Anda di halaman 1dari 22

KIMIA LINGKUNGAN

IL 1108/2 SKS

PARAMETER KIMIAWI MAKANAN

Nindy Callista Elvania, S.T., M. Ling

Program Studi Ilmu Lingkungan


Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Bojonegoro
LOGAM BERAT PEWARNA SINTETIK

BAHAN TAMBAHAN PEWARNA ALAMI


PANGAN (BTP)

PENCEMARAN
BAHAN PENGAWET
ANTHOSIANIN
MAKANAN

PENGAWET SINTETIK
KIMIA MAKANAN KOROTENOID

PENGAWET ALAMI KLOROFIL

GAMBIR PEMANIS

JAHE FLASH PENGAWET


MILK

OBAT-OBATAN
KUNYIT
PERTANIAN

RADIONUKLIDA ATAU
PEWARNA BAHAN KIMIA LAIN
RADIOAKTIF
Logam berat dapat masuk ke dalam makanan melalui alat-alat makanan, alat
pengolahan, atau peralatan masak. Sebagai contoh, peralatan masak yang

01
mengandung cadmium (alat yang dilapisi), antimoni (berenamel abu-abu), dan seng,
dapat menyebabkan keracunan makanan. Rak-rak yang terdapat di dalam lemari es
mungkin mengandung cadmium (Cd). Jika makanan seperti daging ditempatkan
secara langsung pad rak-rak tersebut, maka akan terjadi pencemaran cadmium ke
dalam daging yang dapat mengakibatkan keracunan.
Tembaga (Cu) dapat mencemari makanan jika wadah kaleng yang tidak
dilapisi digunakan untuk menyimpan sari buah yang berasam tinggi. Seng
(Zn) yang terdapat di dalam wadah yang digalvanisasi dapat menyebabkan

02 makanan asam menjadi beracun, misalnya sari buah dan saus. Cadmium,

LOGAM
tembaga dan seng larut ke dalam makanan melalui asam. Tembaga dapat
menyebabkan gejala sakit perut jika mengalami kontak dengan makanan
asam atau minuman berkarbonat.

BERAT
Minuman-minuman berasam tinggi seperti sari buah apel dan jeruk dapat
melarutkan lapisan tersebut dan membebaskan Pb ke dalam minuman. Dalam

03 tahun 1970 dilaporkan bahwa seorang anak laki-laki di Montreal, Kanada,


meninggal karena minuman sari buah apel yang disimpan di dalam botol yang
terbuat dari tanah liat.

Cemaran timbah (Pb) juga banyak ditemukan pada sayur-sayuran yang ditanam di pinggir-

04
pinggir jakan besar yang ramai dengan kendaraan bermotor. Di Jakarta banyak ditemukan
kebun sayur-sayuran yang sangat subur di pinggir-pinggir jalan besar, yang setelah
dilakukan survey ternyat sayuran tersebut mengandung cemaran Pb dalam jumlah tinggi
yang berasal dari asap kendaraan bermotor. Logam barat lainnya sering mencemari
makanan adalah merkuri (Hg) yang sering mencemari ikan yang ditangkap dari perairan
yang terpolusi oleh logam tersebut,yang umumnya berasal dari limbah buangan industry.
Selain Hg, limbah buangan industri yang sering mencemari ikan adalah timbal (Pb) dan
tembaga (Cu).
BAHAN TAMBAHAN
PANGAN (BTP) Banyak bahan kimia yang
menjadi beracun jika tertelan
dalam jumlah tinggi. Beberapa
Bahan tambahan yang dilarang digunakan bahan tambahan pangan (BTP)
dalam makanan sesuai dengan SK No. yang dalam jumlah kecil tidak
288 / MEN. KES / PER / XI / 88 adalah: berbahaya bagi kesehatan,
tetapi jika tertelan dalam jumlah
Asam Borat tinggi dapat menyebabkan
Kalium Klorat
keracunan atau kematian,
misalnya nitrit. Beberapa bahan
Asam Kloramfenikol pewarna yang dilarang
Salisilat Dan penggunaannya dalam
Garamnya makanan dilaporkan bersifat
Minyak Nabati karsinogenik.
Yang Dibrominasi Zat warna yang telah dilarang
Dietilpirokarbonat penggunaannya dalam
Nitrofurazon makanan dan kue-kue terutama
adalah amaranth dan rhodamin
B (warna merah), dan methanyl
Formalin yellow (warna kuning)
Dulsin
Penggunaan berbagai bahan pengawet pada makanan oleh masyarakat sudah sangat
mengkhawatirkan. Bahan kimia seperti formalin yang bukan merupakan BTP, telah digunakan
untuk memperpanjang masa simpan dan meningkatkan kualitas bahan pangan. Formalin
BAHAN
PENGAWET
merupakan larutan formaldehid dalam methanol. Baik formaldehid maupun pelarutnya (methanol)
merupakan bahan yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Formalin merupakan senyawa
karsinogenik yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker, menyebabkan iritasi pencernaan, serta
gangguan sistem reproduksi pada wanita.

