Anda di halaman 1dari 169

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

DENGAN HIPERTENSI DI PANTI GRIYA


LANSIA JANNATI

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

MIS HARIYATI, S.Kep


NIM : C03121065

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2023
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Saya menyatakan bahwa Karya Ilmiah Akhir Ners dengan judul “Analisis
Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Hipertensi di Panti Griya Lansia
Jannati” adalah karya saya dibawah arahan dari komisi pembimbing. Karya
Ilmiah Akhir Ners ini belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun dan bebas dari unsur plagiat. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka
dibagian akhir Karya Ilmiah Akhir Ners ini. Apabila dikemudian hari ditemukan
unsur-unsur plagiat maka saya bersedia menerima sangsi hukuman dari
akademik sesuai ketentuan yang berlaku.

Gorontalo, Maret 2023

MIS HARIYATI, S.Kep


NIM. C03121065

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah AWT,serta rahmat


Shalawat dan salam untuk junjungan besar Nabi Muhammad SAW. Penulis
dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners yang berjudul : “Analisis Asuhan
Keperawatan pada Lansia dengan Hipertensi di Panti Griya Lansia Jannati”
Selama penelitian dan penyelesaian penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners ini,
penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui
kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. H. Abd Kadim Masaong, M.Pd., selaku Rektor Universitas


Muhammadiyah Gorontalo (UMGo).
2. Prof. Dr. Hj. Moon Hidayati Otoluwa, M.Hum., selaku Wakil Rektor I
Bidang Akademik Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
3. Dr. Salahudin Pakaya, M. H., selaku Wakil Rektor II Bidang Administrasi
Umum dan Keuangan Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
4. Apris Tilome, S. Ag, M.Si., Selaku Wakil Rektor III Bidang Riset,
Pengembangan dan Kerja Sama Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
5. Dr. Zuriati Muhamad, SKM.,M.Kes., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan yang telah banyak memberikan arahan dan bantuan selama
penyelesaian penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners.
6. Ns. Andi Akifa Sudirman,S.Kep., M.Kep., selaku Kepala Program Studi
Profesi Ners yang telah membantu memberikan arahan selama
perkuliahan dan dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners.
7. Ns. Harismayanti, S.Kep., M.Kep., selaku Ketua Program studi Ilmu
Keperawatan yang telah banyak memberikan arahan selama perkuliahan.
8. Ns. Hamna Vonny Lasanuddin,S.Kep., M.Kes., selaku Pembimbing I
yang telah memberikan bimbingan dan arahan tentang isi dan
permasalahan dalam penelitian serta memberikan arahan tentang metode
dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners

iv
9. Dr. Ns. Rosmin Ilham, S.Kep., M.M., Selaku Penguji I yang memberikan
bimbingan dan masukan tentang metode dan penyusunan Karya Ilmiah
Akhir Ners.
10. Yasir Hasania, SH., Selaku Penguji II yang memberikan bimbingan dan
masukan tentang metode dan penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners.
11. Dosen/Staf Universitas Muhammadiyah Gorontalo yang telah membantu
dalam memberikan arahan penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners.
12. Orang tua tercinta mama, papa, suami dan saudara-saudara yang telah
banyak memberikan dukungan baik secara emosional maupun materil
selama sejak awal proses perkuliahan sampai dengan tahap akhir
pembuatan Karya Ilmiah Akhir Ners.
13. Rekan-rekan seperjuangan Profesi Ners Reguler Angkatan XIV yang
saling memberikan dukungan dan semangat.
Pencipta memahami bahwa masih banyak kekurangan yang disebabkan
oleh terbatasnya informasi, pengetahuan, dan kapasitas pencipta. Oleh karena
itu, penulis sangat menyukai kontribusi untuk pengembangan dalam Karya Ilmiah
Akhir Ners ini. Semoga artikel ini berharga untuk peneliti, pembaca, tenaga
pendidik dan tenaga kesehatan.

Gorontalo, Maret 2023

Penulis

v
ABSTRAK

MIS HARIYATI. Analisis Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Hipertensi di


Panti Griya Lansia Jannati. Dibimbing oleh Hamna Vonny Lasanuddin.

Latar Belakang : Penyakit yang sering dijumpai pada golongan lansia yang
disebabkan karena kemunduran fungsi kerja pembuluh darah yaitu salah satunya
hipertensi atau tekanan darah tinggi. Pada hasil pengkajian pada bulan
Desember 2022 di Panti Griya Lansia Janati Kota Gorontalo didapatkan masalah
kesehatan yaitu pada hasil wawancara dan pengecekan tekanan darah pada
klien kelolaan didapatkan hasil bahwa Ny. R.K tekanan darah 160/100 mmHg,
untuk Ny. M.S tekanan darah 150/100 mmHg, dan untuk Ny. S.M tekanan darah
180/100 mmHg, diagnosa prioritas yaitu nyeri akut. Diagnosa berdasarkan data-
data didapatkan gangguan mobilitas fisik, sedangankan pada Ny. R.K dan Ny.
S.M terdapat diagnosa penyerta lainnya berdasarkan data – data diantaranta
ansietas. Tujuan Peneliti : Menggambarkan asuhan keperawatan pada lansia
dengan hipertensi secara komprehensif di Panti Griya Lansia Janati. Desain
Penelitian : observasi dan deksriptif, Objek Penelitian : 3 Lansia dengan
hipertensi. Teknik Analisi : Menggunakan teknik wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik, dokumentasi dan menggunakan analisis deksriptif. Hasil :
Evaluasi dari tindakan keperawatan yang sudah dilakukan Ny. R.K, Ny.M.S dan
Ny. S.M mengetahui mengenai memiliki tekananan darah tinggi, belum dapat
membatasi makanan yang tinggi garam, klien dapat mengatasi nyeri dan
ansietas dengan teknik relaksasi nafas dalam serta klien mengetahui cara
melakukan ROM Aktif. Kesimpulan : Nyeri akut dan gangguan mobilitas fisik
pada Klien 1, Klien 2 dan Klien 3 menurun, serta pada Klien 1 dan Klien 3
dengan ansietas menurun.

Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, Hipertensi, Lansia

vi
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... i
PENGESAHAN PEMBIMBING..................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH AKHIR NERS......................... iii
KATA PENGATAR........................................................................................ iv
ABSTRAK .................................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... x
SKEMA.......................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................................ 3
C. Rumusan Masalah............................................................................. 3
D. Tujuan ............................................................................................... 3
1. Tujuan Umum .............................................................................. 3
2. Tujuan Khusus ............................................................................ 3
E. Manfaat ............................................................................................. 3
1. Manfaat Teoritis ........................................................................... 3
2. Manfaat Praktis............................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 5
A. Tinjauan Teoritis ................................................................................ 5
1. Konsep Penyakit.......................................................................... 5
a. Konsep Lansia ....................................................................... 5
b. Konsep Hipertensi ................................................................. 7
2. Konsep Asuhan Keperawatan...................................................... 16
3. Tinjauan Islami ............................................................................ 36
B. Metode Penelitian .............................................................................. 38
1. Desain Penelitian ......................................................................... 38
2. Objek Penelitian .......................................................................... 38
3. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 38
4. Teknik Analisa Data ..................................................................... 39

vii
BAB III GAMBARAN KASUS...................................................................... 40
A. Data Kasus Kelolaan ......................................................................... 40
B. Data Senjang Pada Kasus ................................................................ 76
BAB IV PELAKSANAAN INTERVENSI KEPERAWATAN........................... 79
A. Implementasi Pada Klien 1................................................................. 79
B. Implementasi Pada Klien 2................................................................. 88
C. Implementasi Pada Klien 3................................................................. 94
BAB V PEMBAHASAN................................................................................. 104
A. Analisis dan Diskusi Hasil................................................................... 104
1. Pengkajian ................................................................................... 104
2. Diagnosa Keperawatan................................................................ 106
3. Perencanaan Tindakan Keperawatan........................................... 109
4. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan........................................... 111
5. Evaluasi ....................................................................................... 112
B. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 113
BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 114
A. Kesimpulan ....................................................................................... 114
B. Saran................................................................................................. 114
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 116
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... 119

viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Dewasa................................................. 8
Tabel 2. Perencanaan Tindakan Intervensi .................................................. 35
Tabel 3. Indentitas Diri Klien ......................................................................... 40
Tabel 4. Keluarga atau Orang lain yang Penting / Dekat yang dapat
Dihubungi........................................................................................ 40
Tabel 5. Aktifitas Rekreasi ............................................................................ 41
Tabel 6. Riwayat Keluarga ............................................................................ 41
Tabel 7. Nutrisi ............................................................................................. 42
Tabel 8. Eliminasi ......................................................................................... 43
Tabel 9. Personal Hygiene ........................................................................... 44
Tabel 10. Status Kesehatan Saat Ini ............................................................ 45
Tabel 11. Riwayat Kesehatan Masa Lalu ..................................................... 47
Tabel 12. Pengkajian / Pemeriksaan Fisik .................................................... 48
Tabel 13. Lingkungan Tempat Tinggal ......................................................... 50
Tabel 14. Psikologis ..................................................................................... 52
Tabel 15. Sosial Ekonomi ............................................................................. 54
Tabel 16. Spritual ......................................................................................... 56
Tabel 17. Pengkajian Fungsional Klien ......................................................... 56
Tebel 18. Indetifikasi Tingkat Kerusakan Intelektual dengan Menggunakan
Short Portablet Mental Status Quesiomer (SPMSQ) ..................... 57
Tabel 19. Identifikasi Data ............................................................................ 57
Tabel 20. Klasifikasi/pengelompokan Data Berdasarkan Gangguan Sistem 59
Tabel 21. Daftar Masalah Keperawatan ....................................................... 65
Tabel 22. Rencana Tindakan Keperawatan Pada Klien 1 ............................. 65
Tabel 23. Rencana Tindakan Keperawatan Pada Klien 2 ............................. 69
Tabel 24. Rencana Tindakan Keperawatan Pada Klien 3 ............................. 71
Tabel 25. Data Senjang Pada Kasus ............................................................ 75
Tabel 26. Implementasi Pada Klien 1 ( Ny. R.K ) .......................................... 78
Tabel 27. Implementasi Pada Klien 2 ( Ny. M.S ) ......................................... 87
Tabel 28. Implementasi Pada Klien 3 ( Ny. S.M ) ......................................... 93

ix
DAFTAR SKEMA
Skema 1. Patway Hipertensi ......................................................................... 20
Skema 2. Patway Hipertensi Klien 1 ............................................................. 62
Skema 3. Patway Hipertensi Klien 2 ............................................................. 63
Skema 2. Patway Hipertensi Klien 3 ............................................................. 64

x
DAFTAR LAMPIRAN
Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................................. 120
Satuan Acara Penyuluhan dan Leaflet Terkait Hipertensi ............................. 121
Satuan Acara Penyuluhan dan Leaflet Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Terhadap Klien dengan Kecemasan ............................................................. 135
Satuan Acara Penyuluhan dan Leaflet Range Of Motion (ROM) ................. 145

xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses penuaan merupakan sebuah proses yang panjang dan terus
menerus dimulai dari kelahiran sampai pada kematian. Proses ini terus
berlangsung karena adanya perkembangan di dalam tubuh dan
bertambahnya dewasa seseorang. Komposisi masyarakat yang mengalami
penuaan terus bertambah dengan cepatnya di seluruh dunia baik pada
Negara berkategori maju maupun Negara yang masih dalam proses
perkembangan. Hal tersebut merupakan akibat dari fertilitas dan mortalitas
yang menurun serta terjadinya angka harapan hidup yang meningkat, pada
akhirnya struktur penduduk akan mengalami perubahan secara total
(Nugroho & Wibowo, 2019).
Lanjut usia mengalami proses penuaan anatomi, fisiologis dan biokimia
pada jaringan organ yang dapat mempengaruhi keadaan fungsi dan
kemampuan tubuh secara keseluruhan. Pada lanjut usia terjadi kemunduran
fungsi tubuh dimana salah satunya adalah kemunduran fungsi kerja
pembuluh darah. Penyakit yang sering dijumpai pada golongan lansia yang
disebabkan karena kemunduran fungsi kerja pembuluh darah yaitu salah
satunya hipertensi atau tekanan darah tinggi (Mulyani, 2019).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik yang menetap
yaitu 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau
lebih berdasarkan pemeriksaan minimal tiga kali dalam waktu yang berbeda
(Imelda, 2018). Di Indonesia, berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi
hipertensi di Indonesia sebesar 34,1% dimana mengalami kenaikan dari
angka sebelumnya di tahun 2013 yaitu sebanyak 25,8%. Berdasarkan
laporan departemen kesehatan Republik Indonesia kasus tertinggi hipertensi
adalah Provinsi Sulawesi Utara dengan presentasi sebanyak 13,2%. Provinsi
Gorontalo menjadi Provinsi dengan penderita hipertensi berada di urutan ke-
6 di Indonesia (Hidayat et al., 2021)
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
menunjukkan bahwa pravelensi hipertensi pada lansia di Provinsi Gorontalo
tahun 2020 di dapatkan jumlah data penderita hipertensi 23.684 jiwa, dengan
jumlah tertinggi pada Kota Gorontalo 12.263 jiwa, dilanjutkan dengan
Kabupaten Gorontalo 4.225 jiwa, Kabupaten Gorontalo Utara 2.808 jiwa,
Kabupaten Bone Bolango 2.186 jiwa, Kabupaten Boalemo 1.362 jiwa, dan
yang paling terendah Kabupaten Pohuwato 840 jiwa.
Adapun penyebab yang mempengaruhi tekanan darah pada lanjut usia
adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, aktivitas fisik, faktor genetik
(keturunan), asupan makan, kebiasaan merokok, dan stres. Beberapa faktor
resiko yang dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi yaitu usia
lanjut dan adanya riwayat tekanan darah tinggi dalam keluarga, obesitas,
kadar garam tinggi, dan kebiasaan hidup seperti merokok dan minuman
beralkohol. Selain itu juga terdapat faktor-faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya tekanan darah tinggi yaitu kelebihan berat badan yang diikuti
dengan kurangnya berolahraga, serta mengonsumsi makanan yang berlemak
dan berkadar garam tinggi. (Akbar et al., 2020).
Masalah keperawatan yang dapat terjadi pada lansia di Panti Griya
Lansia Jannati berdasarkan SDKI masalah keperawatan yang dapat terjadi
pada pasien dengan hipertensi adalah nyeri akut, risiko perfusi perifer tidak
efektif, risiko penurunan curah jantung, ansietas, intoleransi aktifitas, risiko
jatuh, defisit pengetahuan .
Menurut studi pendahuluan saat praktik Mahasiswa Profesi Ners
Universitas Muhammadiyah Gorontalo di Panti Griya Lansia Jannati pada
bulan Desember tahun 2022 terdapat 23 orang lansia dimana 16 perempuan
(69.6%), 7 laki – laki (30.4%) dengan usia lebih dari 60-90 tahun.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan 6 lansia (26.1%) dengan
hipertensi, dengan tidak adanya penerapan asuhan keperawatan pada lansia
dan pada saat dilakukan pengkajian pada lansia terdapat 3 lansia mengeluh
nyeri pada bagian tengkuk dan bagian belakang kepala lebih dari 24 jam
dalam sebulan terakhir.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk membuat
Karya Ilmiah Akhir Ners dengan judul “Analisis Asuhan Keperawatan pada
Lansia dengan Hipertensi di Panti Griya Lansia Jannati” dengan
pertimbangan banyaknya jumlah penderita hipertensi di Panti Griya Lansia
Jannati serta komplikasi-komplikasi yang timbul apabila hipertensi tidak
ditangani dengan tepat.

2
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, dapat diidentifikasi permasalahan pada
penelitian sebagai berikut :
1. Dari hasil wawancara dari 23 lansia di Panti Griya Lansia Jannati
terdapat 6 lansia (26.1%) dengan hipertensi berupa tidak adanya
penerapan asuhan keperawatan pada lansia
2. Pada saat dilakukan pengkajian pada lansia terdapat 2 lansia
mengeluh nyeri pada bagian tengkuk dan bagian belakang kepala lebih
dari 24 jam dalam sebulan terakhir serta komplikasi-komplikasi yang
timbul apabila hipertensi tidak ditangani dengan tepat.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraiaan dalam latar belakang masalah di atas, maka
dapat dirumuskan masalah penelitian adalah sebagai berikut bagaimana
asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi di Panti Griya Lansia
Jannati.

D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dilaksanakan penerapan asuhan keperawatan pada lansia
dengan hipertensi secara komprehensif di Panti Griya Lansia Janati.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada lansia dengan hipertensi
b. Merumuskan diagnose keperawatan pada lansia dengan hipertensi
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada lansia dengan
hipertensi
d. Melakukan tindakan keperawatan pada lansia dengan hipertensi
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada lansia dengan hipertensi sesuai
dengan rencana keperawatan
E. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat dijadikan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu dan
kualitas pelayanan baik dalam keperawatan.

3
2. Manfaat Praktis
1. Peneliti
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Profesi Ners pada
jurusan keperawatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
2. Institusi Pendidikan
Sebagai bahan wacana untuk peneliti selanjutnya yang akan
meneliti terkait Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan
Hipertensi.
3. Penelitian Selanjutnya
Diharapkan dapat menambah wawasan serta pengetahuan peneliti
mengenai pentingnya mengetahui Asuhan Keperawatan pada
Lansia dengan Hipertensi.
4. Bagi Panti
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk
mengadakan tenaga kesehatan yang menetap di Panti Griya
Lansia Janati untuk dapat memberikan mutu pelayanan asuhan
keperawatan yang professional pada lansia dengan hipertensi.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Konsep Penyakit
a. Konsep Lansia
1) Definisi Lansia
Lansia atau menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa
dan tua. Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis, maupun
psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran,
misalnya kemunduran fisik, yang ditandai dengan kulit yang
mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang
jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat dan figur tubuh
yang tidak proporsional (Nasrullah, 2016).
2) Batasan Lansia
Kelompok lansia sering dibagi menjadi beberapa kategori.
Berdasarkan beberapa sumber berikut dibawah ini, ditentukan
karakteristik lansia beserta batasan usia. Batasan usia di bawah ini
hanya sebagai pedoman untuk populasi menua. Batasan lansia
menurut (Sitanggang et al., 2021) terbagi menjadi tiga, sebagai berikut:
a) Usia 65-74 tahun disebut lansia muda
b) Usia 75-84 tahun disebut lansia menengah
c) Usia 85 keatas disebut lansia tua dan sangat tua
Menurut (Adriani et al., 2021) batasan lansia terbagi menjadi
empat, sebagai berikut :
a) Usia pertengahan (Young old) usia 60-69 tahun
b) Lanjut Usia (Middle age old) usia 70-79 tahun
c) Lanjut Usia (Old-old) usia 80-89 tahun
d) Lansia sangat tua (Very old-old) usia 90 tahun ke atas

5
3) Klasifikasi Lansia
Menurut (Riskesdas, 2018) mengklasifikasi lansia dalam kategori
berikut :
a) Pralansia (prasenilis), seseorang yang berada pada usia antara
45-59 tahun
b) Lansia, seseorang yang berusia 60 tahun lebih
c) Lansia yang beresiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun
atau lebih atau seseorang lansia yang berusia 60 tahun atau lebih
yang memiliki masalah kesehatan
d) Lansia potensial, lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan
atau melakukan kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa
e) Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya atau tidak bisa
mencari nafkah sehingga dalam kehidupannya bergantung pada
orang lain
4) Kebutuhan Dasr Lansia
Kebutuhan lanjut usia adalah kebutuhan manusia pada
umumnya, yaitu kebutuhan makan, perlindungan makan,
perlindungan perawatan, kesehatan dan kebutuhan sosial dalam
mengadakan hubunagan dengan orang lain, hubungan antar pribadi
dalam keluarga, teman-teman sebaya dan hubungan dengan
organisasi-organisasi sosial, menurut (Mulyani, 2019) kebutuhan
lanjut usia sebagai berikut :
a) Kebutuhan utama, yaitu :
1) Kebutuhan fisiologi/biologis seperti, makanan yang bergizi,
seksual, pakaian, perumahan/tempat berteduh
2) Kebutuhan ekonomi berupa penghasilan yang memadai
3) Kebutuhan kesehatan fisik, mental, perawatan pengobatan
4) Kebutuhan psikologis, berupa kasih sayang adanya tanggapan
dari orang lain, ketentraman, merasa berguna, memilki jati
diri, serta status yang jelas
5) Kebutuhan sosial berupa peranan dalam hubungan-
hubungan dengan orang lain, hubungan pribadi dalam
keluarga, teman-teman dan organisasi sosial

6
b) Kebutuhan sekunder, yaitu :
1) Kebutuhan dalam melakukan aktivitas
2) Kebutuhan dalam mengisi waktu luang/rekreasi
3) Kebutuhan yang bersifat kebudayaan, seperti informai dan
pengetahuan
4) Kebutuhan yang bersifat politis, yaitu meliputi status,
perlindungan hukum, partisipasi dan keterlibatan dalam
kegiatan di masyarakat dan Negara atau pemerintah
5) Kebutuhan yang bersifat keagamaan/spiritual, seperti
memahami makna akan keberadaan diri sendiri di dunia dan
memahami hal-hal yang tidak diketahui/ diluar kehidupan
termasuk kematian.
5) Hipertensi Pada Lansia
Pada usia lanjut, hipertensi terutama ditemukan hanya berupa
kenaikan tekanan sistolik. Sedangkan menurut (Akbar et al., 2020)
kenaikan tekanan diastolik tekanan yang lebih tepat dipakai dalam
menentukan ada tidaknya hipertensi. Tingginya hipertensi sejalan
dengan bertambahnya umur yang disebabkan oleh perubahan
struktur pada pembuluh darah besar sehingga lumen menjadi lebih
sempit dan dinding pembuluh darah kaku, sebagai peningkatan
pembuluh darah sistolik.
b. Konsep Hipertensi
1) Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik
140 mmHg atau lebih dan tekanan diatolik 120 mmHg. Hipertensi
dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten, di mana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada
populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160
mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Batasan tekanan darah
normal orang dewasa adalah maksimum 140/90 mmHg. Apabila
tekanan darah seseorang di atas angka tersebut pada beberapa kali
pengukuran di waktu yang berbeda, orang tersebut bisa dikatakan

7
menderita hipertensi. Penderita hipertensi memiliki resiko lebih besar
untuk mendapatkan serangan jantung dan stroke (Ibrahim, 2017)
2) Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi berdasarkan nilai sistolik dan diastolic.
Menurut (Kurnia, 2020) hipertensi diklasifikasikan menjadi :
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Dewasa

Klasifikasi Tekanan Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Darah
Normal < 120 ≤ 80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi Tahap 1 140-159 90-99
Hipertensi Tahap 2 ≥ 160 ≥100

3) Etiologi Hipertensi
Penyebab hipertensi pada lanjut usia dikarenakan terjadinya
perubahan- perubahan pada; elastisitas dinding aorta menurun, katup
jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa
darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, sehingga
kontraksi dan volumenya pun ikut menurun, kehilangan elastisitas
pembuluh darah karena kurang efektifitas pembuluh darah perifer
untuk oksigen, meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
(Andrianto, 2022).
Meskipun hipertensi primer belum diketahui pasti penyebabnya,
namun beberapa data penelitian telah menemukan beberapa faktor
yang sering menyebabkan hipertensi, yaitu:
a) Faktor Keturunan: Jika seseorang memiliki orang-tua atau
saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan
ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik
menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi
pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah
penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan
untuk masalah tekanan darah tinggi. Faktor genetik tampaknya

8
bersifat mulifaktorial akibat defek pada beberapa gen yang
berperan pada pengaturan tekanan darah.
b) Ciri Perseorangan: Usia; penelitian menunjukkan bahwa seraya
usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat.
Anda tidak dapat mengharapkan bahwa tekanan darah anda saat
muda akan sama ketika anda bertambah tua. Namun anda
dapat mengendalikan agar jangan melewati batas atas yang
normal. Jenis kelamin; laki - laki lebih mudah terkena hipertensi
dari pada perempuan. Ras; ras kulit hitam lebih banyak terkena
hipertensi daripada ras kulit putih.
c) Kebiasaan Hidup: Konsumsi garam tinggi (lebih dari 30 gram);
garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada
beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita
hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang
berkulit hitam. Makan berlebihan (kegemukan); orang yang
memiliki berat badan di atas 30 persen berat badan ideal,
memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah
tinggi. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda, dapat
menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh
darah.

Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan


akibatnya tekanan darah akan meningkat. Stres; stres dan kondisi
emosi yang tidak stabil juga dapat memicu tekanan darah tinggi.
Merokok; merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi
tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes,
serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang
terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan
kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-
penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah. Alkohol;
konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan tekanan
darah tinggi. Minum obat - obatan ( aphidrine, prednison, epinefrin).
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah; lesi pada arteri
renalis, displasia fibrovaskular, kerusakan ginjal/kelainan ginjal,

9
kelainan endokrin, kerusakan saraf, sleep-apnea, drug - induced
atau drug-related hypertension, penyakit ginjal kronik, aldosteronisme
primer, penyakit renovaskular, terapi steroid jangka lama dan
sindrom Cushing, feokromositoma (Mulyani, 2019),

4) Manifestasi Klinis Hipertensi


Tanda dan gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh
dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan
pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur (Andrianto, 2022).
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang
mencari pertolongan medis. Beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu :
a) Mengeluh sakit kepala, pusing
b) Lemas, kelelahan
c) Sesak nafas
d) Gelisah
e) Mual
f) Muntah
g) Epitaksis
h) Kesadaran menurun
Menurut (Kurnia, 2020) menyebutkan bahwa sebagian besar
gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa
nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah,
akibat peningkatan tekanan darah intracranial. Pada pemeriksaan fisik
tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi
dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan,
eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada
kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus). Gejala lain
yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka
merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba,
tengkuk terasa pegal dan lain-lain.

10
5) Patofisologi Hipertensi
Menurut (Mulyani, 2019), menjelaskan patofisiologi hipertensi
terdapat pada, mekanisme yang mengatur atau mengontrol kontriksi
dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasonator. Pada
medula otak, dari pusat vasomotor inilah bermula jaras saraf simpatis,
yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna,
medula spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan
pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
neuron pre ganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang
serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriksi. Individu dengan
hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meski tidak diketahui
dengan jelas mengapa bisa terjadi hal tersebut.
Pada saat yang bersamaan, sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal
juga terangsang. Hal ini mengakibatkan tambahan aktifitas
vasokontriksi. Medula adrenal mensekresi epinefrin yang
menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan
steroid lainnya untuk memperkuat respon vasokontriktor pembuluh
darah. Vasokontriksi mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal dan
memicu pelepasan renin. Pelepasan renin inilah yang merangsang
pembentukan angiotensin I yang akan diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokontriktor kuat yang nantinya akan merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon aldosteron ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, sehingga terjadi
peningkatan volume intra vaskular. Semua faktor ini dapat mencetus
terjadinya hipertensi (Andrianto, 2022).
Pada keadaan gerontologis dengan perubahan struktural dan
fungsional system pembuluh perifer bertanggung jawab terhadap
perubahan tekanan darah usia lanjut. Perubahan itu antara lain
aterosklerosis hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah. Akibatnya akan mengurangi

11
kemampuan aorta dan arteri besar dalam mengakomodasi volume
darah yang dipompa oleh jantung (volume secukupnya) dan curah
jantung pun ikut menurun, sedangkan tahanan perifer meningkat
(Putra et al., 2022).
6) Pemeriksaan Diagnostik Hipertensi
a) Pemeriksaan Laboratorium; Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari
sel-sel terhadap volume cairan(viskositas) dan dapat
mengindikasikan faktor resiko seperti: hipokoagulabilitas, anemia.
BUN/ kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/fungsi
ginjal. Glukosa: Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi)
dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin. Urinalisa:
darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan ada
DM.
b) CT Scan: mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c) EKG: dapat menunjukan pola regangan, di mana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
d) IU: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: batu ginjal,
perbaikan ginjal.
e) Poto dada: menunjukkan destruksi kalsifikasi pada area katup,
pembesaran jantung (Ibrahim, 2017)
7) Komplikasi Hipertensi
a) Stroke
Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan darah tinggi di
otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak
otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada
hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak
mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah ke
daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang. Arteri-arteri otak
yang mengalami aterosklerosis dapat menjadi lemah, sehingga
meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma. Gejala
terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti orang
bingung, limbung atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah
satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakan (misalnya

12
wajah, mulut, atau lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara secara
jelas) serta tidak sadarkan diri secara mendadak (Andrianto, 2022).

b) Infark miokard
Infark miokard dapat terjadi apabila arteri coroner yang
arteroklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium
atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah
melalui pembuluh darah tersebut. Hipertensi kronik dan hipertensi
ventrikel, maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak
dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang
menyebabkan infark. Demikian juga hipertropi ventrikel dapat
menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran listrik melintasi
ventrikel sehingga terjadi distritmia, hipoksia jantung, dan
peningkatan resiko pembentukan bekuan (Putra et al., 2022) .
c) Gagal ginjal
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat
tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Dengan
rusaknya membrane glomerulus, darah akan mengalir ke unit-unit
fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut
menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya membrane
glomerulus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan
osmotic koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering
dijumpai pada hipertensi kronik (Kurnia, 2020).
d) Gagal jantung
Tekanan darah yang terlalu tinggi memaksa otot jantung
bekerja lebih berat untuk memompa darah yang menyebabkan
pembesaran otot jantung kiri sehingga jantung mengalami gagal
fungsi. Pembesaran pada otot jantung kiri disebabkan kerja keras
jantung untuk memompa darah (Andrianto, 2022).
e) Kerusakan pada Mata
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
kerusakan pembuluh darah dan saraf pada mata (Kurnia, 2020).
8) Penatalaksanaan Hipertensi

13
Tujuan terapi antihipertensi adalah pengurangan morbiditas dan
mortalitas penyakit kardiovaskular dan ginjal. Karena sebagian besar
pasien dengan hipertensi, terutama yang berumur sedikitnya 50 tahun,
mendapatkan tekanan darah diastolik yang normal bila tekanan
sisitolik normal dapat diwujudkan, maka tujuan utama terapi hipertensi
adalah mempertahankan tekanan sistolik dalam batas normal.
Mempertahankan tekanan darah sistolik dan diastolik kurang dari
140/90 mmHg berhubungan dengan menurunnya komplikasi penyakit
kardiovaskular. Pada pasien dengan hipertensi yang disertai diabetes
dan penyakit ginjal, target tekanan darahnya adalah 130/80 mmHg.
Penatalaksanaan medis menurut (Putra et al., 2022), yaitu:
a) Penatalaksanaan Non Farmakologis: adopsis gaya hidup sehat oleh
semua individu penting dalam pencegahan meningkatnya tekanan
darah dan bagian yang tidak terpisahkan dari terapi pasien dengan
hipertensi. Terdapat banyak pilihan terapi non-farmakologis dalam
menangani hipertensi pada lansia, terutama bagi mereka dengan
peningkatan tekanan darah yang ringan. Bukti saat ini menunjukkan
bahwa perubahan gaya hidup cukup efektif dalam menangani
hipertensi ringan pada lansia. Beberapa cara berikut membantu
menurunkan tekanan darah pada lansia: mengurangi berat badan
yang berlebihan, mengurangi atau bahkan menghentikan konsumsi
alkohol, mengurangi intake garam pada makanan, dan melakukan
olah raga ringan secara teratur. Cara lain yang secara independen
mengurangi resiko penyakit arteri terutama adalah berhenti
merokok. Pada pasien dengan hipertensi ringan sampai sedang
(tekanan diastolik 90-105 mmHg dan atau sistolik 160-180mmHg)
terapi non- farmakologi dapat dicoba selama 3 sampai 6 bulan
sebelum mempertimbangkan pemberian terapi farmakologis. Pada
hipertensi berat, perubahan gaya hidup dan terapi farmakologi
harus dijalani secara bersama-sama. Pola makan makanan tinggi
kalium dan kalsium serta rendah natrium juga merupakan metode
terapi non- farmakologis pada lansia penderita hipertensi ringan.
b) Penatalaksanaan Farmakologis: secara garis besar terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau

14
pemilihan obat anti hipertensi yaitu: mempunyai efektivitas yang
tinggi, mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau
minimal, memungkinkan penggunaan obat secara oral, tidak
menimbulkan intoleransi, harga obat relatif murah sehingga
terjangkau oleh klien, dan memungkinkan penggunaan jangka
panjang. Saat ini, pemberian terapi farmakologis menunjukkan
penurunan morbiditas dan mortalitas pada lansia penderita
hipertensi. Berdasarkan penelitian terbaru pada obat- obat
antihipertensi yang tersedia sekarang ini angiotensin converting
enzyme inhibitor (ACE inhibitor), angiotensin-receptor blocker
(ARBs), calcium channel blocker, diuretik tipe Tiazid, beta-blocker,
semua menurunkan komplikasi penyakit hipertensi.

