Anda di halaman 1dari 17

PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI:

PERLINDUNGAN HAM & KELOMPOK MINORITAS

DEPARTEMEN HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA
BAB X. WARGA NEGARA DAN PENDUDUK

Warga negara ialah Penduduk ialah warga


orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang- negara Indonesia dan
orang bangsa lain yang WARGA NEGARA & orang asing yang
disahkan dengan PENDUDUK bertempat tinggal di
undang-undang sebagai
Indonesia
warga negara
[Pasal 26 (1)] [Pasal 26 (2)**]

Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan


dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 (1)]

Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan [Pasal 27 (2)]

Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara [Pasal 27 (3)**]

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan


tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 28)
BAB XA. HAK ASASI MANUSIA
untuk hidup serta membentuk keluarga dan melanjutkan
berkewajiban menghargai hak orang dan mempertahankan hidup keturunan, hak anak atas kelangsungan
pihak lain serta tunduk kepada dan kehidupan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
pembatasan yang ditetapkan UU (Pasal 28A) ** perlindungan dari kekerasan dan
(Pasal 28J) ** diskriminasi
(Pasal 28B) **

perlindungan, pemajuan, penegakan, mengembangkan diri, mendapat


dan pemenuhan HAM adalah tanggung pendidikan, memperoleh manfaat dari
jawab negara, terutama pemerintah IPTEK, seni dan budaya, memajukan
diri secara kolektif
(Pasal 28I) ** HAK (Pasal 28C) **
ASASI
pengakuan yang sama di hadapan
hidup sejahtera lahir dan batin, MANUSIA hukum, hak untuk bekerja dan
memperoleh pelayanan kesehatan,
kesempatan yg sama dalam
mendapat kemudahan dan perlakuan
pemerintahan, berhak atas status
khusus untuk memperoleh kesempatan
kewarganegaraan
dan manfaat guna mencapai persamaan
(Pasal 28D) **
dan keadilan
(Pasal 28H) **
kebebasan memeluk agama, meyakini
berkomunikasi, memperoleh, kepercayaan, memilih
perlindungan diri pribadi, keluarga,
mencari, memiliki, menyimpan, kewarganegaraan, memilih tempat
kehormatan, martabat, harta benda,
mengolah dan menyampaikan tinggal, kebebasan berserikat,
dan rasa aman serta untuk bebas dari
informasi, berkumpul dan berpendapat
penyiksaan
(Pasal 28F) ** (Pasal 28E) **
(Pasal 28G) **
BAB XI. AGAMA
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
[Pasal 29 (1)]

Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-


masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu
[Pasal 29 (2)]
HAK KELOMPOK MINORITAS

• Perlindungan HAM lebih difokuskan pada hak individu, tetapi hak kelompok minoritas
difokuskan atau dilihat dari dimensi kelompok.
• Dimensi kelompok ini dapat berdasarkan agama, budaya, linguistik, etnis, dan lain
sebagainya.
• Jika tidak diperhatikan maka akan terjadi penekanan oleh mayoritas (berdasarkan HAM)
terhadap hak yang dimiliki oleh kelompok minoritas.
APA YANG TERJADI SETELAH 1998

• Pembentukan rezim Hukum Hak Asasi Manusia.


• Pembentukan dan Penguatan Institusi Negara dan Non
Government Actors.
• Penguatan Gerakan Sosial.
PEMBENTUKAN REZIM HUKUM HAK ASASI MANUSIA

• Amandemen Konstitusi
• Pemberlakuan UU No. 39 Tahun 1999 yang memuat esensi dari ICCPR dan
ICESR
• Pengesahan berbagai Instrumen HAM Internasional:
• Convention Against Torture (UU No. 5 Thn 1998).
• CERD (UU No. 29 Thn 1999).
• ICESCR (UU No. 11 Thn 2005).
• ICCPR (UU No. 12 Thn 2005).
• dll
PEMBENTUKAN REZIM HUKUM HAK ASASI MANUSIA
(CONT.)

• Pembentukan UU No. 26 Thn 2000 ttg Pengadilan HAM beserta


PP No. 2 Thn 2002 dan PP No. 3 Thn 2002 sebagai peraturan
pelaksanaannya.
• Pembentukan UU Kewenangan Daerah.
• Pembentukan berbagai UU yang membentuk sejumlah pemerintah
daerah baru.
PEMBENTUKAN REZIM HUKUM HAK ASASI
MANUSIA (CONT.)

• UU No. 2 Thn 2002 tentang Kepolisian yang memisahkan Polisi dari TNI.
• UU Paket Kekuasaan Kehakiman.
• UU No. 14 Thn 2008 ttg Kebebasan Memperoleh Informasi.
• Pembentukan sejumlah UU yang lebih melindungi kelompok rentan:
• UU No. 23 Thn 2003 ttg Perlindungan Anak,
• UU No. 23 Thn 2004 tentang Penghapusan Tindak Kekerasan dalam Rumah Tangga.
• UU No. 27 Thn 2004 tentang KKR*.
• UU No. 12 Thn 2005 tentang Kewarganegaraan.
• UU No. 13 Thn 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban.
• UU No. 21 Thn 2007 tentang Perdagangan Orang.
PEMBENTUKAN LEMBAGA YUDIKATIF

• Mahkamah Konstitusi yang telah memutuskan antara lain:


 Pencabutan Pasal 134 KUHP mengenai penghinaan terhadap Presiden.
 Pencabutan Pasal 154 dan 155 KUHP tentang Haatzaai Artikelen (Penghinaan atau kebencian
terhadap pemerintah).
 Menyatakan UU No.27 Thn 2004 tentang KKR tidak memiliki daya mengikat.
PEMBENTUKAN LEMBAGA YUDIKATIF
(CONT.)

• Pengadilan yang melibatkan hakim ad-hoc dalam perkara hukum tertentu, misalnya:
 Pengadilan HAM
 Pengadilan Niaga
 Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
 Pengadilan Hubungan Industrial
 Pengadilan Perikanan
 Pengadilan Pajak
PEMBENTUKAN STATE AUXILIARY INSTITUTIONS
• Komisi Pemberantasan Korupsi. • Komisi Penyiaran Indonesia.
• Komisi Yudisial*. • Komisi Pemilihan Umum*.
• Ombudsman RI.
• Komisi Perlindungan Anak Indonesia.
• Komisi Nasional HAM.
• Komisi Kepolisian Nasional. • Komisi Penghapusan Kekerasan
terhadap Perempuan.
• Komisi Pengawas Persaingan Usaha.
• Komisi Kejaksaan.
POSISI INDONESIA DALAM KOMUNITAS
INTERNASIONAL
• Anggota Human Rights Council pada PBB
• Anggota non-permanen pada Security Council PBB
• Penggagas Asean Charter di lingkungan ASEAN
• Satu dari 24 negara di dunia yang memiliki Rencana Aksi Nasional HAM (RANHAM).
• Satu-satunya negara yang memiliki Panitia RANHAM.
• Terbuka untuk menerima kunjungan dari organ-organ PBB (sudah 11 yang mengunjungi
Indonesia).
WALAUPUN MASIH ADA SEJUMLAH TANTANGAN DI
INDONESIA
• Pranata-pranata politik belum berfungsi sebagaimana diharapkan.
• Masih lebarnya kesenjangan ekonomi.
• Rendahnya tingkat pemahaman penyelenggara negara dan masyarakat mengenai HAM.
• Belum optimalnya profesionalisme penyelenggara negara.
• Belum difahaminya makna demokrasi secara utuh.
• Adanya pemaksaan kehendak oleh kelompok-kelompok tertentu terhadap kelompok lain.
• Miskinnya data tentang HAM, baik implementasi maupun pelanggarannya.
WALAUPUN MASIH ADA SEJUMLAH TANTANGAN DI
INDONESIA (CONT.)
• Mispresepsi sebagian masyarakat mengenai pemangku kepentingan
(stakeholders)& penanggungjawab HAM.
• HAM lebih banyak dilihat sebagai hak saya dan kewajiban anda daripada
kewajiban saya sebagai sisi lain dari HAM.
• Penanganan masalah pelanggaran berat HAM masa lalu yang belum tuntas.
• Masih ada rekomendasi organ PBB yang harus ditindaklanjuti (Conv. on the
Right of the Child (CRC), Conv. on the Elimination of All Forms of
Discrimination Against Woman (CEDAW), Conv. Against Torture (CAT),
Commission on Elimination of Racial Discrimination (CERD), Buruh Migran,
Human Rights Defender, dll.).
IMPLEMENTASI HAM

 Negara (executive, legislative, judicative),


 Masyarakat umum,
 Institusi HAM (nasional, daerah dsb),
 Lembaga Swadaya Masyarakat,
 Organisasi Internasional,
 Korporasi (melalui corporate social responsibility).
FUNGSI LEMBAGA PENYELENGGARA KEKUASAAN NEGARA KE
DEPAN

Executive:
– Memastikan implementasi HAM oleh aparat pemerintah.
Legislative:
– Menyusun dan memastikan produk legislasi yang berorientasi
pada HAM.
– Mengawasi kinerja pemerintah dalam implementasi HAM.
Judicative:
– Menghasilkan produk hukum yang berorientasi pada HAM.

Anda mungkin juga menyukai