Bahan pengawet yang diizinkan untuk digunakan pada bahan pangan terdiri atas dua
kelompok, yaitu pengawet kimia atau sintetis dan pengawet sintesis diperoleh dari proses
MAKANAN
kimia. Beberapa pengawet sintesis seperti benzoate, propionate, sorbet, nitrit, dan sulfit.
Sedangkan bahan pengawet alami merupakan bahan pengawet yang diekstra dari bagian
tanaman, seperti daun, buah akar tanaman, seperti ekstra gambir, ekstra, dan ekstra jahe.

Efektivitas dari bahan pengawet ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :
1. Jenis bahan pengawet. Setiap bahan pengawet memberikan daya hambat yang
berbeda terhadap mikroorganisme.
2. Konsentrasi bahan pengawet. Daya hambat mikroorganisme juga dipengaruhi
oleh konsentrasi bahan pengawet. Makin tinggi konsentrasi bahan pengawet
yang digunakan, semakin tinggi daya hambatnya.
3. pH medium atau bahan pangan. Beberapa bahan pengawet, aktivitasnya
meningkat pada pH rendah.
4. Spesies mikroorganisme. Setiap mikrobia memiliki daya tahan yang berbeda
terhadap bahan pengawet. Setiap mikrobia juga dapat dihambat secara efektif
oleh bahan pengawet karena setiap bahan pengawet memberikan mekanisme
penghambatan yang berbeda terhadap mikroorganisme. Sebagai contoh,
bakteri gram positif dapat dihambat dengan mekanisme yang berbeda dengan
gram negatif. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan struktur dinding
selnya.
5. Jumlah mikrobia awal. Jika jumlah mikrobia awal pada bahan pangan cukup,
maka bahan pengawet tidak efektif menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
PENGAWET SINTETIK
Pengawet sintetik untuk makanan pada dasarnya aman, namun
pada batas konsentrasi yang telah ditentukan. Masalah dalam
penggunaan pengawet sintetik adalah kesesuaian antara bahan
pengawet dan bahan pangan, serta dosis yang digunakan.
Seringkali, bahan pengawet ditambahkan pada bahan pangan Dalam air dan larutan gula, potassium sorbat memiliki
yang tidak sesuai. Demikian pula kadarnya, digunakan tanpa
solubilitas lebih tinggi dibanding asam sorbat. Namun,
menggunakan takaran yang tepat, sehingga meskipun merupakan
asam sorbat lebih tinggi kelarutannya dalam minyak
pengawet yang diizinkan, namun dapat berbahaya bagi kesehatan
manusia jika digunakan dalam jumlah yang melebihi aturan yang dibanding potassium sorbat. Kelarutan dari komponen
telah ditetapkan. antibakteri berpengaruh terhadap aktivitasnya. Makin
tinggi kelarutan komponen antimikrobia, semakin tinggi
Mekanisme penghambatan mikrobia oleh aktivitasnya. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan
komponen antimikrobia yaitu : dalam memilih bahan pengawet.
1. Gangguan terhadap sistem transport aktif Sorbat lebih efektif digunakan untuk menghambat
untuk menembus membarn. pertumbuhan yeast dan jamur dibanding menghambat
2. Penghambatan reaksi metabolism. bakteri. Aktivitas tertinggi dari sorbat sebagai
3. Gangguan terhadap proses replikasi. antimikrobia adalah dalam kondisi tidak terdissosiasi.
4. Koagulasi komponen intraselluler, dan Makin rendah pH lingkungan, semakin tinggi tingkat tak
5. Bocornya membrane sel yang diikuti terdissosiasi sorbat mencapai 50 %. Hal ini menunjukkan
dengan terjadinya lisi bahwa di bawah pH tersebut, aktivitas antimikrobia dari
sobat meningkat.
Benzoat efektif menghambat pertumbuhan yeast dan
jamur. Meskipun benzoat juga dapat menghambat Nitrit dapat menghambat bakteri anaerob, gram positif, dan bakteri
bakteri, namun efektivitasnya lebih rendah disbanding pembentuk spora. Namun nitrit tidak dapat menghambat pertumbuhan
penghambatan terhadap yeast dan jamur. Hal ini terkait jamur yeast. Mekanisme penghambatan bakteri oleh nitrit belum
dengan aktivitas benzoat yang tinggi pada kondisi asam dipahami sepenuhnya. Namun ada beberapa faktor yang memengaruhi,
atau di bawah pH 4,5. Jamur dapat tumbuh pada kondisi antara lain kadar nitrit, pH, kadar sodium klorida, adanya reduktan, dan
lingkungan yang asam, sedangkan bakteri terhambat adanya zat besi.
pertumbuhannya pada kondisi asam. Warna daging merupakan salah satu indikator yang sangat berpengaruh
Penggunaan benzoat pada bahan pangan, maksimum terhadap penerimaan daging oleh konsumen. Warna merah pada daging
1000 ppm. Produk pangan yang menggunakan benzoat disebabkan oleh adanya myoglobin, yang merupakan protein yang terikat
sebagai pengawet seperti minuman ringan dan produk dengan zat besi yang mudah teroksidasi, sehingga mengalami
olahan buah seperti jus dan salad. perubahan warna. Nitrit merupakan komponen yang sangat reaktif.
Penambahan nitrit pada daging menyebabkan terbentuknya nitrit oksida.
Nitrit oksida kemudian bereaksi dengan myoglobin (Fe2+) dan
metmioglobin (Fe3+), membentuk zat warna pada daging yang berwarna
merah muda.
Penggunaan bahan-bahan alami sebagai bahan Kelarutan dari bahan pengawet pada bahan pangan
pengawet makanan telah banyak dikembangkan, menentukan efektivitasnya dalam menghambat
bahkan masyarakat yang memilih menggunakan mikrobia. Namun demikian, jika suatu ekstra
bahan alami kecenderungannya terus mengalami pengawet alami kelarutannya rendah pada suatu
peningkatan. Peningkatan penggunaan bahan bahan pangan, maka dapat dilakukan modifikasi.
alami untuk memperpanjang masa simpan bahan Salah satu teknik yang dapat dilakukan adalah
pangan, dengan berbagai pertimbangan, antara lain dengan membuat sistem emulsi pada bahan pangan
: tersebut sehingga bahan pengawet dapat
1. Lebih aman dibanding bahan sintetik. didispersikan secara homogen dalam bahan pangan
2. Komponen aktifnya mudah diekstrak tersebut.
3. Miliki aktivitas antimikrobia yang tinggi, dan
4. Berfungsi juga sebagai antioksidan yang Penggunaan bahan pengawet alami pada
bermanfaat bagi kesehatan. bahan pangan mempertimbangkan kesesuaian
jenis bahan pangan, jenis mikrobia pencemar,
serta kelarutan dari bahan pengawet. Jenis
bahan pangan dengan komposisi zat gizinya
menentukan jenis mikrobia yang berpotensi
untuk tumbuh dan berkembang pada pangan
tersebut. Dengan mengetahui jenis
mikrobianya, dapat ditentukan jenis pengawet
alami yang secara spesifik dapat menghambat
mikrobia tersebut.

