Anda di halaman 1dari 37

KEWASPADAAN ISOLASI

Kewaspadaan standar

1. Kebersihan tangan
2. Alat pelindung diri
3. Peralatan perawatan pasien
4. Pengendalian lingkungan
5. Penatalaksanaan linen
6. Penatalaksanaan limbah
7. Perlindungan & kesehatan karyawan
8. Penempatan pasien
9. Hygiene respirasi/Etika batuk
10. Praktek menyuntik yang aman
11. Praktek pencegahan infeksi unt prosedur lumbal
pungsi
2-2
KEBERSIHAN TANGAN
Langkah – langkah cuci tangan :
Lakukan Prosedur Selama 20 – 30 detik
ALAT PELINDUNG DIRI
(APD)
3. Perawatan peralatan pasien

Dekontaminasi
3 tahap
1. Precleaning/perendaman &
Pembersihan ( Cleaning )...petugas dengan APD lengkap
2. Disinfeksi
tidak semua mikroorganisme mati (endospora)
3. Sterilisasi
pembunuhan semua mikroorganisme termasuk endospora
Klasifikasi alat-alat medis
menurut Dr.Earl Spaulding (1968)
Risiko Definisi Peralatan Cara

Tinggi Kontak dengan Instrumen bedah, Sterilisasi :


jaringan steril, sistem laparoskop, kateter
( Critical ) peredaran darah jantung, Scapel, Suhu tinggi
(Vaskuler) implant Suhu rendah
Kills spores
Sedang Kontak dengan Endoskopi/anestesi, HDL(high level
membran mukosa yang bedpan, dan tubing disinfection) :
( Semi utuh, mudah ventilator,
Critical ) terkontaminasi dg termometer rectal Heat
mikroba. Radiation
Chemical
Kill tuberculosis
vegetative cells
Rendah Kontak dengan kulit Stetoskope, Cleaning (Low Level
yang utuh dan tidak tensimeter, linen, disinfection)
( Non- mengenai membran bedpan, urinal,
Critical ) mukosa, lingkungan apron,alat makan Kill vegetative cells
secara tidak langsung. lantai, dinding,
Tahapan Proses Dekontaminasi
peralatan

Cuci dan Bilas

Sterilisasi
(dipilih)
Kimiawi DTT(alternatif)
Uap panas Merebus
tekanan tinggi Mengukus
Panas kering Kimiawi
Keringkan,dinginkan,
simpan atau siap
pakai 10
APD Untuk Pencucian

11
Dekontaminasi
Masukkan peralatan bekas Larutan klorin 5,25%
pakai yang akan digunakan 0,5% dengan Perbandingan 1
kembali ke dalam larutan :9
klorin 0,5% segera setelah
digunakan.
Rendam selama 10 menit
dan segera lakukan
pembilasan.
Lakukan pula pembersihan
permukaan peralatan
(misalnya meja bedah) Wadah plastik:
dengan larutan klorin 0,5%. -Tidak tumpul
-Tidak reaksi elektrolisis
Tujuannya untuk membunuh
-Tidak berkarat
virus hep A,B,C dan HIV 12
CUCI DAN BILAS
 Cuci dengan air
bersih dan sabun
atau deterjen
 Sikat dengan sikat
halus hingga tampak
bersih
 Lakukan penyikatan
dalam air pencuci
untuk menghindarkan
percikan
 Buka engsel atau
sambungan peralatan Menghilangkan 80% m.o
 Bilas merata dengan sebelum sterilisasi/DTT
air bersih. 13
4. Pengendalian lingkungan
Disinfektan untuk pembersihan harus standar
1. Pembersihan permukaan horizontal ruang rawat pasien: lantai tanpa karpet,
permukaan datar lain, meja pasien harus dibersihkan secara teratur dan bila
tampak kotor/kena kotoran /cairan tubuh,termasuk keyboard komputer
2. Pembersihan dinding,tirai,jendela bila tampak kotor/kena kotoran
3. Fogging dengan disinfektan tidak dianjurkan ,kecuali kasus khusus

2-14
Laju kontaminasi permukaan di RS dengan
MRSA, VRE, C difficileC
Tensi Cuff:
jendela
VRE 14%
C. Difficile 33%

Meja samping TT: Commode:


C. Difficile 41%
MRSA 40%
VRE 20%
Gaun pasien
MRSA 51%
Bedrail:
MRSA 29% lantai
VRE 28% MRSA 55%
C. Difficile 19% C difficile 48%