Diuretik tiazid merupakan terapi dasar antihipertensi pada sebagian


besar penelitian. Pada penelitian-penelitian tersebut, termasuk
Antihypertensive And Lipid Lowering Treatment To Prevent Heart Attack
Trial, diuretik lebih baik dalam mencegah komplikasi kardiovaskular
akibat penyakit hipertensi. Pengecualian datang dari Australian
National Blood Pressure Trial, yang melaporkan hasil yang sedikit lebih
baik pada pria kulit putih yang memulai terapi hipertensi dengan ACE
inhibitor dari pada mereka yang memulai dengan diuretik. Diuretik
menambah keampuhan obat-obat hipertensi, berguna untuk mengontrol
tekanan darah dan lebih terjangkau dari pada obat-obat antihipertensi
lain. Diuretik seharusnya dipakai sebagai pengobatan awal terapi
hipertensi untuk semua pasien, baik secara sendiri maupun kombinasi
dengan 1 dari golongan obat antihipertensi lain (ACE inhibitor, ARBs,
β- Blocker, CCB), karena memberikan manfaat pada beberapa
penelitian. Namun jika obat ini tidak ditoleransi secara baik atau
merupakan kontraindikasi, sedangkan obat dari golongan lain tidak,
maka pemberian obat dari golongan lain tersebut harus dilakukan
(Imelda, 2018).
9) Prognosis
Usia, ras, jenis kelamin, kebiasaan mengkonsumsi alkohol,
hiperkolesterolemia, intoleransi glukosa dan berat badan, semuanya

15
mempengaruhi prognosis dari penyakit hipertensi esensial pada lansia.
Semakin muda seseorang terdiagnosis hipertensi pertama kali, maka
semakin buruk perjalanan penyakitnya apalagi bila tidak ditangani. Di
Amerika Serikat, ras kulit hitam mempunyai angka morbiditas dan
mortalitas empat kali lebih besar dari pada ras kulit putih. Prevalensi
hipertensi pada wanita pre-menopause tampaknya lebih sedikit dari
pada laki-laki dan wanita yang telah menopause. Adanya faktor resiko
independen (seperti hiperkolesterolemia, intoleransi glukosa dan
kebiasaan merokok) yang mempercepat proses aterosklerosis
meningkatkan angka mortalitas hipertensi dengan tidak
memperhatikan usia, ras dan jenis kelamin (Ibrahim, 2017).

2. Konsep Dasar Keperawatan


a. Pengkajian
1) Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis
yangbertujuan untuk menentukan status kesehatan dan fungsional
pada saat ini danwaktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola
respon pasien saat ini danwaktu sebelumnya. Pada tahap ini,
perawat wajibmelakukan pengkajian atas permasalahan yang ada.
Yaitu tahapan di manaseorang perawat harus menggali informasi
secara terus menerus dari pasienmaupun anggota keluarga yang
dibina. Diperlukan metode yang tepat bagi perawat untuk
mendapatkan datapengkajian yang akurat dan sesuai dengan
keadaan keluarga. Salah satu metodeialah perawat menggunakan
bahasa ibu (yang digunakan setiap hari) ataubahasa daerah. Hal ini
akan menghilangkan sesuatu yang terlalu formal dankaku sehingga
dapat terjadi kedekatan antara keluarga dan perawat (Bararah &
Mohammad, 2017).
2) Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dari pasien, keluarga, orang terdekat,
masyarakat,dan rekan. Pasien adalah sumber informasi primer,
sumber data yang asli. Sumber informasi sekunder terdiri dari data
yang sudah ada atau dari orang lain selain pasien. Sumber-sumber

16
sekunder meliputi catatan kesehatan pasien, laporan hasil
laboratorium dan anggota tim kesehatan. Setelah dilakukan
pengumpulan data, maka akan mendapatkan data yang diinginkan.
Terdapat dua tipe data pada saat pengkajian yaitu data subjektif dan
data objektif. Data subjektif adalah data yang didapatkan dari pasien
sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian.
Informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh perawat secara
independen, tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi (Suratun,
2018).
Data subjektif sering didapatkan dari riwayat keperawatan
termasuk persepsi pasien, perasaan, dan ide tentang status
kesehatannya. Informasi yang diberikan sumber lainnya, misalnya
dari keluarga, konsultan, dan tenaga kesehatan lainnya juga dapat
sebagai data subjektif jika didasarkan pada pendapat pasien.
Sedangkan data objektif adalah data yang diobservasi dan diukur.
Informasi tersebut biasanya diperoleh melalui “sense”: 2S (sight atau
pengelihatan dan smell atau penciuman) dan HT (hearing atau
pendengaran dan touch atau taste) selama pemeriksaan fisik.
Menurut (Suratun, 2018) pengumpulan data tersebut meliputi sebagai
berikut :
a) Anamnesis
Pengkajian dengan melakukan anamnesis atau wawancara
untuk menggali masalah keperawatan lainnya yang dilaksanakan
perawat adalah mengkaji riwayat kesehatan pasien. Dalam
wawancara awal, perawat berusaha memperoleh gambaran
umum status kesehatan pasien. Perawat memperoleh data
subjektif dari pasien mengenai awitan masalahnya dan bagimana
penangan yang sudah dilakukan. Persepsi dan harapan pasien
sehubungan dengan masalah kesehatan dapat memengaruhi
perbaikan kesehatan.
b) Keluhan Utama
Pengkajian anamnesis keluhan utama didapat dengan
menanyakan tentang gangguan terpenting yang dirasakan pasien
sampai perlu pertolongan.

17
c) Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan termasuk alasan untuk mencari
perawatan kesehatan dan pengkajian riwayat kesehatan masa
lampau dan saat ini.

(1) Riwayat kesehatan saat ini


Riwayat penyakit sekarang merupakan serangkaian wawancara
yang dilakukan perawat untuk menggali permasalah pasien dari
timbulnya keluhan utama pada saat pengkajian, pengkajian
riwayat kesehatan sekarang seperti menanyakan tentang
perjalanan sejak timbul keluhan hingga pasien meminta
pertolongan.
(2) Riwayat kesehatan dahulu
Perawat menanyakan tentang penyakit-penyakit yang pernah
dialami sebelumnya. Hal-hal yang perlu dikaji meliputi:
Pengobatan yang lalu dan riwayat alergi.
(3) Riwayat keluarga.
Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami
oleh keluarga. Apabila ada anggota keluarga yang meninggal,
maka penyebab kematian juga ditanyakan. Hal ini ditanyakan
karena banyak penyakit menurun dalam keluarga.
(4) Riwayat pekerjaan dan kebiasaan.
Perawat menanyakan situasi tempat bekerja dan lingkungannya.
Seperti kebiasaan sosial dan kebiasaan yang memengaruhi
kesehatan.
(5) Status perkawinan dan kondisi kehidupan.
Tanyakan mengenai status perkawinan pasien dan tanyakan
dengan hati-hati menganai kepuasan dari kehidupannya yang
sekarang. Tanyakan mengenai kondisi kesehatan pasangannya
dan setiap anak-anaknya.
3) Pemeriksaan fisik.
a) Keadaan umum :
(1) Tingkat kesadaran
(2) GCS

18
(3) TTV
b) Peningkatan penginderaan
(1)Sistem integument
Kulit tampak merah atau keunguan, kencang, licin, serta teraba
hangat
(2)Sistem penginderaan
Mata : Kaji penglihatan, bentuk, visus, warna sklera, gerakan
bola mata
Hidung : Kaji bentuk hidung, terdapat gangguan penciuman atau
tidak
Telinga : Kaji pendengaran, terdapat gangguan pendengaran
atau tidak, biasanya terdapat tofi pada telinga
(3)Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : Apakah ada pembesaran vena jugularis
Palpasi : Kaji frekuensi nadi (takhikardi)
Auskultasi : Apakah suara jantung normal S1 + S2 tunggal /
ada suara tambahan
(4)Sistem penceranaan
Inspeksi : Kaji bentuk abdomen, ada tidaknya pembesaran pada
abdomen
Palpasi : Apakah ada nyeri tekan pada abdomen
Perkusi : Apakah kembung / tidak
Auskultasi : Apakah ada peningkatan bising usus
(5)Sistem muskuluskeletal
Biasanya terjadi pembengkakan yang mendadak (pada ibu jari)
dan nyeri yang luar biasa serta juga dapat terbentuk kristal di
sendi-sendi perifer, deformitas (pembesaran sendi)
(6)Sistem perkemihan
Hampir 20% penderita gout memiliki batu ginjal

19
b. Penyimpangan KDM

Umur Jenis Kelamin Gaya Hidup Obesitas

Elastisitas , arteriosklerosis

Hipertensi

Kerusakan Vaskuler Pembuluh Darah


Perubahan Status
Perubahan Struktur Kesehatan

Penyumbatan Pembuluh Darah


Ansietas
Vasokonstriksi

Gangguan Sirkulasi

Otak Pembuluh Darah Retina

Spasme Arteriole
Resistensi Suplai O2 Otak Sistemik Koroner
Pembuluh Darah Menurun
Otak Diplopia
Vasokonstriks Iskemi
Sinko Miocard
p Aflerload Risiko Jatuh
Nyeri Akut
Meningkat
Nyeri Akut
Risiko Perfusi
Perifer Tidak Efektif Serangan Berulang
Gangguan
Pola Tidur Tidak Mengikuti Program Diet
Risiko Penurunan Fatique
Curah Jantung Tidak Mengikuti Anjuran Yang
Diberikan
Gangguan
Mobilitas Fisik
Ketidakpatuhan
Skema 1. Patway Hipertensi

20
Sumber : (Sari, 2020) dan dengan menggunakan Standar Diagnos
Keperawatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

c. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
ditandai dengan mengeluh nyeri.
2) Risiko penurunan curah jantung ditandai dengan faktor resiko
3) Risiko gangguan perfusi cerebral ditandai dengan faktor resiko
4) Ketidakpatuhan berhubungan dengan program terapi kompleks
5) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan
kekuatan otot ditandai dengan kekuatan otot menurun
6) Risiko jatuh ditandai dengan penggunaan alat bantu berjalan,
lingkungan tidak aman
7) Ansietas berhubungan dengan krisis situasional ditandai dengan
merasa bingung, tampak gelisah
8) Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan
ditandai dengan mengeluh sulit tidur

Sumber : (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

21
22
d. Rencana Tindakan Intervensi

No Diagnosa Keperawatan Standar Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan


1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri
Kategori : psikologis selama 3x5 jam maka diharapkan Tingkat Observasi
Subkategori : nyeri dan nyeri menurun dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi
kenyamanan 1. Keluhan neri menurun frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Definisi : pengalaman sensori 2. Meringis menurun 2. Identifikasi skala nyeri
atau emosional yang berkaitan 3. Sikap protektif menurun 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
dengan kerusakan jaringan aktual 4. Gelisah menurun 4. Identifikasi faktor yang memperberat
atau fungsional dengan onset 5. Kesulitan tidur menurrun & memperingan nyeri
mendadak atau lambat dan 6. Menarik diri meenurun 5. Identifikasi pengetahuan & keyakinan
berintensitas ringan hingga berat 7. Berfokus pada diri sendiri tentang nyeri
yang berlangsung kurang dari 3 menurun 6. Identifikasi pengaaruh budaya
bulan 8. Diaforesis meenurun terhadap respon nyeri
Penyebab : 9. Perasaan deepresi menurun 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada
1. Agen pencedera fisiologis 10. Perasaan takut mengalami cedera kualitas hidup
(misal inflamasi iskemia dan berulang meenurun 8. Monitor keberhasilan terapi
neoplasma) 11. Anoreksia menurun komplomenter yang sudah diberikan
2. Agen pencedera kimiawi (misal 12. Frekuensi nadi membaik 9. Monitor efek samping pengguna
terbakar ,bahan kimia iritan) 13. Tekanan darah membaik analgetik
3. Agen pencedera fisik (misalnya 14. Prosees berpikir membaik Terapeutik
abses,amputasi,terbakar,terpoton 15. Fokus membaik 10. Berikan teknik non farmakologis untuk
g, mengangkat berat,prosedur 16. Pola tidur membaik mengurangi rasa nyeri misalnya ( mis,
operasi, trauma, latihan fisik TENS, hipnosis, akupresur, terapi
berlebihan) musik, biofeedback, terapi pijat,
Gejala dan tanda mayor aromaterapi, teknik imajinasi

23
Ds : terbimbing kompres hangat/dingin,
1. Mengeluh nyeri terapi bermain)
Do : 11. Kontrol lingkungan yang memperberat
1. Tampak meringis rasa nyeri ( mis. Suhu ruangan,
2. Bersikap protektif pencahayaan, kebisingan )
3. Gelisah 12. Fasilitasi istiraahat & tidur
4. Frekuensi nadi meningkat 13. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
5. Sulit tidur dalam pemilihan strategi meredakan
Gejala dan tanda minor nyeri
Ds : - Edukasi
Do : 14. Jelaskan penyebab, periode dan
1. Tekanan darah meningkat pemicu nyeri
2. Pola nafas berubah 15. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Nafsu makan berubah 16. Aanjurkan memonitor nyeri secara
4. Proses berfikir terganggu mandiri
5. Menarik diri 17. Anjurkan menggunakan analgetik
6. Berfokus pada diri sendiri secara teepat
7. Diaforesis 18. Ajarkan teknik nonfarmaakologis
Kondisi klinis terkait untuk mengurangi rasa nyeri
1. Konsisi pembedahan Kolaborasi
2. Cedera traumatis 19. Kolaborasi peemberian analgetik, jika
3. Infeksi perlu
4. Sindrom koroner akut
5. Glaukoma

24
2. Risiko Penurunan Curah Jantung Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan jantung
Subkategori : Sirkulasi 3x5 jam maka ekspekstasi meningkat Observasi
Definisi : Berisiko mengalami dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi tanda atau gejala primer
pemompaan jantung yang tidak 1. Kekuatan nadi perifer meningkat penurunan curah jantung (meliputi
adekuat untuk memenuhi 2. Ejection fraction meningkat dispnea, kelelahan, edema, ortopnea,
kebutuhan metabolisme tubuh 3. Palpitasi menurun paroxysmal nocturnal dyspnea,
Faktor risiko : 4. Bradikardia menurun peningkatan CVP)
1. Perubahan afterload 5. Takikardia menurun 2. Identifikasi tanda dan gejala sekunder
2. Perubahan frekuensi 6. Gambar EKG aritmia menurun penurunan curah jantung (meliputi
jantung 7. Lelah menurun peningkatan berat badan,
3. Perubahan irama jantung 8. Edema menurun hematomegali, distensi vena jugularis,
4. Perubahan kontraktilitas
5. Perubahan preload 9. Distensi vena jugularis menurun palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk,
10. Dispnea menurun kulit pucat)
11. Oliguria menurun 3. Monitor tekanan darah (termasuk
12. Pucat/sianosis menurun tekanan darah ortostatik, jika perlu)
13. Paroxysmal nocturnal dispnea 4. Monitor intake dan output cairan
(PND) menurun 5. Monitor berat badan setiap hari pada
14. Ortopnea menurun waktu yang sama
15. Batuk menurun 6. Monitor saturasi oksigen
16. Suara jantung S3 menurun 7. Monitor keluhan nyeri dada (mis.
17. Suara jantung S4 menurun Intensitas, lokasi, radiasi, durasi,
18. Tekanan darah membaik presivitasi yang mengurangi nyeri)
8. Monitor EKG 12 sadapan
9. Monitor aritmia (kelainan irama dan
frekuensi)
10. Monitor nilai laboratorium jantung (mis.
Elektrolit, enzim jantung, BNP, NTpro-

25
BNP)
11. Monitor fungsi alat pacu jantung
12. Periksa tekanan darah dan fungsi nadi
sebelum dan sesudah aktivitas
13. Periksa tekanan darah dan frekuensi
nadi sebelum pemberian obat (mis.
Beta blocker, ACE inhibitor, calcium
channel blocker, digoksin)
Terapeutik
14. Posisikan pasien semi fowler atau
fowler dengan kaki ke bawah atau
posisi nyaman
15. Berikan diet jantung sesuai (mis.
Batasi asupan kafein, natrium,
kolesterol, dan makanan tinggi lemak)
16. Gunakan stocking elastic atau
pneumatic intermiten, sesuai indikasi
17. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk
modifikasi gaya hidup sehat
18. Berikan terapi relaksasi untuk
mengurangi stress, jika perlu
19. Berikan dukungan emosional dan
spiritual
20. Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi oksigen
>94%

26
Edukasi
21. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai
toleransi
22. Anjurkan beraktivitas fisik secara
bertahap
23. Anjurkan berhenti merokok
24. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur
berat badan harian
25. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur
intake dan output cairanharian
Kolaborasi
26. Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika
perlu
27. Rujuk ke program rehabilitasi jantung

3. Resiko Perfusi Serebral Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pemantauan tanda-tanda vital
Kategori : fisiologis selama 3 x 5 jam maka Perpusi Perifer Observasi
Subkategori : Sirkulasi Meningkat dengan kriteria hasil :
Definisi : Berisiko mengalami 1. Monitor tekanan darah
1. Denyut nadi perifer
penurunan sirkulasi darah ke otak. 2. Monitor nadi (frekuensi,
meningkat
Faktor Resiko : kekuatan, irama)
2. Warna kulit pucat menurun
1. Keabnormalan masa 3. Monitor pernapasan
3. Nyeri ekstremitas menurun (frekuensi, kedalaman)
protrombin dan/atau masa
tromboplastin parsial 4. Kelemahan otot menurun 4. Monitor suhu tubuh
2. Penurunan kinerja ventrikel 5. Akral membaik 5. Monitor oksimetri nadi
kiri 6. Turgor kulit membaik 6. Monitor tekanan nadi (selisih TDS
3. Aterosklerosis aorta dan TDD)

27
4. Diseksi arteri 7. Identifikasi penyebab perubahan
5. Fibrilasi atrium tanda vital
Terapeutik
6. Tumor otak
8. Atur interval pemantauan
7. Stenosis karotis
sesuai kondisi pasien
8. Miksoma atrium 9. Dokiumentasikan pemantauan
9. Aneurisma atrium Edukasi
10. Koagulopati (Mis. Anemia 10. Jelaskan tujuan dan
sel sabit) prosedur pemantauan
11. Dilatasi kardiomiopati 11. Informasikan hasil pemantauan,
12. Koagulas intravaskuler jika perlu
disaminata
13. Embolisme
14. Cedera kepala
15. Hiperkolesteronemia
16. Hipertensi
17. Endokarditis infektif
18. Katup prostektik mekanis
19. Stenosis mitral
20. Neoplasma otak
21. Infark miokard akut
22. Sindrom sick sinus
23. Penyalahgunaan zat

28
24. Terapi tombolitik
25. Efek samping tindakan
(mis. Tindakan operasi
bypass)

4. Ketidakpatuhan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan Kepatuhan Program


Kategori : Perilaku selama 3x5 jam maka tingkat kepatuhan Pengobatan
Subkategori : Pemyuluhan dan meningkat dengan kriteria hasil : Observasi
Pembelajaran 1. Verbalisasi kemauan mematuhi 1. Identifikasi kepatuhan menjalani
Definisi : perilaku individu dan/atau program perawatan atau pengobatan program
pemberi asuhan tidak mengikuti meningkat Terapeutik
rencana perawatan /pengobatan 2. Verbalisasi mengikuti anjuran 2. Buat komitmen menjalani program
yang disepakati dengan tenaga meningkat pengobatan dengan baik
kesehatan, sehingga 3. Perilaku menjalankan anjuran 3. Buat jadwal pendampingan keluarga
menyebabkan hasil meningkat untuk bergantian menemani pasien
perawatan/pengobatan tidak 4. Perilaku mengikuti program selama menjalani program
efektif. perawatan/pengobatan meningkat pengobatan, jika perlu
4. Dokumentasi aktivitas selama
menjalani proses pengobatan
Gejala dan tanda mayor 5. Diskusikan hal-hal yang dapat
Ds : mendukung atau menghambat
1. Menolak menjalanin berjalannya program pengobatan
perawatan/pengobatan libatkan keluarga untuk mendukung
2. Menolak mengikuti anjuran program pengobatan yang dijalani
Do : Edukasi
1. Perilaku tidak mengikuti 6. Informasikan program pengobatan

29
program yang harus dijalani
2. Perilaku tidak menjalankan 7. Informasikan manfaat yang akan
anjuran diperolah jika teratur menjalani
Gejala dan tanda minor program pengobatan
Ds: (tidak tersedia) 8. Anjrkan keluarga untuk mendampingi
Do : dan merawat pasien selama
1. Tampak tanda/gejala menjalani program pengobatan
penyakit/masalah kesehatan 9. Anjurkan pasien dan keluarga
masih ada atau meningkat melakukan konsultasi ke pelayanan
2. Tampak komplikasi kesehatan terdekat, jika perlu.
penyakit/masalah kesehatan
menetap atau meningkat.
Kondisi klinis terkait
1. Kondisi batu terdiagnosis
penyakit
2. Kondisi penyakit kronis
3. Masalah kesehatan yang
membutuhkan pola hidup
5. Gangguan Mobilitas Fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan mobilisasi
Kategori : fisioogis selama 3x5 jam maka diharapkan Observasi
Subkategori : aktivitas/istirahat mobilitas fisik meningkat dengan kriteria 1. Ideentifikasi adanya nyeri atau
Definisi : keterbatasan dalam hasil : keluhan fisik lainnya
gerakan fisik dari satu atau lebih 1. Pergerakkan ekstremitas meningkat 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan
ekstremitas secara mandiri 2. Kekuatan otot meningkat pergerakkan
Gejala dan tanda mayor 3. Rentang gerak ( ROM ) meningkat 3. Monitor frekuensi jantung dan
Ds : 4. Nyeri menurun tekanan darah sebelum memulai
1. Mengeluh sulit menggerakan 5. Kecemasan menurun mobilisasi

30
ekstremitas 6. Kaku sendi menurun 4. Monitor kondisi umum selama
Do : 7. Gerakan tidak terkoordinasi melakukan mobilisasi
1. Kekuatan otot menurun menurun Terapeutik
2. Rentang gerak (ROM) 8. Gerakan terbatas menurun 5. Fasulitasi aktifitas mobilisasi dengan
menurun 9. Kelemahan fisik menurun alat bantu (mis. Pagar tempat tidur )
Gejala dan tanda minor 6. Fasilitasi melakukan pergerakan jika
Ds : perlu
1. Nyeri saat bergerak 7. Libatkan keluarga untuk membantu
2. Enggan melakukan pasien dalam meniingkatkan
pergerakkan pergerakkan
3. Merasa cemas saat bergerak Edukasi
Do : 8. Jelaskan tujuan dan prosedur
1. Sendi kaku mobilisasi
2. Gerakan tidak terkoordinasi 9. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
3. Gerakan terbatas 10. Ajarkan mobilisasi sederhana yang
4. Fisik lemah haarus dilakukan (mis, duduk di
Kondisi klinis tempat tidur, duduk di sisi tempat
1. Stroke tidur, pindah dari tempat tidur ke
2. Cedera medulla spinalis kursi)
3. Trauma
4. Fraktur
5. Osteoarthtritis
6. Ostemalasia
7. Keganasan

31
6. Resiko Jatuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan jatuh
Kategori : lingkungan selama 3x5 jam maka diharapkan Tingkat Observasi
Subkategori : keamanan dan jatuh menurun dengan kriteria hasil 1. Identifikasi faktor resiko jatuh
proteksi 1. Jatuh dari tempat tidur menurun ( misalnya usia lebih 65
Definisi : beresiko mengalami 2. Jatuh saat berdiri menurun tahun,penurunan tingkat
kerusakan fisik dan gangguan 3. Jatuh saat duduk menurun kesadaran,defisit kognitif,hipotensi
kesehatan akibat terjatuh 4. Jatuh saat berjalan menurun ortostatik, gangguan
5. Jatuh saat dipindahkan menurun keseimbangan ,gangguan
Kondisi klinis terkait 6. Jatuh saat naik tangga menurun penglihatan, neuropati)
1. Osteoporosis 7. Jatuh saat dikamar mandi menurun 2. Identifikasi resiko jatuh setidaknya
2. Kejang 8. Jatuh saat membugkuk menurun sekali setiap shift atau sesuai
3. Penyakit sebrovaskuler dengan kebijakan intitusi
4. Katarak 3. Identifikasi faktor lingkungan yang
5. Glaukoma meningkatkan resiko jatuh ( misalnya
6. Demensia lantai licin, penerangan kurang )
7. Hipotensi 4. Hitung resiko jatuh dengan skala
8. Amputasi ( misalnya falmorsescale ,hamtidamti
9. Intoksikasi scale ) jika perlu
10. Preeklamsi 5. Monitor kemampuan berpindah dari
tempat tidur ke kursi roda dan
sebaliknya
Terapeutik
1. Orientasikan ruangan pada pasien
dan keluarga
2. Pastikan roda tempat tidur dan kursi
roda selalu dalam kondisi terkunci
3. Pasang handrail tempat tidur

32
4. Atur tempat tidur mekanis pada
posisi terendah
5. Tempatkan pasien beresiko tinggi
jatuh dekat dengan pantauan
perawat dari nursestation
6. Gunakan alat bantu berjalan
( misalnya dengan kursi roda walker)
7. Dekatkan bel pemanggil dalam
jangkauan pasien
Edukasi
8. Anjurkan memanggil perawat jika
membutuhkan bantuan untuk
berpindah
9. Anjurkan menggunakan alas kaki
yang tidak licin
10. Anjurkan berkonsentrasi untuk
menjaga keseimbangan tubuh
11. Anjurkan melebarkan jarak kedua
kaki untuk meningkatkan
keseimbangan saat berdiri
12. Anjurkan cara mengguanakan bel
pemanggil untuk memanggil perawat
7. Ansietas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Terapi Relaksasi
Subkategori : Integritas Ego selama 3 x 5 jam, maka diharapkan Observasi
Definisi : Kondisi emosi dan tingkat ansietas menurun dengan criteria 1. Identifikasi penurunan tingkat
pengalaman subjektif individu hasil : energy, ketidakmampuan, atau
terhadap objek yang tidak jelas 1. Verbalisasi kebingungan menurun gejala lain yang mengganggu

33
dan spesifik akibat antisipasi 2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi kemampuan kognitif
bahaya yang memungkinkan yang dihadapi menurun 2. Identifikasi teknik relaksasi yang
individu melakukan tindakan untuk 3. Perilaku gelisah menurun pernah efektif digunakan
4. Perilaku tegang menurun 3. Identifikasi kesedian, kemampuan,
menghadapi ancaman
5. Konsentrasi membaik dan penggunaan teknik sebelumnya
Penyebab : Krisis situasional 6. Pola tidur membaik 4. Periksa ketegangan otot, frekuensi
Gejala dan Tanda Mayor nadi, tekanan darah, dan suhu
DS : sebelum dan sesudah latihan
1. Merasa bingung 5. Monitor respon terhadap terapi
2. Merasa khawatir dengan relaksasi
akibat dari kondisi yang Terapeutik
dihadapi 6. Ciptakan lingkungan tenang dan
3. Sulit berkonsentrasi tanpa gangguan dengan
DO : pencahayaan dan suhu ruangan
1. Tampak gelisah nyaman, jika memungkinkan
2. Tampah tegang 7. Berikan informasi tertulis tentang
3. Sulit tidur persiapan dan proses teknik
Gejala dan Tanda Minor relaksasi
DS : 8. Gunakan pakaian longgar
1. Mengeluh pusing 9. Gunakan nada suara lembut dengan
2. Anoreksia irama lambat dan beriraman
3. Palpitasi 10. Gunakan relaksasi sebagai startegi
4. Merasa tidak berdaya penunjang dengan analgetik atau
DO : tindakan medis lain, jika sesuai
1. Frekuensi napas Edukasi
meningkat 11. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan,
2. Frekuensi nadi meningkat dan jenis relaksasi yang tersedia
3. Tekanan darah meningkat (mis. music, meditasi, napas dalam,
4. Diaforesis relaksasi oto progresif
5. Tremor 12. Jelaskan secara rinci intervensi
6. Muka tampak pucat relaksasi yang dipilih

34
7. Suara tampak pucat 13. Anjurkan rileks dan merasakan
8. Kontak mata buruk sensasi relaksasi
9. Sering berkemih 14. Anjurkan sering mengulangi atau
10. Berorientasi pada masa melatih teknik yang dipilih
lalu 15. Demonstrasikan dan latih teknik
relaksasi ( mis. napas dalam,
peregangan, atau imajinasi
terbimbing)

8. Gangguan Pola Tidur Dukungan Tidur


Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Definisi : Observasi
selama 3 x 5 jam maka Pola Tidur
Gangguan kualitas dan kuantitas Membaik dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
waktu tidur akibat faktor eksternal. 2. Identifikasi faktor pengganggu
1. Kesulitan tidur menurun
Gejala Dan Tanda Mayor tidur (fisik dan/atau psikologis)
2. Keluhan tidak puas tidur
DS : menurun Identifikasi makanan dan
1. Mengeluh sulit tidur 3. Keluhan istrahat tidak minuman yang mengganggu tidur
2. Mengeluh sering terjaga cukup menurun (mis, kopi, teh, alcohol, makan
3. Mengeluh tidak puas tidur mendekati waktu tidur, minum
banyak air sebelum tidur)
4. Mengeluh pola tidur berubah
3. Identifikasi obat tidur yang di
5. Mengeluh istrahat tidak
konsumsi
cukup
Terapeutik
DO : (Tidak tersedia)
4. Modifikasi lingkungan (mis,
pencahayaan, kebisingan, suhu,
Gejala Dan Tanda Minor matras dan tempat tidur)
DS : 5. Batasi waktu tidur siang, jika perlu
1. Mengeluh kemampuan 6. Fasilitasi menghilangkan stres

35
beraktivitas menurun sebelum tidur
DO : (Tidak tersedia 7. Tetapkan jadwal tidur rutin
8. Lakukan prosedur
untuk meningkatkan kenyamanan
(mis, pijat, pengaturan posisi,
terapi akupresur)
9. Sesuaikan jadwal pemberian obat
dan/atau tindakan untuk
menunjang siklus-terjaga
Edukasi
10. Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
11. Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
12. Anjurkan menghindari makanan/
minuman yang mengganggu tidur

Tabel 2. Rencana Tindakan Intervensi


Sumber : (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017), (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019),(Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)

36
e. Implentasi
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan
keperawatan yang telah dibuat oleh untuk mencapai hasil yang efektif
dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, penguasaan dan
keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat
sehingga pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian
rencana yang telah ditentukan tercapai (Chistian, 2015).
f. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil
menentukan seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai
keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan apakah ada
kekeliruan dari setiap tahapan poses mulai dari pengkajian, diagnose ,
perencanaan, tindakan dan evaluasi itu sendiri (Bararah &
Mohammad, 2017).
3. Tinjauan Islami
Kondisi lanjut usia mengalami berbagai penurunan dalam segala
aspek, yang nantinya dapat memengaruhi kehidupan sosial. Hal itu
biasanya bersumber dari munculnya stressor psikososial yang mana
dapat menyebabkan stres dan apabila berkepanjangan dapat menuju
masalah yang lebih serius yaitu depresi. Diperkirakan bahwa stres dan
depresi pada tahun 2020 akan menjadi penyebab nomor dua dari
disabilitas lansia di seluruh dunia. Stres dapat mengganggu fungsi saraf
parasimpatik, fungsi otot polos, saraf simpatis, sekresi ekstern dan intern
serta kesadaran seseorang yang dapat meningkatkan risiko hipertensi
(Annisa, 2017).
Membaca Al-Quran merupakan salah satu bentuk dzikir yang
dituntut oleh islam bagi umatnya selain ucapan tahmid, tasbih, tahlil dan
takbir. Jika dilihat bahwasanya membaca Al-Quran merupakan salah satu
bentuk dzikir dan kemudian dianalogikan dengan meditasi transendensi
dalam memberikan manfaat positif bagi tubuh, maka benarlah firman
Allah yang berbunyi: Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang
menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al
Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain
kerugian.

