Anda di halaman 1dari 27

ILMU KESEHATAN THT-KL REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA SEPTEMBER 2022
2022

OTITIS MEDIA NON SUPURATIF

DISUSUN OLEH :

Ainun Jariah Fahay

Dokter Pendidik Klinik


dr. Ahmad Ardhani Pratama, Sp. THT-KL, M.Kes
 
BAB I
PENDAHULUAN
• Otitis media adalah peradangan Sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,
tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.
• klasifikasi otitis media. otitis media supuratif dan otitis media non supuratif (otitis
media serosa, otitis media sekretoria, otitis media musinosa, otitis media efusi
• Karena OME terkadang tidak menunjukkan gejala dan mungkin tidak terdeteksi,
insiden dan prevalensinya sulit ditentukan secara akurat.
• Data yang paling dapat diandalkan tentang epidemiologi OME berasal dari studi
kohort, Insiden puncak OME adalah sekitar usia 1 tahun, pada usia 3 tahun,
hampir semua anak pernah mengalami setidaknya satu episode OME.

Buku Ajar Telinga, Hidung, dan Tenggorokan. FK UI. (2017).

Schilder, A. G. M. et al. Otitis media. Nat. Rev. Dis. Prim. 2, 1–19 (2016).
TH TH TH TH
THT THT THT THT THT THT THT THT
T T T T

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI
T. Luar

TELINGA T. Tengah

T. Dalam
TH THT THT THT TH TH TH TH TH
THT THT THT
T T T T T T

2.2 Gangguan Fungsi Tuba Eustachius

Tuba Eustachius merupakan struktur unik


yang merupakan suatu saluran yang
menghubungkan kavum timpani dengan
nasofaring Fungsi yang abnormal dari tuba
eustachius dapat mengakibatkan gangguan
pendengaran, terjadinya otitis media dengan
komplikasinya.

Buku Ajar Telinga, Hidung, dan Tenggorokan. FK UI. (2017).


Jusri, R. K. & Harmadji, S. Anatomy and physiology of eustachian tube. J. THT-KL 1, 23–28 (2009).
Posisi tuba eustachius (merah) saat menghubungkan ruang telinga
tengah dengan bagian belakang hidung, atau nasofaring. Tuba
eustachius anak (kanan) lebih pendek, lebih floppy, dan lebih
horizontal, yang membuatnya kurang efektif dalam ventilasi dan
melindungi telinga tengah dibandingkan tuba eustachius pada orang
dewasa (kiri).
 
osenfeld, R. M. et al. Clinical Practice Guideline. Otolaryngology - Head and Neck Surgery (United States) vol. 154 (2016).
TH THT THT THT TH TH TH TH TH
THT THT THT
T T T T T T

2.3 OTITIS MEDIA NON SUPURATIF

Otitis media non supuratif disebut juga dengan nama otitis media
serosa, otitis media musinosa, otitis media efusi, otitis media
sekretoria, otitis media mucoid (glue ear). Otitis media non supuratif
adalah suatu keadaan pada telinga tengah yang ditandai dengan
terdapatnya sekret yang nonpurulen dan membran timpani utuh
tanpa tanda-tanda radang.

Buku Ajar Telinga, Hidung, dan Tenggorokan. FK UI. (2017).


Disebabkan oleh adanya disfungsi tuba eustachius. Adanya cairan
serosa di telinga tengah bertindak seperti penghalang dalam
konduksi suara, disertai dengan penurunan efisiensi transmisi suara
ke telinga tengah.

Apabila efusi tersebut encer disebut otitis media serosa akut dan
apabila efusi tersebut kental disebut seperti lem disebut otitis media
mucoid (glu ear)

Mârțu, C. et al. Serous otitis media: Clinical and therapeutic considerations, including dexamethasone (C 22 H 29 FO
5 ) intratympanic injection . Exp. Ther. Med. 23, 1–5 (2021)
2.4 EPIDEMIOLOGI

OME cukup umum untuk disebut ''bahaya pada anak


usia dini' karena sekitar 90% anak mengalami OME
sebelum usia sekolah dan mereka mengalami, rata-rata,
4 episode OME setiap tahun. Sekitar 2,2 juta episode
OME yang didiagnosis terjadi setiap tahun di Amerika
Serikat. OME sebagian besar tidak menunjukkan gejala
dan oleh karena itu banyak episode tidak terdeteksi,
termasuk pada anak-anak dengan kesulitan
pendengaran

Rosenfeld, R. M. et al. Clinical Practice Guideline. Otolaryngology - Head and Neck Surgery (United States) vol. 154 (2016).