PENGAWET ALAMI
GAMBIR
Gambir merupakan ekstrak kering dari daun tanaman gambir
(Uncaria gambir Roxb) yang diekstrak secara basah
menggunakan air. Masyarakat menggunakan gambir sebagai zat
pewarna dalam industri batik, industri penyamak kuliat, ramuan
makan sirih, dan sebagai obat untuk penyakit tertentu. Komponen
aktif dari produk gambir berupa komponen katekin

Katekin merupakan golongan polifenol yang memiliki aktivitas antimikrobia


dan antioksidan. Ekstrak gambir dari berbagai jenis pelarut memiliki aktivitas
penghambatan terhadap bakteri gram-positif, seperti, Streptococcus mutans,
Staphylococcus aureus, dan Bacillus subtilis. Eksrtak etil asetat memiliki daya
hambat yang lebih besar dibanding ekstrak lainnya. Produk gambir yang
beredar di pasar, masih banyak terdapat komponen pencemar seperti klorofil
dan sellulosa. Zat pencemar tersebut dapat mempengaruhi aktivitas dari
katekin. Upaya mengekstrak kembali gambir komersial telah dilakukan
dengan menggunakan berbagia pelarut, seperti aquades, etanol, dan etil
asetat. Ekstrak gambir dari pelarut yang berbeda memberikan aktivitas
antimikrobia yang berbeda.
JAHE