37
Belakangan ini banyak yang mulai menyadari kemukjizatan dari
setiap ibadah yang diperintahkan oleh Allah swt. Khususnya di dunia
kedokteran dan kesehatan, banyak para ilmuan baik muslim maupun non
muslim yang akhirnya menemukan banyak manfaat yang didapat bagi
tubuh setelah melakukan suatu ibadah seperti sholat ( baik wajib
ataupun sunnah ), puasa, dzikir baik dengan menyebut-nyebut nama-Nya
ataupun dengan membaca al-quran dan lain-lain. Dan dzikir merupakan
salah satu bentuk relaksasi religious yang dapat memberikan respon
relaksasi. Selain itu, dari sebuah penelitian ditemukan bahwa faktor
religious dapat terlibat dalam peningkatan usia harapan hidup,
penurunan penggunaan alkohol, rokok, dan obat, penurunan depresi,
marah dan kecemasan, penurunan tekanan darah dan perbaikan kualitas
hidup bagi pasien kanker dan penyakit jantung (Annisa, 2017).
Dzikir merupakan salah satu bentuk ibadah yang dilakukan oleh
umat muslim. Dengan melafadzkan dzikir baik itu tahmid, tasbih, tahlil,
ataupun takbir, hati seseorang akan lebih menjadi tenang, dimana dalam
surah Ar-Ra’du/ 13: 28 Allah menjelaskan :

Terjemahnya:
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.
Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa orang-orang yang
mendapat petunjuk Ilahi dan kembali menerima tuntunan-Nya,
sebagaimana disebut pada ayat yang lalu itu, adalah orang-orang yang
beriman dan hati mereka menjadi tentram setelah sebelumnya bimbang
dan ragu. Ketentraman itu bersemi di dada mereka disebabkan karena
dzikrullah, yakni mengningat Allah atau karena ayat-ayat Allah, yakni Al-
Quran, yang memesona kandungan dan redaksinya. Sungguh camkanlah
bahwa hanya dengan mengingat Allah, Hati menjadi tentram. Orang-
orang yang beriman dan beramal saleh, seperti yang keadaanya seperti
itu, yang tidak akan meminta bukti-bukti tambahan dan bagi mereka itulah

38
kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan di dunia dan di akhirat dan
bagi mereka juga tempat kembali yang baik, yaitu surga (Annisa, 2017).

B. Metodologi Penelitian
1. Desain Penelitian
Dalam penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini peneliti menggunakan
jenis penelitian observasi dan deksriptif dalam bentuk studi kasus untuk
mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada klien dengan
hipertensi di Panti Griya Lansia Jannati. Pendekatan yang digunakan
meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi (Notoatmodjo, 2014)
Metode deksriptif merupakan suatu penelitian yang berusaha untuk
mendeksripsikan atau menggambarkan kenyataan atau (fakta-fakta)
dengan mengemukakan keadaan-keadaan mengenai objek penelitian
sebagaimana adanya secara lengkap (Mulyani, 2019)
Pengamatan observasi adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara
aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan. Mula-
mula rangsangan dari luar mengenai indera dan terjadilah pengideraan
kemudian apabila rangsangan tersebut menarik perhatian akan
dilanjutkan dengan adanya pengamatan (Notoatmodjo, 2014)
2. Objek Penelitian
Subjek studi adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh penulis
atau subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti. Subjek
pada studi kasus ini adalah klien dengan hipertensi sebanyak 3 orang
responden yang tinggal di Panti Griya Lansia Jannati dengan kriteria:
1) Bersedia menjadi responden
2) Lansia dengan usia 60-90 tahun
3) Lansia yang kooperatif diajak komunikasi
4) Berjenis kelamin perempuan
5) Lansia yang memiliki hipertensi grade 2
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang paling
sering digunakan pada banyak penelitian. Wawancara ditujukan untuk

39
mendapatkan informasi dari individu yang diwawancarai, oleh karena
itu hubungan asimetris harus tampakan cara pewawancara dengan
individu yang diwawancarai. Peneliti melakukan wawawncara
mengeksplorasi perasaan, persepsi, dan pemikiran partisipan
(Chistian, 2015).
b. Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data tentang
perilaku manusia. Perilaku yang diobservasi mungkin pasien atau
orang-orang yang mendapatkan treatment atau pelayanan atau
implementasi dari sebuah kebijakan. Metode observasi ini sering
digunakan dalam penelitian tentang pelayanan kesehatan (Sitanggang
et al., 2021).
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang ahli medis
memeriksa tubuh lana untuk menemukan tanda klinis penyakit.
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian
kepala dan berakhir pada bagian anggota gerak. Pemeriksaan
sistematis tersebut disebut Head to toe.(Chistian, 2015).
d. Dokumentasi
Penulis menggunakan pengumpulan data dengan metode studi
dokumen karena dokumen dapat member informasi tentang situasi
yang tidak dapat diperoleh langsung melalui observasi langsung atau
wawancara (Bararah & Mohammad, 2017)
4. Teknik Analisi Data
Pengolahan hasil analisa data ini menggunakan analisis statistic
deksriptif. Analisis deksriptif adalah pendekatan penulisan deksriptif
dengan menggunakan rancangan studi kasus (Notoatmodjo, 2014).
Pengolahan data ini untuk melakukan asuhan keperawatan lansia dengan
hipertensi dan melakukan implementasi pada lansia dan mengevaluasi
lansia setiap implementasi. Penulis melakukan monitoring untuk
memantau perubahan yang terjadi selama perawatan untuk menganalisis
hasil asuhan keperawatan dari klien 1, klien 2 dan klien 3.

40
BAB III
GAMBARAN KASUS
A. Data Kasus Kelolaan
1. Karakteristik Demografi
Tabel 3. Indentitas Diri Klien
Indentitas Diri Klien
Klien 1 Klien 2 Klien 3
Nama Inisial Klien : Ny. R.K Nama Inisial Klien : Ny. S.M Nama Inisial Klien : Ny. M.S
Umur : 70 Thn Umur : 69 Tahun Umur : 68 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Janda Status Perkawinan : Janda Status Perkawinan : Janda
Agama : Islam Agama : Islma Agama : Islam
Suku Bangsa : Gorontalo Suku Bangsa : Gorontalo Suku Bangsa : Gorontalo
Pendidikan Terakhir : Tamat SD Pendidikan Terakhir : SMA Pendidikan Terakhir : SMP
Diagnosa Medis : Hipertensi grade 2 Diagnosa Medis : Hipertensi grade 2 Diagnosa Medis : Hipertensi grade 2

Tabel 4. Keluarga atau Orang lain yang Penting / Dekat yang dapat Dihubungi
Keluarga atau Orang lain yang Penting / Dekat yang dapat Dihubungi
Klien 1 Klien 2 Klien 3
Nama : Ny. Y.D Nama : Ny. S.H Nama : Ny.N.D
Alamat : Huangobotu Alamat : Bengawan Solo Alamat : Tenggela
No. Telvon : Tidak Ada No. Telvon : Tidak Ada No. Telvon : Tidak Ada
Hubungan dengan Klien : Saudara Ipar Hubungan dengan Klien : Anak Hubungan dengan Klien : Anak
Tabel 5. Aktifitas Rekreasi
Aktifitas Rekreasi
Klien 1 Klien 2 Klien 3
Hobi : Klien mengatakan hobinya Hobi : Klien mengatakan hobinya Hobi : Klien mengatakan hobinya
berolahraga senam memasak menonton TV
Berpergian / Wisata : Klien mengatakan Berpergian / Wisata : Klien Berpergian / Wisata : Klien
selama tinggal di panti tidak mengatakan selama tinggal di mengatakan selama tinggal di
pernah berwisata, hanya panti tidak pernah berwisata. panti tidak pernah berwisata,
berpergian pada saudara hanya berpergian pada
iparnya anaknya di Tenggela
Keanggotaan Organisasi : Klien Keanggotaan Organisasi : Klien Keanggotaan Organisasi : Klien
mengatakan tidak mengikuti mengatakan tidak mengikuti mengatakan tidak mengikuti
kegiatan keorganisasian kegiatan keorganisasian kegiatan keorganisasian

Tabel 6. Riwayat Keluarga


Riwayat Keluarga
Klien 1 Klien 2 Klien 3
Saudara Kandung : Tn. H.M dalam Saudara Kandung : Tn. A.R.K dalam Saudara Kandung : Ny. R.S dalam
keadaan sehat dan merupakan keadaan sehat dan merupakan keadaan sehat dan merupakan
kakak klien adik klien adik klien
Riwayat Kematian dalam Keluarga (1 Riwayat Kematian dalam Keluarga (1 Riwayat Kematian dalam Keluarga (1
Tahun Terakhir ) : Tidak Ada Tahun Terakhir ) : Tidak Ada Tahun Terakhir ) : Tidak Ada
Kunjungan Keluarga : Klien Kunjungan Keluarga : Klien Kunjungan Keluarga : Klien

42
mengatakan 1 bulan 1 kali mengatakan 2 minggu 1 kali mengatakan 2 bulan 1 kali
dikunjungan keluarga dikunjungi keluarga dikunjungi keluarga

2. Pola Kebiasaan Sehari-hari


Tabel 7. Nutrisi
Nutrisi
Frekuensi Makan : Klien makan 3 kali Frekuensi Makan : Klien makan 3 Frekuensi Makan : Klien makan 3 kali
dalam sehari kali dalam sehari dalam sehari
Nafsu Makan : Klien mengatakan nafsu Nafsu Makan : Klien mengatakan Nafsu Makan : Klien mengatakan
makannya baik nafsu makannya baik nafsu makannya baik
Jenis Makanan : Klien mengatakan Jenis Makanan : Klien mengatakan Jenis Makanan : Klien mengatakan
jenis makanan yang dimakan jenis makanan yang dimakan jenis makanan yang dimakan
saat pagi hari bubur, siang dan saat pagi hari bubur, siang saat pagi hari bubur, siang
malam nasi berserta ikan dan dan malam nasi berserta dan malam nasi berserta ikan
sayur ikan dan sayur dan sayur
Kebiasaan Sebelum Makan : Klien Kebiasaan Sebelum Makan : Klien Kebiasaan Sebelum Makan : Klien
mengatakan sebelum makan mengatakan sebelum makan mengatakan sebelum makan
kebiasanya meminun the kebiasanya meminur air kebiasanya mencuci tangan
Makanan yang Tidak Disukai : Klien Makanan yang Tidak Disukai : Klien Makanan yang Tidak Disukai : Klien
mengatakan tidak ada makanan mengatakan tidak ada mengatakan tidak ada
yang tidak di sukai makanan yang tidak di sukai makanan yang tidak di sukai
Alergi Terhadap Makanan : Klien Alergi Terhadap Makanan : Klien Alergi Terhadap Makanan : Klien
mengatakan tidak memiliki mengatakan tidak memiliki mengatakan tidak memiliki
alergi terhadap makanan alergi terhadap makanan alergi terhadap makanan
Pantangan Makanan : Klien Pantangan Makanan : Klien Pantangan Makanan : Klien

43
mengatakan memiliki mengatakan memiliki mengatakan memiliki
pantangan makanan yang tinggi pantangan makanan yang pantangan makanan yang
garam tinggi garam tinggi garam
Keluhan yang Berhubungan dengan Keluhan yang Berhubungan dengan Keluhan yang Berhubungan dengan
Makan : Klien mengatakan memiliki Makan : Klien mengatakan Makan : Klien mengatakan
masalah terhadap makanan memiliki masalah terhadap memiliki masalah terhadap
yang banyak mengandung makanan yang banyak makanan yang banyak
garam mengandung garam mengandung garam

Tabel 8. Eliminasi
Eliminasi
Klien 1 Klien 2 Klien 3
BAK : Klien mengatakan 4 kali dalam BAK : Klien mengatakan 3 kali dalam BAK : Klien mengatakan 3 kali dalam
sehari, klien mengatakan BAK sehari, klien mengatakan BAK sehari, klien mengatakan BAK
pada malam hari 1 kali, klien pada malam hari 2 kali, klien pada malam hari 2 kali, klien
mengatakan tidak memiliki mengatakan tidak memiliki mengatakan tidak memiliki
keluhan mengenai BAK keluhan mengenai BAK keluhan mengenai BAK
BAB : Klien mengatakan BAB 1 kali BAB : Klien mengatakan BAB 1 kali BAB : Klien mengatakan BAB 1 kali
dalam sehari, klien mengatakan dalam sehari, klien mengatakan dalam sehari, klien mengatakan
konsistensi BAB padat lunak, konsistensi BAB padat lunak, konsistensi BAB padat lunak,
klien mengatakan tidak ada klien mengatakan tidak ada klien mengatakan tidak ada
keluhan mengenai BAB keluhan mengenai BAB keluhan mengenai BAB

44
Tabel 9. Personal Hygiene
Personal Hygiene
Klien 1 Klien 2 Klien 3
Mandi : Klien mengatakan mandi Mandi : Klien mengatakan mandi Mandi : Klien mengatakan mandi
dalam sehari sebanyak 2 kali dalam sehari sebanyak 2 kali dalam sehari sebanyak 2 kali
dan klien mengatakan dan klien mengatakan dan klien mengatakan
menggunakaan saat mandi menggunakaan saat mandi menggunakaan saat mandi
Oral Hygiene : Klien mengatakan Oral Hygiene : Klien mengatakan Oral Hygiene : Klien mengatakan
menggosok gigi 2 kali dalam menggosok gigi 2 kali dalam menggosok gigi 2 kali dalam
sehari dan klien mengatakan sehari dan klien mengatakan sehari dan klien mengatakan
menggunakan pasta gigi saat menggunakan pasta gigi saat menggunakan pasta gigi saat
menggosok gigi menggosok gigi menggosok gigi
Cuci Rambut : Klien mengatakan Cuci Rambut : Klien mengatakan Cuci Rambut : Klien mengatakan
mencuci rambut dilakukan 2 kali mencuci rambut dilakukan 1 kali mencuci rambut dilakukan 2 kali
dalam 1 minggu dan klien dalam 1 minggu dan klien dalam 1 minggu dan klien
mengatakan menggunakan mengatakan menggunakan mengatakan menggunakan
shampoo saat mencuci rambut shampoo saat mencuci rambut shampoo saat mencuci rambut
Kuku dan Tangan : Klien mengatakan Kuku dan Tangan : Klien mengatakan Kuku dan Tangan : Klien mengatakan
menggunting kuku 1 kali dalam 1 menggunting kuku 1 kali dalam menggunting kuku 1 kali dalam
minggu dan klien mengatakan 3 minggu dan klien mengatakan 2 minggu dan klien mengatakan
mencuci tangan sebelum makan mencuci tangan sebelum mencuci tangan sebelum
dan sesudah makan serta makan dan sesudah makan makan dan sesudah makan
setelah dari toilet serta setelah dari toilet serta setelah dari toilet

45
3. Status Kesehatan
Tabel 10. Status Kesehatan Saat Ini
Status Kesehatan Saat Ini
Klien 1 Klien 2 Klien 3
Keluhan Utama dalam Satu Tahun Keluhan Utama dalam Satu Tahun Keluhan Utama dalam Satu Tahun
Terakhir : Pada saat dilakukan Terakhir : Pada saat dilakukan Terakhir : Pada saat dilakukan
pengkajian pada tanggal 26 pengkajian pada tanggal 26 pengkajian pada tanggal 26
Desember 2022, pukul 09.30, klien Desember 2022, pukul 10.20, Desember 2022, pukul 11.00,
mengeluh nyeri dibagian tengkuk klien mengeluh nyeri dibagian
klien mengeluh nyeri dibagian
kepala, nyeri dirasakan seperti tengkuk kepala, nyeri dirasakan
ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan saat tengkuk kepala, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, nyeri
pola makan tidak bagus, klien seperti ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan saat makan yang tinggi
mengatakan nyeri berkurang saat dirasakan saat makan yang garam, klien mengatakan nyeri
istirahat, klien mengatakan skala bergaram, klien mengatakan berkurang saat istirahat, klien
nyeri 5 (0-10) nyeri sedang, klien nyeri berkurang saat istirahat, mengatakan skala nyeri 5 (0-10)
mengatakan merasa kram pada klien mengatakan skala nyeri 4 nyeri sedang, klien mengatakan
jari – jari tangan dan kaki, klien merasa kram pada jari – jari
(0-10) nyeri sedang, klien
mengatakan nyeri dirasakan tangan dan kaki, klien
secara mendadak kurang lebih 4 mengatakan nyeri dirasakan mengatakan nyeri dirasakan
menit, klien mengatakan kaki secara mendadak kurang lebih 2 secara mendadak kurang lebih 6
bagian kanan berat untuk menit, klien mengatakan kaki menit, klien mengatakan kaki
digerakan, klien mengatakan bagian kanan terasa berat saat di sebelah kanan dan kiri terasa
merasa cemas saat bergerak, gerakan, klien mengatakan berat, klien mengeluh kaki kanan
Klien mengatakan merasa bingung merasa kram pada jari – jari dan kiri bengkak, Klien
dengan keadaannya, dan Klien mengatakan merasa bingung
tangan dan kaki, klien tampak
mengeluh pusing klien tampak dengan keadaannya, Klien
meringis dan klien tampah gelisah. meringis dan klien tampah mengeluh pusing dan klien
gelisah. mengatakan merasa cemas saat
bergerak, klien tampak meringis

46
dan klien tampah gelisah
Gejala yang Dirasakan : Klien Gejala yang Dirasakan : Klien Gejala yang Dirasakan : Klien
mengatakan gejala yang mengatakan gejala yang mengatakan gejala yang
dirasakan kepala terasa berat dirasakan kepala belakang terasa dirasakan kepala belakang terasa
berat pusing
Faktor Pencetus : Klien mengatakan Faktor Pencetus : Klien mengatakan Faktor Pencetus : Klien mengatakan
saat setelah pola makan tidak saat mengkonsumsi makanan saat makan yang terdapat tinggi
bagus garam tinggi garam.
Timbulnya Keluhan : Mendadak Timbulnya Keluhan : Mendadak Timbulnya Keluhan : Mendadak
Waktu Mulai Timbulnya Keluhan : Klien Waktu Mulai Timbulnya Keluhan : Waktu Mulai Timbulnya Keluhan :
mengatakan setelah pola makan Klien mengatakan saat Klien mengatakan saat setelah
tidak bagus. mengkonsumsi makanan lezat makan yang mengandung tinggi
berlebih garam
Upaya Mengatasi :Klien mengatakan Upaya Mengatasi :Klien mengatakan Upaya Mengatasi :Klien mengatakan
bila sakit pergi ke Puskesmas, bila sakit pergi ke Puskesmas, bila sakit pergi ke Puskesmas
klien mengatakan tidak pernah klien mengatakan tidak pernah untuk meminta rujukan ke Rumah
pergi ke tempat praktik pergi ke tempat praktik Sakit, klien mengatakan tidak
bidan/perawat, klien mengatakan bidan/perawat, klien mengatakan pernah pergi ke tempat praktik
sering mengkonsumsi obat-obatan sering mengkonsumsi obat- bidan/perawat, klien mengatakan
yang dibeli diwarung, dan klien obatan yang dibeli diwarung, dan tidak pernah mengkonsumsi
mengatakan tidak pernah klien mengatakan sering obat-obatan sendiri dengan beli
mengkonsumsi obat herbal. mengkonsumsi obat herbal di warung melainkan
berupa rebusan daun salam. mengkonsumsi obat yang
diberikan dari dokter, dan klien
mengatakan tidak pernah
mengkonsumsi obat herbal.

47
Tabel 11. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien 1 Klien 2 Klien 3
Penyakit yang Pernah Diderita : Klien Penyakit yang Pernah Diderita : Klien Penyakit yang Pernah Diderita : Klien
mengatakan menderita penyakit mengatakan menderita penyakit mengatakan menderita penyakit
hipertensi. hipertensi. hipertensi dan memiliki riwayat
penyakit jantung.
Riwayat Alergi : Klien mengatakan Riwayat Alergi : Klien mengatakan Riwayat Alergi : Klien mengatakan
tidak memiliki alergi obat-obatan, tidak memiliki alergi obat-obatan, tidak memiliki alergi obat-obatan,
makanan, binatang, debu dan lain- makanan, binatang, debu dan lain- makanan, binatang, debu dan lain-
lainnya. lainnya. lainnya.
Riwayat Kecelakaan : Klien Riwayat Kecelakaan : Klien Riwayat Kecelakaan : Klien
mengatakan tidak pernah mengatakan tidak mengalami mengatakan tidak pernah
mengalami kecelakaan. riwayat kecelakaan. mengalami kecelakaan.
Riwayat Dirawat di Rumah Sakit : Klien Riwayat Dirawat di Rumah Sakit : Riwayat Dirawat di Rumah Sakit :
mengatakan tidak pernah masuk Klien mengatakan tidak pernah Klien mengatakan memiliki riwayat
Rumah Sakit. masuk Rumah Sakit. di rawat di Rumah Sakit 4 tahun
yang lalu dikarenakan penyakit
jantung
Riwayat Pemakaian Obat : Klien Riwayat Pemakaian Obat : Klien Riwayat Pemakaian Obat : Klien
mengatakan tidak ada riwayat mengatakan tidak ada riwayat mengatakan tidak ada riwayat
pemakaian obat-obatan. pemakaian obat-obatan. pemakaian obat-obatan.

48
Tabel 12. Pengkajian / Pemeriksaan Fisik
Pengkajian / Pemeriksaan Fisik
Klien 1 Klien 2 Klien 3
Keadaan Umum (Tanda-tanda Vital) Keadaan Umum (Tanda-tanda Vital) Keadaan Umum (Tanda-tanda Vital)
Tekanan Darah : 160/100 mmHg Tekanan Darah : 150/100 mmHg Tekanan Darah : 180/100 mmHg
Frekuensi Nadi : 92 x/menit Frekuensi Nadi : 99 x/menit Frekuensi Nadi : 100 x/menit
Frekuensi Napas : 20 x/menit Frekuensi Napas : 18 x/menit Frekuensi Napas : 20 x/menit
Suhu Tubuh : 36.7oC Suhu Tubuh : 36.6oC Suhu Tubuh : 36.8oC
BB/TB : 59 Kg/146cm BB/TB : 62 Kg/149cm BB/TB : 78 Kg/150cm
IMT : 20,21 kg/cm IMT : 20,8 kg/cm IMT : 26 kg/cm
Rambut : Rambut klien berwarna Rambut : Rambut klien berwarna Rambut : Rambut klien berwarna
hitam bercampur uban, bentuk hitam bercampur uban, bentuk hitam bercampur uban, bentuk
kepala bulat, rambut bersih, tidak kepala bulat, rambut bersih, kepala bulat, rambut bersih,
ada ketombe, dan tidak terdapat tidak ada ketombe, dan tidak tidak ada ketombe, dan tidak
benjolan pada kepala. terdapat benjolan pada kepala. terdapat benjolan pada kepala.
Mata : Tampak simetris kanan dan Mata : Tampak simetris kanan dan Mata : Tampak simetris kanan dan
kiri, tidak ada peradangan, kiri, tidak ada peradangan, kiri, tidak ada peradangan,
konjungtiva anemis, sclera ikterik, konjungtiva anemis, sclera konjungtiva anemis, sclera
klien tampak tidak menggunakan ikterik, klien tampak tidak ikterik, klien tampak tidak
alat bantu penglihatan menggunakan alat bantu menggunakan alat bantu
(kacamata), dan tidak ada nyeri penglihatan (kacamata), dan penglihatan (kacamata), dan
tekan tidak ada nyeri tekan tidak ada nyeri tekan
Telinga : Bentuk telinga klien simetris Telinga : Bentuk telinga klien Telinga : Bentuk telinga klien
kanan dan kiri, ukuran telinga simetris kanan dan kiri, ukuran simetris kanan dan kiri, ukuran
anatomis/maksimal, telinga telinga anatomis/maksimal, telinga anatomis/maksimal,
tampak bersih, tidak ada telinga tampak bersih, tidak ada telinga tampak bersih, tidak ada

49
perdarahan, tidak menggunakan perdarahan, tidak menggunakan perdarahan, tidak menggunakan
alat bantu pendengaran, tidak alat bantu pendengaran, tidak alat bantu pendengaran, tidak
ada edema, tidak ada nyeri ada edema, tidak ada nyeri ada edema, tidak ada nyeri
tekan. tekan. tekan.
Mulut, Gigi dan Bibir : Mukosa bibir Mulut, Gigi dan Bibir : Mukosa bibir Mulut, Gigi dan Bibir : Mukosa bibir
tampak lembab, tidak ada tampak lembab, tidak ada tampak lembab, tidak ada
perdarahan pada gusi, lidah perdarahan pada gusi, lidah perdarahan pada gusi, lidah
bersih, tidak ada pembengkakan bersih, tidak ada pembengkakan bersih, tidak ada pembengkakan
pada area mulut, dan tidak ada pada area mulut, dan tidak ada pada area mulut, dan tidak ada
nyeri tekan pada area bibir nyeri tekan pada area bibir nyeri tekan pada area bibir
Dada : Bentuk dada klien tampak Dada : Bentuk dada klien tampak Dada : Bentuk dada klien tampak
simetris kanan dan kiri, frekuensi simetris kanan dan kiri, frekuensi simetris kanan dan kiri, frekuensi
pernapasan 20 x/menit, irama pernapasan 18 x/menit, irama pernapasan 20 x/menit, irama
teratur, tidak ada tanda-tanda teratur, tidak ada tanda-tanda teratur, tidak ada tanda-tanda
kesulitan bernapas, tidak sesak kesulitan bernapas, tidak sesak kesulitan bernapas, tidak sesak
nafas, tidak ada suara napas nafas, tidak ada suara napas nafas, tidak ada suara napas
tambahan, bunyi napas vesikuler, tambahan, bunyi napas tambahan, bunyi napas
dan tidak ada nyeri tekan. vesikuler, dan tidak ada nyeri vesikuler, dan tidak ada nyeri
tekan. tekan.
Abdomen : Warna kulit tampak merata, Abdomen : Warna kulit tampak Abdomen : Warna kulit tampak
tidak ada inflamasi, terdapat merata, tidak ada inflamasi, merata, tidak ada inflamasi,
bunyi bising usus 12 x/menit, terdapat bunyi bising usus 16 terdapat bunyi bising usus 14
tidak ada asites, terdengar bunyi x/menit, tidak ada asites, x/menit, tidak ada asites,
tympani, tidak ada terdengar bunyi tympani, tidak terdengar bunyi tympani, tidak
pembengkakan atau pembesaran ada pembengkakan atau ada pembengkakan atau
hepar dan linve, tidak ada nyeri pembesaran hepar dan linve, pembesaran hepar dan linve,
tekan tidak ada nyeri tekan tidak ada nyeri tekan

50
Kulit : Turgor kulit klien lembab, Kulit : Turgor kulit klien lembab, Kulit : Turgor kulit klien kering,
CRT < 3 detik, warna kulit sawo CRT < 3 detik, warna kulit sawo CRT < 3 detik, warna kulit sawo
matang dan sedikit keriput, tidak matang dan sedikit keriput, tidak matang dan sedikit keriput, tidak
terdapat peradangan pada kulit. terdapat peradangan pada kulit. terdapat peradangan pada kulit.
Ekstermitas Atas : Tampak simetris Ekstermitas Atas : Tampak simetris Ekstermitas Atas : Tampak simetris
kanan dan kiri, tidak ada edema, kanan dan kiri, tidak ada edema, kanan dan kiri, tidak ada edema,
pergerakan bebas dan tidak ada pergerakan bebas dan tidak ada pergerakan bebas dan tidak ada
nyeri tekan. nyeri tekan. nyeri tekan.
Ekstermitas Bawah : Tampak simetris Ekstermitas Bawah : Tampak simetris Ekstermitas Bawah : Tampak simetris
kanan dan kiri, pergerakan kanan dan kiri, pergerakan kanan dan kiri, pergerakan
terbatas, terdapat kekakuan pada terbatas, terdapat kekakuan terbatas, terdapat kekakuan
otot, tidak terdapart edema, pada otot, tidak terdapart pada otot, terdapat edema pada
terdapat kekakuan pada sendi edema, terdapat kekakuan pada ekstermitas bawah bagian kanan
bagian kanan, kekuatan otot sendi bagian kanan, kekuatan dan kiri, terdapat kekakuan pada
5555 5555 otot 5555 5555 sendi bagian kanan, kekuatan
4444 5555 4444 5555 otot 5555 5555
4444 4444

4. Lingkungan Tempat Tinggal


Tabel 13. Lingkungan Tempat Tinggal
Lingkungan Tempat Tinggal
Klien 1 Klien 2 Klien 3
Kebersihan dan Kerapian Ruangan : Kebersihan dan Kerapian Ruangan : Kebersihan dan Kerapian Ruangan :
Kamar klien tampak kurang Kamar klien tampak kurang Kamar klien tampak kurang
bersih, barang-barang tampak bersih, barang-barang tampak bersih, barang-barang tampak
tidak tersusun rapi. tidak tersusun rapi. tidak tersusun rapi.

51
Penerangan : Kamar klien tampak Penerangan : Kamar klien tampak Penerangan : Kamar klien tampak
cukup terang, pada siang hari cukup terang, pada siang hari cukup terang, pada siang hari
lampu di matikan dan pada lampu di matikan dan pada lampu di matikan dan pada
malam hari dihidupkan. malam hari dihidupkan. malam hari dihidupkan.
Sirkulasi Udara : Sirkulasi udara Sirkulasi Udara : Sirkulasi udara Sirkulasi Udara : Sirkulasi udara
berasal dari jendela dan pintu berasal dari jendela dan pintu berasal dari jendela dan pintu
kamar klien. kamar klien. kamar klien.
Keadaan Kamar Mandi dan WC : Keadaan Kamar Mandi dan WC : Keadaan Kamar Mandi dan WC :
Keadaan WC dan kamar mandi Keadaan WC dan kamar mandi Keadaan WC dan kamar mandi
cukup bersih, kamar mandi dan cukup bersih, kamar mandi dan cukup bersih, kamar mandi dan
WC terdapat dalam satu ruangan WC terdapat dalam satu ruangan WC terdapat dalam satu ruangan
dan WC di wisma teratai belum dan WC di wisma teratai belum dan WC di wisma teratai belum
sesuai standar lansia dimana sesuai standar lansia dimana sesuai standar lansia dimana
menggunakan WC jongko menggunakan WC jongko menggunakan WC jongko
sedangkan standar WC pada sedangkan standar WC pada sedangkan standar WC pada
lansia berupa WC duduk. lansia berupa WC duduk. lansia berupa WC duduk.
Pembuangan Air Kotor : Terdapat Pembuangan Air Kotor : Terdapat Pembuangan Air Kotor : Terdapat
saluran / selokan untuk saluran / selokan untuk saluran / selokan untuk
membuang air kotoran bekas membuang air kotoran bekas membuang air kotoran bekas
cuci piring dan cuci baju. cuci piring dan cuci baju. cuci piring dan cuci baju.
Sumber Air Minum : Menggunakan air Sumber Air Minum : Menggunakan air Sumber Air Minum : Menggunakan air
minum gelong isi ulang yang minum gelong isi ulang yang minum gelong isi ulang yang
disediakan oleh pihak panti, dan disediakan oleh pihak panti, dan disediakan oleh pihak panti, dan
air minum akan diisi setiap hari air minum akan diisi setiap hari air minum akan diisi setiap hari
oleh petugas panti. oleh petugas panti. oleh petugas panti.
Pembuangan Sampah : Pembuangan Pembuangan Sampah : Pembuangan Pembuangan Sampah : Pembuangan
sampah terletak dibelakang sampah terletak dibelakang sampah terletak dibelakang

52
wisma, tempat sampah wisma, tempat sampah wisma, tempat sampah
disediakan oleh pihak wisma. disediakan oleh pihak wisma. disediakan oleh pihak wisma.
Sumber Pencemaran : Tidak ada Sumber Pencemaran : Tidak ada Sumber Pencemaran : Tidak ada
sumber pencemaran. sumber pencemaran. sumber pencemaran.
Resiko Injuri : Tidak ada pegangan di Resiko Injuri : Tidak ada pegangan di Resiko Injuri : Tidak ada pegangan di
kamar mandi dan lantai kamar kamar mandi dan lantai kamar kamar mandi dan lantai kamar
mandi menggunakan marmer mandi menggunakan marmer mandi menggunakan marmer
yang licin. yang licin. yang licin.

