Anda di halaman 1dari 31

Pencemaran Kimia

Mutu dan Keamanan Pangan


Kelas A
Anggota Kelompok 4

01 02 03
Shafa Aqila Putri Ramadani Zulham ‘Ali Fikri Iffa Salsabila
202110102032 220110102038 202110102041

04 05 06
Maulina Sefi Astuti Amelia Puspitasari Zakia Tasnim
202110102042 202110102046 202110102061
Outline
01 02
Pengenalan Permasalahan Potensi
Pencemaran Kimia Pencemaran Kimia

03 04 05
Metode Penanganan Kesimpulan Tanggapan
Pencemaran Kimia Kelompok
01
Pengenalan
Pencemaran Kimia
Pengertian
Pencemaran kimia merupakan pencemaran
yang disebabkan oleh bahan kimia yang tidak
diperbolehkan untuk digunakan dalam
pangan.
Zat Cemaran Kimia
Pencemaran kimia dapat berupa bahan kimia seperti : residu
pestisida, logam berbahaya (contoh : timbal, arsen, kadmium,
sianida), formalin, boraks, rhodhamin B, Metanil Yellow, dan
pewarna tekstil makanan.
Sedangkan cemaran kimia alami yang berasal dari bahan
pangan itu sendiri seperti : jamur beracun, asam jengkolat dari
jengkol, ikan beracun (ikan buntel) dan sianida dari singkong,
mikotoksin, biotoksin laut, glikosida sianogenik.
Cemaran Kimia pada
Makanan
1. Boraks
(Sodium Tetraborat Deksahidrat)

Boraks merupakan senyawa yang sedikit larut


dalam air dingin dan sangat larut dalam air
panas. Boraks bersifat toksik untuk semua sel
dan jaringan termasuk ginjal.

Konsumsi boraks jangka panjang


menyebabkan terjadinya penurunan kadar
testosteron, penurunan jumlah produksi
sperma hingga terjadinya atrofi testis (Utami,
2015).
Mengganggu Gerak Degenerasi atau
Pencernaan Usus pengecilan hati

Kelainan
pada susunan
saraf
Dampak Pembengkakan
pada otak

Radang pada
Depresi saluran
pencernaan
2. Formalin
Disalahgunakan untuk pengawet makanan

Karakteristik:
Tidak berwarna, berbau tajam,
mengandung formaldehid sekitar 37%
dalam air, dan biasanya ditambahkan
metanol 10-15%.
Formalin

Jika terhirup, tertelan atau mengenai Konsumsi formalin jangka panjang


kulit (kronis)

Mengakibatkan iritasi pada saluran Mengakibatkan iritasi pada membran


pernapasan, reaksi alergi serta luka mukosa dan bersifat karsinogenik.
bakar
3. Rhodamin B

Menonjolkan warna
makanan lebih cerah
namun saat
dikonsumsi terasa
sedikit pahit Memiliki senyawa
Digunakan sebagai CH3- CH3 yang
pewarna agar terlihat memiliki sifat radikal
lebih menarik bebas
Iritasi Gejala
saluran pembesaran
pernafasan, hati dan
kulit, mata ginjal

Gangguan Konsumsi
fisiologis Rhodamin B Gangguan
tubuh jangka fungsi hati
panjang

Timbulnya Kerusakan
kanker hati hati
02
PERMASALAHAN
POTENSI PENCEMARAN
KIMIA YANG DAPAT
TERJADI PADA MAKANAN
PERMASALAHAN POTENSI PENCEMARAN MAKANAN OLEH
BAHAN KIMIA DISEBABKAN KARENA?

Pencemaran kimia Pencemaran kimia


melalui bungkus melalui pencamuran
makanan bahan makanan

Pencemaran kimia Pencemaran kimia


karena kesalahan disebabkan karena
industry kontaminasi zat logam
Pencemaran makanan oleh bahan kimia

Disebabkan oleh Disebabkan oleh


senyawa air raksha kandungan senyawa
sodium nitrat

Disebabkan karena
Disebabkan karena
terjadinya
ada penambahan
kontaminasi dengan
senyawa kimia
zat logam
dengan sengaja
Pencemaran makanan disebabkan oleh air Raksha
Pencemaran makanan yang disebakan ole air Raksha ini pernah terjadi
di jepang pada tahun 1953. pada saat itu di temukanya sebuah penyakit
yang disebabkan oleh keracunan makanan, dan setelah di teliti lebih
dalam penyebab dari keracunan makanan tersebut dikarenakan telah
tercampurnya bahan zat kimia yakni air raksha pada makanan kerang
dan ikan dari sungai setempat. Hal tersebut terjadi karena adanya
pencemaran lingkungan di sekitar di akibatkan oleh senyawa air raksha
yang menepel pada bungkus plastik yang di buang oleh industry ke
sungai, hingga penyebabkan pencemaran llingkungan.
Pencemaran makanan disebabkan oleh sodium nitrat