Jahe merupakan tanaman Rimpang jahe mengandung Sifat organoleptic dari jahe Hasil ekstraksi jahe terdiri atas dua produk, yaitu
herbal yang secara luas minyak volatile, asam lemak, adalah memberikan sensasi oleoresin dan minyak jahe.
digunakan sebagai komponen pedas, resin, pedas yang ditimbulkan oleh Oleoresin jahe merupakan cairan kental yang
flavouring, minuman protein, enzim sellulase, dua komponen, yaitu berwarna kekuningan atau kecokelatan, yang
penyegar, jamu, sumber pentosan, pati, dan mineral. komponen volatile dan non- diekstrak dengan menggunakan bahan pelarut.
antioksidan yang berperan Komposisi dari rimpang jahe volatile yang dapat diesktrak Dalam oleoresin terkandung senyawa pembawa
sebagai obat herbal untuk bervariasi, bergantung pada menggunakan pelarut. aroma berupa minyak atsiri dan pembawa rasa,
berbagai penyakit jenis kultur, tempat tumbuh, Sensasi aroma yang sehingga olersin memiliki aroma yang kuat dan
degenerative, dan sebagai kondisi iklim, tingkat menyegarkan dari jahe citarasa yang pedas. Minyak jahe merupakan
agensia yang dapat kematangan, dan kondisi dihasilkan oleh lebih dari 70 cairan berwarna kuning cerah yang diperoleh
memperpanjang masa alamiah rimpang (segar atau jenis komponen volatile, di melalui ekstraksi bubuk jahe secara destilasi air.
simpan bahan pangan olahan( (purseglove dkk, 1981). antaranya sesquiterpen Komponen kimia yang terkandung dalam minyak
karena kemampuannya Jahe kering rata-rata hidrokarbon (-)-ɑ-zingiberene jahe antara lain pinen, kamfer, sineol, borneol,
sebagai antibakteri. mengandung air (10,85 %), sebanyak 20-30 % yang linalool, zingiberon, dan curcumen. Kemampuan
Berbagai manfaat dari jahe minyak volatile (1,8 5), diperoleh dari minyak jahe ekstrak jahe sebagai antimikrobia telah banyak
tersebut dihubungkan oleoresin (ekstrak aseton 6,5 % kering (purseglove dkk, dilaporkan. Beberapa bakteri yang dapat
dengan kandungan senyawa ; ekstrak air 19,6 % ; ekstrak 1981). Rasa pedas dan dihambat pertumbuhannya oleh ekstrak jahe
bioaktifnya, antara lain etanol (6 %), pati 53 %, serat hangat disebabkan oleh antara lain Staphylococcus aureus, treptococcus
gingeorl, shogoal, paradol, kasar (7, 17 %), protein kasar adanya komponen gingerol, pyogenes, Bacillus subtilis, dan Pseudomonas
dan zingeron (12,4 %), dan total abu (6, 64 shogaol, dan zingeron aeruginosa
KUNYIT

