Anda di halaman 1dari 36

PRESENTASI KASUS

ULKUS KORNEA CUM


HIPOPION
NURUL ASLAMIAH
20194010172

Pembimbing : dr. Titiek Harsini Sp.M


IDENTITAS

 Nama : Tn. B
 Jenis Kelamin : Laki-Laki
 Umur : 65 tahun
 Alamat : Banyuurip
 Pekerjaan : Petani
 Tanggal periksa : 12 Juli 2021
ANAMNESIS

 Keluhan Utama
Mata merah dan pandangan kabur
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Mata RSUD Dr.
Tjitrowardojo Purworejo dengan keluhan kedua
mata merah dan pandangan kabur. Keluhan
dirasakan sejak beberapa hari yang lalu. Pasein
mengaku mata habis terkena tanaman padi.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami keluhan
serupa. Riwayat penyakit mata lainnya disangkal,
riwayat hipertensi, DM, maupun riwayat penyakit
sistemik lainnya disangkal.
 Riwayat Penyakit Keluarga
Keluhan serupa pada keluarga disangkal,
riwayat penyakit sistemik ada keluarga disangkal.
 Riwayat Pengobatan
Pasien baru kali ini memeriksakan matanya ke
dokter spesialis mata, belum pernah diberikan
pengobatan sebelumnya.
 Riwayat Psikososial

Pasien bekerja sebagai seorang petani dan


merupakan kepala keluarga.
PEMERIKSAAN FISIK

- Keadaan umum : tampak sakit sedang


- Kesadaran : compos mentis
- Tanda vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Respirasi Rate : 20x/menit
Suhu : 36,6 C
- Kepala : normocephal, mata kanan kiri tampak merah,
perbesaran kelenjar getah bening (-).
- Thoraks : vesikuler (+/+), S1-S2 regular, murmur(-)
- Abdomen : bising usus (+) dalam batas normal
- Ekstremitas : akral hangat (+). CRT <2detik
STATUS OFTALMIKUS

OD   OS
1/300 visus 1/300
Sentral Kedudukan bola mata Sentral

Baik ke segala arah Pergerakan bola mata Baik ke segala arah

Tenang Palpebra Tenang


Injeksi konjuntiva (+), Konjuntiva Injeksi konjuntiva (+),
injeksi siliar (+) injeksi siliar (+)

Keruh, infiltrat (+) Kornea Keruh, infiltrat (+),


hipopion (+)
Hipopion (+) Bilik mata depan Hipopion (+)
Sulit dinilai Iris Sulit dinilai
Sulit dinilai Pupil Sulit dinilai
Sulit dinilai Lensa Sulit dinilai
Tidak dilakukan Vitreous Humour Tidak dilakukan
Tidak dilakukan TIO Tidak dilakukan
 DIAGNOSIS BANDING
- Keratitis bakteria
- Endophalmitis

 DIAGNOSIS KLINIS
- Ulkus kornea cum hipopion

 PENATALAKSANAAN
- Moxifloxacin 3x1 tetes per hari pada kedua mata
- Ciprofloksasin 3x500 mg
- Cendotropine 4x1 tetes per hari pada kedua mata
 Usulan Pemeriksaan
- Pewarnaan zat floresensi
- Scrapping kornea untuk dilakukan pewarnaan Gram, Giemsa dan KOH
 
 Penatalaksanaan Umum :
- Jangan menggosok-gosok mata.
- Jaga kebersihan tangan.

 Prognosis :
- Quo ad vitam : ad bonam
- Quo ad functionam : ad malam
ULKUS KORNEA (definisi)
 
Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian
permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea.
Terbentuknya ulkus pada kornea mungkin banyak
ditemukan oleh adanya kolagenase yang dibentuk oleh
sel epitel baru dan sel radang.
Ulkus kornea adalah keadaan patologik kornea yang
ditandai oleh adanya infiltrate supuratif disertai defek
kornea bergaung, diskontinuitas jaringan kornea yang
dapat terjadi dari epitel sampai stroma.
ULKUS KORNEA (etiologi) bakteri

Jamur

infeksi

Virus

acantamoeba

etiologi
Bahan kimia,
radiasi/suhu

Sindrom sjogren,
deisiensi vitamin A
Non infeksi
Obat-0batan
(kortikosteroid)
Kelainan
membran basal,
pajanan
(exposure)
• P. aeraginosa, Streptococcus pneumonia dan spesies
bakteri Moraxella

• Candida, Fusarium, Aspergilus, Cephalosporium, dan


jamur spesies mikosis fungoides.