Pencemaran makanan ini pernah terjadi di Indonesia, tepatnya pada tahun


1992, yang dimana terdapat satu kasus biscuit beracun. Hal tersebut terjadi
diakrenakan adanya penambahan kandungan sodium nitrat yang berlebihan
pada biscuit, sehingga menyebabkan keracunan pada anak-anak dan orang
dewasa. Sebenarnya penambahan bahan kimia pada makanan sering terjadi
pada perusahaan besar, hal tersebut dilakukan untuk menghindari
pembusukan pada makanan.
Pencemaran makanan disebabkan oleh formalin, boraks

Pencemaran makanan pada kali ini dikarenakan oleh oknum oknum yang
tidak bertanggung jawab. Pencemaran bahan kimia ini sengaja di
tambahakan pada bahan makanan agar dapat menambah cita rasa, warna,
bau dan bentuk dari makanan tersebut. Hal ini bahkan masih dilakukan
hingga sekarang, yaitu penambahan formalin, boraks, dan pewarna teksil
pada makanan. Jika makanan ini dikonsumsi secara terus menerus makan
akan mengakibatkan timbulnya penyakit pada orang yg mengkonsumsi
makanan tersebut.
Pencemaran makanan karena kontaminasi zat logam

Pencemaran makanan karena kontaminasi zat logam berat sering di temui


pada makanan kaleng. Karena pada makanan kaleng tersebut terdapat
konfak fisik langsung antara makanan dan logam berat. Jika logam berar
tersebut mengalami oksidasi maka akan timbul karat pada logam berat
tersebuh, dan dapat merusak makanan yang bersentuhan dengan area yang
berkarat.
03
Metode Penanganan
Pencemaran Kimia
1. Pencemaran kimia Aflatoksin yang disebabkan oleh fungi Aspergillus

Aflatoksin bersifat karsinogenik sehingga preparasi


standar dan sampel harus dilakukan secara hati-hati
dan dengan menggunakan berbagai perlengkapan
perlindungan diri. Beberapa perlindungan yang
dianjurkan untuk digunakan antara lain, jas lab atau
penutup tubuh sekali pakai yang tahan terhadap bahan
kimia, kacamata lab (googles), masker sekali pakai
atau respirator, dan sarung tangan sekali pakai yang
dipakai secara rangkap atau sarung tangan khusus yang
tahan terhadap bahan kimia.
Cara pencegahan pencemaran aflatoksin

Menggunakan varietas Melakukan pemilihan bahan


tanaman prapanen yang tahan pangan yang berkualitas
kapang toksigenik baik dan tidak berkapang,

Memberikan pengetahuan kepada Meningkatkan


petani mengenai penanganan manajemen
produk pascapanen yang baik. bercocok tanam
2. Pencemaran kimia formalin, boraks, rhodamin-b, logam berat dan
bahan kimia lainnya

1. Memerlukan pengawasan lebih


lanjut dari pihak yang berwenang
kepada para produsen makanan
jajanan, terutama jenis bakso, 2. Melakukan upaya
sosis dan jeli yang paling sering peningkatan keamanan
ditemukan mengandung bahan masyarakat dari bahaya 3. Peningkatan kesadaran
kimia berbahaya. makanan dengan bahan dapat dilakukan dengan
pengawet berbahaya. diberikannya melalui
pemberian informasi
kesehatan.
Cara Pencegahan Bahan Kimia Formalin, Boraks,
Rhodamin-B, dan Logam Berat Lainnya.

Hindari pembelian makanan yang


dibungkus dari bahan yang
mengandung timbal,seperti koran,
hindari pemakaian alat masak atau
penyaji yang mengandung timbal,
hindari menkonsumsi jeroan, makanan
kaleng, seafood, dan cucilah bahan
makanan seperti sayuran,buah-buahan
sebelum dikonsumsi dengan air yang
mengalir.
04 Kesimpulan
Pencemaran kimia dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu, pencemaran kimia buatan dan pencemaran kimia
alami. Pencemaran kimia ini tidak boleh terjadi terutama
dalam makanan. Contoh bahan kimia yang tidak
diperbolehkan dalam makanan antara lain boraks, formalin,
rodhamin B dan aflatoksin. Penanganan yang dapat
dilakukan untuk menghindari pencemaran kimia ini adalah
peningkatan kesadaran masyarakat yang dilakukan dengan
diberikannya informasi kesehatan. Karena, dengan adanya
edukasi ini akan mengurangi yang terdampak.
05
Tanggapan Kelompok
mengenai penanganan
1. Pencemaran kimia aflatoksin
Beberapa penanganan:
menggunakan varietas tanaman prapanen yang tahan kapang toksigenik

melakukan pemilihan bahan pangan yang berkualitas baik dan tidak berkapang

Jagung tak tercemar memberikan pengetahuan kepada petani mengenai proses panen yang baik
alfatoksin meningkatkan manajemen bercocok tanam