5. Psikologis
Tabel 14. Psikologis
Psikologis
Klien 1 Klien 2 Klien 3
Pengenalan Masalah-masalah Utama : Pengenalan Masalah-masalah Utama : Pengenalan Masalah-masalah Utama :
Klien mengenal masalah yang Klien mengenal masalah yang Klien mengenal masalah yang
sedang terjadi disekitarnya. sedang terjadi disekitarnya. sedang terjadi disekitarnya.
Sikap Terhadap Proses Penuan : Klien Sikap Terhadap Proses Penuan : Klien Sikap Terhadap Proses Penuan : Klien
mengatakan menerima proses mengatakan menerima proses mengatakan menerima proses
penuaannya. penuaannya. penuaannya.
Perasaan Dibutuhkan : Klien sangat Perasaan Dibutuhkan : Klien sangat Perasaan Dibutuhkan : Klien sangat
membutuhkan keluarganya dan membutuhkan keluarganya dan membutuhkan keluarganya dan
klien sangat merindukan klien sangat merindukan klien sangat merindukan
keluarganya. keluarganya. keluarganya.
Koping Stressor : Klien mengatakan Koping Stressor : Klien mengatakan Koping Stressor : Klien mengatakan
mampu mengontrol stressnya dan mampu mengontrol stressnya dan mampu mengontrol stressnya dan
bisa mengalihkan dengan cara bisa mengalihkan dengan cara bisa mengalihkan dengan cara

53
bercerita dengan teman-teman di bercerita dengan teman-teman di bercerita dengan teman-teman di
wisma. wisma. wisma.
Penyesuaian Diri : Klien mampu Penyesuaian Diri : Klien mampu Penyesuaian Diri : Klien mampu
menyesuaikan diri dengan teman- menyesuaikan diri dengan teman- menyesuaikan diri dengan teman-
temannya. temannya. temannya.
Kegagalan : Klien merasa tidak Kegagalan : Klien merasa tidak Kegagalan : Klien merasa tidak
memiliki suatu kegagalan. memiliki suatu kegagalan. memiliki suatu kegagalan.
Harapan saat ini dan yang akan Harapan saat ini dan yang akan Harapan saat ini dan yang akan
Datang : Klien berharap bisa Datang : Klien berharap bisa Datang : Klien berharap bisa
sehat selalu dan bisa berbuat sehat selalu dan bisa berbuat sehat selalu dan bisa berbuat
baik kepada orang lain baik kepada orang lain baik kepada orang lain
Tingkat Ketergantungan : Klien Tingkat Ketergantungan : Klien Tingkat Ketergantungan : Klien
melakukan kegiatan dengan melakukan kegiatan dengan melakukan kegiatan dengan
mandiri, namun klien juga mandiri, namun klien juga mandiri, namun klien juga
mendapat bantuan dari teman- mendapat bantuan dari teman- mendapat bantuan dari teman-
temannya. temannya. temannya.
Fokus Diri : Klien fokus untuk dirinya Fokus Diri : Klien fokus untuk dirinya Fokus Diri : Klien fokus untuk dirinya
sendiri. sendiri. sendiri.
Perhatian : Klien mengatakan sering Perhatian : Klien mengatakan sering Perhatian : Klien mengatakan sering
mendapat perhatian dari teman- mendapat perhatian dari teman- mendapat perhatian dari teman-
temannya. temannya. temannya.
Rasa Kasih Sayang : Klien memiliki Rasa Kasih Sayang : Klien memiliki Rasa Kasih Sayang : Klien memiliki
rasa kasih sayang dengan orang rasa kasih sayang dengan orang rasa kasih sayang dengan orang
lain. lain. lain.
Fungsi Kognitif : Daya ingat klien Fungsi Kognitif : Daya ingat klien Fungsi Kognitif : Daya ingat klien
menurun, klien tidak mampu menurun, klien tidak mampu menurun, klien tidak mampu
mengingat nama petugas dan mengingat nama petugas dan mengingat nama petugas dan

54
nama yang mengkaji klien, nama yang mengkaji klien, nama yang mengkaji klien,
proses berfikir klien baik, proses berfikir klien baik, proses berfikir klien baik,
orientasi klien tampak baik, dank orientasi klien tampak baik, dank orientasi klien tampak baik, dank
lien mampu menyelesaikan lien mampu menyelesaikan lien mampu menyelesaikan
masalah yang dilakukan oleh masalah yang dilakukan oleh masalah yang dilakukan oleh
klien sendiri ataupun dibantu klien sendiri ataupun dibantu klien sendiri ataupun dibantu
oleh orang lain. oleh orang lain. oleh orang lain.

6. Sosial Ekonomi
Tabel 15. Sosial Ekonomi
Sosial Ekonomi
Klien 1 Klien 2 Klien 3
Sumber Keuangan : Sumber Sumber Keuangan : Sumber Sumber Keuangan : Sumber
keuangan klien didapatkan dari keuangan klien didapatkan dari keuangan klien didapatkan dari
saudara iparnya. anaknya. anaknya.
Kesibukan dalam Mengisi Waktu : Kesibukan dalam Mengisi Waktu : Kesibukan dalam Mengisi Waktu :
Mencari aktifitas yang bisa Mencari aktifitas yang bisa Mencari aktifitas yang bisa
dilakukan seperti bercerita dilakukan seperti bercerita dilakukan seperti bercerita
dengan teman-temannya. dengan teman-temannya. dengan teman-temannya.
Teman Tinggal : Sesama lansia yang Teman Tinggal : Sesama lansia yang Teman Tinggal : Sesama lansia yang
ada di wisma teratai. ada di wisma teratai. ada di wisma teratai.
Kegiatan Organisasi : Klien Kegiatan Organisasi : Klien Kegiatan Organisasi : Klien

55
mengatakan tidak ikut dalam mengatakan tidak ikut dalam mengatakan tidak ikut dalam
organisasi apapun. organisasi apapun. organisasi apapun.
Pandangan Terhadap Lingkungannya : Pandangan Terhadap Lingkungannya : Pandangan Terhadap Lingkungannya :
Klien mengatakan ingin Klien mengatakan ingin Klien mengatakan ingin
lingkungan yang bersih dan lingkungan yang bersih dan lingkungan yang bersih dan
nyaman. nyaman. nyaman.
Hubungan dengan Orang lain di Luar Hubungan dengan Orang lain di Luar Hubungan dengan Orang lain di Luar
Rumah : Hubungan klien dengan Rumah : Hubungan klien dengan Rumah : Hubungan klien dengan
teman-teman di sekitar baik. teman-teman di sekitar baik. teman-teman di sekitar baik.
Yang Biasa Mengunjungi : Klien Yang Biasa Mengunjungi : Klien Yang Biasa Mengunjungi : Klien
mengatakan yang biasa mengatakan yang biasa mengatakan yang biasa
mengunjungi klien saudara mengunjungi klien anaknya. mengunjungi klien anaknya.
iparnya.
Penyaluran Hobi/keinginan Sesuai Penyaluran Hobi/keinginan Sesuai Penyaluran Hobi/keinginan Sesuai
Fasilitas yang ada : Klien Fasilitas yang ada : Klien Fasilitas yang ada : Klien
mengatakan hobinya olahraga mengatakan hobinya memasak. mengatakan hobinya menonton
senam setiap hari jumat. TV.

7. Spritual
Tabel 16. Spritual

56
Spritual
Klien 1 Klien 2 Klien 3
Kegiatan Ibadah : Klien mengatakan Kegiatan Ibadah : Klien mengatakan Kegiatan Ibadah : Klien mengatakan
rutin beribadah dengan sholat 5 rutin beribadah dengan sholat 5 rutin beribadah dengan sholat 5
waktu dan berdzikir. waktu dan berdzikir. waktu dan berdzikir.
Kegiatan Keagamaan : Klien tidak Kegiatan Keagamaan : Klien tidak Kegiatan Keagamaan : Klien tidak
mengikuti kegiatan keagamaan. mengikuti kegiatan keagamaan. mengikuti kegiatan keagamaan.
Cara Lanjut Usia Menyelesaikan Cara Lanjut Usia Menyelesaikan Cara Lanjut Usia Menyelesaikan
Masalah : Klien menyelesaikan Masalah : Klien menyelesaikan Masalah : Klien menyelesaikan
masalahnya sendiri dan dibantu masalahnya sendiri dan dibantu masalahnya sendiri dan dibantu
dengan orang lain. dengan orang lain. dengan orang lain.
Penampilan Lansia : Penampilan klien Penampilan Lansia : Penampilan klien Penampilan Lansia : Penampilan klien
tampak sesuai dengan usianya. tampak sesuai dengan usianya. tampak sesuai dengan usianya.

8. Pengkajian Fungsional Klien


Tabel 17. Pengkajian Fungsional Klien
Pengkajian Fungsional Klien
Klien 1 Klien 2 Klien 3
a. Mandiri dalam makan, kontinensia a. Mandiri dalam makan, kontinensia a. Mandiri dalam makan, kontinensia
(BAK/BAB), menggunakan (BAK/BAB), menggunakan (BAK/BAB), menggunakan
pakaian, pergi ke toilet, berpindah pakaian, pergi ke toilet, berpindah pakaian, pergi ke toilet, berpindah
dan mandi
dan mandi dan mandi

9. Pengkajian Status Mental Gerontik

57
Tebel 18. Indetifikasi Tingkat Kerusakan Intelektual dengan Menggunakan Short Portablet Mental Status Quesiomer (SPMSQ)
Indetifikasi Tingkat Kerusakan Intelektual dengan Menggunakan Short Portablet Mental Status Quesiomer
(SPMSQ)
Klien 1 Klien 2 Klien 3
a. Salah 3 : Fungsi Intelektual Utuh a. Salah 3 : Fungsi Intelektual Utuh a. Salah 0 : Fungsi Intelektual Utuh

10. Identifikasi Data


Tabel 19. Identifikasi Data
Identifikasi Data
Klien 1 Klien 2 Klien 3
Data Subjektif : Data Subjektif : Data Subjektif :
1. klien mengeluh nyeri dibagian 1. Klien mengeluh nyeri dibagian 1. Klien mengeluh nyeri dibagian
tengkuk kepala, tengkuk kepala, tengkuk kepala,
2. Klien mengatakan nyeri dirasakan 2. Klien mengatakan nyeri dirasakan 2. Klien mengatakan nyeri dirasakan
seperti ditusuk-tusuk, seperti ditusuk-tusuk, seperti ditusuk-tusuk,
3. Klien mengatakan nyeri bersifat 3. Klien mengatakan nyeri bersifat 3. Klien mengatakan nyeri bersifat
hilang timnul hilang timnul hilang timnul
4. Klien mengatakan nyeri dirasakan 4. Klien mengatakan nyeri dirasakan 4. Klien mengatakan nyeri dirasakan
saat pola makan tidak bagus, dan saat makan yang bergaram, dan saat makan yang tinggi garam, dan
klien mengatakan nyeri berkurang klien mengatakan nyeri berkurang klien mengatakan nyeri berkurang
saat istirahat, saat istirahat, saat istirahat,
5. Klien mengatakan skala nyeri 5 (0- 5. Klien mengatakan skala nyeri 4 (0- 5. Klien mengatakan skala nyeri 5 (0-
10) nyeri sedang, 10) nyeri sedang, 10) nyeri sedang,
6. klien mengatakan nyeri dirasakan 6. Klien mengatakan nyeri dirasakan 6. klien mengatakan nyeri dirasakan

58
secara mendadak kurang lebih 4 secara mendadak kurang lebih 2 secara mendadak kurang lebih 6
menit menit menit
7. Klien mengatakan merasa kram 7. Klien mengatakan kaki bagian 7. Klien mengatakan merasa kram
pada jari – jari tangan dan kaki kanan terasa berat saat di pada jari – jari tangan dan kaki,
8. Klien mengatakan kaki bagian gerakan, 8. Klien mengatakan kaki sebelah
kanan berat untuk digerakan. 8. Klien mengatakan merasa kram kanan dan kiri terasa berat,
9. Klien mengatakan merasa cemas pada jari – jari tangan dan kaki. 9. Klien mengeluh kaki kanan dan kiri
saat bergerak bengkak.
10. Klien mengatakan merasa bingung 10. Klien mengatakan merasa cemas
dengan keadaannya. saat bergerak
11. Klien mengeluh pusing 11. Klien mengatakan merasa bingung
dengan keadaannya.
12. Klien mengeluh pusing
Data Objektif : Data Objektif : Data Subjektif :
1. Tanda-tanda Vital 1. Tanda-tanda Vital 1. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 160/100 mmHg Tekanan Darah : 150/100 mmHg Tekanan Darah : 180/100 mmHg
Frekuensi Nadi : 92 x/menit Frekuensi Nadi : 99 x/menit Frekuensi Nadi : 100 x/menit
Frekuensi Napas : 20 x/menit Frekuensi Napas : 18 x/menit Frekuensi Napas : 20 x/menit
Suhu Tubuh : 36.7oC Suhu Tubuh : 36.6oC Suhu Tubuh : 36.8oC
2. IMT : 20,21 kg/cm 2. IMT : 20,8 kg/cm 2. IMT : 26 kg/cm
3. Klien tampak meringis 3. Klien tampak meringis 3. Klien tampak meringis
4. Klien tampak gelisah 4. Klien tampak gelisah 4. Klien tampak gelisah
5. Pergerakan terbatas. 5. Pergerakan terbatas. 5. Pergerakan terbatas.
6. Terdapat kekakuan pada otot. 6. Terdapat kekakuan pada otot. 6. Terdapat kekakuan pada otot.
7. Terdapat kekakuan pada sendi 7. Terdapat kekakuan pada sendi 7. Terdapat edema pada ekstermitas
bagian kanan. bagian kanan. bawah bagian kanan dan kiri
8. kekuatan otot 5555 5555 8. Kekuatan otot 5555 5555 8. Terdapat kekakuan pada sendi

59
4444 5555 4444 5555 bagian kanan.
9. Kekuatan otot 5555 5555
4444 4444

11. Klasifikasi/pengelompokan Data Berdasarkan Gangguan Sistem


Tabel 20. Klasifikasi/pengelompokan Data Berdasarkan Gangguan Sistem
Klasifikasi Klasifikasi/pengelompokan Data Berdasarkan Gangguan Sistem
Klien 1 Klien 2 Klien 3
Ganguan Kebutuhan Nyeri dan Ganguan Kebutuhan Nyeri dan Gangguan Kebutuhan Nyeri dan
Kenyamanan Kenyamanan Kenyamanan
Data Subjekti : Data Subjektif : Data Subjektif :
1. Klien mengeluh nyeri dibagian 1) Klien mengeluh nyeri dibagian 1) Klien mengeluh nyeri dibagian
tengkuk kepala, tengkuk kepala, tengkuk kepala,
2. Klien mengatakan nyeri dirasakan 2) Klien mengatakan nyeri dirasakan 2) Klien mengatakan nyeri dirasakan
saat pola makan tidak bagus, dan saat makan yang bergaram, dan saat makan yang tinggi garam, dan
klien mengatakan nyeri berkurang klien mengatakan nyeri berkurang klien mengatakan nyeri berkurang
saat istirahat. saat istirahat, saat istirahat,
3. Klien mengatakan nyeri bersifat 3) Klien mengatakan nyeri dirasakan 3) Klien mengatakan nyeri dirasakan
hilang timbul. seperti ditusuk-tusuk, seperti ditusuk-tusuk,
4. Klien mengatakan nyeri dirasakan 4) Klien mengatakan nyeri bersifat 4) Klien mengatakan nyeri bersifat
seperti ditusuk-tusuk. hilang timbul hilang timnul
5. Klien mengatakan skala nyeri 5 (0- 5) Klien mengatakan skala nyeri 4 (0- 5) Klien mengatakan skala nyeri 5 (0-
10) nyeri sedang,
10) nyeri sedang, 10) nyeri sedang,
6. Klien mengatakan nyeri dirasakan
6) Klien mengatakan nyeri dirasakan 6) Klien mengatakan nyeri dirasakan
secara mendadak kurang lebih 4
secara mendadak kurang lebih 2 secara mendadak kurang lebih 6
menit

60
Data Objektif : menit menit
1. Tanda-tanda Vital Data Objektif : Data Objektif :
Tekanan Darah : 160/100 mmHg 1) Tanda-tanda Vital 1) Tanda-tanda Vital
Frekuensi Nadi : 92 x/meni Tekanan Darah : 150/100 mmHg Tekanan Darah : 180/100 mmHg
Frekuensi Napas : 20 x/menit Frekuensi Nadi : 99 x/menit Frekuensi Nadi : 100 x/menit
Suhu Tubuh : 36.7oC Frekuensi Napas : 18 x/menit Frekuensi Napas : 20 x/menit
2. IMT : 20,21 kg/cm Suhu Tubuh : 36.6oC Suhu Tubuh : 36.8oC
3. Klien tampak meringis 2) IMT : 20,8 kg/cm 2) IMT : 26 kg/cm
3) Klien tampak meringis 3) Klien tampak meringis
4) Klien tampak gelisah

Gangguan Kebutuhan Aktifitas dan Gangguan Kebutuhan Aktifitas dan Gangguan Kebutuhan Aktifitas dan
Istirahat Istirahat Istirahat
Data Subjektif : Data Subjektif : Data Subjektif :
1. Klien mengatakan merasa kram 1) Klien mengatakan kaki bagian 1) Klien mengatakan merasa kram
pada jari – jari tangan dan kaki kanan terasa berat saat di pada jari – jari tangan dan kaki,
2. Klien mengatakan kaki bagian gerakan, 2) Klien mengatakan kaki sebelah
kanan berat untuk digerakan. 2) Klien mengatakan merasa kram kanan dan kiri terasa berat,
Data Objektif : pada jari – jari tangan dan kaki. 3) Klien mengeluh kaki kanan dan kiri
1) Pergerakan terbatas. Data Objektif : bengkak.
2) Terdapat kekakuan pada otot. 1) Pergerakan terbatas. Data Objektif :
3) Terdapat kekakuan pada sendi 2) Terdapat kekakuan pada otot. 1. Pergerakan terbatas.
bagian kanan. 3) Terdapat kekakuan pada sendi 2. Terdapat kekakuan pada otot.
bagian kanan. 3. Terdapat edema pada ekstermitas
4) kekuatan otot 5555 5555 4) Kekuatan otot 5555 5555 bawah bagian kanan dan kiri
4444 5555 4444 5555 4. Terdapat kekakuan pada sendi
bagian kanan.

61
5. Kekuatan otot 5555 5555
4444 4444

Gangguan Kebutuhan Itegritas Ego Gangguan Kebutuhan Itegritas Ego


Data Subjektif : Data Subjektif :
1) Klien mengatakan merasa cemas 1) Klien mengatakan merasa cemas
saat bergerak saat bergerak
2) Klien mengatakan merasa bingung 2) Klien mengatakan merasa bingung
dengan keadaann dengan keadaannya
3) Klien mengeluh pusing 3) Klien mengeluh pusing
Data Objektif : Data Objektif :
1. Klien tampak gelisah 1. Klien tampak gelisah

62
12. Analisa Data Berdasarkan Patofosiologi dan Penyimpangan KDM

Umur Jenis Kelamin Gaya Hidup

Elastisitas , arteriosklerosis

Hipertensi

Kerusakan Vaskuler Pembuluh Darah


Perubahan Status
Perubahan Struktur Kesehatan

Penyumbatan Pembuluh Darah


Ansietas
Vasokonstriksi

Gangguan Sirkulasi

Otak Pembuluh Darah

Resistensi Pembuluh Sistemik Koroner


Darah Otak
Vasokonstriks Iskemi
Miocard
Nyeri Akut
Aflerload
Meningkat Nyeri Akut

Fatique

Gangguan
Mobilitas Fisik

Skema 2. Patway Hipertensi Klien 1

63
Sumber : (Sari, 2020) dan dengan menggunakan Standar Diagnos
Keperawatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

Umur Jenis Kelamin Gaya Hidup

Elastisitas , arteriosklerosis

Hipertensi

Kerusakan Vaskuler Pembuluh Darah

Perubahan Struktur

Penyumbatan Pembuluh Darah

Vasokonstriksi

Gangguan Sirkulasi

Otak Pembuluh Darah

Resistensi Pembuluh Sistemik Koroner


Darah Otak
Vasokonstriks Iskemi
Miocard
Nyeri Akut
Aflerload
Meningkat Nyeri Akut

Fatique

Gangguan
Mobilitas Fisik

64
Skema 3. Patway Hipertensi Klien 2
Sumber : (Sari, 2020) dan dengan menggunakan Standar Diagnos
Keperawatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

Umur Jenis Kelamin Gaya Hidup Obesitas

Elastisitas , arteriosklerosis

Hipertensi

Kerusakan Vaskuler Pembuluh Darah


Perubahan Status
Perubahan Struktur Kesehatan

Penyumbatan Pembuluh Darah


Ansietas
Vasokonstriksi

Gangguan Sirkulasi

Otak Pembuluh Darah

Resistensi Pembuluh Sistemik Koroner


Darah Otak
Vasokonstriks Iskemi
Miocard
Nyeri Akut
Aflerload
Meningkat Nyeri Akut

65
Fatique

Gangguan
Mobilitas Fisik

Skema 2. Patway Hipertensi Klien 3


Sumber : (Sari, 2020) dan dengan menggunakan Standar Diagnos
Keperawatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

66
13. Daftar Masalah Keperawatan
Tabel 21. Daftar Masalah Keperawatan
Daftar Masalah Keperawatan
Klien 1 Klien 2 Klien 3
1. Nyeri akut berhubungan pencedera 1. Nyeri akut berhubungan pencedera 1. Nyeri akut berhubungan pencedera
fisiologis ditandai dengan mengeluh fisiologis ditandai dengan mengeluh fisiologis ditandai dengan mengeluh
nyeri nyeri nyeri
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan kekakuan sendi ditandai dengan kekakuan sendi ditandai dengan kekakuan sendi ditandai
dengan mengeluh sulit menggerakan dengan mengeluh sulit menggerakan dengan mengeluh sulit menggerakan
ekstermitas. ekstermitas. ekstermitas.
3. Ansietas berhubungan dengan krisis 3. Ansietas berhubungan dengan krisis
situasional ditandai dengan tampak situasional ditandai dengan tampak
gelisah gelisah

14. Rencana Tindakan Keperawatan


Tabel 22. Rencana Tindakan Keperawatan Pada Klien 1
No Diagnosa Keperawatan Standar Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri
pencedera fisiologis ditandai selama 3x5 jam maka diharapkan Tingkat Observasi
dengan : nyeri menurun dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi
Data Subjekti : 1. Keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
1. Klien mengeluh nyeri dibagian 2. Meringis menurun 2. Identifikasi skala nyeri
tengkuk kepala, 3. Tekanan darah membaik 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
2. Klien mengatakan nyeri 4. Identifikasi faktor yang memperberat

67
dirasakan saat pola makan & memperingan nyeri
tidak bagus, dan klien Terapeutik
mengatakan nyeri berkurang 5. Berikan teknik non farmakologis untuk
saat istirahat. mengurangi rasa nyeri misalnya ( mis,
3. Klien mengatakan nyeri TENS, hipnosis, akupresur, terapi
bersifat hilang timbul. musik, biofeedback, terapi pijat,
4. Klien mengatakan nyeri aromaterapi, teknik imajinasi
dirasakan seperti ditusuk- terbimbing kompres hangat/dingin,
tusuk. terapi bermain)
5. Klien mengatakan skala nyeri 6. Kontrol pola makan yang
5 (0-10) nyeri sedang, memperberat rasa nyeri
6. Klien mengatakan nyeri 7. Fasilitasi istiraahat & tidur
dirasakan secara mendadak Edukasi
kurang lebih 4 menit 8. Jelaskan penyebab, periode dan
Data Objektif : pemicu nyeri
1. Tanda-tanda Vital 9. Jelaskan strategi meredakan nyeri
Tekanan Darah: 160/100 mmHg 10. Aanjurkan memonitor nyeri secara
Frekuensi Nadi : 92 x/meni mandiri
Frekuensi Napas : 20 x/menit 11. Anjurkan menggunakan analgetik
Suhu Tubuh : 36.7oC secara tepat
2. IMT : 20,21 kg/cm 12. Ajarkan teknik nonfarmaakologis
3. Klien tampak meringis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
13. Kolaborasi peemberian analgetik, jika
perlu

68
2 Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan mobilisasi
berhubungan dengan kekakuan selama 3x5 jam maka diharapkan Observasi
sendi ditandai dengan : mobilitas fisik meningkat dengan kriteria 1. Identifikasi adanya nyeri atau
Data Subjektif : hasil : keluhan fisik lainnya
1. Klien mengatakan merasa 1. Pergerakkan ekstremitas meningkat 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan
kram pada jari – jari tangan 2. Kekuatan otot meningkat pergerakkan
dan kaki 3. Rentang gerak ( ROM ) meningkat 3. Monitor frekuensi jantung dan
2. Klien mengatakan kaki bagian 4. Nyeri menurun tekanan darah sebelum memulai
kanan berat untuk digerakan. 5. Kecemasan menurun mobilisasi
Data Objektif : 6. Kaku sendi menurun Terapeutik
1. Pergerakan terbatas. 7. Gerakan tidak terkoordinasi 4. Fasilitasi aktifitas mobilisasi dengan
2. Terdapat kekakuan pada otot. menurun alat bantu (mis. Pagar tempat tidur )
3. Terdapat kekakuan pada sendi 8. Gerakan terbatas menurun 5. Fasilitasi melakukan pergerakan jika
bagian kanan. perlu
Edukasi
4. kekuatan otot 5555 5555 6. Jelaskan tujuan dan prosedur
4444 5555 mobilisasi
7. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
8. Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan (mis, duduk di
tempat tidur, duduk di sisi tempat
tidur, pindah dari tempat tidur ke
kursi)

69
3. Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Terapi Relaksasi
krisis situasional ditandai dengan : selama 3 x 5 jam, maka diharapkan Observasi
Data Subjektif : tingkat ansietas menurun dengan criteria 1. Identifikasi penurunan tingkat
1. Klien mengatakan merasa hasil : energy, ketidakmampuan, atau
cemas saat bergerak 1. Verbalisasi kebingungan menurun gejala lain yang mengganggu
2. Klien mengatakan merasa 2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi kemampuan kognitif
bingung dengan keadaann yang dihadapi menurun 2. Identifikasi teknik relaksasi yang
3. Klien mengeluh pusing pernah efektif digunakan
Data Objektif : 3. Identifikasi kesedian, kemampuan,
1. Klien tampak gelisah dan penggunaan teknik sebelumnya
4. Periksa ketegangan otot, frekuensi
nadi, tekanan darah, dan suhu
sebelum dan sesudah latihan
5. Monitor respon terhadap terapi
relaksasi
Terapeutik
6. Ciptakan lingkungan tenang dan
tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruangan
nyaman, jika memungkinkan
7. Gunakan pakaian longgar
8. Gunakan nada suara lembut dengan
irama lambat dan beriraman
Edukasi
9. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan,
dan jenis relaksasi yang tersedia
(mis. music, meditasi, napas dalam,

70
relaksasi oto progresif
10. Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
11. Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi relaksasi
12. Anjurkan sering mengulangi atau
melatih teknik yang dipilih
13. Demonstrasikan dan latih teknik
relaksasi ( mis. napas dalam,
peregangan, atau imajinasi
terbimbing)

Tabel 23. Rencana Tindakan Keperawatan Pada Klien 2


No Diagnosa Keperawatan Standar Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri
pencedera fisiologis ditandai selama 3x5 jam maka diharapkan Tingkat Observasi
dengan : nyeri menurun dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi
Data Subjektif : 1. Keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
1. Klien mengeluh nyeri dibagian 2. Meringis menurun 2. Identifikasi skala nyeri
tengkuk kepala, 3. Tekanan darah membaik 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
2. Klien mengatakan nyeri 4. Identifikasi faktor yang memperberat
dirasakan saat makan yang
& memperingan nyeri
bergaram, dan klien
mengatakan nyeri berkurang Terapeutik
saat istirahat, 5. Berikan teknik non farmakologis untuk
3. Klien mengatakan nyeri mengurangi rasa nyeri misalnya ( mis,

71
dirasakan seperti ditusuk- TENS, hipnosis, akupresur, terapi
tusuk, musik, biofeedback, terapi pijat,
4. Klien mengatakan nyeri aromaterapi, teknik imajinasi
bersifat hilang timnul
terbimbing kompres hangat/dingin,
5. Klien mengatakan skala nyeri
4 (0-10) nyeri sedang, terapi bermain)
6. Klien mengatakan nyeri 6. Kontrol pola makan yang
dirasakan secara mendadak memperberat rasa nyeri.
kurang lebih 2 menit 7. Fasilitasi istiraahat & tidur
Data Objektif : Edukasi
1. Tanda-tanda Vital 8. Jelaskan penyebab, periode dan
Tekanan Darah : 150/100 pemicu nyeri
mmHg 9. Jelaskan strategi meredakan nyeri
Frekuensi Nadi : 99 x/menit 10. Aanjurkan memonitor nyeri secara
Frekuensi Napas : 18 x/menit mandiri
Suhu Tubuh : 36.6oC 11. Anjurkan menggunakan analgetik
2. IMT : 20,8 kg/cm secara tepat
3. Klien tampak meringis 12. Ajarkan teknik nonfarmaakologis
4. Klien tampak gelisah untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
13. Kolaborasi peemberian analgetik, jika
perlu

2 Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan mobilisasi


berhubungan dengan kekakuan selama 3x5 jam maka diharapkan Observasi
sendi ditandai dengan : mobilitas fisik meningkat dengan kriteria 1. Identifikasi adanya nyeri atau
Data Subjektif : hasil : keluhan fisik lainnya
1. Klien mengatakan kaki bagian 1. Pergerakkan ekstremitas meningkat 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan

72
kanan terasa berat saat di 2. Kekuatan otot meningkat pergerakkan
gerakan, 3. Rentang gerak ( ROM ) meningkat 3. Monitor frekuensi jantung dan
2. Klien mengatakan merasa 4. Nyeri menurun tekanan darah sebelum memulai
kram pada jari – jari tangan 5. Kecemasan menurun mobilisasi
dan kaki. 6. Kaku sendi menurun Terapeutik
Data Objektif : 7. Gerakan tidak terkoordinasi 4. Fasulitasi aktifitas mobilisasi dengan
1. Pergerakan terbatas. menurun alat bantu (mis. Pagar tempat tidur )
2. Terdapat kekakuan pada otot. 8. Gerakan terbatas menurun 5. Fasilitasi melakukan pergerakan jika
3. Terdapat kekakuan pada perlu
sendi bagian kanan. Edukasi
4. Kekuatan otot 5555 5555 6. Jelaskan tujuan dan prosedur
4444 5555 mobilisasi
7. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
8. Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan (mis, duduk di
tempat tidur, duduk di sisi tempat
tidur, pindah dari tempat tidur ke
kursi)

Tabel 24. Rencana Tindakan Keperawatan Pada Klien 3


No Diagnosa Keperawatan Standar Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri
pencedera fisiologis ditandai selama 3x5 jam maka diharapkan Tingkat Observasi
dengan : nyeri menurun dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi
Data Subjektif : 1. Keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
1. Klien mengeluh nyeri dibagian 2. Meringis menurun 2. Identifikasi skala nyeri

73
tengkuk kepala, 3. Tekanan darah membaik 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
2. Klien mengatakan nyeri 4. Identifikasi faktor yang memperberat
dirasakan saat makan yang & memperingan nyeri
tinggi garam, dan klien Terapeutik
mengatakan nyeri berkurang 5. Berikan teknik non farmakologis untuk
saat istirahat, mengurangi rasa nyeri misalnya ( mis,
3. Klien mengatakan nyeri TENS, hipnosis, akupresur, terapi
dirasakan seperti ditusuk-tusuk, musik, biofeedback, terapi pijat,
4. Klien mengatakan nyeri bersifat aromaterapi, teknik imajinasi
hilang timnul terbimbing kompres hangat/dingin,
5. Klien mengatakan skala nyeri 5 terapi bermain)
(0-10) nyeri sedang, 6. Kontrol pola makan yang
6. Klien mengatakan nyeri memperberat rasa nyeri
dirasakan secara mendadak 7. Fasilitasi istiraahat & tidur
kurang lebih 6 menit Edukasi
Data Objektif : 8. Jelaskan penyebab, periode dan
1. Tanda-tanda Vital pemicu nyeri
Tekanan Darah : 180/100 9. Jelaskan strategi meredakan nyeri
mmHg 10. Aanjurkan memonitor nyeri secara
Frekuensi Nadi : 100 x/menit mandiri
Frekuensi Napas : 20 x/menit 11. Anjurkan menggunakan analgetik
Suhu Tubuh : 36.8oC secara tepat
2. IMT : 26 kg/cm 12. Ajarkan teknik nonfarmaakologis
3. Klien tampak meringis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
13. Kolaborasi peemberian analgetik, jika
perlu