Sprei
MRSA 53%
Tahukah anda tiap anda mendapatkan teman sekamar didapatkan
VRE 40%
peningkatan risiko untuk mendapat HAIs 3-10% .
Huang SS, Datta R, Platt R. Risk of acquiring antibiotic-resistant bacteria from prior room occupants.
Arch Intern Med. 2006 Oct 9;166(18):1945-51
Boyce J.M. et al.: Environmental contamination due to methicillin-resistant Staphylococcus aureus: Possible infection control implications. Infect Control
Hosp Epidemiol 18:622-627, Sep. 1997.
Slaughter S., et al.: A comparison of the effect of universal use of gloves and gowns with that of glove use alone on acquisition of vancomycin-resistant
enterococci in a medical intensive care unit. Ann Intern Med 125: 448-456, Sep 15, 1996.
Samore M.H., et al.: Clinical and molecular epidemiology of sporadic and clustered cases of nosocomial Clostridium difficile diarrhea. Am J Med 100:32-40,
Jan. 1996.
microfiber
5. Penatalaksanaan Linen
• Cegah terpaparnya mukosa membran dan kontaminasi mikroba terhadap pasien lain
serta lingkunganpakai APD
• Pemisahan linen kotor dan linen terkontaminasi sejak dar ruang rawat atau politidak
ada pemisahan di Laundry
• Linen terkontaminasi cairan tubuh seyogyanya langsung masuk mesin
cuci.Perendaman-disinfeksi harus tertutup
• Penyimpanan linen bersih harus dijaga kebersihan
• Transportasi dengan troley bersih dan kotor terpisah (warna berbeda ? tulisan
identifikasi), tertutup

2-17
6.Penatalaksanaan limbah

Wadah
Kuning:sampah Infeksius
Hitam:non infeksius/ domestik Tahan bocor dan tusukan
Merah:Radioaktif Dibuang setelah terisi
2/3 bagian
Ungu :Cytotoksik

2-18
Penanganan benda tajam
Jangan recapping jarum bekas pakai (kategori IB),
Dilarang mematahkan jarum, melepaskan, membengkokkan jarum bekas pakai.

Gunakan cara yang aman bila memberikan benda tajam

2-20
Luka tusuk jarum
• 300 luka tusuk/100 TT/tahun
21.5% selama tindakan
78.5% setelah tindakan
Recapping
Melepas jarum / scalpel

Di RS harus dibentuk alur bila petugas kesehatan mengalami tertusuk jarum bekas
pakai rawat pasienlapor IPCN SpPK di laboratorium membantu
terlaksananya pemeriksaan sumber pajanan dan petugas,dievaluasi 3 bl,6 bl,bila
perlu 9 bl pasca pajanan

Yunihastuti, et al. Health Care Workers’ Behaviour during HIV Occupational Exposure Reported to Pokdisus AIDS
Jakarta 2004-2006
7. Kesehatan petugas

 Vaksinasi

 MCU teratur terutama petugas yg menangani kasus dengan


penularan melalui airborne

 Penanganan paska pajanan yang memadai (ada alur pajanan,


sebelum 4 jam sudah ditentukan penata laksanaan) petugas
yang dihubungi? Pem Lab,laporan ke? SpPK membantu
terlaksananya pemeriksaan lab untuk evaluasi dan monitoring
3bl,6 bl,9 bl paska pajanan

 Konseling petugas yang sakit ,berapa lama diliburkan? Batasi


kontak langsung dengan pasien
8.Penempatan pasien

 Pasien infeksius di ruang terpisah,beri jarak >1,8 m


 Dapat ditempatkan Kohorting
kewaspadaan sesuai cara transmisi penyebab
infeksi ( kontak,droplet,airborne)

2-23
9.Higiene sal nafas/Etika batuk

Acute Respiratory Diseases Guideline,WHO,2009


Target: pasien,keluarga ,teman pasien dg infeksi sal nafas yg dapat di
transmisikan
1.edukasi pasien,keluarga,pengunjung
2.beri gambar dg bahasa mudah difahami
3.menutup mulut/hidung dg tisu saat batuk,pakai masker
4.cuci tangan setelah kontak dg sekresi sal nafas
5.beri jarak >3 feet bg pasien infeksi sal nafas di R tunggu bila perlu
pakaikan masker
10..Praktek menyuntik yang aman