Schilder, A. G. M. et al. Otitis media. Nat. Rev. Dis. Prim. 2, 1–19 (2016
TH THT THT THT TH TH TH TH TH
THT THT THT
T T T T T T

2.5 Etiopatogenesis

Etiologi OME bersifat multipel. OME terjadi karena interaksi berbagai


faktor host, alergi, faktor lingkungan, dan disfungsi tuba Eustachius.
Tekanan telinga tengah negatif, abnormalitias imunologi, atau
kombinasi kedua faktor tersebut diperkirakan menjadi faktor utama.
Faktor penyebab lain adalah hipertrofi adenoid, adenoiditis kronik,
palatoskisis, barotrauma, dan radang penyerta seperti sinusitis atau
rinitis. OME bisa juga terjadi saat fase resolusi OMA.
TH THT THT THT TH TH TH TH TH
THT THT THT
T T T T T T

Disfungsi TE bisa terjadi karena upper respiratory tract infection (URTI), trauma, obstruksi mekanis,
atau alergi yang mengakibatkan inflamasi. Jika disfungsi tuba persisten, akan terbentuk tekanan
negatif dalam telinga tengah akibat absorpsi dan/ atau difusi nitrogen dan oksigen ke dalam sel
mukosa telinga tengah. Selanjutnya sel mukosa akan menghasilkan transudasi, kemudian akan
terjadi akumulasi cairan serous, berupa efusi steril sehingga terjadi OME. Jika disfungsi tuba
Eustachius berlanjut, efusi menjadi media ideal untuk tumbuhnya bakteri, sehingga OME berubah
menjadi OMA
2.6 Otitis Media Serosa Akut

Otitis media serosa akut adalah keadaan terbentuknya secret di telinga tengah secara tiba-tiba
yang disebabkan oleh gangguan fungsi tuba. Keadaan akut ini dapat disebabkan antara lain oleh :
• sumbatan tuba, pada keadaan tersebut terbentuk cairan di telinga tengah disebabkan oleh
tersumbatnya tuba secara tiba-tiba seperti pada barotrauma,
• virus, terbentuknya cairan di telinga tengah yang berhubungan dengan infeksi virus pada jalan
napas atas.
• Alergi, terbentuknya cairan di telinga tengah yang berhubungan dengan keadaan alergi pada
jalan napas atas
• Idiopatik
TH THT THT THT TH TH TH TH TH
THT THT THT
T T T T T T

Gejala yang menonjol pada otitis media serosa akut biasanya pendengaran
berkurang.
 rasa tersumbat pada telinga atau
 suara suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda, pada telinga yang
sakit (diplacusis binauralis).
 Kadang-kadang ada cairan yang bergerak dalam telinga saat posisi kepala
berubah
2.7 Otitis Media Serosa Kronik

• Batasan antara kondisi otitis media serosa • Sekret pada otitis media serosa kronik dapat kental
akut dengan otitis media kronik hanya
seperti lem, maka disebut glue ear. Otitis media serosa
pada cara terbentuknya sekret. Pada otitis
kronik dapat juga terjadi sebagai gejala sisa dari otitis
media serosa akut sekret terjadi secara
media akut (OMA) yang tidak sembuh sempurna.
tiba-tiba di telinga tengah dengan disertai
Penyebab lain diperkirakan adanya hubungan dengan
rasa nyeri pada telinga, sedangkan pada
infeksi. Virus, keadaan alergi atau gangguan mekanis
keadaan kronis sekret terbentuk secara
pada tuba
bertahap tanpa rasa nyeri dengan gejala-
gejala pada telinga yang berlangsung
lama.
2.8 Diagnosis

ANAMNESIS

• Pasien mengeluh pendengaran berkurang


• rasa tersumbat pada telinga atau suara sendiri terdengar lebih nyaring atau
berbeda (diplacusis binauralis) pada telinga yang sakit.
• Otalgia sering ringan.
• Pasien atau orang tua pasien mungkin mengeluhkan kesulitan komunikasi,
Selama pemeriksaan, mungkin melihat gangguan perkembangan bicara
dan bahasa.
• Temuan lain yaitu adanya riwayat bepergian dengan pesawat, diving, atau
riwayat alergi.
• Pasien dewasa dapat melaporkan tinnitus dan sensasi benda asing di
saluran pendengaran eksternal.
• infeksi telinga sebelumnya atau berulang, sumbatan hidung, dan infeksi
saluran pernapasan atas.