Kunyi merupakan tanaman rempah


yang dapat tumbuh dengan baik
di seluruh wilayah Indonesia.
Pemanfaatan kunyi sangat luas, Kurkumin dan ekstrak kunyit
antara lain digunakan sebagai pewarna merupakan komponen yang
makanan, rempah, bahan jamu yang memiliki kemampuan penghambatan
memiliki aktivitas antioksidan, serta terhadap bakteri. Dilaporkan bahwa
digunakan untuk memperpanjang ekstrak hexane dan methanol dapat
masa simpan bahan pangan. menghambat beberapa jenis bakteri,
Banyaknya manfaat dari kunyit tersebut, antara lain Vibrio Harvey, V. alginolyticus,
terkait dengan komponen aktifnya V. vulnificus.
berupa kurkumin, yang merupakan
komponen fenolik tak larut air, namun
larut dalam etanol dan aseton.
PEWARNA
Bahan pewarna yang sering Warna adalah salah satu atribut Pewarna makanan dibagi menjadi FDA (Food and Drug Administrasion)
disalahgunakan adalah utama pangan yang menentukan empat kategori, yaitu : meneglompokkan pewarna menjadi dua
rhodamin B dan methanyl penerimaan konsumen, hal ini 1. Pewarna alami. Pewarna kelas, yaitu pewarna tersertifikasi dan tidak
yellow, yaitu suatu perwarna menunjukkan bahwa konsumen alami adalah pigmen yang tersertifikasi. Pewarna yang tersertifikasi
sintetik bukan untuk makanan. menghubungkan warna makanan diperoleh dari proses adalah pewarna yang membutuhkan sertifikat
Kedua pewarna ini sering dengan nilai estetika, kualitas, dan modifikasi bahan-bahan dari untuk dipasarkan. Pewarna yang
digunakan dalam makanan dan keamanan bahan pangan. organisasme hidup, seperti membutuhkan sertifikat pewarna adalah
minuman, terutama minuman Keberadaan warna pada bahan tanaman, alga, pewarna sintetik dan indetik alami. Proses
jajanan, kue-kue basah, saus, pangan, ada yang secara alami cyanobacteria, dan fungsi. sertifikasi pewarna makanan dilakukan untuk
sirup, kerupuk, tahu, dan lain- terbentuk melalui biosintesis, Contoh pewarna alami yaitu memastikan keamanan dalam
lain. Kedua pewarna ini bersifat terbentuk selama proses pengolahan, caramel dan karbon nabati. penggunaannya. Pewarna tidak tersetifikasi
toksik, dan telah dibuktikan dan sengaja ditambahkan. Warna 2. Pewarna indetik alami. adalah pewarna yang tidak membutuhkan
dapat menghambat ditambahkan pada bahan pangan Pewarna indetik alami adalah sertifikat untuk dipasarkan. Pewarna tidak
pertumbuhan hewan karena beberapa alasan, antara lain : pigmen buatan manusia yang tersertifikasi merupakan pewarna alami yang
percobaan (mencit dan tikus), 1. Untuk menggantikan warna di peroleh dari komponen diperoleh dari bahan-bahan alami.
menyebabkan diare, bahkan bahan pangan yang hilang alami, seperti karoten dan
menyebabkan kematian, selama pengolahan. riboflavin.
meskipun dosis yang 2. Untuk meningkatkan intensitas 3. Pewarna sintetik. Pewarna
digunakan cukup rendah. warna alami pada bahan sintetik adalah pewarna
Disamping itu rhodamin B juga pangan. buatan manusia yang tidak
menyebabkan kanker hati pada 3. Untuk meminimalisir adanya bersumber dari bahan alami.
mencit, kanker limfa pada tikus, variasi warna bahan pangan dari 4. Pewarna inorganic. Pewarna
dan dilatasi kantung air seni setiap frekuensi pengolahan. inorganic adalah pewarna
pada tikus. 4. Untuk memberikan warna pada buatan manusia yang tidak
bahan pangan yang tidak bersumber dari bahan alami.
berwarna.
PEWARNA SINTETIK
Pewarna sintetik yang telah disertifikasi
mendapatkan kode berupa nilai E, yang dapat
ditemukan pada tabel makanan yang
menggunakan pewarna tersebut. Nilai E dari
pewarna telah mendapatkan pengakuan
internasional tentang legalitas penggunaannya.
Pewarna menggunakan nilai E 100 sampai 199. Pewarna sintetik merupakan pewarna yang diperoleh
Setiap pewarna memiliki nilai E dari proses kimia. Pewarna sintetik secara umum
03 aman digunakan, namun dapat menimbulkan efek
alergi terutama pada anak-anak jika penggunaannya
Pewarna sintetik merupakan pewarna yang diperoleh tidak terkendali. Hal ini menjadi alasan beberapa
dari proses kimia. Pewarna sintetik secara umum negara menolak untuk menggunakan pewarna
aman digunakan, namun dapat menimbulkan efek 02 sintetik. Karena efek samping yang dapat
alergi terutama pada anak-anak jika penggunaannya ditimbulkan, sehingga sangat penting diatur jumlah
tidak terkendali. Hal ini menjadi alasan beberapa 01 yang perbolehkan penggunaannya pada produk
negara menolak untuk menggunakan pewarna pangan. Secara umum penggunaan pewarna sintetik
sintetik. Karena efek samping yang dapat ditimbulkan, yang diizinkan pada kadar 100- 200 ppm.
sehingga sangat penting diatur jumlah yang
perbolehkan penggunaannya pada produk pangan.
Secara umum penggunaan pewarna sintetik yang
diizinkan pada kadar 100- 200 ppm.
PEWARNA ALAMI
Golongan tetrapyrrol yang paling sering
digunakan adalah klorofil, yang
merupakan pigmen hijau dari tanaman.
Kelompok tetraterpenoid yang utama
adalah komponen karotenoid, yang
memberikan efek warna orange.
Sedangkan yang termasuk golongan
flavolid adalah komponen anthosianin.