Alasan penanganan sudah tepat:


penggunaan benih yang baik
pengeliminasian bahan pangan
Jagung tercemar pengolahan lahan, pemanenan yang tepat
alfatoksin penerapan GAP (Good Agriculture Practice) dan GHP (Good Handling Practice)

Sc : BPTP Kalsel (2021)


2. Pencemaran kimia formalin, boraks,
dan bahan kimia lainnya
Beberapa penanganan:
memerlukan pengawasan dari pihak berwenang kepada para produsen makanan jajanan

melakukan upaya peningkatan keamanan masyarakat dari bahaya makanan dengan bahan
pengawet berbahaya
peningkatan kesadaran dilakukan dengan diberikannya informasi kesehatan

Alasan penanganan sudah tepat:


agar produsen ditindak lanjuti
dengan melabeli kemasan makanan hasil uji BPOM, lebih memberi rasa aman
edukasi penting untuk mengurangi yang terdampak

Sc : NET (2020)
Referensi
Aini Nurul. 2012. Aflatoksin: Cemaran dan Metode Analisisnya dalam Makanan. Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol 2 (2).
Hal 54-61.

Paratmanitya Y. Aprilia V. 2016. Kandungan bahan tambahan pangan berbahaya pada makanan jajanan anak sekolah
dasar di Kabupaten Bantul. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia. Vol 1 (1). Hal 49-55.

Wahjudi T. Mustika A. Haryono N. 2017. KARANG TARUNA DAN IBU PKK SAWAHAN MOJOKERTO DALAM
MEMILIH MAKANAN DARI HEWAN DAN TUMBUHAN YANG SEHAT, HALAL, DAN BEBAS DARI CEMARAN
BAHAN KIMIA BERBAHAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA . Jurnal
Layanan Kesehatan Masyarakat. Vol 1 (2). Hal 98-104.

Agustina Titin. 2014. KONTAMINASI LOGAM BERAT PADA MAKANAN DAN DAMPAKNYA PADA KESEHATAN.
Jurnal Teknobuga. Vol 1 (1). Hal 53-65.

Prastiwi R. S. Maulida I. Arisanti N. L. 2019. Peningkatan Pengetahuan Remaja Terhadap Dampak Cemaran Kimia pada
Jajanan. Jurnal Pengabdian “Dharma Bakti”. Vol 2 (2). Hal 39-44.

Fung, Fred, Huei-Shyong Wang, Suresh Menon. 2018. Food Safety in the 21st Century. Biomedical Journal. Vol. 4 (1) :
88-95.

Wahjudi, Teguh, Arifa Mustika, dan Nanang Haryono. 2017. Karang Taruna Dan Ibu Pkk Sawahan Mojokerto Dalam
Memilih Makanan Dari Hewan Dan Tumbuhan Yang Sehat, Halal, Dan Bebas Dari Cemaran Bahan Kimia Berbahaya
Untuk Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat Indonesia. Jurnal Layanan Masyarakat. Vol. 1 (2) : 98-104.
Referensi
Paratmanitya, Yhona dan Veriani Aprilia. 2016. Kandungan bahan tambahan pangan berbahaya pada makanan jajanan
anak sekolah dasar di Kabupaten Bantul. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia. Vol. 4 (1) : 49-55.

Prastiwi, Ratih Sakti, Iroma Maulida, dan Novia Ludha Arisanti. 2019. Peningkatan Pengetahuan Remaja Terhadap
Dampak Cemaran Kimia pada Jajanan. Jurnal Pengabdian Dharma Bakti. Vol. 2 (2) : 39-44.

Harsojo dan Kadir I. 2013. Penggunaan Formalin dan Boraks serta Kontaminasi Bakteri pada Otak-Otak. J. Iptek Nuklir
Ganendra. Vol. 16 (1) : 9-17.

Awanis, M. S. (2021). Mengenal Aflatoksin dan Penanganannya Pada Produk Pertanian.


http://kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=1043:awanis-
msi&catid=14:alsin&Itemid=43Ratna Komala Dewi, I. (2016). MATA KULIAH MANAJEMEN USAHATANI.

Achmad Djaeni Sediaoetama,Prof.DR.MSc, Ilmu Gizi,Dian Rakyat, jilid II, Jakarta,1989Alan Berg and Robert J. Muscat,
Faktor Gizi, Bharata Karya Aksara, Jakarta, 1987A. Tresna Sastrawijaya, MSc,Pencemaran Lingkungan, Rineka Cipta,
Jakarta, 1991Majalah Kesehatan, edisi III, 1992
Thank You!
Do you have any question?

Anda mungkin juga menyukai