund) dari UUD RI Tahun 1945 3. Mewujudkan cita-cita hukum dasar negara(baik hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis) 4. Mengandung norma yang mengharukan UUD RI Tahun 1945 dan Peraturan Perundang-undangan lainnya mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara memegang penuh nilai-nilai Pancasila 5. Merupakan sumber semangat bagi UUD RI Tahun 1945, penyelenggara negara, para pelaksana tugas pemerintahan, penyelenggara partai politik dan golongan fungsional lainnya. 4. GAGASAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA A. Perbedaan Ideologi Terbuka dan ideologi tertutup Ciri-ciri Ideologi Terbuka • Sistem pemikirannya terbuka • Nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar melainkan diganti, diambil dari harta kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat itu sendiri • Nilai-nilai ideologi bersikap garis besarnya saja dan tidak langsung operasional Ciri-ciri Ideologi Tertutup • System pemikirannya tertutup • Adanya sifat pemaksaan terhadap ideologi merupakan cita-cita sekolompok orang, bukan berasal dari masyarakat atau bangsa • Isinya bukan hanya nilai-nilai atau cita-cita tertentu melainkan terdiri atas tuntutan-tuntutan yang nyata operasional dan diajukan dengan mutlak B. Perbedaan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Keterbukaan ideologi Pancasila mengandung nilai-nilai
sebagai berikut : 1) Nilai dasar, yaitu hakikat kelima sila Pancasila, yangbbersifat universaal. 2) Nilai Instrumental, yaitu penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila. 3) Nilai praksis, yaitu realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila Sebagai Ideologi Trebuka Secara Struktural Memiliki 3 Dimensi, Yaitu : a) Dimensi Idealisme, yang menekankan bahwa nilai- nilai dasar yang terkandung dalam pancasila yang bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh, pada hakikatnya bersumber pada filsafat Pancasila. b) Dimensi Normatif, bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma, sebagaimana terkaqndung dalam norma keagamaan. c) Dimensi Realitas, bahwa suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas kehidupan yang berkembangan dalam masyarakat. Berdasarkan dimensi yang dimiliki oleh Pancasila sebagai ideologi terbuka, maka ideologi Pancasila :
a) Tidak bersifat utopis, yaitu merupakan sistem ide-
ide belaka yang jauh dari kehidupan sehari-hari secara nyata. b) Bukan merupakan suatu doktrin belaka yang bersifat tertutup, melainkan suatu norma yang bersifat ideaqlis, nyata dan reformatif yang mampu melakukan perubahan. c) Bukan merupakan suatu ideologi yang pragmatis, yang hanya menekankan pada segi praktis-praktis belaka tanpa adanya aspek idealisme. 3. Pancasila Sebagai Pradigma Pembangunan a. Pengertian pradigma pembangunan Pradigma pembangunan adalah suatu model, pola yang merupakan sitem berfikir sebagai upaya untuk melaksanakan perubahan yang direncanakan guna mewujudkan cita- cita kehidupan masyarakat menuju hari esok yang lebih baik. Perwujudan Kedudukan Pancasila Sebagai Pradigma Pembangunan Mencakup Dalam Hal: 1) Iptek, yaitu dengan ; • Tidak hanya memikirkan yg ditemukann dan diciptakan, tetapi juga harus mempertimbangkan maksud & akibatnya • Harus bersifat beradab • Dapat mengembangkan nasionalisme • Berlandaskan nilai-nilai demokrasi • Menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan 2) Bidang politik, dapat dilakukan dengan cara, sbb: • Mewujudkan tujuan negara • Memposisikan rakyat Indonesia sebagai subjek dalam kehidupan politik, buakn hanya sebagai objek semata • Sistem politik negara harus mendasarakan pada tuntutan hak dasar kemanusiaan • Para penyelenggara negara dan para politisi senantias berbudi pekerti luhur 3) Bidang Ekonomi, dapat dilakukan dengan cara : a) Sistem ekonomi negara senantiasa mendasarkan pada pemikiran untuk mengembangkan ekonomi atas dasar moralitas dan ketuhanan b) Menghindari pengembangan ekonomi yang mengarah pada sistem monopoli dab persaingan bebas c) Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan dan kekeluargaan 4) Bidang sosial budaya dapat diwujudkan dengan: a) Senantiasa berdasarkan kepada sistem niali yangsesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki bangsa Indonesia b) Pembangunan ditujukan untuk meningkatkan derajat kemerdekaan manusia dan kebebasan spiritual c) Menciptakan sistem sosial yang beradab melalui pendekatan kemanusiaan secara universal