Penggunaan pewarna sintetik pada makanan


cukup kontroversial, karena dihubungkan
dengan dampaknya pada kesehatan dan
lingkungan. Hal ini menjadi alasan bagi
konsumen untuk memilih pewarna alami.
Meskipun secara struktual sangat beragam,
pewarna alami secara umum dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelas, yaitu
tetrapyrrol, tetraterpenoid, dan flavonoid.
ANTHOSIANIN
Anthosianin berasal dari bahasa
Yunani, yaitu anthos berarti Bunga,
Anthosianin merupakan zat dan kyanos artinya biru.
warna yang tidak stabil pada Anthosianin merupakan golongan
sistem pangan. Stabilitas warna pigmen larut air yang terdiri atas
dari anthosianin dipengaruhi lebih dari 500 komponen, yang
oleh pH yang berbeda, memberikan warna orange, merah,
anthosianin dapat menampilkan ungu, dan biru pada buah, sayur,
warna yang berbeda. Panas bunga, dan berbagai bagian
Oksigen dapat menyebabkan dapat menyebabkan anthosianin tanaman. Secara kimia, Anthosianin
anthosianin teroksidasi terdegradasi dengan lepasnya merupakan flavonoid dengan
Oksigen dapat menyebabkan
menyebabkan perubahan warna cincin B. Degradasi mengalami struktur kerangka dasar C6-C3-C6,
anthosianin teroksidasi
menjadi cokelat atau peningkatan dengan yang terdiri atas dua cincin
menyebabkan perubahan warna
berkurangnya intensitas warna. meningkatnya suhu. Dampak aromatik (cincin A dan B) yang
menjadi cokelat atau
Adanya cahaya dapat dari degradasi tersebut adalah dipisahkan oleh suatu cincin
berkurangnya intensitas warna.
mempercepat proses oksidasi berkurangnya intensitas warna heterosiklik (gula)
Adanya cahaya dapat
dan penurunan kadar dari anthosianin atau perubahan
mempercepat proses oksidasi
anthosianin. Beberapa enzim warna menjadi cokelat.
dan penurunan kadar
seperti fenolase, peroksidase, Perlakuan suhu tinggi pada pH
anthosianin. Beberapa enzim
dan glycosidase dapat tinggi dapat mempercepat
seperti fenolase, peroksidase,
mendegradasi anthosianin. proses degradasi
dan glycosidase dapat
Enzim dapat memutus ikatan
mendegradasi anthosianin.
kovalen yang menghubungkan
Enzim dapat memutus ikatan
residu glykosil dan aglycon.
kovalen yang menghubungkan
residu glykosil dan aglycon.C.
KOROTENOID
Korotenoid merupakan sekelompok pigmen larut lipid, Korotenoid merupakan komponen yang sensitif terhadap
yang memberikan warna kuning, orange, dan merah cahaya, oksigen, panas, dan keasaman. Korotenoid
pada tanaman pada beberapa hewan. Korotenoid merupakan fotosensitizer, yang dapat menyerap energi
disintesis oleh tanaman, bakteri, alga, dan fungi, namun cahaya sehingga berubah menjadi tereksitasi.
tidak disintesis oleh hewan. Hewan mendapatkan Korotenoid mudah mengalami oksidasi dengan adanya
korotenoid melalui asupan makanannya. Secara kimia, oksigen. Oksidasi dipercepat oleh kondisi media yang
korotenoid merupakan komponen yang tersusun atas asam.
delapan unit isoprenoid. Setiap isoprene tersusun atas 5
karbon.

FLASH
Korotenoid juga diklasifikasikan berdasarkan sifat MILK Korotenoid merupakan komponen yang sensitif terhadap
fungsionalnya, yaitu Korotenoid primer dan Korotenoid cahaya, oksigen, panas, dan keasaman. Korotenoid
sekunder. Korotenoid primer adalah komponen merupakan fotosensitizer, yang dapat menyerap energi
korotenoid yang dibutuhkan oleh tanaman dalam proses cahaya sehingga berubah menjadi tereksitasi.
fotosintesis, seperti ᵦ-karoten, violaxanthin, neoxanthin, Korotenoid mudah mengalami oksidasi dengan adanya
lutein, zeaxanthin, dan antheraxanthin. Sedangkan oksigen. Oksidasi dipercepat oleh kondisi media yang
Korotenoid sekunder ditemukan pada buah dan bunga, asam.
seperti ɑ-karoten, ᵦ-kryptoxanthin, zeaxanthin,
antheraxanthin, likopen, bixin, astaxanthin,
kanthaxanthin, capsanthin, dan capsuribin.
KLOROFIL