Cegah KLB akibat


 Pemakaian ulang jarum steril
untuk peralatan suntik IV
beberapa pasien
 jarum pakai ulang obat/cairan
multidose
Penelitian CDC 2006-7 tentang
KLB MRSA pada anak
11.Pencegahan infeksi prosedur LP

 Masker harus dipakai klinisi saat melakukan


lumbal pungsi,anaestesi spinal
/epidural/pasang kateter vena sentral

 Cegah droplet flora orofaring,dapat


menimbulkan meningitis bakterial
Kewaspadaan berbasis transmisi

kontak Droplet

Airborne

Isolasi protektif
terbanyak,
Transmisi tangan petugas,
peralatan pasien,
kontak
mainan anak,
alat diagnostik pasien
Kontak langsung
Kontak tidak langsung

MRSA,VRE,resisten E coli
ISK,diare ec Clostridium
difficile,norovirus,RSV,
Pseudomonas
aeruginosa,Herpes
simplex virus
Permukaan lingkungan dapat
terkontaminasi melalui kontak
dengan tangan pasien atau
petugas,gaun/alat
/saputangan /tissue yang telah
dipakai dan benda yang
Kewaspadaan terkontaminasi cairan tubuh
Transmisi kontak
APD
sarung tangan
gaun
Lepaskan gaun sebelum
meninggalkan ruangan !

Minimalisasi gerak pasien


Kontrol lingkungan:cleaning &
disinfeksi permukaan yang
terkontaminasi
• batuk,bersin dan berbicara
Partikel >5mm,terlalu berat unt melayang
diudara, dapat terbawa sampai <1,8 m dr
sumber
a.Langsung
mencapai membran mukosa atau
Kewaspadaan terhirup
b.Tidak langsung
transmisi droplet droplet jatuh di permukaan benda atau
tangan  ditransmisikan ke membran
mukosa atau makanan.
Cara yg lebih efisien
 APD
masker bedah/medik
sarung tangan
gaun
 Batasi gerak pasien keluar R rawat

 Ruang terpisah,TT berjarak > 1,8m atau

kohorting
RSV,Influenza,H1N1,Adenovirus, Flu burung,
mungkin MERScoV
 Partikel kecil < 5mm mengandung
mikroba melayang/menetap di udara
beberapa jam, ditransfer sebagai
aerosol melalui aliran udara dalam
ruangan /jarak lebih jauh dari 2 m
Mycobacterium  APD
tuberculosis ? masker bedah ( pasien )
respirator partikulat
(N95,petugas )
Kewaspadaan sarung tangan
transmisi airborne gaun
apron ( cairan yg banyak )
 Mycobacterium TB,Campak,Cacar Air,
Aspergillus sp, tindakan yang
menimbulkan aerosol pada suspek TB
Kewaspadaan transmisi airborne
 Penempatan pasien diruang terpisah ( dilengkapi toilet)
 R Isolasi tekanan negatif udara dipompa keluar dg
hepafilter
natural ventilation,ada aliran udara >12x pertukaran
udara/jam
Kewaspadaan Penularan melalui Percikan Dahak Pasien Batuk di Radiologi

Hal – hal yang harus diperhatikan Petugas Radiologi selama menjalankan tindakan :
● Perhatikan apakah pasien yang akan dilakukan tindakan menunjukkan adanya tanda-tanda batuk, kaji kondisi fisik pasien
● Jika ditemukan adanya tanda-tanda batuk, anjurkan pasien untuk menggunakan masker
● Jika pasien batuk dengan sesak nafas, maka pakaikan masker diatas bibir pasien
● Anjurkan pasien menggunakan masker sebelum memasuki ruang tindakan
● Jika pasien menunjukkan tanda-tanda batuk pada saat dilakukan tindakan dan pasien belum sempat menggunakan masker, maka
ada beberapa hal yang harus dilakukan :
a. Bersihkan daerah yang terkena percikan pasien / droplet pasien menggunakan
larutan H2O2 2 %
b. Pembersihan dilakukan segera setelah pasien selesai dilakukan tindakan

Disamping hal – hal tersebut diatas, ikuti selalu KEWASPADAAN STANDARD

STOP
 
PAKAILAH MASKER SEBELUM MEMASUKI RUANGAN
JAGALAH KEBERSIHAN TANGAN SEBELUM MENYENTUH PASIEN DAN SEBELUM KELUAR RUANGAN PASIEN !!!

Anda mungkin juga menyukai