74
2 Gangguan mobilitas fisikSetelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan mobilisasi
berhubungan dengan kekakuan selama 3x5 jam maka diharapkan Observasi
sendi ditandai dengan : mobilitas fisik meningkat dengan kriteria 1. Identifikasi adanya nyeri atau
Data Subjektif : hasil : keluhan fisik lainnya
1. Klien mengatakan merasa 1. Pergerakkan ekstremitas meningkat 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan
kram pada jari – jari tangan dan 2. Kekuatan otot meningkat pergerakkan
kaki, 3. Rentang gerak ( ROM ) meningkat 3. Monitor frekuensi jantung dan
2. Klien mengatakan kaki sebelah 4. Nyeri menurun tekanan darah sebelum memulai
kanan dan kiri terasa berat, 5. Kecemasan menurun mobilisasi
3. Klien mengeluh kaki kanan dan 6. Kaku sendi menurun Terapeutik
kiri bengkak. 7. Gerakan tidak terkoordinasi 4. Fasulitasi aktifitas mobilisasi dengan
Data Objektif : menurun alat bantu (mis. Pagar tempat tidur )
1. Pergerakan terbatas. 8. Gerakan terbatas menurun 5. Fasilitasi melakukan pergerakan jika
2. Terdapat kekakuan pada otot. perlu
3. Terdapat edema pada Edukasi
ekstermitas bawah bagian 6. Jelaskan tujuan dan prosedur
kanan dan kiri mobilisasi
4. Terdapat kekakuan pada sendi 7. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
bagian kanan. 8. Ajarkan mobilisasi sederhana yang
5. Kekuatan otot 5555 5555 harus dilakukan (mis, duduk di
4444 4444 tempat tidur, duduk di sisi tempat
tidur, pindah dari tempat tidur ke
kursi)
3. Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Terapi Relaksasi
krisis situasional ditandai dengan : selama 3 x 5 jam, maka diharapkan Observasi
Gangguan Kebutuhan Itegritas tingkat ansietas menurun dengan criteria 1. Identifikasi penurunan tingkat
Ego hasil : energy, ketidakmampuan, atau

75
Data Subjektif : 1. Verbalisasi kebingungan menurun gejala lain yang mengganggu
1. Klien mengatakan merasa 2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi kemampuan kognitif
cemas saat bergerak yang dihadapi menurun 2. Identifikasi teknik relaksasi yang
2. Klien mengatakan merasa pernah efektif digunakan
bingung dengan keadaann 3. Identifikasi kesedian, kemampuan,
3. Klien mengeluh pusing dan penggunaan teknik sebelumnya
Data Objektif : 4. Periksa ketegangan otot, frekuensi
1. Klien tampak gelisah nadi, tekanan darah, dan suhu
sebelum dan sesudah latihan
5. Monitor respon terhadap terapi
relaksasi
Terapeutik
6. Ciptakan lingkungan tenang dan
tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruangan
nyaman, jika memungkinkan
7. Gunakan pakaian longgar
8. Gunakan nada suara lembut dengan
irama lambat dan beriraman
Edukasi
9. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan,
dan jenis relaksasi yang tersedia
(mis. music, meditasi, napas dalam,
relaksasi oto progresif
10. Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
11. Anjurkan rileks dan merasakan

76
sensasi relaksasi
12. Anjurkan sering mengulangi atau
melatih teknik yang dipilih
13. Demonstrasikan dan latih teknik
relaksasi ( mis. napas dalam,
peregangan, atau imajinasi
terbimbing)

B. Data Senjang Pada Kasus


Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tiga klien didapatkan data senjang pada pengkajian, dimana pada klien :
Tabel 25. Data Senjang Pada Kasus
Data Senjang Pada Kasus
Klien 1 Klien 2 Klien 3
1. Nyeri akut berhubungan pencedera 1. Nyeri akut berhubungan pencedera 1. Nyeri akut berhubungan pencedera
fisiologis ditandai dengan : fisiologis ditandai dengan : fisiologis ditandai dengan :
Data Subjektif : Data Subjektif : Data Subjektif :
1) Klien mengeluh nyeri dibagian 1) Klien mengeluh nyeri dibagian 1) Klien mengeluh nyeri dibagian
tengkuk kepala, tengkuk kepala, tengkuk kepala,
2) Klien mengatakan nyeri dirasakan 2) Klien mengatakan nyeri dirasakan 2) Klien mengatakan nyeri
saat pola makan tidak bagus, dan saat makan yang bergaram, dan dirasakan saat makan yang
klien mengatakan nyeri berkurang klien mengatakan nyeri berkurang tinggi garam, dan klien
saat istirahat, saat istirahat, mengatakan nyeri berkurang
3) Klien mengatakan nyeri bersifat 3) Klien mengatakan nyeri dirasakan saat istirahat,
hilang timbul, seperti ditusuk-tusuk, 3) Klien mengatakan nyeri
4) Klien mengatakan nyeri dirasakan 4) Klien mengatakan nyeri bersifat dirasakan seperti ditusuk-tusuk,
seperti ditusuk-tusuk, hilang timnul 4) Klien mengatakan nyeri bersifat

77
5) Klien mengatakan skala nyeri 5 (0- 5) Klien mengatakan skala nyeri 4 (0- hilang timnul
10) nyeri sedang, 10) nyeri sedang, 5) Klien mengatakan skala nyeri 5
6) Klien mengatakan nyeri dirasakan 6) Klien mengatakan nyeri dirasakan (0-10) nyeri sedang,
secara mendadak kurang lebih 4 secara mendadak kurang lebih 2 6) Klien mengatakan nyeri
menit, menit dirasakan secara mendadak
Data Objektif : Data Objektif : kurang lebih 6 menit
1) Tanda-tanda Vital; 1) Tanda-tanda Vital Data Objektif :
2) Tekanan Darah: 160/100 mmHg, Tekanan Darah : 150/100 mmHg 1) Tanda-tanda Vital
3) Frekuensi Nadi : 92 x/menit, Frekuensi Nadi : 99 x/menit Tekanan Darah : 180/100 mmHg
4) Frekuensi Napas : 20 x/menit, Frekuensi Napas : 18 x/menit Frekuensi Nadi : 100 x/menit
5) Suhu Tubuh : 36.7oC, Suhu Tubuh : 36.6oC Frekuensi Napas : 20 x/menit
6) IMT : 20,21 kg/cm, 2) IMT : 20,8 kg/cm Suhu Tubuh : 36.8oC
7) Klien tampak meringis, 3) Klien tampak meringis 2) IMT : 26 kg/cm
4) Klien tampak gelisah 3) Klien tampak meringis

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan 2. Gangguan mobilitas fisik
dengan kekakuan sendi ditandai dengan kekakuan sendi ditandai berhubungan dengan kekakuan
dengan : dengan : sendi ditandai dengan :
Data Subjektif : Data Subjektif : Data Subjektif :
1) Klien mengatakan merasa kram 1) Klien mengatakan kaki bagian 1) Klien mengatakan merasa kram
pada jari – jari tangan dan kaki kanan terasa berat saat di gerakan, pada jari – jari tangan dan kaki,
2) Klien mengatakan kaki bagian 2) Klien mengatakan merasa kram 2) Klien mengatakan kaki sebelah
kanan berat untuk digerakan. pada jari – jari tangan dan kaki. kanan dan kiri terasa berat,
Data Objektif : Data Objektif : 3) Klien mengeluh kaki kanan dan
1) Pergerakan terbatas. 1) Pergerakan terbatas. kiri bengkak.
2) Terdapat kekakuan pada otot. 2) Terdapat kekakuan pada otot. Data Objektif :
3) Terdapat kekakuan pada sendi 3) Terdapat kekakuan pada sendi 1) Pergerakan terbatas.
bagian kanan. bagian kanan. 2) Terdapat kekakuan pada otot.
4) kekuatan otot 5555 5555 4) Kekuatan otot 5555 5555 3) Terdapat edema pada
4444 5555 4444 5555 ekstermitas bawah bagian kanan
dan kiri

78
4) Terdapat kekakuan pada sendi
bagian kanan.
5) Kekuatan otot 5555 5555
4444 4444
3. Ansietas berhubungan dengan 3. Ansietas berhubungan dengan
krisis situasional ditandai dengan: krisis situasional ditandai dengan :
Data Subjektif : Data Subjektif :
1) Klien mengatakan merasa cemas 1) Klien mengatakan merasa
saat bergerak cemas saat bergerak
2) Klien mengatakan merasa 2) Klien mengatakan merasa
bingung dengan keadaann bingung dengan keadaann
3) Klien mengeluh pusing 3) Klien mengeluh pusing
Data Objektif : Data Objektif :
i. Klien tampak gelisah 1) Klien tampak gelisah

Dari hasil tabel 25. terdapat kesenjangan dalam data dari hasil pengkajian awal pada tiga klien terletak pada diagnosa
keperawatan pertama nyeri akut dimana hasil tekanan darah yang berbeda dengan hipertensi grade 2, durasi rasa nyeri, dan
skala nyeri yang dirasakan tidak sama.
Diagnosa kedua gangguan mobilitas fisik pada tiga klien didapatkan hasil kekuatan otot yang berbeda, klien Ny. M.S
terdapat edema serta pada Ny.R.K dan Ny. N.D tidak ada.
Pada diagnosa ketiga ansietas di dapatkan pada klien Ny.R.K dan Ny. M.S serta pada Ny. S.M tidak terdapat keluhan
terkait ansietas.

79
BAB IV
PELAKSANAAN INTERVENSI KEPERAWATAN
A. Implementasi Pada Klien 1
Tabel 26. Implementasi Pada Klien 1 ( Ny. R.K )
Inisial Klien : Ny.R.K Ruangan : Wisma Teratai
DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan 26/12/22 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas, Pukul : 12.30
pencedera fisiologis ditandai 09.30 intensitas nyeri S:
dengan : Hasil : Klien mengeluh nyeri dibagian tengkuk kepala, Klien 1. Klien mengeluh nyeri dibagian tengkuk
Data Subjekti : mengatakan nyeri bersifat hilang timbul, Klien mengatakan nyeri kepala,
1. Klien mengeluh nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, Klien mengatakan nyeri 2. Klien mengatakan nyeri dirasakan saat
dibagian tengkuk kepala, dirasakan secara mendadak kurang lebih 4 menit. pola makan tidak bagus, dan klien
2. Klien mengatakan nyeri 2. Mengidentifikasi skala nyeri mengatakan nyeri berkurang saat
dirasakan saat pola 09.05 Hasil : Klien mengatakan skala nyeri 5 (0-10) nyeri sedang. istirahat.
makan tidak bagus, dan 3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal 3. Klien mengatakan nyeri bersifat hilang
klien mengatakan nyeri 09.07 Hasil : Klien tampak meringis timbul.
berkurang saat istirahat. 4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat & memperingan nyeri 4. Klien mengatakan nyeri dirasakan seperti
3. Klien mengatakan nyeri 09.09 Hasil : Klien mengatakan nyeri dirasakan saat pola makan tidak ditusuk-tusuk.
bersifat hilang timbul. bagus, dan klien mengatakan nyeri berkurang saat istirahat. 5. Klien mengatakan skala nyeri 4 (0-10)
4. Klien mengatakan nyeri 5. Memberikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri nyeri sedang,
dirasakan seperti ditusuk- Hasil : Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam 6. Klien mengatakan nyeri dirasakan secara
tusuk. 10.03 6. Mengontrol pola makan yang memperberat rasa nyeri mendadak kurang lebih 3 menit
5. Klien mengatakan skala Hasil : Memberikan edukasi terkait diet hipertensi dan mengatur O:
nyeri 5 (0-10) nyeri 10.05 jadwal makan. 1. Tanda-tanda Vital
sedang, 7. Menfasilitasi istiraahat & tidur Tekanan Darah:150/90 mmHg
6. Klien mengatakan nyeri Hasil : Mengatur tempat tidur klien agar merasa nyaman saat Frekuensi Nadi : 90 x/menit
dirasakan secara istirahat dan tidur. 2. Klien tampak meringis
mendadak kurang lebih 4 10.09
8. Menjelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
menit 10.15 Hasil : Memberikan edukasi terkait hipertensi A : Masalah keperawatan nyeri akut pada klien
Data Objektif : 9. Menjelaskan strategi meredakan nyeri belum teratasi
1. Tanda-tanda Vital Hasil : Memberikan edukasi strategi terkait cara meredakan nyeri. P : Lanjutkan Intervensi
10.19
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi
Tekanan Darah:160/100 10. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
mmHg Hasil : Klien dapat memonitoring nyeri secara mandiri
10.21 2. Identifikasi skala nyeri
Frekuensi Nadi : 92 x/menit 11. Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
Frekuensi Napas:20 x/menit Hasil : Memberikan edukasi terkait penggunakan analgetik.
10.25 4. Identifikasi faktor yang memperberat &
Suhu Tubuh : 36.7oC 12. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
memperingan nyeri
2. IMT : 20,21 kg/cm Hasil : Diajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan diikuti oleh
10.30 5. Kontrol pola makan yang memperberat
Klien tampak meringis klien dilakukan sebanyak 15 kali
rasa nyeri
13. Mengkolaborasikan pemberian analgetik
6. Fasilitasi istiraahat & tidur
12.00 Hasil : Amlodipin 10 MG/ 1 x 1
7. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
8. Ajarkan teknik nonfarmaakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi peemberian analgetik
2. Gangguan mobilitas fisik 26/12/22 1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya Pukul :12.30
berhubungan dengan 10.34 Hasil : Klien mengatakan merasa kram pada jari – jari tangan dan S :
kekakuan sendi ditandai kaki, Klien mengatakan kaki bagian kanan berat untuk digerakan. 1. Klien mengatakan kram pada jari – jari
dengan : 10.38 2. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakkan tangan dan kaki sedikit berkurang,
Data Subjektif : Hasil : Pergerakan terbatas, Terdapat kekakuan pada otot, 2. Klien mengatakan kaki bagian kanan
1. Klien mengatakan merasa Terdapat kekakuan pada sendi bagian kanan, kekuatan otot masih berat untuk digerakan
kram pada jari – jari 5555 5555 O:
4444 5555
tangan dan kaki 1. Tanda-tanda Vital
3. Memonitoring frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum
2. Klien mengatakan kaki Tekanan Darah:150/90 mmHg
memulai mobilisasi
bagian kanan berat untuk 10.40 Frekuensi Nadi : 90 x/menit
Hasil : Tekanan Darah:160/100 mmHg, Frekuensi Nadi : 92
digerakan. 2. Pergerakan masih terbatas,
x/menit. 3. Kekakuan pada otot sedikit terdapat
Data Objektif :
4. Memfasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat bantu perubahan,
1. Pergerakan terbatas.
Hasil : Klien menggunakan tongkat saat melakukan aktifitas 4. Kekakuan pada sendi bagian kanan
2. Terdapat kekakuan pada
mobilisasi. sedikit terdapat perubahan,
otot. 10.43
5. Memfasilitasi melakukan pergerakan 5. Kekuatan otot 5555 5555
3. Terdapat kekakuan pada
4444 5555
sendi bagian kanan. Hasil : Membantu melakukan pergerakan secara bertahap
10.45 6. Klien dapat melakukan ROM
6. Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi

82
4. kekuatan otot 5555 5555 Hasil : Memberikan edukasi terkait tujuan, manfaat dan prosedur
4444 5555 10.48 mobilisasa pada klien A : Masalah Keperawatan gangguan mobilisasi
7. Menganjurkan melakukan mobilisasi dini fisik pada klien belum teratasi
Hasil : Klien dapat melukan mobilisasi dini secara bertahap
8. Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan P : Lanjutkan intervensi
10.50 Hasil : Mengajarkan senam ROM aktif pada klien untuk 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
mengatasi kekakuan pada otot dan kekakuan pada sendi lainnya
10.52 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan
pergerakkan
3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan
darah sebelum memulai mobilisasi
4. Fasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat
bantu
5. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
6. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan
3. Ansietas berhubungan dengan 26/12/22 1. Mengidentifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan, Pukul : 12.30
krisis situasional ditandai 10.58 atau gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif S:
dengan : Hasil : Klien mengatakan merasa cemas saat bergerak, Klien 1. Klien mengatakan masih merasa cemas
Data Subjektif : mengatakan merasa bingung dengan keadaann, Klien mengeluh saat bergerak,
1. Klien mengatakan merasa pusing dan Klien tampak gelisah 2. Klien masih mengeluh pusing
cemas saat bergerak 2. Mengidentifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
11.00 O:
2. Klien mengatakan merasa Hasil : Klien mengatakan teknik relaksasi yang pernah efektif 1. Tanda-tanda Vital
bingung dengan digunakan berupa teknik relaksasi nafas dalam. Tekanan Darah:150/90 mmHg
keadaann 3. Mengidentifikasi kesedian, kemampuan, dan penggunaan teknik Frekuensi Nadi : 90 x/menit
3. Klien mengeluh pusing 11.03 sebelumnya 2. Klien tampak gelisah
Data Objektif : Hasil : Klien mampu melakukan teknik relaksasi nafas dalam.
1. Klien tampak gelisah 4. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu A : Masalah keperawatan ansietas pada klien
sebelum dan sesudah latihan belum teratasi
11.06
Hasil : Tekanan Darah:160/100 mmHg, Frekuensi Nadi : 92
x/menit, Frekuensi Napas:20 x/menit, Suhu Tubuh : 36.7oC P : Lanjutkan Intervensi
5. Memonitoring respon terhadap terapi relaksasi 1. Identifikasi penurunan tingkat energy,
Hasil : Klien tampak menikmati menggunakan tehnik relaksasi ketidakmampuan, atau gejala lain yang

83
11.09 nafas dalam. mengganggu kemampuan kognitif
6. Menciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan 2. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi,
pencahayaan dan suhu ruangan nyaman tekanan darah, dan suhu sebelum dan
Hasil : Memberikan lingkungan yang tenang tampa ada sesudah latihan
11.12
gangguan pencahayaan dan suhu ruangan yang nyaman 3. Monitor respon terhadap terapi relaksasi
7. Menggunakan pakaian longgar 4. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
Hasil : Menganjurkan klien menggunakan pakaian yang longgar gangguan dengan pencahayaan dan suhu
8. Menggunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan ruangan nyaman
11.15 berirama 5. Gunakan pakaian longgar
Hasil : Bersuara lembut dengan irama lambat dan berirama agar 6. Gunakan nada suara lembut dengan
11.18 klien dapat memahami irama lambat dan berirama
9. Menjelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang 7. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan
tersedia jenis relaksasi yang tersedia
Hasil : Memberikan edukasi terkait tujuan, manfaat, batasan 8. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
dilakukannya teknik relaksasi mendengarkan musik. relaksasi
10. Menjelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih 9. Anjurkan sering mengulangi atau melatih
11.20 Hasil : Klien mengatakan paham. teknik yang dipilih
11. Menganjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi 10. Demonstrasi dan latih teknik relaksasi
Hasil : Menganjurkan klien mendengarkan musik dan merasakan
sensasi relaksasinya.
11.22 12. Menganjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih
Hasil : Menganjurkan klien dapat melakukan teknik relaksasi
11.24 nafas dalam dan mendengarkan musik secara mandiri
13. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi
Hasil : Klien dapat mengulangi kembali terkait teknik relaksasi
11.26 nafas dalam dan dengan mendengarkan musik untuk mengontrol
kecemasannya.

11.28

1. Nyeri akut berhubungan 27/12/22 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas, Pukul : 12.30
pencedera fisiologis ditandai 09.00 intensitas nyeri S:

84
dengan : Hasil : Klien mengeluh nyeri dibagian tengkuk kepala, Klien 1. Klien mengeluh nyeri dibagian tengkuk
Data Subjekti : mengatakan nyeri bersifat hilang timbul, Klien mengatakan nyeri kepala,
1. Klien mengeluh nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, Klien mengatakan nyeri 2. Klien mengatakan nyeri dirasakan saat
dibagian tengkuk kepala, dirasakan secara mendadak kurang lebih 3 menit. pola makan tidak bagus, dan klien
2. Klien mengatakan nyeri 2. Mengidentifikasi skala nyeri mengatakan nyeri berkurang saat
dirasakan saat pola 09.05 Hasil : Klien mengatakan skala nyeri 4 (0-10) nyeri sedang. istirahat.
makan tidak bagus, dan 3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal 3. Klien mengatakan nyeri bersifat hilang
klien mengatakan nyeri 09.07 Hasil : Klien tampak meringis timbul.
berkurang saat istirahat. 4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat & memperingan nyeri 4. Klien mengatakan nyeri dirasakan seperti
3. Klien mengatakan nyeri 09.09 Hasil : Klien mengatakan nyeri dirasakan saat pola makan tidak ditusuk-tusuk.
bersifat hilang timbul. bagus, dan klien mengatakan nyeri berkurang saat istirahat. 5. Klien mengatakan skala nyeri 3 (0-10)
4. Klien mengatakan nyeri 5. Mengontrol pola makan yang memperberat rasa nyeri nyeri sedang,
dirasakan seperti ditusuk- Hasil : Memberikan edukasi terkait diet hipertensi dan mengatur 6. Klien mengatakan nyeri dirasakan secara
tusuk. jadwal makan. mendadak kurang lebih 2 menit
5. Klien mengatakan skala 09.13 6. Menfasilitasi istiraahat & tidur O:
nyeri 4 (0-10) nyeri Hasil : Mengatur tempat tidur klien agar merasa nyaman saat 1. Tanda-tanda Vital
sedang, 09.17 istirahat dan tidur. Tekanan Darah:140/90 mmHg
6. Klien mengatakan nyeri 7. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri Frekuensi Nadi : 88x/menit
dirasakan secara Hasil : Klien dapat memonitoring nyeri secara mandiri 2. Klien tampak meringis
mendadak kurang lebih 3 8. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
09.19 A : Masalah keperawatan nyeri akut pada klien
menit Hasil : Diajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan diikuti oleh
Data Objektif : klien dilakukan sebanyak 15 kali belum teratasi
1. Tanda-tanda Vital 09.21 9. Mengkolaborasikan pemberian analgetik P : Lanjutkan Intervensi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi
Tekanan Darah:150/90 Hasil : Amlodipin 10 MG/ 1 x 1
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
mmHg
2. Identifikasi skala nyeri
Frekuensi Nadi : 90 x/menit 09.25 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
2. Klien tampak meringis
4. Identifikasi faktor yang memperberat &
memperingan nyeri
5. Kontrol pola makan yang memperberat
rasa nyeri
6. Fasilitasi istiraahat & tidur
7. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

85
8. Ajarkan teknik nonfarmaakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
9. Kolaborasi peemberian analgetik

2. Gangguan mobilitas fisik 27/12/22 1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya Pukul :12.30
berhubungan dengan 09.28 Hasil : Klien mengatakan merasa kram pada jari – jari tangan dan S :
kekakuan sendi ditandai kaki, Klien mengatakan kaki bagian kanan berat untuk digerakan. 1. Klien mengatakan kram pada jari – jari
dengan : 09.31 2. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakkan tangan dan kaki menurun
Data Subjektif : Hasil : Pergerakan terbatas, Terdapat kekakuan pada otot, 2. Klien mengatakan kaki bagian kanan
1. Klien mengatakan kram Terdapat kekakuan pada sendi bagian kanan, kekuatan otot masih sedikit berat untuk digerakan
pada jari – jari tangan dan 5555 5555 O:
4444 5555
kaki sedikit berkurang, 1. Tanda-tanda Vital
3. Memonitoring frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum
2. Klien mengatakan kaki Tekanan Darah:140/90 mmHg
memulai mobilisasi
bagian kanan masih berat 09.35 Frekuensi Nadi : 88 x/menit
Hasil : Tekanan Darah:150/90 mmHg, Frekuensi Nadi : 90
untuk digerakan. 2. Pergerakan masih terbatas,
x/menit. 3. Kekakuan pada otot sedikit meningkat
Data Objektif :
4. Memfasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat bantu 4. Kekakuan pada sendi bagian kanan
1. Tanda-tanda Vital
Hasil : Klien menggunakan tongkat saat melakukan aktifitas sedikit meningkat
Tekanan Darah:140/90
mobilisasi. 5. Kekuatan otot 5555 5555
mmHg 09.38
5. Menganjurkan melakukan mobilisasi dini 4444 5555
Frekuensi Nadi : 88 6. Klien dapat melakukan ROM
Hasil : Klien dapat melukan mobilisasi dini secara bertahap
x/menit
6. Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
2. Pergerakan terbatas. 09.42 A : Masalah Keperawatan gangguan mobilisasi
3. Terdapat kekakuan pada Hasil : Mengajarkan senam ROM aktif pada klien untuk
fisik pada klien belum teratasi
otot. mengatasi kekakuan pada otot dan kekakuan pada sendi
4. Terdapat kekakuan pada 09.46
P : Lanjutkan intervensi
sendi bagian kanan. 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
5. kekuatan otot 5555 5555
lainnya
4444 5555
2. Identifikasi toleransi fisik melakukan
pergerakkan
3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan
darah sebelum memulai mobilisasi
4. Fasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat
bantu

86
5. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
6. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan

3. Ansietas berhubungan dengan 27/12/22 1. Mengidentifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan, Pukul : 12.30
krisis situasional ditandai 09. 55 atau gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif S:
dengan : Hasil : Klien mengatakan merasa cemas saat bergerak, Klien 1. Klien mengatakan masih merasa cemas
Data Subjektif : mengatakan merasa bingung dengan keadaann, Klien mengeluh saat bergerak,
1. Klien mengatakan masih pusing dan Klien tampak gelisah 2. Klien sudah tidak mengeluh pusing
merasa cemas saat 2. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu
bergerak, 10.00 O:
sebelum dan sesudah latihan 1. Tanda-tanda Vital
2. Klien masih mengeluh
Hasil : Tekanan Darah:150/100 mmHg, Frekuensi Nadi : 90 Tekanan Darah:140/90 mmHg
pusing
Data Objektif : x/menit, Frekuensi Napas: 20 x/menit, Suhu Tubuh : 36.6oC Frekuensi Nadi : 88 x/menit
1. Tanda-tanda Vital 3. Memonitoring respon terhadap terapi relaksasi 3. Klien tampak tidak gelisah lagi.
Tekanan Darah:150/90 10.03 Hasil : Klien tampak menikmati menggunakan tehnik relaksasi
mmHg nafas dalam. A : Masalah keperawatan ansietas pada klien
Frekuensi Nadi : 90 4. Menciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan sudah teratasi
x/menit pencahayaan dan suhu ruangan nyaman
2. Klien tampak gelisah 10.06 Hasil : Memberikan lingkungan yang tenang tampa ada P : Pertahankan Intervensi
gangguan pencahayaan dan suhu ruangan yang nyaman 1. Identifikasi penurunan tingkat energy,
5. Menggunakan pakaian longgar ketidakmampuan, atau gejala lain yang
Hasil : Menganjurkan klien menggunakan pakaian yang longgar mengganggu kemampuan kognitif
6. Menggunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan 2. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi,
10.09
berirama tekanan darah, dan suhu sebelum dan
Hasil : Bersuara lembut dengan irama lambat dan berirama agar sesudah latihan
10.12 3. Monitor respon terhadap terapi relaksasi
klien dapat memahami
7. Menjelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang 4. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
tersedia gangguan dengan pencahayaan dan suhu
Hasil : Memberikan edukasi terkait tujuan, manfaat, batasan ruangan nyaman
dilakukannya teknik relaksasi mendengarkan musik. 5. Gunakan pakaian longgar
10.15
8. Menganjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi 6. Gunakan nada suara lembut dengan
Hasil : Menganjurkan klien mendengarkan musik dan merasakan irama lambat dan berirama
sensasi relaksasinya. 7. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi

87
9. Menganjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih relaksasi
10.18 Hasil : Menganjurkan klien dapat melakukan teknik relaksasi 8. Anjurkan sering mengulangi atau melatih
nafas dalam dan mendengarkan musik secara mandiri teknik yang dipilih
9. Demonstrasi dan latih teknik relaksasi
10. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi
10.20
Hasil : Klien dapat mengulangi kembali terkait teknik relaksasi
nafas dalam dan dengan mendengarkan musik untuk mengontrol
kecemasannya.

10.22

1. Nyeri akut berhubungan 28/12/22 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas, Pukul : 12.30
pencedera fisiologis ditandai 09.00 intensitas nyeri S : Klien mengatakan tidak merasakan nyeri
dengan : Hasil : Klien mengeluh nyeri dibagian tengkuk kepala, Klien lagi
Data Subjekti : mengatakan nyeri bersifat hilang timbul, Klien mengatakan nyeri O:
1. Klien mengeluh nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, Klien mengatakan nyeri 1. Tanda-tanda Vital
dibagian tengkuk kepala, dirasakan secara mendadak kurang lebih 1 menit. Tekanan Darah:130/90 mmHg
2. Klien mengatakan nyeri 2. Mengidentifikasi skala nyeri Frekuensi Nadi : 82x/menit
dirasakan saat pola 09.05 Hasil : Klien mengatakan skala nyeri 2 (0-10) nyeri sedang. 2. Klien tampak tidak meringis lagi
makan tidak bagus, dan 3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
klien mengatakan nyeri Hasil : Klien tampak tidak meringis A : Masalah keperawatan nyeri akut pada klien
09.07
sudah teratasi
berkurang saat istirahat. 4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat & memperingan nyeri
P : Pertahankan Intervensi
3. Klien mengatakan nyeri 09.09 Hasil : Klien mengatakan nyeri dirasakan saat pola makan tidak 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi
bersifat hilang timbul. bagus, dan klien mengatakan nyeri berkurang saat istirahat. frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
4. Klien mengatakan nyeri 5. Mengontrol pola makan yang memperberat rasa nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
dirasakan seperti ditusuk- Hasil : Memberikan edukasi terkait diet hipertensi dan mengatur 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
tusuk. 09.13 jadwal makan. 4. Identifikasi faktor yang memperberat &
5. Klien mengatakan skala 6. Menfasilitasi istiraahat & tidur memperingan nyeri
nyeri 3 (0-10) nyeri Hasil : Mengatur tempat tidur klien agar merasa nyaman saat 5. Kontrol pola makan yang memperberat
sedang, 09.17 istirahat dan tidur. rasa nyeri
6. Klien mengatakan nyeri 7. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri 6. Fasilitasi istiraahat & tidur

88
dirasakan secara Hasil : Klien dapat memonitoring nyeri secara mandiri 7. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
mendadak kurang lebih 2 09.19 8. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri 8. Ajarkan teknik nonfarmaakologis untuk
menit Hasil : Diajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan diikuti oleh mengurangi rasa nyeri
Data Objektif : klien dilakukan sebanyak 15 kali 9. Kolaborasi peemberian analgetik
09.21
1. Tanda-tanda Vital 9. Mengkolaborasikan pemberian analgetik
Tekanan Darah:140/90 Hasil : Amlodipin 10 MG/ 1 x 1
mmHg 09.25
Frekuensi Nadi : 88 x/menit
2. Klien tampak meringis
2. Gangguan mobilitas fisik 28/12/22 1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya Pukul :12.30
berhubungan dengan 09.28 Hasil : Klien mengatakan kram pada jari – jari tangan dan kaki S :
kekakuan sendi ditandai sedikit berkurang, Klien mengatakan kaki bagian kanan berat 1. Klien mengatakan kaki bagian kanan
dengan : untuk digerakan . sudah tidak berat untuk digerakan
Data Subjektif : 2. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakkan O:
09.31
1. Klien mengatakan kram Hasil : Pergerakan terbatas, kekakuan pada otot sedikit menurun, 1. Tanda-tanda Vital
pada jari – jari tangan dan kekakuan pada sendi bagian kanansedikit menurun, kekuatan Tekanan Darah:130/90 mmHg
otot 5555 5555 Frekuensi Nadi : 86 x/menit
kaki berkurang,
4444 5555
2. Klien mengatakan kaki 2. Pergerakan sudah tidak terbatas,
3. Memonitoring frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum
bagian kanan masih 3. Kekakuan pada otot meningkat
memulai mobilisasi 4. Kekakuan pada sendi bagian kanan
sedikit berat untuk 09.35 Hasil : Tekanan Darah:140/90 mmHg, Frekuensi Nadi : 88 meningkat
digerakan x/menit. 5. Kekuatan otot 5555 5555
Data Objektif : 4. Memfasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat bantu 5555 5555
1. Tanda-tanda Vital Hasil : Klien menggunakan tongkat saat melakukan aktifitas 6. Klien dapat melakukan ROM
Tekanan Darah:140/90
mobilisasi.
mmHg 09.38 A : Masalah Keperawatan gangguan mobilisasi
5. Menganjurkan melakukan mobilisasi dini
Frekuensi Nadi : 88 fisik pada klien sudah teratasi
Hasil : Klien dapat melukan mobilisasi dini secara bertahap
x/menit
6. Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
2. Pergerakan terbatas. P : Pertahankan intervensi
09.42 Hasil : Mengajarkan senam ROM aktif pada klien untuk 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
3. Terdapat kekakuan pada
otot sedikit meningkat. mengatasi kekakuan pada otot dan kekakuan pada sendi lainnya
4. Terdapat kekakuan pada 09.46 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan
sendi bagian kanan sedikit pergerakkan
meningkat.
3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan
5. kekuatan otot 5555 5555