Aquinas, R. Tatalaksana Otitis Media Efusi pada Anak. Cermin Dunia Kedokt. 44, 472–477 (2017).
Searight, F. T. et al. Otitis Media With Effusion Pathophysiology Histopathology Toxicokinetics. StatPearls [Internet]. StatPearls Publ. 1–7 (2020).
PEMERIKSAAN FISIK

Otoskopi
Otoskopi dilakukan untuk menilai kondisi, warna, dan translusensi membrane timpani

kecurigaan OME apabila ditemukan


tanda-tanda
a) Tidak didapatkan tanda-tanda radang akut
b) Terdapat perubahan warna membrane
timpani akibat refleksi dari adanya cairan
didalam kavum timpani
c) Membrane timpani tampak lebih menonjol
d) Didapatkan air fluid levels atau bubles,
atau
e) Mobilitas membran berukurang atau fiksasi
Aquinas, R. Tatalaksana Otitis Media Efusi pada Anak. Cermin Dunia Kedokt. 44, 472–477 (2017).
OME AKUT OME KRONIK

Membrane timpani retraksi yaitu manubrium Membran timpani retraksi, refleks cahaya
malei terlihat lebih pendek dan horizontal, yang memendek, suram, kuning kemerahan
membrane kelihatan cekung dan refleks atau keabu-abuan, tampak cairan yang
cahaya memendek, warna mungkin akan penuh, pada OME kronik
berubah agak kekuningan. Disertai adanya
gambaran gelembung udara dan air fluid
levels,
Atelektasis, membran timpani biasanya tipis,
atropi dan mungkin menempel pada inkus,
stapes, dan promontorium, khususnya pada
kasus-kasus yang sudah lanjut biasanya
kasus seperti ini karena disfungi tuba
eustachius dan OME sudah berjalan lama

Buku Ajar Telinga, Hidung, dan Tenggorokan. FK UI. (2017).

Aquinas, R. Tatalaksana Otitis Media Efusi pada Anak. Cermin Dunia Kedokt. 44, 472–477 (2017).
TH THT THT THT TH TH TH TH TH
THT THT THT
T T T T T T

Otoskopi Pneumatik
Pemeriksaan ini menunjukkan membran timpani retraksi atau bombans dengan mobilitas
menurun. Sensitivitas pneumatik otoskopi adalah 94% dan spesifisitasnya 80%; merupakan
metode diagnosis primer dan untuk membedakan OME dari OMA. Otoskopi pneumatik
dilakukan sebelum timpanometri.

Aquinas, R. Tatalaksana Otitis Media Efusi pada Anak. Cermin Dunia Kedokt. 44, 472–477 (2017).
Widodo, A. & Soepriyadi. Diagnosis Otitis Media Efusi. Journal Unair vol. 1 41–48 (2013).
TH THT THT THT TH TH TH TH TH
THT THT THT
T T T T T T

Audiometri Nada Murni


Pada pemeriksaan ini didapatkan tuli konduksi ringan sampai sedang. Tuli konduksi
bilateral persisten lebih dari 25 dB dapat mengganggu perkembangan intelektual dan
kemampuan berbicara anak.

Derajat ketulian menurut International Standard Organization (ISO )

 0-25 dB : normal

 >25-40 dB: tuli ringan

 >40-55 dB: tuli sedang

 >55-70 dB: tuli sedang berat

 >70-90 dB: tuli berat

 >90 dB : tuli sangat berat


Aquinas, R. Tatalaksana Otitis Media Efusi pada Anak. Cermin Dunia Kedokt. 44, 472–477 (2017).
Au
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Sep Oct Nov Dec
g

Timpanometri

Timpanometri memberikan penilaian objektif mobilitas membran timpani, fungsi TE, dan fungsi

telinga tengah dengan mengukur jumlah energi suara yang dipantulkan kembali oleh probe kecil

yang ditempatkan pada liang telinga. Prosedur ini tidak nyeri, relatif sederhana, dan dapat

dilakukan dengan portable screening unit. Hasil pemeriksaan timpanometri disebut timpanogram.

