OLEH:
AGUSTINA CAHAYA
NIM : 1905030358
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Persoalan
Ketersediaan pakan sumber hijauan terkhususnya di NTT sangat
dipengaruhi oleh musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Jelantik
dkk, (2019) melaporkan pada musim hujan PK(12,5%) dengan KcBK
(70%), Sedangkan musim kemarau PK turun (3,15%) dengan KcBK
(45%). Rendahnya kandungan protein kasar (PK) pada pakan sangat
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan produktivitas ternak sapi
di NTT.
Solusi
Sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan
memanfaatkan teknologi yang ada dengan cara mengawetkan hijauan
yang tersedia melimpah selama musim hujan dengan kualitas yang
tinggi. Silase merupakan hijauan yang sengaja diawetkan dengan kadar
air berkisar antara 60-70% dan mampu bertahan selama musim kemarau.
Namun demikian, pada skala usaha peternakan kecil dengan fasilitas
pengawetan yang sangat minim, teknlogi ini belum banyak dikembangkan.
Dengan demikian dibutuhkan sumber hijauan lain berupa fodder jagung yang
dapat diproduksi dengan mudah selama musim kemarau. Pemanfaatan fodder
jagung sebagai suplemen berbasis hijauan pada ternak kambing dapat
dikembangkan menjadi alternatif dengan pertimbangan bahwa fodder juga
bisa diproduksi kapan saja tanpa dibatasi musim. sistem perkembangan fodder
jagung yang mudah dengan menggunakan sistem hidroponik yang tidak
membutuhkan banyak air, dan hanya dalam kurun waktu satu minggu sudah
bisa dipanen dan diberikan pada ternak sebagai sumber hijauan yang
berkualitas tinggi (Naik et al, 2012) sehingga fodder jagung diharapkan
menjadi alternatif pakan murah dan tersedia melimpah sepanjang musim
kemarau. Namun demikian, hasil penelitian sebelumnya di NTT menunjukkan
bahwa pemberian fodder jagung sebagai pengganti silase belum memberikan
hasil yang diharapkan.
Bennu dkk. (2019) melaporkan bahwa peningkatan proporsi fodder
jagung belum mampu meningkatkan konsumsi dan kecernaan pada
ternak sapi Ongole sapihan dan bahkan sebaliknya menurunkan
konsumsi bahan kering ransum. Fenomena tersebut mengisyaratkan
akan adanya hambatan dalam pemanfaatan fodder jagung oleh ternak
yang umurnya relatif masi muda. Hal ini juga nampaknya dibutuhkan
pakan konsentrat untuk dapat memacu pemanfaatan fodder jagung
oleh ternak sehingga menjamin produksi yang tinggi. Dengan
demikian diupayakan untuk memasukkan pakan non-konvensional
seperti rumput laut afkir khususnya sp. Eucheuma cottonii yang
merupakan jenis alga merah (rhodopiceae) yang banyak
dibudidayakan di Indonesia mempunyai prospek untuk digunakan
sebagai penyusun konsentrat sapi bali betina muda.
Namun demikian hasil penelitian sebelum menunjukan bahwa penggunaan Ecott
10 dan 15 % pada ransum dapat menurunkan konsumsi gross energi dan energi
tercerna dan meningkatkan kehilangan energi melalui urine. Penggunaan ecott
hingga 15% dalam ransum komplit tidak mempengaruhi kehilangan energi melalui
feses dan kecernaan energi serta konsumsi energi termetabolis (ME) pada pedet
sapi Bali yang disapih dini. Oleh karena itu, diperlukan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh pemberian konsentrat yang mengandung rumput laut
(eucheuma cottonii) afkir tanpa fermentasi terhadap pemanfaatan energi sapi bali
betina muda yang diberikan pakan dasar silase atau fodder jagung.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Materi Penelitian
Ternak - Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 ekor sapi bali
betina muda dengan rataan berat badan berkisar 156,2-178,4 kg.
Kandang - Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang
individu berukuran 2 x1 meter dimana masing-masing dilengkapi dengan tempat
makan, tempat minum, serta koleksi urine dan feses.
Semua data yang diperoleh dianalisis dengan analisis sidik ragam (analysis
of variance) menggunakan software SPSS dengan model matematis sesuai
dengan rancangan percobaan yang digunakan sebagai berikut :
Yi j = µ + Ji + i j
Keterangan :
Yi j = Hasil pengamatan pada baris ke-I, lajur (kolom) ke-j, untuk
perlakuan ke-k
M = nilai tengah umum
Jk = pengaruh ransum (perlakuan) ke-j
i j = pengaruh acak (galat percobaan)