Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan [Pasal 27 (2)]
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara [Pasal 27 (3)**]
• Perlindungan HAM lebih difokuskan pada hak individu, tetapi hak kelompok minoritas
difokuskan atau dilihat dari dimensi kelompok.
• Dimensi kelompok ini dapat berdasarkan agama, budaya, linguistik, etnis, dan lain
sebagainya.
• Jika tidak diperhatikan maka akan terjadi penekanan oleh mayoritas (berdasarkan HAM)
terhadap hak yang dimiliki oleh kelompok minoritas.
APA YANG TERJADI SETELAH 1998
• Amandemen Konstitusi
• Pemberlakuan UU No. 39 Tahun 1999 yang memuat esensi dari ICCPR dan
ICESR
• Pengesahan berbagai Instrumen HAM Internasional:
• Convention Against Torture (UU No. 5 Thn 1998).
• CERD (UU No. 29 Thn 1999).
• ICESCR (UU No. 11 Thn 2005).
• ICCPR (UU No. 12 Thn 2005).
• dll
PEMBENTUKAN REZIM HUKUM HAK ASASI MANUSIA
(CONT.)
• UU No. 2 Thn 2002 tentang Kepolisian yang memisahkan Polisi dari TNI.
• UU Paket Kekuasaan Kehakiman.
• UU No. 14 Thn 2008 ttg Kebebasan Memperoleh Informasi.
• Pembentukan sejumlah UU yang lebih melindungi kelompok rentan:
• UU No. 23 Thn 2003 ttg Perlindungan Anak,
• UU No. 23 Thn 2004 tentang Penghapusan Tindak Kekerasan dalam Rumah Tangga.
• UU No. 27 Thn 2004 tentang KKR*.
• UU No. 12 Thn 2005 tentang Kewarganegaraan.
• UU No. 13 Thn 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban.
• UU No. 21 Thn 2007 tentang Perdagangan Orang.
PEMBENTUKAN LEMBAGA YUDIKATIF
• Pengadilan yang melibatkan hakim ad-hoc dalam perkara hukum tertentu, misalnya:
Pengadilan HAM
Pengadilan Niaga
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Hubungan Industrial
Pengadilan Perikanan
Pengadilan Pajak
PEMBENTUKAN STATE AUXILIARY INSTITUTIONS
• Komisi Pemberantasan Korupsi. • Komisi Penyiaran Indonesia.
• Komisi Yudisial*. • Komisi Pemilihan Umum*.
• Ombudsman RI.
• Komisi Perlindungan Anak Indonesia.
• Komisi Nasional HAM.
• Komisi Kepolisian Nasional. • Komisi Penghapusan Kekerasan
terhadap Perempuan.
• Komisi Pengawas Persaingan Usaha.
• Komisi Kejaksaan.
POSISI INDONESIA DALAM KOMUNITAS
INTERNASIONAL
• Anggota Human Rights Council pada PBB
• Anggota non-permanen pada Security Council PBB
• Penggagas Asean Charter di lingkungan ASEAN
• Satu dari 24 negara di dunia yang memiliki Rencana Aksi Nasional HAM (RANHAM).
• Satu-satunya negara yang memiliki Panitia RANHAM.
• Terbuka untuk menerima kunjungan dari organ-organ PBB (sudah 11 yang mengunjungi
Indonesia).
WALAUPUN MASIH ADA SEJUMLAH TANTANGAN DI
INDONESIA
• Pranata-pranata politik belum berfungsi sebagaimana diharapkan.
• Masih lebarnya kesenjangan ekonomi.
• Rendahnya tingkat pemahaman penyelenggara negara dan masyarakat mengenai HAM.
• Belum optimalnya profesionalisme penyelenggara negara.
• Belum difahaminya makna demokrasi secara utuh.
• Adanya pemaksaan kehendak oleh kelompok-kelompok tertentu terhadap kelompok lain.
• Miskinnya data tentang HAM, baik implementasi maupun pelanggarannya.
WALAUPUN MASIH ADA SEJUMLAH TANTANGAN DI
INDONESIA (CONT.)
• Mispresepsi sebagian masyarakat mengenai pemangku kepentingan
(stakeholders)& penanggungjawab HAM.
• HAM lebih banyak dilihat sebagai hak saya dan kewajiban anda daripada
kewajiban saya sebagai sisi lain dari HAM.
• Penanganan masalah pelanggaran berat HAM masa lalu yang belum tuntas.
• Masih ada rekomendasi organ PBB yang harus ditindaklanjuti (Conv. on the
Right of the Child (CRC), Conv. on the Elimination of All Forms of
Discrimination Against Woman (CEDAW), Conv. Against Torture (CAT),
Commission on Elimination of Racial Discrimination (CERD), Buruh Migran,
Human Rights Defender, dll.).
IMPLEMENTASI HAM
Executive:
– Memastikan implementasi HAM oleh aparat pemerintah.
Legislative:
– Menyusun dan memastikan produk legislasi yang berorientasi
pada HAM.
– Mengawasi kinerja pemerintah dalam implementasi HAM.
Judicative:
– Menghasilkan produk hukum yang berorientasi pada HAM.