• virus herpes simplex


• Infeksi virus lainnya varicella-zoster, variola, vacinia
virus
(jarang).

• acantamoeba
Protozoa
Ulkus kornea (patofisiologi)

Pajanan/ exposure Perubahan bentuk dan


Gangguan penglihatan
pada kornea kejernihan kornea

Dilatasi pembuluh darah


Kornea avaskular (tidak
Lap stroma  (injeksi perikornea),
langsung menimbulkan
rx.peradangan infiltrasi sel MN, PMN
gejala)
(infiltrat)

Defek dan diskontinuitas


Kerusakan epitel-stroma Ulkus kornea
jaringan kornea
Ulkus kornea (klasifikasi) u.K bakterialis

Uk fungi

Ulkus kornea
Uk virus
sentral

Uk acantamoeba

Ulkus kornea Uk serpens

Ulkus marginal

Ulkus mooren
Ukus konea (ulkus
perifer serpiginosa
kronis)

Ulkus cincin
Ulkus kornea (Manifestasi klinis)
 Gejala yang diberikan (subjektif):
- mata merah
- Sakit mata ringan hingga berat
- Fotofobia
- Penglihatan menurun
- Mata terkadang kotor.
Ulkus kornea (Manifestasi klinis)
 Tanda:
 Kekeruhan berwarna putih pada kornea dengan defek
epitel yang bila diberi pewarnaan flouresen akan
berwarna hijau ditengahnya.
 Iris sukar dilihat karena keruhnya kornea akibat edema
dan infiltrasi sel radang pada kornea.
 Gejala penyerta: penipisan kornea, lipatan descement,
reaksi jaringan uvea (akibat gangguan vaskularisasi
iris) berupa suar, hipopion, hifema dan sinekia
posterior.
Kokus gram (+), staf Pseudomonas jamur virus
aureus dan
treptokok pnemoni.

Tukak yang terbatas, Tukak akan melebar Infiltrat akan Bila tukak
Berbentuk bulat atau dengan cepat, bahan berwarna abu-abu berbentuk dendrit
lonjong, purulen berwarna dikelilingi infiltrat akan terdapat
Berwarna putih abu- kuning hijau terlihat halus disekitarnya hipestesi pada
abu tukak yang melekat pada (fenomena satelit). kornea.
supuratif. permukaan tukak.
jamur dan bakteri virus

akan terdapat defek epitel yang akan terlihat reaksi hipersensitivitas


dikelilingi leukosit polimorfnuklear. disekitarnya.
ULKUS KORNEA SENTRAL

Ulkus Serpen (UlkusPneumokokus)

 etiologi : Streptococcus pneumoniae


(Pneumococcus)

 Petani, buruhtambang, orang-


orangdengan kesehatan buruk

 sangat akut, biasanya timbul 24-48


jam setelah bakteri masuk kornea
melalui kerusakan epitel
ulkus berwarna abu-abu, berbatas
tegas, meluas ke sentral kornea
(serpinginous)

 pewarnaan gram : diplokokus gram


positif
Ulkus Pseudomonas

 etiologi : Pseudomonas aeruginosa

 sering pada pemakai lensa kontak

 infiltrat berwarna abu-abu/kuning


dengan eksudat hijau kebiruan.
ulkus meluas ke segala arah,
mengeluarkan enzim proteolitik
sehingga menghancurkan stroma
kornea

 pewarnaan gram : gram negatif


( batang yang panjang dan pipih,
warna merah)
ULKUS KORNEA SENTRAL
Ulkus Jamur
 etiologi : Candida, Fusarium,
Aspergillus, Penicillium dan
Cephalosporium
 anamnesa : riwayat trauma mata oleh
tumbuh-tumbuhan, pemakaian
kotikosteroid yang berlebihan
 infiltrat berwarna abu-abu, ulkus
superficial dengan pinggir tidak rata
 hipopion kental dengan permukaan
tidak rata karena berisi unsur-unsur
jamur (hifa)
 lesi satelit di daerah perifer kornea
berupa bercak pada endotel kornea
 pewarnaan giemsa : unsur hifa atau
bentuk ragi
Keratomalasia

 etiologi : defisiensi vitamin


A (Xeroftalmia)
bilateral disertai
perlunakan kornea
Keratomalacia (kornea
melunak dan nekrotik)
Bintik bitot (bitot spot)
daerah berbentuk baji pada
konjungtiva (tepitemporal)
ULKUS KORNEA SENTRAL
 ULKUS KORNEA VIRUS
 Herpes zooster, herpes
simplex
 Tanda injeksi siliar yang kuat
disertai terdapat suatu dataran
sel permukaan epitel kornea
disusul dengan bentuk
dendrit atau bintang infiltrasi.
ULKUS KORNEA SENTRAL
ULKUS KORNEA ACANTAMOEBA
 Khas  ulkus kornea indolen,
cincin stroma dan infiltrat perineural
ULKUS KORNEA PERIFER
ULKUS MARGINAL
 Khas  terdapat daerah jernih antara
limbus kornea dengan tempat
kelainannya.