Klorofil adalah pigmen larut lipid, Klorofil mudah terdegradasi karena


yang ditemukan pada tanaman, suhu tinggi, kondisi asam, dan
alga, dan bakteri. Secara kimia, enzim. Klorofil b menunjukkan
klorofil merupakan molekul stabilitas yang lebih tinggi dibanding
porphyrin yang tersusun atas empat klorofil a. proses degradasi dari
cincin pyrrole. Setiap cincin pyrrole klorofil melalui dua jalur. Jalur
tersusun atas empat atom karbon pertama diawali dengan lepasnya
dan satu atom nitrogen. Nitrogen atom magnesium membentuk feofitin
dari keempat cincin pyrrole dilanjutkan.
berikatan dengan satu atom
magnesium yang terletak di bagian
tengah molekul.
PEMANIS
Penggunaan bahan-bahan pemanis Amerika dan jepang sudah melarang
buatan nonkalori seperti sakarin dan sama sekali penggunaan kedua pemanis
siklamat seharusnya hanya ditujukan tersebut karena terbukti berbahaya bagi
untuk pengobatan dan makanan / kesehatan. Di Indonesia, siklamat dan
minuman diet untuk mengurangi sakaring sangat mudah diperoleh
konsumsi kalori. Akan tetapi di dengan harga relatif murah. Hal ini
Indonesia penggunaan siklamat dan mendorong produsen minuman ringan
sakarin sering di lakukan dengan dan makanan jajanan untuk
tujuan untuk pemalsuan gula menggunakan kedua jenis pemanis
sehingga dapat diperoleh keuntungan buatan tersebut di dalam produknya.
yang maksimal. Hal ini disebabkan Batas maksimum penggunaan siklamat
sakarin dan siklamat mempunyai adalah 500 mg – 3 g / kg bahan,
tingkat kemanisan 300 dan 30-80 kali sedangkan batas maksimum
gula alami, oleh karena itu sering penggunaan sakarin adalah 50-300 mg /

ORGANIC
disebut sebagai “ biang gula “ kg bahan. Keduanya hanya boleh di
sehingga penggunaannya hanya gunakan untuk makanan rendah kalori,
sedikit dan harga pemanis menjadi dan dibatasi tingkat konsumsinya
lebih murah.
FARMING sebesar 0,5 mg/kg berat badan/hari.
PENGAWET
Akibat fatal dari mengkonsumsi boraks akan terjadi pada
dosis yang tinggi (lebih dari 5 g). Dosis mematikan (letal)
pada orang dewasa adalah 15-20 g, sedangkan pada anak-
Pada saat ini masih banyak ditemukan penggunaan bahan anak sekitar 3-6 g. akan tetapi akibat buruk dapat terjadi
pengawet yang dilarang digunakan dalam makanan dan meskipun mengkonsumsi boraks dalam julah sedikit tetapi
berbahaya bagi kesehatan, misalnya boraks dan formalin. dalam jangka waktu lama, karena boraks dapat terakumulasi
Boraks banyak digunakan dalam berbagai makanan seperti di dalam tubuh. Asam borat dapat terakumulasi dalam sistem
baso, mie basah, pisang molen, lemper, buras, siomay, syaraf dan cairan cerebrospinal. Gejala keracunan yang
lontong, ketupat, dan pangsit. Selain bertujuan untuk muncul adalah kepala pusing, malas, depresi, muntah-
mengawetkan, boraks juga dapat membuat makanan lebih muntah, diare, dan kram perut.
kompak (kunya) teksturnya dan memberbaiki penampakan.
Campuran boraks dan formalin juga sering digunakan Hasil survey menunjukkan bahwa banyak formalin yang
dalam pembuatan mie basah, yaitu untuk meninkatkan digunakan dalam pengawetan tahu oleh pedagang-
kekenyalan dan memperpanjang masa simpan. pedagang tahu. Selain itu formalin juga diduga telah
digunakan untuk mengawetkan daging ayam segar oleh para
pedagang di pasar-pasar trandisional. Formalin merupakan
larutan formaldehida (30-40%) di dalam air. Formaldehida
Boraks sangat berbahaya bagi kesehatan. Boraks bersifat
dapat membentuk gas yang larut di dalam air dengan bau
sebagai antiseptik dan pembunuhan kuman, oleh karena itu
yang menyengat dan menyebabkan iritasi pada mata.
banyak digunakan sebagai anti jamur, bahan pengawet,
Formalin merupakan antiseptik yang digunakan untuk
kayu, dan untuk bahan antiseptic pada kosmetik.
membunuh bakteri dan kapang, dan pada konsentrasi yang
Penggunaan boraks seringkali tidak disengaja karena tanpa
rendah (2-8%) sering digunakan untuk mensterilkan
diketahui terkandung di dalam bahan-bahan tanbahan
peralatan kedokteran, atau untuk mengawetkan mayat dan
seperti pijer atau bleng yang sering digunakan dalam
specimen biologi lainnya.
pembuatan baso, mie basah, lontong dan ketupat.
Formalin bersifat karsinogenik, yaitu dapat menyebabkan
timbulnya kanker. Oleh karena itu formalin tidak boleh
digunakan dalam pengawetan makanan. Bila tertelan dalam
jumlah tinggi, formalin dapat menimbulkan berbagai gejala
seperti dengan muntah-muntah, diare berdarah, depresi, dan
gangguan pada peredaran darah.
OBAT-OBAT PERTANIAN
Obat-obatan seperti hormon dan antibiotik telah banyak digunakan oleh peternak dengan
tujuan untuk meningkatkan kesehatan ternak dan / atau mempercepat pertumbuhan ternak
daging. Beberapa obat yang mempercepat pertumbuhan hewan ternak terdiri dari obat-
obatan metabolik seperti estrogen dan progesterone. Salah satu jenis obat yang banyak
digunakan, yaitu dietilstilbestrol (DES) diberikan kepada ternak dalam bentuk campuran
dengan makanan ternak atau ditanamkan ke dalam daging dalam bentuk pellet, misalnya
pada leher ternak ungas.

