Anda di halaman 1dari 12

PLAGIARISME

Oleh Sunyoto Usman

1
 Colin Neville (2007, 26):

 Plagiarism, specifically, is term used to describe a


practice that involves knowingly taking and using
another person’s work and claiming it, directly or
indirectly, as your own.

 Praktek mengambil dan menggunakan karya


orang lain
Apakah plagiarism?
 Menyatakan diri bahwa apa yang diambil dan
digunakan tersebut menjadi miliknya sendiri.

 Plagiarisme adalah perbuatan yang tercela,


mengabaikan etika dan hak orang lain.
 Apa yang diambil? Ide? Bukan, tetapi manifestasi
ide tersebut? Bisa diambil dari buku, jurnal, artikel
koran, internet dsb

2
 Membuat copy karya orang lain (dosen,
mahasiswa, peneliti, penulis dsb), lalu
menyatakan sebagai karyanya sendiri.

Bentuk plagiarism  Memaparkan ide yang bersumber dari ide orang


(sebagian besar), tanpa menyebutkan sumbernya.

 Mengambil paragraf tulisan orang lain tanpa


menyebutkan sumbernya.

3
Mengapa mereka melakukan plagiarism?

4
Makro 3

e
is m Kultur
i ar akademik
lag
P
g
r on
do
Ruang Lingkup

2 en
/r P Interaksi
Meso be
um akademik
S

Kadar/kualitas • Claim karya orang lain


akademik sebagai karya sendiri
1
Mikro
0 1 2 3

Rendah Tinggi
Kompleksitas
5
 Mengidentifikasi atribut yang melekat dalam diri
orang yang melakukan plagiarisme

 Tidak memiliki kemampuan yang cukup


berkecimpung dalam dunia akademik
Kadar/kualitas
akademik  Tidak disiplin, tidak mampu mengelola waktu, malas,
mencari jalan pintas (kurang kemauan), mampu
tetapi tidak malu

 Tidak memahami plagiarisme, tidak memiliki


perbendaharaan yang cukup tentang regulasi dan
etika

6
 Mengidentifikasi interaksi yang terjalin antara pendidik
(dosen/guru/peneliti) dengan peserta didik
(murid/mhs)
 Proses belajar-mengajar dibingkai logika jual-beli (dol-
tinuku), spirit memberi services untuk mencerdaskan
peserta didik menipis
 Kategori dosen: pengajar, konsultan dan relevan
Interaksi  Dosen pengajar: mengajar sbg tujuan (bukan utk
akademik mencapai tujuan), memenuhi target pertemuan, bahan
sama, mudah tergoda plagiarisme
 Dosen konsultan: utamakan orang/lembaga lain,
komitmen/integritas rendah, mengajar sbg
beban,serakah, mengejar pangkat/jabatan, mudah
tergoda plagiarisme
 Dosen relevan: mampu mengintegrasikan hasil
penelitian (field/library) dengan proses belajar-
mengajar, aktualisasi bahan ajar
7
 Mengidentifikasi kondisi sosial, ekonomi dan kultural
komunitas akademik

 Terjadi komodifikasi pendidikan, yang penting dapat IP


tinggi dan ijasah, mengabaikan kualitas, plagiarisme
menjadi habit dan custom, bahkan dilembagakan

 Gelar sarjana masih menjadi simbol status (anggota


Kultur parlemen, menteri, diatas menteri?).
akademik
 Lembaga pendidikan lebih mengutamakan kuantitas
daripada kualitas, jumlah mahasiswa banyak, fasilitas
cepat saji (MacDonalisasi pendidikan).

 Evaluasi kinerja lembaga pendidikan tinggi hanya


administrasi pendidikan, kurang menyentuh substansi
pendidikan

8
Lalu apa solusinya?
Bukankah sudah ada regulasi?
Bukankah sudah ada etika?

Tetapi plagiarisme terus ada, tidak jera,


bahkan semakin merajalela

9
Penulisan karya ilmiah/tugas akhir
(skripsi, tesis dan desertasi)

Skill (membaca, menulis, lobi dsb)


Metodologi dan Metode Penelitian

Mata kuliah relevan


dengan disiplin sendiri

Mata kuliah
disiplin lain

Mata Kuliah Pengantar


10
 Evaluasi kinerja pendidik tidak bisa hanya administrasi
akademik, tetapi juga substansi akademik.

 Dosen didorong berwawasan luas, jangan terjadi


“nyabrang kali Krasak wis ora ono sing ngerti”, sangat
lokal
 Dosen konsultan harus dibatasi, kedepan tidak boleh
Kebijakan lagi ada dosen selama dinas bekerja untuk lembaga lain
pendidikan tetapi “minta” menjadi guru besar

 Jabatan di birokrat kampus harus dibatasi. Setelah


selesai kembali ke Jurusan mengembangkan akademik

 Beri sangsi yang tegas terhadap pendidik (dosen/guru)


dan peserta didik (murid/mahasiswa) yang melakukan
plagiarisme.
 Tanamkan rasa malu melakukan plagiarisme.

11
Terimakasih atas perhatian anda

12

Anda mungkin juga menyukai