ULKUS MOREN/SERPIGINOSA
kronis
 Ulkus dengan bagian tepinya
bergaung.
DIAGNOSIS
 Anamnesis (riwayat terpapar bakteri, bahan kimia,
trauma, pemakaian obat-obatan, riwayat penyakit
kornea berulang)
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan klinis (slit lamp)
 Pemeriksaan lab:
 pemeriksaan agar darah sabourraud, triglikolat,dan
agar coklat
 Jamur (larutan KOH)
Pemeriksaan Fluorescein
 untuk melihat bagian epitel kornea yang rusak

 cara : teteskan larutan fluorescein pada kornea kemudian dibilas


dengan aquadest, dan akan terihat ulkus berwarna hijau melalui
slit lamp dengan sinar cobalt biru
 hasil : bagian epitel kornea yang rusak akan berwarna hijau

Pemeriksaan Seidel
 untuk melihat perforasi kornea

 cara : setelah ditetesi larutan fluorescein tidak dilakukan


pembilasan dengan aquadest tetapi dibiarkan, kemudian bola
mata ditekanterdapat perforasi maka akan keluar dari bilik mata
depan melalui lubang perforasi pada kornea membentuk aliran
yang berwana bening diatas hijau
 Pemeriksaan diagnostik :
 Ketajaman penglihatan
 Tes refraksi

 Tes air mata

 Pemeriksaan slit lamp

 Keratometri

 Respon refleks pupil

 Pewarnaa kornea dengann zat fluoresensi


Ulkus kornea (Pengobatan)
Pengobatan
 Siklopegik topikal ( Sulfas atropin 0,5-1% tetes mata)

 tujuan:

 untuk mengistirahatkan iris dan corpus siliar, sehingga dapat


mengurangi rasa sakit dan lakrimasi
 menghambat timbulnya reaksi radang pada traktus uvealis, sehingga
perjalanan penyakit kebagian mata yang lebih dalam dapat dicegah
 Antimikroba sesuai hasil pemeriksaan preparat apus dan kultur dari

kerokan kornea. contoh :


 antibiotika untuk bakteri
 antijamur untuk jamur
 antiviral untuk virus
Keratoplasti
Indikasi :
 jaringan parut yang
mengganggu penglihatan
 kekeruhan kornea yang
menyebabkan kemunduran
tajam penglihatan,
 Kemunduran visus yang cukup

menggangu aktivitas penderita


 Kelainan kornea yang
mengganggu mental penderita.
 Kelainan kornea yang tidak

disertai ambliopia.
Pencegahan
 Lindungi mata dari segala benda yang mungkin
bisa masuk kedalam mata
 Jika mata sering kering, atau pada keadaan
kelopak mata tidak bisa menutup sempurna,
gunakan tetes mata agar mata selalu dalam keadaan
basah
 Jika memakai lensa kontak harus sangat
diperhatikan cara memakai dan merawat lensa
tersebut.
komplikasi
 Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat
singkat
 Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis
dan panopthalmitis
 Prolaps iris
 Sikatrik kornea
 Katarak
 Glaukoma sekunder
CUM HIPOPION
 Cum hipopion adalah pus steril yang terdapat pada bilik mata
depan yang menandakan adanya infeksi jamur atau bakteri.
 Cum hipopion terjadi akibat penurunan permeabilitas dari
blood aquous barrier dan terjadi peningkatan protein, fibrin
serta sel radang dalam cairan aqueous, sehingga memberikan
gambaran hipopion.
 Jika proses ulserasi yang dialami terus berlanjut maka
ulserasi dapat mencapai membran decesment dan
menyebabkan membran decesment mengeras dan
membengkak sehingga cairan aqueous humor keluar,
tekanan intraokuler menurun dan terjaid prolaps iris.
Prognosis
 Semakin tinggi tingkat keparahan dan lambatnya
mendapat pertolongan serta timbulnya komplikasi,
maka prognosisnya menjadi lebih buruk.
 apabila tidak ada ketaatan penggunaan obat terjadi
pada penggunaan antibiotika maka dapat
menimbulkan resistensi.
Alhamdulilah, terima kasih..

Anda mungkin juga menyukai