89
4444 5555 darah sebelum memulai mobilisasi
4. Fasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat
bantu
5. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
6. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan

B. Implentasi Pada Klien 2


Tabel 27. Implementasi Pada Klien 2 ( Ny.S.M )
Inisial Klien : Ny.S.H Ruangan : Wisma Teratai
DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan 26/12/22 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas, Pukul : 12.30
pencedera fisiologis ditandai intensitas nyeri S:
10.20
dengan : Hasil : Klien mengeluh nyeri dibagian tengkuk kepala, Klien 1. Klien mengeluh nyeri dibagian tengkuk
Data Subjektif : mengatakan nyeri bersifat hilang timbul, Klien mengatakan nyeri kepala,
1. Klien mengeluh nyeri 2. Klien mengatakan nyeri dirasakan saat
dirasakan seperti ditusuk-tusuk, Klien mengatakan nyeri
makan yang bergaram, dan klien
dibagian tengkuk kepala, dirasakan secara mendadak kurang lebih 2 menit. mengatakan nyeri berkurang saat
2. Klien mengatakan nyeri 10.22 2. Mengidentifikasi skala nyeri istirahat.
dirasakan saat makan 3. Klien mengatakan nyeri bersifat hilang
Hasil : Klien mengatakan skala nyeri 4 (0-10) nyeri sedang.
yang bergaram, dan klien timbul.
mengatakan nyeri 10.25 3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal 4. Klien mengatakan nyeri dirasakan seperti
berkurang saat istirahat, Hasil : Klien tampak meringis dan gelisah ditusuk-tusuk.
3. Klien mengatakan nyeri 10.27 4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat & memperingan nyeri 5. Klien mengatakan skala nyeri 3 (0-10)
Hasil : Klien mengatakan nyeri dirasakan saat makan yang nyeri sedang,
dirasakan seperti ditusuk-
6. Klien mengatakan nyeri dirasakan secara
tusuk, bergaram, dan klien mengatakan nyeri berkurang saat istirahat.
10.30 mendadak kurang lebih 2 menit
4. Klien mengatakan nyeri 5. Memberikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri O:

90
bersifat hilang timnul Hasil : Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam 1. Tanda-tanda Vital
5. Klien mengatakan skala 6. Mengontrol pola makan yang memperberat rasa nyeri Tekanan Darah:140/90 mmHg
10.32
nyeri 4 (0-10) nyeri Hasil : Memberikan edukasi terkait diet hipertensi dan mengatur Frekuensi Nadi : 96 x/menit
sedang, jadwal makan. 2. Klien tampak meringis
6. Klien mengatakan nyeri 3. Klien tampak gelisah
7. Menfasilitasi istiraahat & tidur
dirasakan secara 10.34 Hasil : Mengatur tempat tidur klien agar merasa nyaman saat
mendadak kurang lebih 2 A : Masalah keperawatan nyeri akut pada klien
istirahat dan tidur. belum teratasi
menit
10.36 8. Menjelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
Data Objektif :
Hasil : Memberikan edukasi terkait hipertensi P : Lanjutkan Intervensi
1. Tanda-tanda Vital
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi
Tekanan Darah : 150/100 10.39 9. Menjelaskan strategi meredakan nyeri frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
mmHg Hasil : Memberikan edukasi strategi terkait cara meredakan nyeri. 2. Identifikasi skala nyeri
Frekuensi Nadi : 99 x/menit 10. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
10.41
Frekuensi Napas : 18 Hasil : Klien dapat memonitoring nyeri secara mandiri 4. Identifikasi faktor yang memperberat &
x/menit memperingan nyeri
11. Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat 5. Kontrol pola makan yang memperberat
Suhu Tubuh : 36.6oC 10.42
Hasil : Memberikan edukasi terkait penggunakan analgetik. rasa nyeri
2. IMT : 20,8 kg/cm
3. Klien tampak meringis
12. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri 6. Fasilitasi istiraahat & tidur
10.45 Hasil : Diajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan diikuti oleh 7. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Klien tampak gelisah 8. Ajarkan teknik nonfarmaakologis untuk
klien dilakukan sebanyak 15 kali mengurangi rasa nyeri
10.48 13. Mengkolaborasikan pemberian analgetik 9. Kolaborasi peemberian analgetik
Hasil : Amlodipin 10 MG/ 1 x 1
2. Gangguan mobilitas fisik 26/12/22 1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya Pukul :12.30
berhubungan dengan 10.50 Hasil : Klien mengatakan merasa kram pada jari – jari tangan dan S :
kekakuan sendi ditandai kaki, Klien mengatakan kaki bagian kanan berat untuk digerakan. 1. Klien mengatakan kram pada jari – jari
dengan : 2. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakkan tangan dan kaki sedikit berkurang,
Data Subjektif : 10.52 Hasil : Pergerakan terbatas, Terdapat kekakuan pada otot, 2. Klien mengatakan kaki bagian kanan
Terdapat kekakuan pada sendi bagian kanan, kekuatan otot masih berat untuk digerakan
1. Klien mengatakan kaki 5555 5555 O:
4444 5555
bagian kanan terasa berat 1. Tanda-tanda Vital
10.54 3. Memonitoring frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum
Tekanan Darah:140/90 mmHg
saat di gerakan,
memulai mobilisasi
2. Klien mengatakan merasa Frekuensi Nadi : 96 x/menit
Hasil : Tekanan Darah:150/100 mmHg, Frekuensi Nadi : 99
kram pada jari – jari 2. Pergerakan masih terbatas,

91
tangan dan kaki. 10.56 x/menit. 3. Kekakuan pada otot sedikit terdapat
Data Objektif : 4. Memfasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat bantu perubahan,
4. Kekakuan pada sendi bagian kanan
1. Pergerakan terbatas. Hasil : Klien menggunakan tongkat saat melakukan aktifitas
sedikit terdapat perubahan,
2. Terdapat kekakuan pada mobilisasi.
10.58 5. Kekuatan otot 5555 5555
5. Memfasilitasi melakukan pergerakan 4444 5555
otot.
Hasil : Membantu melakukan pergerakan secara bertahap 6. Klien dapat melakukan ROM
3. Terdapat kekakuan pada 6. Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
sendi bagian kanan. 11.00
Hasil : Memberikan edukasi terkait tujuan, manfaat dan prosedur A : Masalah Keperawatan gangguan mobilisasi
4. Kekuatan otot 5555 5555 mobilisasa pada klien fisik pada klien belum teratasi
4444 5555 11.03 7. Menganjurkan melakukan mobilisasi dini
Hasil : Klien dapat melukan mobilisasi dini secara bertahap P : Lanjutkan intervensi
10.05 8. Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
Hasil : Mengajarkan senam ROM aktif pada klien untuk lainnya
2. Identifikasi toleransi fisik melakukan
mengatasi kekakuan pada otot dan kekakuan pada sendi
pergerakkan
3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan
darah sebelum memulai mobilisasi
4. Fasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat
bantu
5. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
6. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan
1. Nyeri akut berhubungan 27/12/22 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas, Pukul : 12.30
pencedera fisiologis ditandai intensitas nyeri S:
10.00 Hasil : Klien mengeluh nyeri dibagian tengkuk kepala, Klien
dengan : 1. Klien mengeluh nyeri dibagian tengkuk
Data Subjektif : mengatakan nyeri bersifat hilang timbul, Klien mengatakan nyeri kepala,
1. Klien mengeluh nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, Klien mengatakan nyeri 2. Klien mengatakan nyeri dirasakan saat
dirasakan secara mendadak kurang lebih 2 menit. makan yang bergaram, dan klien
dibagian tengkuk kepala,
2. Mengidentifikasi skala nyeri mengatakan nyeri berkurang saat
2. Klien mengatakan nyeri 10.02 istirahat.
Hasil : Klien mengatakan skala nyeri 3 (0-10) nyeri sedang.
dirasakan saat makan 3. Klien mengatakan nyeri bersifat hilang
3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
yang bergaram, dan klien timbul.
10.05 Hasil : Klien tampak meringis dan gelisah
mengatakan nyeri 4. Klien mengatakan nyeri dirasakan seperti
4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat & memperingan nyeri ditusuk-tusuk.
berkurang saat istirahat,
Hasil : Klien mengatakan nyeri dirasakan saat makan yang 5. Klien mengatakan skala nyeri 2 (0-10)
3. Klien mengatakan nyeri 10.07 bergaram, dan klien mengatakan nyeri berkurang saat istirahat. nyeri sedang,

92
dirasakan seperti ditusuk- 5. Mengontrol pola makan yang memperberat rasa nyeri 6. Klien mengatakan nyeri dirasakan secara
tusuk, Hasil : Memberikan edukasi terkait diet hipertensi dan mengatur mendadak kurang lebih 1 menit
10.10 O:
4. Klien mengatakan nyeri jadwal makan.
1. Tanda-tanda Vital
bersifat hilang timnul 6. Menfasilitasi istiraahat & tidur
10.12 Tekanan Darah:130/90 mmHg
5. Klien mengatakan skala Hasil : Mengatur tempat tidur klien agar merasa nyaman saat
Frekuensi Nadi : 90 x/menit
nyeri 3 (0-10) nyeri istirahat dan tidur.
2. Klien tampak tidak meringis
sedang, 10.14 7. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri 3. Klien tampak tidak gelisah lagi
6. Klien mengatakan nyeri Hasil : Klien dapat memonitoring nyeri secara mandiri
dirasakan secara 8. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri A : Masalah keperawatan nyeri akut pada klien
mendadak kurang lebih 2 10.16 Hasil : Diajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan diikuti oleh belum teratasi
menit klien dilakukan sebanyak 15 kali
10.19 9. Mengkolaborasikan pemberian analgetik P : Lanjutkan Intervensi
Data Objektif : Hasil : Amlodipin 10 MG/ 1 x 1 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi
1. Tanda-tanda Vital frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Tekanan Darah : 140/90 2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
mmHg
4. Identifikasi faktor yang memperberat &
Frekuensi Nadi : 99 x/menit memperingan nyeri
2. Klien tampak meringis 5. Kontrol pola makan yang memperberat
3. Klien tampak gelisah rasa nyeri
6. Fasilitasi istiraahat & tidur
7. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
8. Ajarkan teknik nonfarmaakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
9. Kolaborasi peemberian analgetik
2. Gangguan mobilitas fisik 27/12/22 1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya Pukul :12.30
berhubungan dengan 10.30 Hasil : Klien mengatakan kram pada jari – jari tangan dan kaki S :
kekakuan sendi ditandai sedikit berkurang, Klien mengatakan kaki bagian kanan berat 1. Klien mengatakan kram pada jari – jari
dengan : untuk digerakan. tangan dan kaki berkurang,
Data Subjektif : 10.32 2. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakkan 2. Klien mengatakan kaki bagian kanan
Hasil : Pergerakan masih terbatas, kekakuan pada otot sedikit masih berat untuk digerakan
1. Klien mengatakan kram menurun, kekakuan pada sendi bagian kanan sedikit menurun, O:
pada jari – jari tangan dan kekuatan otot 5555 5555 1. Tanda-tanda Vital
10.34 4444 5555 Tekanan Darah:130/90 mmHg
kaki berkurang,
3. Memonitoring frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum
2. Klien mengatakan kaki Frekuensi Nadi : 90 x/menit

93
bagian kanan masih berat memulai mobilisasi 2. Pergerakan masih terbatas,
untuk digerakan Hasil : Tekanan Darah:140/90 mmHg, Frekuensi Nadi : 96 3. Kekakuan pada otot terdapat perubahan,
10.36 4. Kekakuan pada sendi bagian kanan
Data Objektif : x/menit.
terdapat perubahan,
1. Tanda-tanda Vital 4. Memfasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat bantu
5. Kekuatan otot 5555 5555
Tekanan Darah:140/90 Hasil : Klien menggunakan tongkat saat melakukan aktifitas 4444 5555
mmHg 10.38 mobilisasi. 6. Klien dapat melakukan ROM
Frekuensi Nadi : 96 5. Memfasilitasi melakukan pergerakan
x/menit Hasil : Membantu melakukan pergerakan secara bertahap A : Masalah Keperawatan gangguan mobilisasi
2. Pergerakan terbatas.
11.40
6. Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi fisik pada klien belum teratasi
3. Kekakuan pada otot Hasil : Memberikan edukasi terkait tujuan, manfaat dan prosedur
sedikit menurun. 11.43 P : Lanjutkan intervensi
mobilisasa pada klien
4. Kekakuan pada sendi 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
7. Menganjurkan melakukan mobilisasi dini
bagian kanan sedikit lainnya
10.45 Hasil : Klien dapat melukan mobilisasi dini secara bertahap
menurun 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan
8. Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
5. Kekuatan otot 5555 5555 pergerakkan
Hasil : Mengajarkan senam ROM aktif pada klien untuk 3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan
4444 5555
mengatasi kekakuan pada otot dan kekakuan pada sendi darah sebelum memulai mobilisasi
4. Fasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat
bantu
5. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
6. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan
1. Nyeri akut berhubungan 28/12/22 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas, Pukul : 12.30
pencedera fisiologis ditandai intensitas nyeri S : Klien mengatakan sudah tidak merasakan
10.00 Hasil : Klien mengeluh nyeri dibagian tengkuk kepala, Klien
dengan : nyeri lagi
Data Subjektif : mengatakan nyeri bersifat hilang timbul, Klien mengatakan nyeri
1. Klien mengeluh nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, Klien mengatakan nyeri O:
dibagian tengkuk kepala, dirasakan secara mendadak kurang lebih 1 menit. 1. Tanda-tanda Vital
2. Klien mengatakan nyeri 2. Mengidentifikasi skala nyeri Tekanan Darah:120/90 mmHg
dirasakan saat makan 10.02 Hasil : Klien mengatakan skala nyeri 2 (0-10) nyeri sedang. Frekuensi Nadi : 86 x/menit
yang bergaram, dan klien 3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
mengatakan nyeri 10.05 Hasil : Klien tampak tidak meringis dan gelisah lagi
berkurang saat istirahat, A : Masalah keperawatan nyeri akut pada klien
4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat & memperingan nyeri sudah teratasi
3. Klien mengatakan nyeri
Hasil : Klien mengatakan nyeri dirasakan saat makan yang
dirasakan seperti ditusuk- 10.07 bergaram, dan klien mengatakan nyeri berkurang saat istirahat. P : Pertahankan Intervensi

94
tusuk, 5. Mengontrol pola makan yang memperberat rasa nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi
4. Klien mengatakan nyeri Hasil : Memberikan edukasi terkait diet hipertensi dan mengatur frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
10.10 2. Identifikasi skala nyeri
bersifat hilang timnul jadwal makan.
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
5. Klien mengatakan skala 6. Menfasilitasi istiraahat & tidur
10.12 4. Identifikasi faktor yang memperberat &
nyeri 2 (0-10) nyeri Hasil : Mengatur tempat tidur klien agar merasa nyaman saat memperingan nyeri
sedang, istirahat dan tidur. 5. Kontrol pola makan yang memperberat
6. Klien mengatakan nyeri 10.14 7. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri rasa nyeri
dirasakan secara Hasil : Klien dapat memonitoring nyeri secara mandiri 6. Fasilitasi istiraahat & tidur
mendadak kurang lebih 1 8. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri 7. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
menit 10.16 Hasil : Diajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan diikuti oleh 8. Ajarkan teknik nonfarmaakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Data Objektif : klien dilakukan sebanyak 15 kali
9. Kolaborasi pemberian analgetik
1. Tanda-tanda Vital 10.19 9. Mengkolaborasikan pemberian analgetik
Tekanan Darah : 130/9000 Hasil : Amlodipin 10 MG/ 1 x 1
mmHg
Frekuensi Nadi : 99 x/menit
Frekuensi Napas : 18
x/menit
Suhu Tubuh : 36.6oC
2. Klien tampak tidak
meringis
3. Klien tampak tidak gelisah
2. Gangguan mobilitas fisik 28/12/22 1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya Pukul :12.30
berhubungan dengan Hasil : Klien mengatakan kaki bagian kanan yang berat untuk S :
10.30
kekakuan sendi ditandai digerakan membaik . 1. Klien mengatakan kaki bagian kanan
dengan : 2. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakkan sudah tidak berat untuk digerakan dengan
Data Subjektif : 10.32 Hasil : Pergerakan tidak terbatas, kekakuan pada otot menurun, tampak pergerakan sudah tidak terbatas
kekakuan pada sendi bagian kanan menurun, kekuatan otot
1. Klien mengatakan kaki lagi
5555 5555
bagian kanan masih berat 5555 5555 O:
untuk digerakan 3. Memonitoring frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum 1. Tanda-tanda Vital
10.34 Tekanan Darah:130/90 mmHg
Data Objektif : memulai mobilisasi
1. Tanda-tanda Vital Hasil : Tekanan Darah:130/90 mmHg, Frekuensi Nadi : 90 Frekuensi Nadi : 90 x/menit
Tekanan Darah:130/90 x/menit. 2. Pergerakan sudah tidak terbatas,
3. Kekakuan pada otot menurun,
mmHg 10.36 4. Memfasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat bantu
4. Kekakuan pada sendi bagian kanan
Frekuensi Nadi : 90

95
x/menit Hasil : Klien menggunakan tongkat saat melakukan aktifitas menurun,
2. Pergerakan terbatas. mobilisasi. 5. Kekuatan otot 5555 5555
3. Kekakuan pada otot 5. Memfasilitasi melakukan pergerakan 5555 5555
sedikit menurun. 10.38 Hasil : Membantu melakukan pergerakan secara bertahap
6. Klien dapat melakukan ROM
4. Kekakuan pada sendi
6. Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
bagian kanan sedikit A : Masalah Keperawatan gangguan mobilisasi
11.40 Hasil : Memberikan edukasi terkait tujuan, manfaat dan prosedur
fisik pada klien sudah teratasi
menurun
mobilisasa pada klien
5. Kekuatan otot 5555 5555
7. Menganjurkan melakukan mobilisasi dini
4444 5555 11.43 P : Lanjutkan intervensi
Hasil : Klien dapat melukan mobilisasi dini secara bertahap 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
8. Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan lainnya
10.45 Hasil : Mengajarkan senam ROM aktif pada klien untuk 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan
mengatasi kekakuan pada otot dan kekakuan pada sendi pergerakkan
3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan
darah sebelum memulai mobilisasi
4. Fasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat
bantu
5. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
6. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan

C. Implementasi Pada Klien 3


Tabel 28. Implementasi Pada Klien 3 ( Ny. M.S )
Inisial Klien : Ny. M.S Ruangan : Wisma Teratai
DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan 26/12/22 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas, Pukul : 13.00
pencedera fisiologis ditandai intensitas nyeri S:
11.00 Hasil : Klien mengeluh nyeri dibagian tengkuk kepala, Klien
dengan : 1. Klien mengeluh nyeri dibagian tengkuk
Data Subjekti : mengatakan nyeri bersifat hilang timbul, Klien mengatakan nyeri kepala,
1. Klien mengeluh nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, Klien mengatakan nyeri 2. Klien mengatakan nyeri dirasakan saat
dibagian tengkuk kepala, dirasakan secara mendadak kurang lebih 6 menit. makan yang tinggi garam, dan klien
2. Mengidentifikasi skala nyeri mengatakan nyeri berkurang saat
2. Klien mengatakan nyeri

96
dirasakan saat makan 11.03 Hasil : Klien mengatakan skala nyeri 5 (0-10) nyeri sedang. istirahat.
yang tinggi garam, dan 3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal 3. Klien mengatakan nyeri bersifat hilang
klien mengatakan nyeri Hasil : Klien tampak meringis timbul.
berkurang saat istirahat,
11.04 4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat & memperingan nyeri 4. Klien mengatakan nyeri dirasakan seperti
3. Klien mengatakan nyeri Hasil : Klien mengatakan nyeri dirasakan saat makan yang tinggi ditusuk-tusuk.
dirasakan seperti ditusuk- 11.05 garam, dan klien mengatakan nyeri berkurang saat istirahat. 5. Klien mengatakan skala nyeri 4 (0-10)
tusuk, 5. Memberikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri nyeri sedang,
4. Klien mengatakan nyeri Hasil : Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam 6. Klien mengatakan nyeri dirasakan secara
11.07 mendadak kurang lebih 5 menit
bersifat hilang timnul 6. Mengontrol pola makan yang memperberat rasa nyeri
5. Klien mengatakan skala Hasil : Memberikan edukasi terkait diet hipertensi dan mengatur O:
nyeri 5 (0-10) nyeri 11.09 jadwal makan. 1. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah:170/100 mmHg
sedang, 7. Menfasilitasi istiraahat & tidur
Frekuensi Nadi : 98 x/menit
6. Klien mengatakan nyeri 11.11 Hasil : Mengatur tempat tidur klien agar merasa nyaman saat
dirasakan secara 2. Klien tampak meringis
istirahat dan tidur.
mendadak kurang lebih 6 8. Menjelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
menit 11.13 A : Masalah keperawatan nyeri akut pada klien
Hasil : Memberikan edukasi terkait hipertensi
Data Objektif : belum teratasi
1. Tanda-tanda Vital 9. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
P : Lanjutkan Intervensi
Tekanan Darah : 180/100 11.15 Hasil : Memberikan edukasi strategi terkait cara meredakan nyeri. 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi
10. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
mmHg 11.17
Frekuensi Nadi : 100 Hasil : Klien dapat memonitoring nyeri secara mandiri 2. Identifikasi skala nyeri
11. Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
x/menit
11.20 Hasil : Memberikan edukasi terkait penggunakan analgetik. 4. Identifikasi faktor yang memperberat &
Frekuensi Napa : 20
12. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri memperingan nyeri
x/menit
Hasil : Diajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan diikuti oleh 5. Kontrol pola makan yang memperberat
Suhu Tubuh : 36.8oC 11.23
klien dilakukan sebanyak 15 kali rasa nyeri
2. IMT : 26 kg/cm
3. Klien tampak meringis 13. Mengkolaborasikan pemberian analgetik 6. Fasilitasi istiraahat & tidur
11.25 Hasil : Amlodipin 10 MG/ 1 x 1 7. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
8. Ajarkan teknik nonfarmaakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
9. Kolaborasi peemberian analgetik
2. Gangguan mobilitas fisik 26/12/22 1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya Pukul :13.00
berhubungan dengan Hasil : Klien mengatakan merasa kram pada jari – jari tangan dan S :
kekakuan sendi ditandai 11.28
kaki, Klien mengatakan kaki bagian kanan berat untuk digerakan 1. Klien mengatakan kram pada jari – jari

97
dengan : Data Subjektif : dan klien mengeluh kaki kanan dan kirinya bengkak. tangan dan kaki sedikit berkurang,
1. Klien mengatakan merasa 2. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakkan 2. Klien mengatakan bengkak pada kakinya
kram pada jari – jari Hasil : Pergerakan terbatas, Terdapat kekakuan pada otot, sedikit berkurang
tangan dan kaki, 11.30 Terdapat kekakuan pada sendi bagian kanan, Terdapat edema 3. Klien mengatakan kaki bagian kanan
2. Klien mengatakan kaki pada ekstermitas bawah bagian kanan dan kiri, kekuatan otot
sebelah kanan dan kiri masih berat untuk digerakan
5555 5555
terasa berat, O:
4444 4444
3. Klien mengeluh kaki 3. Memonitoring frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum 1. Tanda-tanda Vital
kanan dan kiri bengkak. Tekanan Darah:170/100 mmHg
Data Objektif : 11.32 memulai mobilisasi
Frekuensi Nadi : 98 x/menit
1. Pergerakan terbatas. Hasil : Tekanan Darah:180/100 mmHg, Frekuensi Nadi : 100
2. Pergerakan masih terbatas,
2. Terdapat kekakuan pada x/menit.
11.35 4. Memfasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat bantu
3. Kekakuan pada otot sedikit terdapat
otot. perubahan,
3. Terdapat edema pada Hasil : Klien menggunakan tongkat saat melakukan aktifitas 4. Kekakuan pada sendi bagian kanan
ekstermitas bawah bagian mobilisasi. sedikit terdapat perubahan,
kanan dan kiri 5. Memfasilitasi melakukan pergerakan 5. Edema pada ekstermitas bawah sedikit
4. Terdapat kekakuan pada 11.37
Hasil : Membantu melakukan pergerakan secara bertahap menurun
sendi bagian kanan. 6. Kekuatan otot 5555 5555
5. Kekuatan otot 5555 5555 6. Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
11.39 4444 4444
4444 4444 Hasil : Memberikan edukasi terkait tujuan, manfaat dan prosedur 7. Klien dapat melakukan ROM
mobilisasa pada klien
11.40 7. Menganjurkan melakukan mobilisasi dini A : Masalah Keperawatan gangguan mobilisasi
Hasil : Klien dapat melukan mobilisasi dini secara bertahap fisik pada klien belum teratasi
8. Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
11.42
Hasil : Mengajarkan senam ROM aktif pada klien untuk P : Lanjutkan intervensi
mengatasi kekakuan pada otot dan kekakuan pada sendi 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
lainnya
2. Identifikasi toleransi fisik melakukan
pergerakkan
3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan
darah sebelum memulai mobilisasi
4. Fasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat
bantu
5. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
6. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus

98
dilakukan
3. Ansietas berhubungan dengan 26/12/22 1. Mengidentifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan, Pukul : 13.00
krisis situasional ditandai 11.50 atau gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif S:
dengan : Hasil : Klien mengatakan merasa cemas saat bergerak, Klien 1. Klien mengatakan masih merasa cemas
Data Subjektif : mengatakan merasa bingung dengan keadaann, Klien mengeluh saat bergerak,
1. Klien mengatakan merasa pusing dan Klien tampak gelisah 2. Klien mengatakan merasa bingung
cemas saat bergerak dengan keadaan
11.52 2. Mengidentifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
3. Klien masih mengeluh pusing
2. Klien mengatakan merasa
Hasil : Klien mengatakan teknik relaksasi yang pernah efektif
bingung dengan keadaan
3. Klien mengeluh pusing digunakan berupa teknik relaksasi nafas dalam. O:
Data Objektif : 3. Mengidentifikasi kesedian, kemampuan, dan penggunaan teknik 1. Tanda-tanda Vital
1. Klien tampak gelisah
11.53 sebelumnya Tekanan Darah:170/100 mmHg
Hasil : Klien mampu melakukan teknik relaksasi nafas dalam. Frekuensi Nadi : 98 x/menit
11.55 4. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu 2. Klien tampak gelisah
sebelum dan sesudah latihan
Hasil : Tekanan Darah:180/100 mmHg, Frekuensi Nadi : 100 A : Masalah keperawatan ansietas pada klien
x/menit, Frekuensi Napas:20 x/menit, Suhu Tubuh : 36.8oC belum teratasi
11.57 5. Memonitoring respon terhadap terapi relaksasi
Hasil : Klien tampak menikmati menggunakan tehnik relaksasi P : Lanjutkan Intervensi
1. Identifikasi penurunan tingkat energy,
11.59 nafas dalam.
ketidakmampuan, atau gejala lain yang
6. Menciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan mengganggu kemampuan kognitif
pencahayaan dan suhu ruangan nyaman 2. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi,
Hasil : Memberikan lingkungan yang tenang tampa ada tekanan darah, dan suhu sebelum dan
gangguan pencahayaan dan suhu ruangan yang nyaman sesudah latihan
12.00 7. Menggunakan pakaian longgar 3. Monitor respon terhadap terapi relaksasi
Hasil : Menganjurkan klien menggunakan pakaian yang longgar 4. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
8. Menggunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan gangguan dengan pencahayaan dan suhu
12.02 ruangan nyaman
berirama
Hasil : Bersuara lembut dengan irama lambat dan berirama agar 5. Gunakan pakaian longgar
klien dapat memahami 6. Gunakan nada suara lembut dengan
9. Menjelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang irama lambat dan berirama
12.05
tersedia 7. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan
Hasil : Memberikan edukasi terkait tujuan, manfaat, batasan jenis relaksasi yang tersedia
dilakukannya teknik relaksasi mendengarkan musik. 8. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi

99
12.06 10. Menjelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih relaksasi
Hasil : Klien mengatakan paham. 9. Anjurkan sering mengulangi atau melatih
11. Menganjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi teknik yang dipilih
12.08 Hasil : Menganjurkan klien mendengarkan musik dan merasakan 10. Demonstrasi dan latih teknik relaksasi
sensasi relaksasinya.
12.10 12. Menganjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih
Hasil : Menganjurkan klien dapat melakukan teknik relaksasi
nafas dalam dan mendengarkan musik secara mandiri
12.03
13. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi
Hasil : Klien dapat mengulangi kembali terkait teknik relaksasi
nafas dalam dan dengan mendengarkan musik untuk mengontrol
kecemasannya.
1. Nyeri akut berhubungan 27/12/22 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas, Pukul : 13.00
pencedera fisiologis ditandai intensitas nyeri S:
11.00 Hasil : Klien mengeluh nyeri dibagian tengkuk kepala, Klien
dengan : 1. Klien mengeluh nyeri dibagian tengkuk
Data Subjekti : mengatakan nyeri bersifat hilang timbul, Klien mengatakan nyeri kepala,
1. Klien mengeluh nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, Klien mengatakan nyeri 2. Klien mengatakan nyeri dirasakan saat
dibagian tengkuk kepala, dirasakan secara mendadak kurang lebih 5 menit. makan yang tinggi garam, dan klien
2. Mengidentifikasi skala nyeri mengatakan nyeri berkurang saat
2. Klien mengatakan nyeri 11.03 Hasil : Klien mengatakan skala nyeri 5 (0-10) nyeri sedang. istirahat.
dirasakan saat makan 3. Klien mengatakan nyeri bersifat hilang
yang tinggi garam, dan 3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
timbul.
klien mengatakan nyeri 11.04 Hasil : Klien tampak meringis
4. Klien mengatakan nyeri dirasakan seperti
berkurang saat istirahat, 4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat & memperingan nyeri
ditusuk-tusuk.
3. Klien mengatakan nyeri Hasil : Klien mengatakan nyeri saat makan yang tinggi garam,
11.05 5. Klien mengatakan skala nyeri 3 (0-10)
dirasakan seperti ditusuk- dan klien mengatakan nyeri berkurang saat istirahat.
nyeri sedang,
tusuk, 5. Mengontrol pola makan yang memperberat rasa nyeri
11.07 6. Klien mengatakan nyeri dirasakan secara
4. Klien mengatakan nyeri Hasil : Memberikan edukasi terkait diet hipertensi dan mengatur
mendadak kurang lebih 3 menit
bersifat hilang timnul jadwal makan.
O:
6. Menfasilitasi istiraahat & tidur
5. Klien mengatakan skala 11.09 1. Tanda-tanda Vital
nyeri 4 (0-10) nyeri Hasil : Mengatur tempat tidur klien agar merasa nyaman saat Tekanan Darah:150/90 mmHg
sedang, istirahat dan tidur. Frekuensi Nadi : 90 x/menit
6. Klien mengatakan nyeri
11.11 7. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri 2. Klien tampak meringis
dirasakan secara Hasil : Klien dapat memonitoring nyeri secara mandiri

100
mendadak kurang lebih 5 11.13 8. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri A : Masalah keperawatan nyeri akut pada klien
menit Hasil : Diajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan diikuti oleh belum teratasi
Data Objektif : klien dilakukan sebanyak 15 kali
1. Tanda-tanda Vital 11.15 9. Mengkolaborasikan pemberian analgetik P : Lanjutkan Intervensi
Tekanan Darah : 170/100 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi
Hasil : Amlodipin 10 MG/ 1 x 1
mmHg frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Frekuensi Nadi : 100 2. Identifikasi skala nyeri
x/menit 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
2. Klien tampak meringis 4. Identifikasi faktor yang memperberat &
memperingan nyeri
5. Kontrol pola makan yang memperberat
rasa nyeri
6. Fasilitasi istiraahat & tidur
7. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
8. Ajarkan teknik nonfarmaakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
9. Kolaborasi peemberian analgetik
2. Gangguan mobilitas fisik 27/12/22 1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya Pukul :13.00
berhubungan dengan Hasil : Klien mengatakan kram pada jari – jari tangan dan kaki S :
kekakuan sendi ditandai 11.28
sedikit berkurang, Klien mengatakan kaki bagian kanan berat 1. Klien mengatakan kram pada jari – jari
dengan : Data Subjektif :
untuk digerakan dan klien mengeluh kaki kanan dan kirinya tangan dan kaki sedikit berkurang,
1. Klien mengatakan kram
bengkak berkurang. 2. Klien mengatakan bengkak pada kakinya
pada jari – jari tangan dan
kaki sedikit berkurang,
11.30 2. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakkan berkurang
Hasil : Pergerakan terbatas, kekakuan pada otot sedikit 3. Klien mengatakan kaki bagian kanan
2. Klien mengatakan
berkurang, kekakuan pada sendi bagian kanan sedikit berkurang, masih berat untuk digerakan
bengkak pada kakinya edema pada ekstermitas bawah bagian kanan dan kiri sedikit O:
sedikit berkurang berkurang, kekuatan otot 5555 5555
1. Tanda-tanda Vital
3. Klien mengatakan kaki 4444 4444
11.32 3. Memonitoring frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum
Tekanan Darah:150/90 mmHg
bagian kanan masih berat
Frekuensi Nadi : 90 x/menit
untuk digerakan memulai mobilisasi
2. Pergerakan masih terbatas,
Data Objektif : Hasil : Tekanan Darah:170/100 mmHg, Frekuensi Nadi : 98
3. Kekakuan pada otot sedikit terdapat
1. Tanda-tanda Vital 11.35 x/menit. perubahan,
Tekanan Darah:170/100 4. Memfasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat bantu 4. Kekakuan pada sendi bagian kanan
mmHg Hasil : Klien menggunakan tongkat saat melakukan aktifitas sedikit terdapat perubahan,

101
Frekuensi Nadi : 98 mobilisasi. 5. Edema pada ekstermitas bawah
x/menit 5. Menganjurkan melakukan mobilisasi dini menurun
11.37 6. Kekuatan otot 5555 5555
2. Pergerakan masih Hasil : Klien dapat melukan mobilisasi dini secara bertahap
terbatas, 4444 5555
6. Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
3. Kekakuan pada otot 11.39 7. Klien dapat melakukan ROM
Hasil : Mengajarkan senam ROM aktif pada klien untuk
sedikit terdapat
mengatasi kekakuan pada otot dan kekakuan pada sendi
perubahan, A : Masalah Keperawatan gangguan mobilisasi
4. Kekakuan pada sendi fisik pada klien belum teratasi
bagian kanan sedikit
terdapat perubahan, P : Lanjutkan intervensi
6. Edema pada ekstermitas 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
bawah sedikit menurun lainnya
7. Kekuatan otot 5555 5555
2. Identifikasi toleransi fisik melakukan
4444 4444
pergerakkan
3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan
darah sebelum memulai mobilisasi
4. Fasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat
bantu
5. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
6. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan
3. Ansietas berhubungan dengan 27/12/22 1. Mengidentifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan, Pukul : 13.00
krisis situasional ditandai 11.50 atau gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif S:
dengan : Hasil : Klien mengatakan merasa tidak cemas saat bergerak, 1. Klien mengatakan sudah tidak merasa
Data Subjektif : Klien mengatakan tidak merasa bingung dengan keadaannya cemas saat bergerak,
1. Klien mengatakan masih lagi, Klien tidak mengeluh pusing lagi dan Klien tampak tidak 2. Klien mengatakan sudah tidak merasa
merasa cemas saat bingung dengan keadaannya lagi
gelisah lagi
bergerak, 3. Klien tidak mengeluh pusing lagi
11.52 2. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu
2. Klien mengatakan merasa
bingung dengan keadaan sebelum dan sesudah latihan O:
3. Klien masih mengeluh Hasil : Tekanan Darah:170/100 mmHg, Frekuensi Nadi : 98 1. Tanda-tanda Vital
pusing x/menit, Frekuensi Napas:20 x/menit, Suhu Tubuh : 36.7oC Tekanan Darah:150/90 mmHg
Data Objektif : 11.53 3. Memonitoring respon terhadap terapi relaksasi Frekuensi Nadi : 90 x/menit
1. Tanda-tanda Vital Hasil : Klien tampak menikmati menggunakan tehnik relaksasi 2. Klien tampak tidak gelisah lagi
Tekanan Darah:170/100 nafas dalam.

102
mmHg 4. Menciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan A : Masalah keperawatan ansietas pada klien
Frekuensi Nadi : 98 pencahayaan dan suhu ruangan nyaman sudah teratasi
11.55
x/menit Hasil : Memberikan lingkungan yang tenang tampa ada
2. Klien tampak gelisah gangguan pencahayaan dan suhu ruangan yang nyaman P : Lanjutkan Intervensi
5. Menggunakan pakaian longgar 1. Identifikasi penurunan tingkat energy,
ketidakmampuan, atau gejala lain yang
11.57 Hasil : Menganjurkan klien menggunakan pakaian yang longgar
mengganggu kemampuan kognitif
6. Menggunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan 2. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi,
berirama tekanan darah, dan suhu sebelum dan
11.59
Hasil : Bersuara lembut dengan irama lambat dan berirama agar sesudah latihan
klien dapat memahami 3. Monitor respon terhadap terapi relaksasi
7. Menjelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang 4. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
12.00 tersedia gangguan dengan pencahayaan dan suhu
Hasil : Memberikan edukasi terkait tujuan, manfaat, batasan ruangan nyaman
dilakukannya teknik relaksasi mendengarkan musik. 5. Gunakan pakaian longgar
8. Menganjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi 6. Gunakan nada suara lembut dengan
12.02 Hasil : Menganjurkan klien mendengarkan musik dan merasakan irama lambat dan berirama
sensasi relaksasinya. 7. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan
9. Menganjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih jenis relaksasi yang tersedia
Hasil : Menganjurkan klien dapat melakukan teknik relaksasi 8. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
12.05
nafas dalam dan mendengarkan musik secara mandiri relaksasi
10. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi 9. Anjurkan sering mengulangi atau melatih
12.06 Hasil : Klien dapat mengulangi kembali terkait teknik relaksasi teknik yang dipilih
nafas dalam dan dengan mendengarkan musik untuk mengontrol 10. Demonstrasi dan latih teknik relaksasi
kecemasannya.

1. Nyeri akut berhubungan 28/12/22 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas, Pukul : 13.00
pencedera fisiologis ditandai intensitas nyeri S : Klien mengatakan tidak mengeluh nyeri
11.00 Hasil : Klien mengeluh nyeri dibagian tengkuk kepala, Klien
dengan : lagi pada tengkuk kepala lagi
Data Subjekti : mengatakan nyeri bersifat hilang timbul, Klien mengatakan nyeri O:
1. Klien mengeluh nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, Klien mengatakan nyeri 3. Tanda-tanda Vital
dibagian tengkuk kepala, dirasakan secara mendadak kurang lebih 2 menit. Tekanan Darah:140/90 mmHg

103
2. Klien mengatakan nyeri 11.03 2. Mengidentifikasi skala nyeri Frekuensi Nadi : 84 x/menit
dirasakan saat makan Hasil : Klien mengatakan skala nyeri 2 (0-10) nyeri sedang. 4. Klien tampak tidak meringis lagi
yang tinggi garam, dan 3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
klien mengatakan nyeri
11.04 Hasil : Klien tampak tidak meringis lagi A : Masalah keperawatan nyeri akut pada klien
berkurang saat istirahat, 4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat & memperingan nyeri sudah teratasi
3. Klien mengatakan nyeri 11.05 Hasil : Klien mengatakan nyeri saat makan yang tinggi garam,
dirasakan seperti ditusuk- dan klien mengatakan nyeri berkurang saat istirahat. P : Pertahanka Intervensi
5. Mengontrol pola makan yang memperberat rasa nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi
tusuk,
11.07 Hasil : Memberikan edukasi terkait diet hipertensi dan mengatur
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
4. Klien mengatakan nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
bersifat hilang timnul jadwal makan. 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
5. Klien mengatakan skala 11.09 6. Menfasilitasi istiraahat & tidur 4. Identifikasi faktor yang memperberat &
nyeri 3 (0-10) nyeri Hasil : Mengatur tempat tidur klien agar merasa nyaman saat memperingan nyeri
sedang, istirahat dan tidur.
11.11 5. Kontrol pola makan yang memperberat
6. Klien mengatakan nyeri 7. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri rasa nyeri
dirasakan secara Hasil : Klien dapat memonitoring nyeri secara mandiri 6. Fasilitasi istiraahat & tidur
mendadak kurang lebih 3 11.13 8. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri 7. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
menit Hasil : Diajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan diikuti oleh
Data Objektif : 8. Ajarkan teknik nonfarmaakologis untuk
11.15 klien dilakukan sebanyak 15 kali mengurangi rasa nyeri
1. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah:150/90 9. Mengkolaborasikan pemberian analgetik 9. Kolaborasi peemberian analgetik
mmHg Hasil : Amlodipin 10 MG/ 1 x 1
Frekuensi Nadi : 90
x/menit
2. Klien tampak meringis

2. Gangguan mobilitas fisik 28/12/22 1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya Pukul :13.00
berhubungan dengan Hasil : Klien mengatakan sudah tidak merasa kram pada jari – S :
kekakuan sendi ditandai 11.28
jari tangan dan kaki, Klien mengatakan kaki bagian kanan sudah 1. Klien mengatakan sudah tidak kram pada
dengan : Data Subjektif :
tidak berat untuk digerakan dan klien mengatakan kaki kanan jari – jari tangan dan kaki
1. Klien mengatakan kram
dan kirinya sudah tidak bengkak. 2. Klien mengatakan kakinya sudah tidak
pada jari – jari tangan dan
kaki sedikit berkurang,
11.30 2. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakkan bengkak lagi
Hasil : Pergerakan tidak terbatas lagi, kekakuan pada otot 3. Klien mengatakan kaki bagian kanan
2. Klien mengatakan
berkurang, kekakuan pada sendi bagian kanan berkurang, edema sudah tidak berat untuk digerakan
bengkak pada kakinya pada ekstermitas bawah bagian kanan dan kiri menurun, O:

104
berkurang kekuatan otot 5555 5555 1. Tanda-tanda Vital
3. Klien mengatakan kaki 4444 5555 Tekanan Darah:140/90 mmHg
11.32 3. Memonitoring frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum
bagian kanan masih berat Frekuensi Nadi : 84 x/menit
untuk digerakan memulai mobilisasi 2. Pergerakan tampak tidak terbatas lagi,
Data Objektif : Hasil : Tekanan Darah:150/100 mmHg, Frekuensi Nadi : 98 3. Kekakuan pada otot menurun
1. Tanda-tanda Vital x/menit. 4. Kekakuan pada sendi bagian kanan
11.35 menurun
Tekanan Darah:150/90 4. Memfasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat bantu
5. Edema pada ekstermitas bawah
mmHg Hasil : Klien menggunakan tongkat saat melakukan aktifitas
menurun
Frekuensi Nadi : 98 mobilisasi. 6. Kekuatan otot 5555 5555
x/menit 11.37 5. Menganjurkan melakukan mobilisasi dini 5555 5555
2. Pergerakan masih Hasil : Klien dapat melukan mobilisasi dini secara bertahap 7. Klien dapat melakukan ROM
terbatas, 6. Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
3. Kekakuan pada otot 11.39
Hasil : Mengajarkan senam ROM aktif pada klien untuk A : Masalah Keperawatan gangguan mobilisasi
sedikit terdapat fisik pada klien sudah teratasi
mengatasi kekakuan pada otot dan kekakuan pada sendi
perubahan,
4. Kekakuan pada sendi
P : Pertahankan intervensi
bagian kanan sedikit
1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
terdapat perubahan,
8. Edema pada ekstermitas lainnya
bawah sedikit menurun 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan
9. Kekuatan otot 5555 5555 pergerakkan
4444 5555 3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan
darah sebelum memulai mobilisasi
4. Fasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat
bantu
5. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
6. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan

105
BAB V
PEMBAHASAN
A. Analisis dan Diskusi Hasil
Hasil pembahasan penulis akan menguraikan asuhan keperawatan
yaitu membahas perseaan dan perbedaan diagnosa keperawatan dnegan
teori dari 3 kasis yang sama antara klien 1 dengan diagnosa hipertensi grade
2, klien 2 dengan diagnosa hipertensi grade 2, dan klien 3 dengan diagnose
hipertensi grade 2 di Panti Griya Jannati Lansia. Dengan menggunakan
proses keperawatan secara komprehensif yaitu mulai dari pengkajian,
menegakkan diagnose keperawatan, membuat perencanaan untuk
menentukan tujuan dan kriteria hasil, pelaksanaan, evaluasi dan
dokumentasi. Pendekatan tersebut untuk memenuhi kebutuhan klien yang
meliputi bio-psiko-sosio-spritual dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative. Pembahasan dari asuhan keperawatan klien dengan hipertensi
grade 2 adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pada pengkajian ini difokuskan pada asuhan keperawatan.
Pengkajian pada klien 1 dilakukan pengkajian pada tanggal 26 Desember
2022,Pukul 09.30 WITA, pada klien 2 dilakukan pengkajian pada tanggal
26 Desember 2022, Pukul 10.20 WITA, dan pada Klien 3 dilakukan
pengkajian pada tanggal 26 Desember 2022, Pukul 11.00 WITA. Hasil
dari pengkajian sebegai berikut :
Pada klien 1 berusia 70 tahun jenis kelamin perempuan, status
perkawinan janda, agama islam, suku bangsa Gorontalo, pendidikan
terakhir tamat SD, dengan diagnosa medis hipertensi grade 2, pada klien
2 berusia 69 tahun jenis kelamin perempuan, status perkawinan janda,
agama islam, suku bangsa Gorontalo, pendidikan terakhir SMA, dengan
diagnosa medis hipertensi grade 2, dan pada Klien 3 berusia 68 tahun
jenis kelamin perempuan, status perkawinan janda, agama islam, suku
bangsa Gorontalo, pendidikan terakhir SMP, dengan diagnosa medis
hipertensi grade 2.
Keluhan yang dirasakan antara klien 1, klien 2 dan klien 3 pada saat
pengkajian memiliki kesamaan dimana memiliki keluhan nyeri dibagian
tengkuk kepala, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, nyeri bersifat hilang
timbul, nyeri diakibatkan oleh pola makan yang tidak baik, dan kram pada
jari-jari tangan dan kaki. Terdapat persamaan antara klien 1 dan klien 3
dimana skala nyeri 5 (sedang), mengeluh cemas saat bergerak,
mengeluh pusing. Pada klien 1, klien 2 dan klien 3 tampak meringis, dan
tampak gelisah. Sesuai dengan teori (Adrian, 2019) bahwa pada klien
hipertensi keluhan yang dapat muncul yaitu nyeri kepala, gelisah,
palpitasi, pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah
dan impotensi.
Hasil pemeriksaan ditemukan perbedaan pada skala nyeri antara
klien 2 mengatakan skala nyerinya 4 (sedang) sedangkan klien 1 dan 3
memiliki skala nyeri 5, dengan waktu nyeri yang dirasakan pada klien
yang berbeda-beda dimana pada klien 1 nyeri dirasakan kurang lebih 4
menit, pada klien 2 nyeri dirasakan kurang lebih 2 menit dan klien 3 nyeri
dirasakan kurang lebih 6 menit. Pada klien 3 memiliki keluhan kaki kanan
dan kiri terasa berat digerakan sedangkan pada klien 1 dan 2 hanya
bagian kaki kanan saja dan pada klien 3 memiliki keluhan terdapat
pembengkakan pada kaki kanan dan kiri, serta pada klien 2 tidak memiliki
keluhan terkait kecemasan dan pada klien 1 dan klien 3 memiliki keluhan
terkait kecemasa, dengan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan
pada klien 1 tekanan darah : 160/100 mmHg, frekuensi nadi : 92 x/menit,
frekuensi pernapasan 36.7oC, pada klien 2 tekanan darah : 150/100
mmHg, frekuensi nadi : 99 x/menit, frekuensi napas : 18 x/menit, suhu
badan : 36.6oC, dan pada klien 3 tekanan darah : 180/100 mmHg,
frekuensi nadi : 100 x/menit, frekuensi napas : 20 x/menit, suhu badan :
36.8oC, serta pada klien 3 terdapat kekakuan pada sendi dan kekuan
pada otot pada kaki kanan dan kiri, kekuatan otot yang berbeda
sedangkan pada klien 1 dan 2 hanya memiliki kekakuan sendi pada kaki
kanan saja, otot hanya pada kaki kanan saja dan memiliki kekuatan otot
yang sama. Dari hasil pengkajian klien 1, klien 2 dan klien 3 menurut teori
(Nurarif, 2017) ditemukan bahwa klasifikasi hipertensi ada yang memiliki
perasamaan yaitu kategori hipertensi grade 2 ( sedang ).
Menurut (Aspiani, 2017) salah satu penyebab dari penyakit
hipertensi yaitu berdasarkan kebiasaan hidup seperti konsumsi garan

107
yang tinggi (lebih dari 30g), kegemukan (efedrin, makan berlebih, stress,
merokok, minum alcohol, minum obat-obatan prednisone, epinefrin). Dari
data pengkajian terdapat data kebiasaan hidup dimana klien 1, klien 2
dan klien 3 memiliki kebiasan mengkonsumsi makanan tinggi garam.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon
klien terhadap masalah kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Berdasarkan data hasil pengkajian pada klien 1 ditemukan data untuk
menegakkan 3 masalah keperawatan, pada klien 2 ditemukan data untuk
menegakkan 2 masalah keperawatan dan pada klien 3 ditemukan data
untuk menegakkan 3 masalah keperawatan menurut standar diagnosa
keperawatan Indonesia.
Tidak semua diagnosa keperawatan pada tinjauan pustaka muncul
pada tinjauan kasus atau pada kasus nyata, karena diagnosa
keperawatan pada tinjauan pustaka merupakan diagnosa keperawatan
pada klien dengan diagnosa medis hipertensi secara umum sedangkan
pada kasus nyata diagnosa keperawatan disesuaikan dengan kondisi
klien secara langsung.
Berdasarkan masalah keperawatan antara klien 1, klien 2 dan klien
3 yang sesuai dengan kasus kelolaan antara lain :
a. Nyeri akut berhubungan pencedera fisiologis
Masalah ini ditemukan pada klien 1, klien 2 dan klien 3
berdasarkan SDKI. Masalah ini ditegakkan sesuai dengan teori (Tim
Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) pada klien dengan nyeri akut ditemukan
data-data yang sesuai dengan data mayor. Didapatkan pada klien 1
klien mengeluh nyeri dibagian tengkuk kepala, klien mengatakan nyeri
dirasakan saat pola makan tidak bagus, dan klien mengatakan nyeri
berkurang saat istirahat, klien mengatakan nyeri bersifat hilang timbul,
klien mengatakan nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, klien
mengatakan skala nyeri 5 (0-10) nyeri sedang, klien mengatakan nyeri
dirasakan secara mendadak kurang lebih 4 menit. Tekanan darah :
160/100 mmhg, frekuensi nadi : 92 x/meni, frekuensi napas : 20
x/menit, suhu tubuh : 36.7oC, IMT : 20,21 kg/cm, dan klien tampak
meringis.

108
Pada Klien 2 didapatkan klien mengeluh nyeri dibagian tengkuk
kepala, klien mengatakan nyeri dirasakan saat makan yang bergaram,
dan klien mengatakan nyeri berkurang saat istirahat, klien mengatakan
nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, klien mengatakan nyeri bersifat
hilang timbul, klien mengatakan skala nyeri 4 (0-10) nyeri sedang, klien
mengatakan nyeri dirasakan secara mendadak kurang lebih 2 menit.
tekanan darah : 150/100 mmhg, frekuensi nadi : 99 x/menit, frekuensi
napas : 18 x/menit, suhu tubuh: 36.6oC, IMT: 20,8 kg/cm, klien tampak
meringis dan klien tampak gelisah
Data pada klien 3 klien mengeluh nyeri dibagian tengkuk kepala,
klien mengatakan nyeri dirasakan saat makan yang tinggi garam, dan
klien mengatakan nyeri berkurang saat istirahat, klien mengatakan
nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, klien mengatakan nyeri bersifat
hilang timnul, klien mengatakan skala nyeri 5 (0-10) nyeri sedang, klien
mengatakan nyeri dirasakan secara mendadak kurang lebih 6 menit.
tekanan darah : 180/100 mmhg, frekuensi nadi : 100 x/menit, frekuensi
napas : 20 x/menit, suhu tubuh : 36.8oC, IMT: 26 kg/cm, dan klien
tampak meringis
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) menegakkan
diagnosa keperawatan berdasarkan pada data mayor dan minor yang
mencapai 80 %. Dalam hal ini data sudah sesuai untuk diangkatnya
diagonasa medis nyeri akut berhubungan dengan pencedera fisiologis.
Penulis berasumsi bahwa kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respons pembuluh darah. Secara teoritis menurut
(Aspiani, 2017) yaitu rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk implus yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Vasomotor tersebut
berdampak iskemik disebagian pembuluh darah di otak sehingga tibul
nyeri kepala.
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan sendi
Masalah ini ditemukan pada klien 1, klien 2 dan klien 3, pada saat
dilakukan pengkajian klien 1 mengatakan merasa kram pada jari – jari
tangan dan kaki, klien mengatakan kaki bagian kanan berat untuk

109
digerakan, pergerakan terbatas, terdapat kekakuan pada otot, terdapat
kekakuan pada sendi bagian kanan, kekuatan otot 5555 5555 .
4444 5555
Data klien 2 didapatkan klien mengatakan kaki bagian kanan
terasa berat saat di gerakan, klien mengatakan merasa kram pada jari-
jari tangan dan kaki. pergerakan terbatas, terdapat kekakuan pada
otot, terdapat kekakuan pada sendi bagian kanan, kekuatan otot
5555 5555 .
4444 5555
Pada klien 3 mengatakan merasa kram pada jari – jari tangan dan
kaki, Klien mengatakan kaki sebelah kanan dan kiri terasa berat, Klien
mengeluh kaki kanan dan kiri bengkak. Pergerakan terbatas, Terdapat
kekakuan pada otot, Terdapat edema pada ekstermitas bawah bagian
kanan dan kiri, Terdapat kekakuan pada sendi bagian kanan. Kekuatan
otot 5555 5555 .
4444 4444
Sedangkan Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)
menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan pada data mayor
dan minor yang mencapai 80 %. Dalam hal ini data sudah sesuai untuk
diangkat diagnosa keperawatan sesuai dengan teori SDKI menjadi
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan sendi.
Penulis berasumsi bahwa data yang didapatkan di atas sesuai
dengan teori (Sahdiyah, 2019) dimana perubahan normal akibat
penuan ini paling jelas terlihat pada system musculoskeletal berupa
penurunan otot secara keseluruhan pada usia di atas 60 tahun
mencapai 30%-80%. Perubahan ini menyebabkan hambatan mobilitas
fisik pada lansia. Dampak fisik dari hambatan mobilitas fisik paling jelas
terlihat pada system musculoskeletal berupa penurunan kekuatan dan
ketangkasan otot, kontraktur yang membatasi mobilitas sendi,
kekakuan dan nyeri pada sendi.
c. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
Masalah ini ditemukan pada klien 1 dan klien 3 namun tidak
ditemukan pada klien 2, pada saat dilakukan pengkajian pada klien 1
didapatkan klien mengatakan merasa cemas saat bergerak, klien

110
mengatakan merasa bingung dengan keadaannya,klien mengeluh
pusing dan klien tampak gelisah. data pada klien 3 mengatakan
merasa cemas saat bergerak, klien mengatakan merasa bingung
dengan keadaannya, klien mengeluh pusing dan klien tampak gelisah.
Penulis berasumsi bahwa data yang didapatkan di atas sesuai
dengan teori (Aspiani, 2017) berbagai faktor, seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah, rasa tidak
nyaman yang dirasakan klien akan berpengaruh terhadap tekanan
darahnya.
Sedangkan Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)
menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan pada data mayor
dan minor yang mencapai 80 %. Dalam hal ini data sudah sesuai untuk
diangkat diagnosa keperawatan sesuai dengan teori SDKI menjadi
ansietas berhubungan dengan krisis situasional.
3. Perencanaan Tindakan Keperawatan
Pada tahap intervensi atau perencanaan, penulis menyusun
intervensi yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ditemukan
pada klien. Perencanaan yang dibuat penulis pada klien 1, klien 2 dan
klien 3 berdasarkan empat komponen yaitu observasi, terapeutik, edukasi
dan kolaborasi sebagai berikut :
Perencanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada klien 1,
klien 2 dan klien 3 berdasarkan SDKI (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017),
SLKI (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) dan SIKI (Tim Pokja SIKI DPP
PPNI, 2018) dengan masalah keperawatan nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera fisiologis diharapakan setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x5 jam maka tingkat nyeri menurun dengan kriteria
hasil : keluhan nyeri menurun, meringis menurun dan tekanan darah
membaik dengan intervensi ; identifikasi lokasi, karakteristik, durasi
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, identifikasi skala nyeri, identifikasi
respon nyeri non verbal, identifikasi faktor yang memperberat &
memperingan nyeri, berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri, kontrol pola makan yang memperberat rasa nyeri, fasilitasi
istiraahat & tidur, jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri, jelaskan
strategi meredakan nyeri, aanjurkan memonitor nyeri secara mandiri,

111
anjurkan menggunakan analgetik secara tepat, ajarkan teknik
nonfarmaakologis untuk mengurangi rasa nyeri, kolaborasi peemberian
analgetik.
Perencanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada klien 1,
klien 2 dan klien 3 berdasarkan SDKI (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017),
SLKI (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) dan SIKI (Tim Pokja SIKI DPP
PPNI, 2018) dengan masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan kekakuan sendi diharapakan setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x5 jam maka diharapkan mobilitas fisik
meningkat dengan kriteria hasil : pergerakkan ekstremitas meningkat,
kekuatan otot meningkat, rentang gerak ( ROM ) meningkat, nyeri
menurun, kecemasan menurun, kaku sendi menurun, gerakan tidak
terkoordinasi menurun dengan intervensi ; identifikasi adanya nyeri atau
keluhan fisik lainnya, identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakkan,
monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai
mobilisasi, fasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat bantu, fasilitasi
melakukan pergerakan, jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi, anjurkan
melakukan mobilisasi dini, ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan.
Perencanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada klien 1 dan
klien 3 berdasarkan SDKI (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017), SLKI (Tim
Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) dan SIKI (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
dengan masalah keperawatan ansietas berhubungan dengan krisis
situasional diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
x 5 jam, maka diharapkan tingkat ansietas menurun dengan criteria hasil :
verbalisasi kebingungan menurun dan verbalisasi khawatir akibat kondisi
yang dihadapi menurun dengan intervensi ; identifikasi penurunan tingkat
energy, ketidakmampuan, atau gejala lain yang mengganggu
kemampuan kognitif, identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif
digunakan, identifikasi kesedian, kemampuan, dan penggunaan teknik
sebelumnya, periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan
suhu sebelum dan sesudah latihan,monitor respon terhadap terapi
relaksasi, ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruangan nyaman, jika memungkinkan, gunakan

112
pakaian longgar, gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan
beriraman, jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang
tersedia, jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih, anjurkan
rileks dan merasakan sensasi relaksasi, anjurkan sering mengulangi atau
melatih teknik yang dipilih, demonstrasikan dan latih teknik relaksasi.
4. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Pada tahap ini peneliti melakukan implementasi sesuai dengan
intervensi yang sudah direncanakan. Implementasi merupakan tindakan
yang sudah direncanakan dalam rencana keperawatan. Tindakan
mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi. Proses pelaksanaan
implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain
yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Mulyani, 2019).
Pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien 1, klien 2 dan klien 3
dilaksanakan dalam waktu dan tempat yang sama. Pada pelaksanaan
tindakan keperawatan dilaksanakan mulai tanggal 26 Desember 2022 di
Panti Griya Lansia Jannati.
Tindakan keperawatan penatalaksanaan hipertensi untuk
menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler dan mortalitas serta
morbiditas yang berkaitan. tujuan terapi adalah mencapai dan
mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan
diastolic dibawah 90 mmHg dan mengontrol factor resiko. Hal ini dapat
dicapai melalui modifikasi gaya hidup saja, atau dengan obat
antihipertensi (Aspiani, 2017).
Berdasarkan perencanaan yang dibuat peneliti melakukan tindakan
keperawatan yang telah disusun sebelumnya untuk mengatasi masalah
keperawatan nyeri akut pada klien 1, klien 2 dan klien 3 yang
dilaksanakan dari tanggal 26 Desember 2022 sampai dengan tanggal 28
Desember 2022.
Berdasarkan perencanaan yang dibuat peneliti melakukan tindakan
keperawatan yang telah disusun sebelumnya untuk mengatasi masalah
keperawatan gangguan mobilitas fisik pada klien 1, klien 2 dan klien 3
yang dilaksanakan dari tanggal 26 Desember 2022 sampai dengan
tanggal 28 Desember 2022.

113
Berdasarkan perencanaan yang dibuat peneliti melakukan tindakan
keperawatan yang telah disusun sebelumnya untuk mengatasi masalah
keperawatan ansietas pada klien 1 dan klien 3 yang dilaksanakan dari
tanggal 26 Desember 2022 sampai dengan tanggal 27 Desember 2022.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses
keperawatan guna tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan
tercapai atau perlu pendekatan lain. Evaluasi keperawatan mengukur
keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang
dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien (Mulyani, 2019)
Hasil evaluasi yang didapatkan pada klien 1 dengan diagnosa
pertama nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi teratasi
di hari ketiga pada tanggal 28 Desember 2022 dimana klien sudah tidak
merasa nyeri dibagian tengkuk kepala lagi, tekanan darah 130/90 mmHg.
Diagnosa kedua gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan
sendi teratasi pada hari ketiga pada tanggal 28 Desember 2022 dimana
klien mengatakan kaki bagian kanan sudah tidak berat untuk digerakan
dengan tampak pergerakan sudah tidak terbatas lagi. Diagnosa ketiga
ansietas berhubungan dengan krisis situasional teratasi pada hari kedua
pada tanggal 27 Desember 2022 dimana klien mengatakan masih merasa
cemas saat bergerak, dan Klien sudah tidak mengeluh pusing.
Hasil evaluasi yang didapatkan pada klien 2 dengan diagnosa
pertama nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi teratasi
di hari ketiga pada tanggal 28 Desember 2022 dimana klien mengatakan
sudah tidak merasakan nyeri lagi, tekanan darah 120/90 mmHg.
Diagnosa kedua gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan
sendi teratasi pada hari ketiga pada tanggal 28 Desember 2022 dimana
klien mengatakan kaki bagian kanan sudah tidak berat untuk digerakan
dengan tampak pergerakan sudah tidak terbatas lagi.
Hasil evaluasi yang didapatkan pada klien 3 dengan diagnosa
pertama nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi teratasi
di hari ketiga pada tanggal 28 Desember 2022 dimana klien sudah tidak
merasa nyeri dibagian tengkuk kepala lagi, tekanan darah 140/90 mmHg.
Diagnosa kedua gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan

114
sendi teratasi pada hari ketiga pada tanggal 28 desember 2022 dimana
klien mengatakan sudah tidak kram pada jari – jari tangan dan kaki, klien
mengatakan kakinya sudah tidak bengkak lagi, klien mengatakan kaki
bagian kanan sudah tidak berat untuk digerakan dengan tampak
pergerakan sudah tidak terbatas lagi. Diagnosa ketiga ansietas
berhubungan dengan krisis situasional teratasi pada hari kedua pada
tanggal 27 Desember 2022 dimana klien mengatakan masih merasa
cemas saat bergerak, dan Klien sudah tidak mengeluh pusing.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Kurangnya waktu dalam penelitian dan penyusunan laporan Karya Ilmiah
Akhir Ners.

115
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi kasus asuhan keperawatan pada klien lansia
dengan hipertensi di Panti Griya Lansia Jannati tahun 2022. Penulis dapat
memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian merupakan tahap untuk memperoleh informasi pada lansia
kelolaan. Dari hasil pengkajian dan pemeriksaan yang dilakukan pada
ketiga klien, didapatkan Ny. R.K, Ny.S.M dan Ny.M.S memiliki tekanan
darah tinggi (hipertensi grade 2)
2. Masalah utama yang muncul pada Ny. R.K, Ny.S.M dan Ny. M.S adalah
hipertensi. Sehingga diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) pada Ny. R.K adalah nyeri akut,
gangguan mobiltas fisik, ansietas, pada Ny.S.M adalah nyeri akut,
gangguan mobiltas fisik dan pada Ny. M.S adalah nyeri akut, gangguan
mobiltas fisik, ansietas
3. Impementasi yang dilakukan oleh penulis adalah dengan liflet tentang
edukasi terkait penyakit hipertensi, edukasi terkait pola makan yang baik,
mengajarkan terapi tarik nafas dalam den terapi senam ROM Aktif
4. Evaluasi secara keseluruhan, setelah dilakukan tindakan keperawatan
didapatkan yaitu meningkatnya pengetahuan terkait hipertensi dan pola
makan yang baik pada Ny. R.K, Ny.S.M dan Ny. M.S serta mampu
melakukan tehnik relaksasi nafas dalam dan terap senam ROM aktif.
B. Saran
1. Bagi Peneliti
Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan dan
penambahan wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan
penelitian, khususnya tentang Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan
Hipertensi.
2. Bagi Institusi pendidikan Keperawatan
Agar dapat menjadi acuan untuk mengembangkan penelitian yang
lebih lanjut mengenai Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan
hipertensi, serta dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan
informasi khususnya bagi pembaca diperpustakaan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan
pengetahuan dan penerapkan ilmu yang didapat dan membagi
pengalaman yang didapat oleh peneliti kepada peneliti yang lain dan
dapat menyempurnakan penelitian terhadap Asuhan Keperawatan pada
Lansia dengan Hipertensi.
4. Bagi Panti
Instansi terkait seperti Panti Griya Lansia Janati Diharapkan hasil
penelitian ini dapat menjadi acuan untuk mengadakan tenaga kesehatan
yang menetap di Panti Griya Lansia Janati untuk dapat memberikan
asuhan keperawatan yang professional.

115
DAFTAR PUSTAKA

Adrian, S. J. (2019). Hipertensi Esensial : Diagnosa Dan Tatalaksana Terbaru


Pada Dewasa. 48(3), 172–178.

Adriani, R. B., Sulistyowati, D., Patriyani, R. E. H., & Tarnoto, K. W. (2021). Buku
Ajar Keperawatan Gerontik. https://books.google.co.id/books?id=ZGBZEAA
AQBAJ&pg=PA14&dq=Buku+gerontik&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&s
ource=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwjxwdDn0Ir8AhWl
SGwGHe4zBlEQ6wF6BAgGEAU#v=onepage&q=Buku gerontik&f=false

Akbar, F., Nur, H., & Humaerah, U. I. (2020). KARAKTERISTIK HIPERTENSI


PADA LANJUT USIA DI DESA BUKU ( CHARACTERISTICS OF
HYPERTENSION IN THE ELDERLY ). 5(2), 35–42.

Andrianto. (2022). Buku Ajar Menangani Hipertensi.

Annisa, T. (2017). Pengaruh mendengarkan dan membaca al quran terhadap


penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi di panti sosial tresna
werdha mabaji gowa. Skripsi, 81–82.

Aspiani, Y. R. (2017). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskuler.

Bararah, & Mohammad. (2017). Asuhan Keperawatan (Jilid 1).

Chistian, P. (2015). Asuhan Keperawatan Gerontik (Edisi 1).


https://books.google.co.id/books?
id=58gFDgAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Buku+asuhan+keperawatan+
pada+gerontik&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_sear
ch&ovdme=1&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=Buku asuhan keperawatan
pada gerontik&f=false

Hidayat, R., Agnesia, Y., Studi, P., Keperawatan, S., Pahlawan, U., Tambusai, T.,
Kunci, K., Ners, J., & Pahlawan, U. (2021). JURNAL NERS Research &
Learning in Nursing Science. 5(23), 8–19.

Ibrahim. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Hipertensi


Hypertension in The Elderly Hypertension akhirnya menjadi istilah
kedokteran yang populer untuk menyebut penyakit tekanan darah tinggi.
Idea Nursing Jurnal, II(1), 60–70.
https://core.ac.uk/download/pdf/292076499.pdf

Imelda, D. I. R. S. U. (2018). PENGARUH TEKNIK RELAKSASI OTOT


PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA
PASIEN HIPERTENSI DI RSU IMELDA. 1(2), 96–104.

Kurnia, A. (2020). Self-Management Hipertensi (T. Lestari (ed.); Cetakan 1).

116
https://books.google.co.id/books?
id=a18XEAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Buku+hipertensi&hl=id&newb
ks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X&redir_e
sc=y#v=onepage&q= Buku hipertensi&f= false

Mulyani, S. S. (2019). Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Hipertensi Di Panti


Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda.

Nasrullah, D. (2016). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 1. 283.


http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/
Keperawatan-Gerontik-Komprehensif.pdf

Notoatmodjo, S. (2014). Kesehatan Masyarakat: Ilmu & Seni (Revisi).

Nugroho, K. D., & Wibowo. (2019). Buku Ajar KEPERAWATAN PADA LANSIA
(Cetakan 1). https://books.google.co.id/books?id=rE9LEAAAQBAJ&
printsec=frontcover&dq=Buku+gerontik&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&
source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwih9a-i3In8AhX3
zzgGHQKnAIsQ6wF6BAgIEAU#v=onepage&q=Buku gerontik&f=false

Nurarif, A. H. (2017). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnoda


Medis (Jilid 2).

PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(Cetakan II).

PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(Cetakan II).

PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(Cetakan II).

Putra, R. R., Yanti, S. V., Program, M., Ners, S., Keperawatan, F., Kuala, U. S., &
Aceh, B. (2022). Studi Kasus . JIM FKep Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI :
SUATU STUDI KASUS Nursing Care in The Elderly with Hypertension : A
Case Study. 1, 175–183.

Riskesdas. (2018). Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018.

Sahdiyah, S. A. (2019). Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Hipertensi Di Panti


Sosial Tresna Weedha Nirwana Puri Samarinda. 8(5), 55.

Sari, N. P. (2020). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Hipertensi yang di


Rawat di Rumah Sakit. In Journal of Chemical Information and Modeling
(Vol. 53, Issue 9). http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1069/1/KTI Novia
Puspita Sari.pdf

117
Sitanggang, Y. F., Frisca, S., Koemiawan, D., & Tahulending, P. S. (2021).
Keperawatan Gerontik. https://books.google.co.id/books?id=6bAfEAAAQB
AJ&printsec=frontcover&dq=Buku+gerontik&hl=id&newbks=1&newbks_redir
=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwiN38yL0Yn8AhWzUW
wGHeFTDd8Q6wF6BAgJEAU#v=onepage&q=Buku gerontik&f=false

Suratun. (2018). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal


(Cetakan 1).

118
119
RIWAYAT HIDUP

Mis Hariyati lahir di Randangan, lahir pada tanggal 08


Oktober 1998 dari ayah Misiran dan Ibu Hartati. Penulis
merupakan putri terakhir dari dua bersaudara.

Tahun 2005 penulis lulus Taman kanak-kanak (TK) Nurul Takwa Inpres
Manunggal Karya, Penulis Menyelesaikan Pendidikan di Sekolah Dasar (SD)
Inpres Manunggal Karya pada tahun 2011 kemudian melanjutkan ke Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Randangan pada tahun 2014. Tahun 2017,
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Kesehatan Muhammadiyah Randangan dengan mengambil jurusan
keperawatan. Serta pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk
Universitas Muhammadiyah Gorontalo dan memilih Program Studi Ilmu
Keperawatan. Selama perkuliahan penulis aktif dalam beberapa kegiatan
kurikuler maupun ekstrakurikuler. Tahun 2022, Penulis berhasil menyelesaikan
Studi Ilmu Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Gorontalo. Dan pada
tahun yang sama Penulis lulus seleksi masuk Profesi Ners di Universitas
Muhammadiyah Gorontalo.

120
LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Izin Penelitian

121
122
2. Satuan Acara Penyuluhan dan Leaflet Terkait Hipertensi
Pokok Bahasan : Hipertensi

Sub Pokok Bahasan : Menjelaskan tentang pengertian hipertensi, penyebab,


tanda dan gejala, pencegahan, pengobatan, akibat
lanjut jika hipertensi tidak diobati

Sasaran : Lansia

Hari / Tanggal : Senin, 26 Desember 2022

Waktu : 45 Menit

Tempat : Panti Griya Lansia Janati

Penyuluh : Mis Hariyati, S.Kep

I. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 45 menit, diharapkan warga
memahami dan dapat menerapkan pola hidup sehat bagi anggota keluarganya
yang menderita hipertensi
II. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pembelajaran tentang hipertensi pada warga diharapkan
warga mampu :
A. Menyebutkan pengertian hipertensi
B. Menyebutkan faktor penyebab hipertensi
C. Menyebutkan minimal 3 dari 5 tanda dan
gejala hipertensi
D. Menyebutkan cara pencegahan hipertensi
E. Menyebutkan akibat lanjut tidak diobatinya
hipertensi
F. Menyebutkan 3 dari 7 cara merawat
anggota keluarga dengan hipertensi
III. Materi Penyuluhan
A. Pengertian hipertensi

123
B. Penyebab hipertensi
C. Tanda dan gejala hipertensi
D. Pencegahan hipertensi
E. Bahaya hipertensi
F. Cara merawat anggota keluarga dengan hipertensi
IV. Metode
A. Ceramah
B. Pemeriksaan Tekanan Darah
C. Konseling
V. Media
A. Leaflet
B. SAP
VI. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan Kegiatan
Metode Media Waktu
Audience

Pembukaan :

1. Salam pembukaan - Menjawab Ceramah - 5 menit


2. Apersepsi salam
3. Tujuan - Menyimak
4. Kontrak waktu - Mendengar
kan
Isi :

A. Menjelaskan tentang pengertian Menyimak Ceramah Leaflet 10 menit


hipertensi

B. Menjelaskan tentang penyebab


hipertensi

C. Menjelaskan tanda dan gejala Menyimak Ceramah


dari hipertensi

D. Menjelaskan pencegahan dan


pengobatan hipertensi

E. Menjelaskan akibat tidak


Menyimak Ceramah
diobatinya hipertensi

124
Menyimak Ceramah

Menyimak Ceramah

Evaluasi

Peserta peyuluhan dapat: Warga dapat Diskusi 20 menit


menjawab
1. Mengetahui tanda dan gejala semua
hipertensi
pertanyaan.
2. Memeriksakan Tekanan Darah
secara rutin

3. Menjelaskan akibat tidak


diobatinya hipertensi

4. Memutuskan untuk merawat


anggota keluarga yang sakit

5. Memodifikasi perilaku yang


dapat menyebabkan hipertensi

Penutup :

1. Evaluasi Warga Ceramah 10 menit


2. Menyimpulkan membalas
3. Salam penutup salam dan
terima kasih.

VII. Media Alat Sumber


1. Media : Leaflet

VIII. Evaluasi
1. Prosedur : Tanya jawab
2. Waktu : 10 menit

125
3. Bentuk soal : Lisan
4. Jumlah Soal : 3 butir
Butir:

a. Apakah warga dapat menjelaskan kembali tentang pengertian


hipertensi
b. Apakah warga dapat menyebutkan kembali tanda dan gejala
hipertensi
c. Apakah warga dapat menyebutkan kembali akibat apabila hipertensi
tidak ditangani

126
MATERI HIPERTENSI

A Konsep Dasar
1. Pengertian
Hipertensi didefinisikan suatu peningkatan tekanan darah sistolik dan
diastolik yang abnormal (Price and Wilson, 2000).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg


(Corwin, 2001).

2. Type Penyakit darah tinggi atau Hipertensi


Type Penyakit darah tinggi atau Hipertensi dibagi menjadi 2, diantaranya
Hipertensi Primary dan Hipertensi Secondary :

a. Hipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan


darah tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan
faktor lingkungan. Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan
mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obesitas,
merupakan pencetus awal untuk terkena penyakit tekanan darah
tinggi. Begitu pula sesorang yang berada dalam lingkungan atau
kondisi stressor tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan darah
tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa
mengalami tekanan darah tinggi.
b. Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya
peningkatan tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang
mengalami/ menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal
ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh. Sedangkan pada Ibu
hamil, tekanan darah secara umum meningkat saat kehamilan berusia
20 minggu. Terutama pada wanita yang berat badannya di atas normal
atau gemuk (gendut)

127
3. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa

Kategori Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik

Normal Dibawah 130 mmhg Dibawah 85 mmhg


Normal tinggi 130-139 mmhg 85-89 mmhg
Stadium1
140-159 mmhg 90-99 mmhg
(hipertensi ringan)
Stadium2
160-179 mmhg 100-109 mmhg
(hipertensi sedang)
Stadium3
180-209 mmhg 110-119 mmhg
(hipertensi berat)
Stadium4
210 mmhg atau lebih 120 mmhg atau lebi
(hipertensi maligna)

Sumber : sustrani, lany, syamsir alam, iwan hadibroto. 2006. Hipertensi.


jakarta: gramedia

4. Penyebab
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan
darah tinggi. Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat
Anda kendalikan. Ada juga yang dapat Anda kendalikan sehingga bisa
mengatasi penyakit darah tinggi. Beberapa faktor tersebut antara lain:
a. Keturunan
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua
atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia
menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa
masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada
yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada
bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi.

128
b. Usia
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa
seraya usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat.
Anda tidak dapat mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda
akan sama ketika Anda bertambah tua. Namun Anda dapat
mengendalikan agar jangan melewati batas atas yang normal.

c. Garam
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan
darah dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita
diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka
yang berkulit hitam.

d. Kolesterol
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam
darah Anda, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding
pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan
akibatnya tekanan darah akan meningkat. Kendalikan kolesterol Anda
sedini mungkin. Untuk tips mengendalikan kolesterol, silahkan lihat artikel
berikut: kolesterol.

e. Obesitas / Kegemukan
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas
30 persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita
tekanan darah tinggi.

f. Stress
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Stress dan kondisi emosi yang tidak
stabil juga dapat memicu tekanan darah tinggi.

g. Rokok
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan
tekanan darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan
risiko diabetes, serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan
merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi,

129
merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu
penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.

h. Kafein
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh
maupun minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.

i. Alkohol
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga
menyebabkan tekanan darah tinggi.

j. Kurang Olahraga
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa
menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur
mampu menurunkan tekanan darah tinggi Anda namun jangan
melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi.

5. Tanda dan Gejala


Hipertensi memiliki tanda dan gejala seperti :

a. Sakit kepala atau pusing


b. Mudah marah
c. Susah tidur
d. Berat di tengkuk
e. Sesak napas
f. Mual dan muntah
g. Pandangan kabur
h. Telinga berdenging
i. Perdarahan dari hidung
6. Pencegahan
a. Jaga berat badan
b. Kurangi makan makanan berlemak dan garam
c. Berhenti merokok dan alkohol
d. Kurangi atau tidak minum kopi
e. Cukup istirahat dan tidur
f. Hindari stress

130
g. Olahraga secara teratur
h. Banyak makan sayur dan buah
7. Bahaya hipertensi/ komplikasi
Hipertensi harus dicegah karena :

a. Dapat menyebabkan gangguan penglihatan


b. Stroke atau kelumpuhan
c. Serangan jantung
d. Gagal ginjal.
8. Pengobatan
a. Medis
Pengobatan hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat;

1) Diuretic {Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)}.


Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran
cairan tubuh via urine. Tetapi karena potasium berkemungkinan
terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan konsumsi potasium
harus dilakukan.
2) Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}. Merupakan
obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui
proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi)
pembuluh darah.
3) Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine),
Angiotensinconverting enzyme (ACE)}. Merupakan salah satu obat
yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau Hipertensi
melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga memperlebar
pembuluh darah.
b. Dengan obat tradisional
Contoh obat tradisional

1) Jus mentimun & nanas


Bahan:
 Mentimun 1 buah
 Nanas matang 2 juring
 Madu secukupnya

131
 Air putih 1 gelas
Cara membuat: Potong-potong mentimun dan nanas,
masukkan kedalam blender atau masing-masing diparut lalu
peras. Campurkan dengan madu dan air putih kedalam blender
atau perasan tadi kemudian haluskan atau aduk. minum selagi
segar.

2) Sepuluh lembar daun salam direbus dalam dua gelas air sampai
airnya tinggal satu gelas, diminum pagi dan sore.
3) Sepuluh lembar daun alpukat direbus dalam dua gelas air sampai
airnya tinggal satu gelas, diminum pagi dan sore.
9. Pengaturan pola dan jenis makanan pada hipertensi
Ahli kesehatan Dr Maoshing Ni (Dr Mao) mengungkapkan, pola diet ala
Barat berdampak terhadap tingginya angka kejadian hipertensi di kalangan
penduduk perkotaan Eropa dan Ameerika. Terbukti, kasus hipertensi jauh
lebih sedikit ditemui pada orang-orang di pedesaan seperti Cina, Brazil, dan
Afrika.
Pengaturan pola dan jenis makan yang tepat adalah kunci penting
mencegah hipertensi. Berikut beberapa makanan yang baik bagi
penyandang hipertensi.

(http://lifestyle.okezone.com/makanan-terbaik-untuk-penderita
hipertensi/diakses tanggal 20 oktober 2009 )

a. Ikan
Di antara semua produk hewan, ikan paling menyehatkan, tinggi protein
dan rendah lemak. Kandungan asam lemak omega-3 membantu
mencegah pembentukan plak pada dinding pembuluh darah, mengurangi
peradangan dan mencegah tekanan darah tinggi. Minyak flaxseed,
semisal minyak ikan. Kaya akan asam lemak omega-3 untuk mencegah
plak pada pembuluh darah. 

b. Jus seledri
Orang China sudah lama menggunakan jus seledri untuk tekanan darah
tinggi. Minum jus seledri 2-3 gelas perhari dapat mencegah tekanan

132
darah tinggi atau mengembalikan tekanan darah ke level normal. Sebagai
tambahan, seledri juga bagus untuk orang dengan penyakit asam urat.

c. Minyak Zaitun
Sejak lama digunakan dalam diet ala Mediterania dan menunjukkan
manfaat terhadap lemak darah dan menurunkan tekanan dalam masakan
maupun salad. 

d. Buah dan sayuran aneka warna


Dua item ini "wajib" dikonsumsi oleh orang hipertensi setiap hari. 

e. Ketimun
Buah berair banyak ini membantu hidrasi tubuh dan menurunkan
tekanan pada pembuluh nadi. Makanlah dua buah timun setiap hari
selama 2 minggu dan lihat hasi
f. Cuka apel
Selama puluhan tahun, cuka apel yang di dapat dari fermentasi buah apel
diklaim mampu mengobati berbagai penyakit, diantaranya mengencerkan
darah dan menurunkan tekanan darah.

Pada pagi hari saat perut masih kosong, minumlah segelas air hangat
yang dicampur 1 sendok makan cuka apel dan 1 sendok madu secara
teratur. Ini bertujuan melancarkan pencernaan agar tidak kesulitan buang
air besar (bab). Pasalnya, susah bab bisa membuat jengkel dan emosi
sehingga memicu tekanan darah tinggi.

133
134
135
3. Satuan Acara Penyuluhan dan Leaflet Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Terhadap klien dengan kecemasan

1. Topik / masalah : Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap klien dengan


kecemasan
2. Tempat : Panti Griya Lansia Jannati
3. Hari/Tanggal : Senin, 27 Desember 2022
4. Waktu : 09.00-10.00 Wita
5. Sasaran : Lansia

A. Pendahuluan

Oksigen memegang peran penting dalam semua proses tubuh secara


fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh, mengalami
kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu,
kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang sangat utama dan sangat
vital bagi tubuh. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi
sistem pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu
organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan
banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam
pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran
pernapasan. Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah utama dalam
pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Pemenuh kebutuhan oksigen adalah
bagian dari kebutuhan fisiologis menurut hierarki Maslow.

Perawat mempunyai perang yang penting dalam pemenuhan


kebutuhan oksigen dan cara mengatasi masalah atau gangguan dalam
pemenuhan kebutuhan oksigen tersut, Oleh karena itu, perawat harus
memahami konsep kebutuhan oksigen. Dalam makalah ini kami menyajikan
materi mengenai beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam mengatasi
masalah pemenuhan kebutuhan oksigen bagi manusia

136
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran mampu mengetahui
tentang Teknik Relaksasi Nafas Dalam
2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga mampu :


1) Menyebutkan pengertian teknik relaksasi nafas dalam dan
kecemasan
2) Menyebutkan tahapan kecemasan.
3)  Menyebutkan jenis-jenis teknik relaksasi nafas dalam
4) Menyebutkan tujuan relaksasi nafas dalam
5) Menjelaskan penatalaksanaan relaksasi nafas dalam
C. Materi
Terlampir
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Strategi
1. Kontrak dengan Lansia
2. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
3. Dengan tanya jawab langsung.
F. Proses Penyuluhan

NO KEGIATAN WAKTU PENYAJI SASARAN


1 Pembukaan 5 menit 1.      Mengucapkan Membalas salam
salam Memperhatikan dan
2.      Memperkenalk mendengarkan
an diri
2 Penyajian bahan 20 menit - Menjelaskan Mendengarkan
tentang: pengertian teknik Mempraktekkan
- Menjelaskan relaksasi nafas
pengertianteknik dalam dan
relaksasi nafas dalam kecemasan

137
- Menjelaskan tujuan - Menjelaskan
relaksasi nafas dalam tahapan kecemasn
- Menjelaskan manfaat - Menjelaskan tujuan
relaksasi nafas dalam relaksasi nafas
- Menjelaskan dalam
penatalaksanaan - Menjelaskan
relaksasi nafas dalam. manfaat relaksasi
nafas dalam
- Menjelaskan
penatalaksanaan
relaksasi nafas
dalam.

3 Evaluasi 15 menit 1.      Memberi


kesempatan
kepada peserta
untuk
bertanya untuk
mengevaluasi
peserta,apakah
peserta dapat
menjelaskan
kembali materi
penkes dengan
bertanya
2.      Menyimpulkan
kembali materi
yang disajikan
3.      Diharapkan
30% memahami
materi
4 Penutup 5 menit 1.      Penyaji 1.      Menjawab
mengucapkan salam

138
terima kasih
2.      Mengucapkan
salam penutup

G. Pengorganisasian
Presenter          : Mis Hariyati

H. Setting Tempat

Keterangan :
: klien : perawat

: keluarga
I. Evaluasi
1. Proses : Penyuluhan berjalan lancar.
Audiens tidak meninggalkan proses penyuluhan
2. Hasil     :
- audiens dapat menjelaskan pengertian relaksasi nafas dalam dan
kecemasan
- audiens dapat menjelaskan tahapan kecemasan
- audiens dapat menjelaskan tujuan relaksasi nafas dalam
- audiens dapat menjelaskan manfaat relaksasi nafas dalam
- audiens dapat menjelaskan 4-5 dari semua langkah relaks

139
MATERI

A. Pengertian
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien
bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan
inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas
secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik
relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkatkan oksigenasi darah.
Relaksasi merupakan metode yang efektif terutama pada pasien
yang mengalami nyeri kronis. Latihan pernafasan dan teknik relaksasi
menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi jantung,
dan ketegangan otot, yang menghentikan siklus nyeri-ansietas-
ketegangan otot

Kecemasan merupakan emosi subjektif yang membuat individu


tidak nyaman, ketakutan yang tidak jelas dan gelisah, dan disertai respon
otonom. Kecemasan juga merupakan kekhawatiran yang tidak jelas dan
menyebar berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya

B. Tahapan Kecemasan
Kecemasan didefinisikan menjadi 4 tingkat yaitu ringan, sedang,
berat dan panik (Stuart, 2016)
1. Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam
kehidupan sehari-hari; cemas menyebabkan individu menjadi
waspada, menajamkan indera dan meningkatkan lapang persepsinya

140
2. Kecemasan sedang memungkinkan individu untuk berfokus pada
suatu hal dan mempersempit lapang persepsi individu. Individu
menjadi tidak perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada
lebih banyak area
3. Kecemasan berat, mengurangi lapang persepsi individu. Individu
berfokus pada sesame yang rinci dan spesifik serta tidak berfikir
tentang hal lain.
4. Tingkat panik ( sangat berat) dari kecemasan berhubungan dengan
terperangah, ketakutan, dan terror. Hal yang rinci terpecah dari
proporsi, karena mengalami kehilangan kendali

C. Tujuan Teknik Nafas Dalam


Smeltzer & bare menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi nafas
dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara
pertukaran gas, mencegah atelektasis paru, meningkatkan efisiensi
batuk, mengurangi setres baik setres fisik maupun emosional yaitu
menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.

D. Manfaat Relaksasi Nafas Dalam

1.   Membuat lebih mampu menghindari stress


2.   Mengurangi bahkan mengatasi masalah yang berhubungan dengan
stressseperti: sakit kepala, pusing, sulit tidur, hipertensi, mual, muntah,
nyeri punggung dan nyeri lainnya.
3.   Menurunkan dan mengatasi kecemasan
4.   Membantu menyembuhkan penyakit tertentu seperti darah tinggi dsb
5.   Meningkatkan penampilan kerja dan social

E. Penatalaksanaan Teknik relaksasi nafas dalam

1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan kita lakukan pada pasien. 
3. Ciptakan lingkungan yang tenang
4. Usahakan tetap rileks dan tenang

141
5. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan
udara melalui hitungan 1,2,3
6. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan
ekstrimitas atas dan bawah rileks
7. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
8. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut
secara perlahan-lahan
9. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
10. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
11. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
12. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
13. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
14. Lakukan evaluasi
15. Cuci

142
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. (2017). Pengantar kebutuhan dasar manusia 1. Jakarta: Salemba


Medika.
Setyoadi, Kushariyadi. Terapi modalitas keperawatan pada klien psikogeriatrik.
Salemba Medika. Jakarta; 2018.

Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. (2018) Buku ajar keperawatan medikal-bedah


Brunner & Suddarth (Edisi 8). Jakarta: EGC.

Tamsuri, A. (2016). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC

Teknik relaksasi nafas dalam. Tersedia www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1


keperawatan/206312001/bab2.pdf

143
144
DISUSUN OLEH :

MIS HARIYATI, S.Kep


C03121065

145
146
4. Satuan Acara Penyuluhan dan Leaflet Range Of Motion (ROM)

Bidang Studi : Kebutuhan Dasar Manusia


Topik : Range Of Motion (ROM)
Sub Topik : Manfaat dan Cara Range of Motion

Sasaran : Pada Lansia Hipertensi

Tempat Penyuluhan : Panti Griyan Lansia Jannati


Hari / Tanggal : Selasa, 27 Desember 2022
Waktu : 25 menit

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, Klien dan keluarganya
diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang Gerakan
ROM, tujuan dari Gerakan ROM, prinsip Gerakan ROM, klasifikasi
Gerakan ROM, dan cara Gerakan ROM baik aktif maupun pasif
2. Tujuan Khusus
a) Klien dan keluarga mampu menyebutkan kembali pengertian
dari ROM
b) Klien mampu menyebutkan tujuan dari Gerakan ROM.
c) Klien mampu menyebutkan prinsip dari gerakan ROM.
d) Klien dan Keluarga mampu menyebutkan klasifikasi dari ROM
e) Klien dan keluarga mampu mempraktekkan/
mendemonstrasikan cara gerakan ROM pada ektremitas bawah
B. Karakteristik Peserta
Pasien stroke dengan kelemahan anggota gerak.
C. Materi
1. Menjelaskan Definisi ROM
2. Menjelaskan Tujuan
3. Menjelaskan Indikasi ROM
4. Menjelaskan kontraindikasi
5. Menjelaskan Prinsip Gerakan ROM
6. Menjelaskan Klasifikasi ROM

147
7. Menjelaskan Gerakan ROM

D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi Tanya jawab
E. Media

1. SAP
2. Leafleat

F. Proses Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan
Tahap
Perawat Respon keluarga/klien
1 Pembukaan 5 Menit 1. Memberikan 1. Menjawab salam
salam 2. Menyimak
2. Memperkenalkan diri
3. Menyimak
3. Menyampaikan
pokok bahasan 4. Menyimak
4. Menyampaikan

tujuan

2 Isi 15 Menit Penyampaian materi 1. Peserta mendengarkan


1. Menjelaskan Definisi 2. Peserta memperhatikan
ROM
3. Peserta ikut
2. Menjelaskan Tujuan
mempraktikan Prosedur
3. Menjelaskan Indikasi
ROM
ROM
4. Menjelaskan
kontraindikasi
5. Menjelaskan Prinsip
Gerakan ROM
6. Menjelaskan
Klasifikasi ROM

148
7. Menjelaskan Gerakan
ROM

3 Penutup 5 menit 1. Diskusi 1. Aktif bertanya

2. Evaluasi 2. Menjawab
Pertanyaan
3. Kesimpulan
3. Memperhatikan
4. Memberikan
4. Menjawab
salam penutup
salam

G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Rencana kegiatan dan penyaji materi penyuluhan dipersiapkan
dari sebelum kegiatan
b) Kesiapan SAP.
c) Kesiapan media: Leaflet.
2. Evaluasi Proses
a) Klien dan keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan secara benar
b) Waktu sesuai dengan rencana (15 menit)
3. Evaluasi Hasil
a) Mampu menjawab pertanyaan dan mengulang kembali
pengertian gerakan ROM
b) Keluarga dan pasien mengetahui tentang tujuan dilakukan ROM
c) Keluarga dan pasien mengetahui prinsip dari gerakan ROM

MATERI
A. Definisi ROM

ROM adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan

149
oleh sendi yang bersangkutan. (Suratun, 2008). Latihan range of
motion(ROM) merupakan istilah baku untuk menyatakn batasan
gerakan sendi yang normal dan sebagai dasar untuk menetapkan
adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi
yang abnormal. (Arif, M, 2008)
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan
untuk mempertahankan persendian atau memperbaiki tingkat
kesempurnaan kemampuan menggeraka persendian secara normal
dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot. (Potter &
Perry, 2005)

B. Tujuan
Latihan ini memberikan manfaat yaitu :
1. Mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot
2. Memperbaiki tonus otot
3. Meningkatkan pergerakan sendi
4. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
5. Meningkatkan massa otot
6. Mengurangi kelemahan
7. Mencegah kontraktur dan kekakuan pada persendian

C. Indikasi dilakukan ROM


1. Stoke atau penurunan kesadaran
2. Kelemahan otot
3. Fase rehabilitasi fisik
4. Klien dengan tirah baring lama

D. Kontra indikasi
1. Kelainan sendi atau tulang
2. Nyeri hebat

150
3. Sendi kaku atau tidak dapat bergerak
4. Trauma baru yang kemungkinan ada fraktur yang tersembunyi

E. Prinsip gerakan ROM


1. ROM harus diulang pada tiap gerakan sebanyak 8 kali dan di
lakukan sehari minimal 2 kali
2. ROM harus dilakukan perlahan dan hati-hati
3. Bagian – bagian tubuh yang dapat digerakkan meliputi persendian
seperti leher, jari, lengan , siku, tumit, kaki, dan pergelangan kaki
4. ROM dapat dilakukan pada semua bagian persendian atau hanya
pada bagian-bagian yang dicurigai mengalami proses penyakit

F. Klasifikasi ROM
1. Gerakan ROM Pasif
Latihan ROM yang dilakukan dengan bantuan perawat setiap
gerakan. Indikasinya adalah pasien semi koma dan tidak sadar,
pasien usia lanjut dengan mobilisasi terbatas, pasien tirah baring
total, atau pasien dengan paralisis.
Gerakan yang dapat dilakukan meliputi
a) Fleksi  Gerakan menekuk persendian
b) Ekstensi  yaitu gerakan meluruskan persendian
c) Abduksi  gerakan satu anggota tubuh ke arah mendekati aksis
tubuh
d) Adduksi  gerakan satu anggota tubuh ke arah menjauhi aksis
tubuh
e) Rotasi  gerakan memuatar melingkari aksis tubuh
f) Pronasi  gerakan memutar ke bawah
g) Supinasi  gerakan memutar ke atas
h) Inversi  gerakan ke dalam
i) Eversi  gerakan ke luar
2. Gerakan ROM Aktif
Latihan ROM yang dilakukan sendiri oleh pasien tanpa bantuan
perawat dari setiap gerakan yang dilakukannya. Indikasinya adalah

151
pasien yang dirawat dan mampu untuk ROM sendiri dan Kooperatif.

G. Gerakan ROM Pasif


Latihan Pasif Anggota Gerak Atas
a. Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan

b. Fleksi dan Ekstensi Siku

c. Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah

d. Fleksi dan Ekstensi Bahu

152
e. Abduksi dan Adduksi Bahu

f. Rotasi bahu

Latihan Pasif Anggota Gerak Bawah


a. Fleksi dan Ekstensi Jari-jari kaki

b. Inversi dan Eversi Kaki

153
c. Fleksi dan ekstensi Lutut

d. Rotasi Pangkal Paha

e. Abduksi dan Adduksi Pangkal Paha

Daftar Pustaka

154
Perry, Peterson dan Potter. 2005. Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar ;
Alih bahasa, Didah Rosidah, Monica Ester ; Editor bahasa Indonesia,
Monica Ester – Edisi 5. Jakarta, EGC

Suratun, 2008. Klien Gangguan sitem Muskuloskeletal. Seri Asuhan


Keperawatan ; Editor Monika Ester. Jakarta : EGC

Meltzer, Suzanne C &Bare,Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal


Bedah Brunner & Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi
bahasa Indonesia, Monica Ester.Ed.8 Vol. 3. Jakarta : EGC.

155
156
157

Anda mungkin juga menyukai