DES telah dibuktikan dapat menyebabkan kanker pada hewan percobaan


dan manusia. Pada ternak sapi yang diberi DES dalam makanannya,
residu DES tidak ditemukan di dalam daging sapi jika pemberian obat
tersebut dihentikan 48 jam sebelum disembelih. Tetapi pada ternak
ungags yang ditanami pellet DES pada lehernya, residu DES dihentikan
beberapa hari sebelum disembelih. Dengan alasan tersebut sejak tahun
1979 FDA telah melarang penggunaan DES untuk ternak.

Penggunaan antibiotik untuk mencegah penyakit pada ternak dapat menyebabkan munculnya bakteri-
bakteri yang resisten terhadap antibiotik tersebut. Jika bakteri yang resisten ini menimbulkan penyakit
pada manusia, maka pemberian antibiotik kepada pasien tersebut menjadi tidak efektif. Oleh karena
itu distribusi dan penggunaan ternak yang mengandung penisilin, klortetrasiklin, dan oksitetrasiklin
harus mendapat persetujuan dari pemerintah. Residu antibiotik banyak ditemukan di dalam susu sapi
yang diperah dari sapi sapi yang diberi pengobatan antibiotik. Antibiotik juga tidak boleh lagi
digunakan untuk mengawetkan daging unggas dan ikan dengan cara perendaman.
BAHAN KIMIA LAIN
Beberapa bahan kimia beracun dapat masuk ke
dalam makanan secara tidak sengaja dan dapat
mengakibatkan keracunan. Sebagai contoh,
penggunaan bahan pengemas yang tercemar PCB adalah suatu senyawa sintetik yang
pestisida, pencemaran racun tikus pada bahan tidak larut di dalam air, tetapi larut di dalam
pangan yang disimpan di dalam gudang, minyak dan banyak komponen organik, dan
tertukanya bahan pengembang roti (baking banyak digunakan dalam industri sebagai
powder) dengan natrium fluoride atau nitrit, atau kapasitor dan transformer. PCB dapat
tertukarnya minyak makan dengan deterjen cair. masuk ke dalam tubuh karena tertelan,
Hal-hal tersebut merupakan kasus-kasus yang terisap, atau melalui absorpsi pada kulit.
pernah terjadi dalam kegiatan pengolahan.

PCB dapat mencemari daging,


susu dan telur. Dosis PCB yang
terlalu tinggi di dalam tubuh dapat
mengakibatkan gejala klorake
Bahan kimia lainnya yang dapat mencemari (luka kulit), hiperpigmentasi, fungsi
makanan adalah PCb (polychlorinated hati tidak normal, meningkatnya
biphenyl) yang sering mencemari makanan kadar trigliserida pada manusia,
ternak, dan ditemukan pada daging, susu dan mengakibatkan kanker pada
dan telur yang diberi pakan yang tercemar hewan percobaan.
tersebut.
RADIONUKLIDA / RADIOAKTIF
Radionuklida merupakan produk pencemaran atom yang merupakan
pencemaran dari industri-industri senjata nuklir. Sumber penting
radionuklida terutama adalah strontium -89 (Sr89) strontium -90 (Sr90),
iodin -131 (I131), dan cesium -137 (CS137). Bahan pangan yang sering
tercemar oleh radionuklida adalah susu, sayuran dan buah-buahan. Sapi
yang makan rumput yang tercemar radioaktif, maka susunya juga akan
tercemar, dan pencemaran ini berlanjut pada produk-produk turunan yang
dibuat dari susu tersebut seperti keju, es krim, mentega, dan sebagainya.

Gejala sakit pada orang yang mengkonsumsi makanan yang


tercemar radioaktif bervariasi tergantung dari sumber radioaktif
dan tendensi radioaktif. Umumnya dapat terdeteksi mengumpul di
dalam tenunan kelenjar tententu. Selain itu gejalanya juga
dipengaruhi oleh umur penderita.
FLAS
H
MILK

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai