Anda di halaman 1dari 23

HUBUNGAN PUSAT DAN

DAERAH [2]
HTN 2019
Distribusi Urusan Pemerintahan
Pasal 18 UUD NRI Tahun 1945

 (2) Pemerintah daerah provinsi, daerah Kabupaten, dan Kota mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
 (5) Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang
oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintahan Pusat.
 (6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk
melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
Urusan Pemerintahan?

 Pasal 1 angka 5 UU 23/2014  Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang


menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan
penyelenggara Pemerintahan Daerah untuk melindungi, melayani, memberdayakan, dan
menyejahterakan masyarakat
Jenis Urusan Pemerintahan

Urusan
Pemerintahan
Urusan pemerintahan konkuren
yang diserahkan ke daerah
menjadi dasar pelaksanaan
otonomi daerah
Absolut Konkuren Umum

Wajib Pilihan

Tidak berkaitan
Berkaitan dengan
dengan pelayanan
pelayanan dasar
dasar
Urusan Pemerintahan Absolut

 Sepenuhnya kewenangan Pemerintah Pusat


 Jenis:
 Politik luar negeri
 Pertahanan
 Keamanan
 Yustisi
 Moneter dan fiskal nasional
 Agama
 Pelaksanaan:
 Melaksanakan sendiri
 Melimpahkan wewenang kepada Instansi Vertikal yang ada di Daerah atau gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat
berdasarkan asas Dekonsentrasi
Urusan Pemerintahan Umum

 Kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan


 Jenis:
 Pembinaan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional […]
 Pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa
 Pembinaan kerukunan antarsuku dan intrasuku, umat beragama, ras, dan golongan lainnya [...]
 Penanganan konflik sosial sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
 Koordinasi pelaksanaan tugas antarinstansi pemerintahan yang ada di wilayah Daerah provinsi dan Daerah
Kabupaten/kota untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul [...]
 Pengembangan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila
 Pelaksanaan semua Urusan Pemerintahan yang bukan merupakan kewenangan Daerah dan tidak dilaksanakan
oleh Instansi Vertikal
Urusan Pemerintahan Umum

 Pelaksanaan:
 Dilaksanakan oleh gubernur dan bupati/walikota di wilayah kerja masing-masing.  dibantu oleh
Instansi Vertikal
 Gubernur bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri dan bupati/wali kota bertanggung jawab
kepada Menteri melalui gubernur sebagai wakil pemerintah pusat.
 Pembiayaan oleh APBN
 Bupati/wali kota dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum pada tingkat kecamatan melimpahkan
pelaksanaannya kepada camat.
 Lain-lain dalam peraturan pemerintah.
Urusan Pemerintahan Konkuren

 Istilah Penting
 Urusan Pemerintahan Wajib  UP yang wajib diselenggarakan oleh semua Daerah.
 Urusan Pemerintahan Pilihan  UP yang wajib diselenggarakan oleh Daerah sesuai dengan potensi
yang dimiliki Daerah.
 Pelayanan Dasar  pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara.
 Standar Pelayanan Minimal  ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang merupakan UP
Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.
Urusan Pemerintahan Konkuren

 Tidak Berkaitan dengan Pelayanan Dasar


 Tenaga kerja
 Urusan Pemerintahan Konkuren Wajib  Pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak

 Berkaitan dengan Pelayanan Dasar  Pangan


 Pertanahan
 Pendidikan  Lingkungan hidup
 Adminduk dan pencatatan sipil
 Kesehatan
 Pemberdayaan masyarakat dan desa
 Pekerjaan umum dan penataan ruang  Pengendalian penduduk dan KB
 Perhubungan
 Perumahan rakyat dan kawasan permukiman
 Kominfo
 Ketenteraman, ketertiban umum, dan  Koperasi, usaha kecil, dan menengah
pelindungan masyarakat  Penanaman modal
 Kepemudaan dan olah raga
 sosial
 Statistik
 Persandian
 Kebudayaan
 Perpustakaan
 Kearsipan
Urusan Pemerintahan Konkuren

 Urusan Pemerintahan Pilihan


 Kelautan dan perikanan
 Pariwisata
 Pertanian
 Kehutanan
 Energi dan sumber daya mineral
 Perdagangan
 Perindustrian
 transmigrasi
Urusan Pemerintahan Konkuren

 Cara pembagian?
 Lokasi  apakah di satu daerah, lintas daerah, lintas negara?
 Penggunaannya  lintas daerah?
 Manfaat/dampaknya  hanya di satu daerah, lintas daerah, atau lintas negara?
 Efisiensi penggunaan sumber daya  efisien kalau dilakukan oleh siapa?
 Peranannya  UP berperan secara strategis bagi kepentingan nasional?
Urusan Pemerintahan Konkuren

 Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah:


 Pemerintah Pusat  menetapkan norma, standar, prosedur, kriteria dalam penyelenggaraan UP + melaksanakan
pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan UP yang jadi kewenangan Daerah  dilaksanakan oleh
kementerian dan LPNK
 Daerah  berhak menetapkan kebijakan Daerah untuk menyelenggarakan UP yang jadi kewenangan Daerah 
wajib berpedoman pada norma, standar, prosedur, dan kriteria yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
Urusan Pemerintahan Konkuren

 Penyelenggaraan oleh Pemerintah Pusat:


 Sendiri oleh pemerintah pusat
 Melimpahkan kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat atau kepada instansi vertikal yang ada di Daerah berdasarkan asas Dekonsentrasi
 Menugasi Daerah berdasarkan asas Tugas Pembantuan  ditetapkan dengan peraturan menteri/kepala LPNK
 Penyelenggaraan oleh Pemerintah Daerah Provinsi:
 Sendiri oleh Daerah provinsi
 Menugasi Daerah kabupaten/kota berdasarkan asas Tugas Pembantuan
 Menugasi Desa  ditetapkan dengan peraturan gubernur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
 Penyelenggaraan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota:
 Sendiri
 ditugaskan sebagian kepada Desa  ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Desa
Definisi

 Pengaturan dalam Pasal 200-216 UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Desa sebagaimana
diubah terakhir dengan UU No.12 Tahun 2008 dinyatakan tidak berlaku oleh Pasal 212 UU No.6
Tahun 2014.
 Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa,
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Pasal 1 angka 1 UU No.6 Tahun 2014).
 Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Pasal 1 angka 3 UU No.6
Tahun 2014).
KEWENANGAN DESA

 Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa,


pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan
masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat Desa.
 Kewenangan dalam bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa meliputi:
a. kewenangan berdasarkan hak asal usul;
b. kewenangan lokal berskala Desa;
c. kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota; dan
d. kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PENATAAN DESA

 Penataan Desa dilakukan melalui Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan,


Perubahan Status, dan Penetapan Desa.
 Penataan dilakukan berdasarkan:
a. mewujudkan efektivitas penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
b. mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa;
c. mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik;
d. meningkatkan kualitas tata kelola Pemerintahan Desa; dan
e. meningkatkan daya saing Desa.
STRUKTUR PEMERINTAHAN DESA

Musyawarah
Tertinggi Desa

Pemerintahan Desa
Kepala Desa BPD

Kewilayahan
Teknis
Pelaksana
(Kadus, RT,
(kepala urusan)
RW)
BPD

 Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara
Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang
diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang
bersifat strategis.
 Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga
yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
 Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu
perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
KEUANGAN DESA

 Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang
yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
 Pendapatan Desa:
 pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli Desa;
 alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara [bersumber dari Belanja Pusat dengan mengefektifkan program yang berbasis Desa secara
merata dan berkeadilan];
 bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota [paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari pajak dan retribusi daerah];
 alokasi dana Desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota [paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari
dana perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus];
 bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota
 hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga
 lain-lain pendapatan Desa yang sah
DESA ADAT

 Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melakukan


penataan kesatuan masyarakat hukum adat dan ditetapkan menjadi Desa Adat.
Syarat Desa Adat

 Kesatuan Masyarakat Hukum Adat beserta hak tradisionalnya secara nyata masih hidup, baik yang bersifat teritorial,
genealogis, maupun yang bersifat fungsional [harus memiliki wilayah dan paling kurang memenuhi salah satu atau gabungan
unsur adanya: (a) masyarakat yang warganya memiliki perasaan bersama dalam kelompok; (b) pranata pemerintahan adat; (c)
harta kekayaan dan/atau benda adat; dan/atau (d) perangkat norma hukum adat]
 Kesatuan Masyarakat Hukum Adat beserta hak tradisionalnya dipandang sesuai dengan perkembangan masyarakat [apabila:
(a) keberadaannya telah diakui berdasarkan undang-undang yang berlaku sebagai pencerminan perkembangan nilai yang
dianggap ideal dalam masyarakat dewasa ini, baik undang-undang yang bersifat umum maupun bersifat sektoral; dan (b)
substansi hak tradisional tersebut diakui dan dihormati oleh warga kesatuan masyarakat yang bersangkutan dan masyarakat yang
lebih luas serta tidak bertentangan dengan hak asasi manusia]; dan
 Kesatuan Masyarakat Hukum Adat beserta hak tradisionalnya sesuai dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
[apabila kesatuan masyarakat hukum adat tersebut tidak mengganggu keberadaan Negara Kesatuan Republik lndonesia sebagai
sebuah kesatuan politik dan kesatuan hukum yang: . (a) tidak mengancam kedaulatan dan integritas Negara Kesatuan Republik
lndonesia; dan (b) substansi norma hukum adatnya sesuai dan tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan]

Anda mungkin juga menyukai