Timpanometri digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis OME.

Aquinas, R. Tatalaksana Otitis Media Efusi pada Anak. Cermin Dunia Kedokt. 44, 472–477 (2017).
Pada timpanogram didapatkan hasil tipe B atau C . Tipe ini menunjukkan gerakan membran timpani
terbatas karena adanya cairan atau perlekatan dalam kavum timpani. Sensitivitas dan spesifisitas
timpanometri cukup tinggi (sensitivitas 94%, spesifisitas 50-70%) jika dibandingkan dengan
miringotom.

Aquinas, R. Tatalaksana Otitis Media Efusi pada Anak. Cermin Dunia Kedokt. 44, 472–477 (2017).
2.9 Tatalaksana

Pengobatan OME masih menjadi


perdebatan karena cara konservatif ataupun
operatif masing-masing memiliki kelebihan Faktor risiko yang memperlambat resolusi
dan kekurangan. Harus diteliti adanya faktor spontan OME:
risiko yang akan menjadi predisposisi
sekuele atau memprediksi OME persisten.
• Penurunan pendengaran >30 dB
• Riwayat penggunaan tube timpanostomi
sebelumnya
• Tidak pernah menjalani operasi
adenoidektomi
Pada otitis media serosa akut pengobatan dapat secara
medikamentosa dan pembedahan. Pada pengobatan
medikal diberikan obat vasokonstriktor lokal (tetes hidung),
antihistamin, serta perasat Valsava, bila tidak ada tanda-
tanda infeksi di jalan napas atas. Setelah satu atau dua
minggu, bila gejala-gejala masih menetap, dilakukan
miringitomi dan bila masih belum sembuh maka dilakukan
miringotomi serta pemasangan pipa ventilasi (Grommet)

Pada kasus yang masih baru pemberian dekongestan tetes hidung


serta kombinasi anti histamin – dekongestan per oral kadang-kadang
bisa berhasil. Sebahagian ahli menganjurkan pengobatan
medikamentosa selama 3 bulan, bila tidak berhasil baru dilakukan
tindakan operasi. Disamping itu harus pula dinilai serta diobati faktor-
faktor penyebab seperti alergi, pembesaran adenoid atau tonsil, infeksi
hidung dan sinus .

Buku Ajar Telinga, Hidung, dan Tenggorokan. FK UI. (2017).


Aquinas, R. Tatalaksana Otitis Media Efusi pada Anak. Cermin Dunia Kedokt. 44, 472–477 (2017).
2.10 Prognosis
Secara umum prognosis OME baik. Kasus OME pada anak usia 2-4 tahun, sebanyak 50%
sembuh dalam 3 bulan dan 95% dalam setahun. Sekitar 5% anak-anak OME yang tidak dibedah
mengalami OME persisten dalam setahun

Aquinas, R. Tatalaksana Otitis Media Efusi pada Anak. Cermin Dunia Kedokt. 44, 472–477 (2017).
BAB III
KESIMPULAN
Otitis media non supuratif disebut juga dengan nama otitis media serosa, otitis media
musinosa, otitis media efusi, otitis media sekretoria, otitis media mucoid (glue ear). Otitis media
non supuratif adalah suatu keadaan pada telinga tengah yang ditandai dengan terdapatnya
sekret yang nonpurulen dan membran timpani utuh tanpa tanda-tanda radang. Etiologi OME
bersifat multipel. OME terjadi karena interaksi berbagai faktor host, alergi, faktor lingkungan, dan
disfungsi tuba Eustachius. Tekanan telinga tengah negatif, abnormalitias imunologi, atau kombinasi
kedua faktor tersebut diperkirakan menjadi faktor utama. Faktor penyebab lain adalah hipertrofi
adenoid, adenoiditis kronik, palatoskisis, barotrauma, dan radang penyerta seperti sinusitis atau
rinitis. OME bisa juga terjadi saat fase resolusi OMA. Diagnosis otitis media sekretori adalah klinis
dan menggunakan otoskopi pneumatik. Timpanometri dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi efusi
telinga tengah. Pada otitis media serosa akut pengobatan dapat secara medikamentosa dan
pembedahan.
Au
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Sep Oct Nov Dec
g

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai