Anda di halaman 1dari 43

Presentasi Kasus

Ulkus Kornea dengan


Hipopion
NURROKHMAH K
G4A017094
Identitas Pasien

 Nama : Sdr. U
 No RM : 02070860
 Alamat : Karangkemiri, Kemangkon
 Umur : 25 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Pekerjaan : Karyawan swasta (pekerja proyek)
Keluhan Utama

 Pandangan mata kanan kabur


 Terasa mengganjal pada mata kanan
Anamnesis

 Pasien rujukan RS Gresik dengan OD ulkus kornea datang ke Poliklinik Mata


RSMS pada 09/10/2018. Pasien mengalami kecelakaan kerja pada tanggal
28/09/2018 di mana mata kanan pasien terkena semburan debu dan kerikil ketika
bekerja dalam proyek pembangunan jembatan. Ketika bekerja pasien mengaku
menggunakan kacamata sebagai APD. Setelah kejadian mata kanan pasien merah,
bengkak, dan berair. Pasien juga mengeluhkan mata gatal dan keluar banyak
kotoran berwarna putih lengket. Setlah kejadian pandangan mata kanan pasien
memburuk. Pasien dibawa ke IGD RS Gresik dan diberikan pengobatan sebelum
dirujuk ke RSMS. Penurunan visus sebelum kecelakaan disangkal.
Status Presen (12/10/2018)

 KU/Kes : Baik /Compos Mentis


 TD : 138/83 mmHg
 HR : 63x/ menit
 RR : 20x/ menit
 BB : 71 kg
 TB : 172 cm
Status Oftalmologik
OD OS
2/60 Visus 1.0
- Vkm -
- V koreksi -
Orthoforia, GBM N Bola mata Orthoforia, GBM N
N, triakiasis (-) Silia N, trikiasis (-)
N, Ptosis (-), lagoftalmos (-), Palpebra superior N, Ptosis (-), lagoftalmos (-),
blefaritis (-), ekteropion (-), blefaritis (-), ekteropion (-),
enteropion (-), oedema (-), enteropion (-), oedema (-),
hematoma (-) hematoma (-)

N, Ptosis (-), lagoftalmos (-), Palpebra inferior N, Ptosis (-), lagoftalmos (-),
blefaritis (-), ekteropion (-), blefaritis (-), ekteropion (-),
enteropion (-), oedema (-), enteropion (-), oedema (-),
hematoma (-) hematoma (-)

N, bleeding (-), folikel (-), papil Konjungtiva palpebra N, bleeding (-), folikel (-), papil
(-) (-)
OD OS
Injeksi konjungtiva (+), injeksi Konjungtiva bulbi N, Injeksi konjungtiva (-), injeksi
siliar(+),hiperemis(-), pterigium(-), siliar(-),hiperemis(-), pterigium(-),
subkonjungtiva bleeding(-), bleeding(-), subkonjungtiva bleeding(-), bleeding(-),
pinguekula(-), folikel(-), papil(-), pinguekula(-), folikel(-), papil(-),
sekret(-) sekret(-)
Bleeding (-) Sklera N, bleeding (-),
Jernih, sikatriks (-), ulkus dengan Kornea N, Jernih, sikatriks (-), ulkus(-),
diameter 3mm pada kornea (kuadran perforasi(-), benda asing (-), oedema (-)
inferomedial), perforasi(-), benda asing
(-), oedema (-)
Dalam, hifema (-), hipopion (+) COA N, Dalam, hifema (-), hipopion (-)
N, warna coklat, sinekia (-) Iris N, warna coklat, sinekia (-)
RC direk (+), RC indirek (+) Pupil N, RC direk (+), RC indirek (+)
jernih Lensa N, jernih
Tidak diperiksa Refleks fundus Tidak diperiksa
Tidak diperiksa Korpus vitreus Tidak diperiksa
N TIO N
Tidak diperiksa Sist kanalis lakrimalis Tidak diperiksa
Ringkasan

 Pasien mengalami penurunan visus, mata merah karena injeksi konjungtiva dan
siliar, berair, dan terdapat ulkus pada kornea OD inferomedial berukuran ±3 mm
berwarna putih.
 Didapati pula hipopion pada COA OD
 Pasien memiliki riwayat trauma
 Pasien tidak memiliki riwayat penurunan visus sebelumnya
Diagnosis Diferensial

 Keratitis
 Konjungtivitis
 Glaukoma akut
 Uveitis anterior
 Endoftalmitis
 Panoftalmitis
Diagnosis Kerja

 OD ulkus kornea dengan hipopion


Terapi

 Na diclofenac 50 mg 2x1
 Ketoconazole 200 mg 2x1
 Levofloxacine ED 1gtt/jam
 Timolol 0.5% ED 2x1
 Tropin ED 2x1
Prognosis

OD OS
Ad visam Dubia ad bonam Ad bonam
Ad sanam Dubia ad bonam Ad bonam
Ad vitam Ad bonam
Ad cosmeticam Ad bonam
Usulan/Rencana

 Edukasi untuk membersihkan sekret


 Evaluasi TIO
Ulkus Kornea
Definisi

 hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea


Etiologi

 Infeksi (bakteri, virus, jamur)


 Radang (trauma, autoimun,etc)
 Defisiensi vit A
 Ulkus mooren
Klasifikasi
Berdasar lokasi :
1. Ulkus kornea sentral
 Ulkus kornea bakterialis
 Ulkus kornea fungi
 Ulkus kornea virus
 Ulkus kornea acanthamoeba

2. Ulkus kornea perifer


 Ulkus marginal
 Ulkus mooren (ulkus serpinginosa kronik/ulkus roden)
 Ulkus cincin (ring ulcer)
Streptococcus Pneumoniae (Pneumokokkus)

 ulkus berbatas tegas warna kelabu


yang cenderung menyebar secara
tak teratur dari tempat infeksi ke
sentral kornea.

 Lapisan superfisial kornea adalah


yang pertama terlihat, kemudian
parenkim bagian dalam.

 Kornea sekitar ulkus sering bening.


Biasanya ada hipopion.
Pseudomonasa Aeruginosa
 Ulkus ini terlihat gambaran infiltrat
kelabu atau kuning pada epitel
kornea.

 Ulkus kornea sentral ini dapat


menyebar ke samping dan ke dalam
kornea karena pengaruh enzim
proteolitik yang dihasilkan organisme
ini.

 terdapat hipopion besar yang


cenderung membesar dengan
berkembangnya ulkus. Infiltrat dan
eksudat mungkin berwana hijau
kebiruan
Moraxella Liquefaciens
 Mengenai kornea bagian bawah dan
meluas ke bagian dalam stroma
selang beberapa hari.

 Biasanya tidak ada hipopion atau


bila ada, hanya sedikit dan kornea
sekitarnya umumnya bening.
JAMUR
 Ulkus jamur indolen, dengan
infiltrat kelabu,
 Sering dengan hipopion, peradangan
nyata pada bola mata, ulserasi
superfisial, dan lesi-lesi satelit
(umumnya menginfiltrasi tempat-
tempat yang jauh dari daerah
ulserasi utama).
VIRUS HERPES SIMPLEX
VARICELLA-ZOSTER
 Mengenai stroma dan uvea
anterior sejak awal
terjadinya.

 Lesi epitelnya amorf dan


bebercak,

 Sesekali terdapat
pseudodendrit linear yang
agak mirip dendrit-sejati
pada keratitis HSV.
ACHANTAMOEBA

 Ulkus kornea indolen,


 Cincin stroma,
 Infiltrat perineural,

Seringkali hanya ditemukan perubahan-


perubahan hanya terbatas pada epitel kornea.
ULKUS MARGINAL
 Ulkus marginal merupakan
peradangan kornea bagian perifer
berbentuk khas yang biasanya
terdapat daerah jernih antara limbus
kornea dengan tempat kelainannya.

 Sumbu memanjang daerah


peradangan biasanya sejajar dengan
limbus kornea.
ULKUS MOOREN

Ulkus kronik superfisial yang


dimulai dari tepi kornea
dengan bagian tepinya
tergaung dan berjalan
progresif tanpa
kecenderungan perforasi
atau hipopion.
RING ULCER
 Terlihat injeksi perikorneal sekitar
limbus.

 Di kornea terdapat ulkus yang


berbentuk melingkar dipinggir
kornea, di dalam limbus, bisa
dangkal atau dalam, kadang-kadang
timbul perforasi.
Patofisiologi

Localized Perforasi
 Stadium Infiltrasi progresif  terjadi bila proses ulkus lebih dalam dan
mencapai membrana descement (keluar
 Stadium Ulkus aktif
sbg desmetocele)
 Stadium regresi  TIO ↑: perforasi, kebocoran humor
 Stadium sikatrik aqueous, diafragma iris-lensa akan
bergerak depan
PATOLOGI ULKUS TERLOKALISIR
 STADIUM INFILTRASI
PROGRESIF
infiltrasi dari polimorfonuklear
dan/atau limfosit ke epitelium dari
suplementasi sirkulasi perifer
melalui stroma
STADIUM ULKUS AKTIF
 Hasil dari nekrosis dan pelepasan
epitelium Lapisan Bowman dan
stroma.

 Dinding dari ulkus aktif


membengkak pada lamella dengan
menginhibisi cairan dan sel-sel
leukosit yang ada diantara lapisan
bowman dan stroma
STADIUM REGRESI
 Dipicu oleh daya tahan tubuh
natural (produksi antibodi dan
immun selular)

 Garis demarkasi terbentuk


disekeliling ulkus, yang terdiri
dari leukosit yang menetralisir
dan phagosit yang menghambat
organisme dan debris sel
nekrotik.
STADIUM SIKRATIK
Proses penyembuhan berlanjut
dengan semakin progresifnya
epithelisasi yang membentuk
lapisan terluar secara permanen
PERFORASI
 terjadi bila proses ulkus lebih dalam
dan mencapai membrana descement
 keluar sebagai descemetocele.

 Pada stadium ini, tekanan yang


meningkat pada pasien secara tiba-
tiba seperti batuk, bersin, mengejan,
dan lain-lain akan menyebabkan
perforasi, kebocoran humor
aqueous, tekanan intraokuler yang
menurun dan diafragma iris-lensa
akan bergerak depan.
Tanda dan gejala

 Nyeri
 Fotofobia
 Mata berair
 Mata merah
 Ulkus
Penegakan Diagnosis

 Anamnesis
 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis

 Riwayat trauma
 Benda asing
 Riwayat penyakit kornea
 Riwayat kesehatan & penggunaan obat-obatan
Pemeriksaan Fisik

 Inspeksi
 Tes konfrontasi
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan visus
 Pemeriksaan lapang pandang
 Pemeriksaan TIO
 Pemeriksaan slit lamp
 Fluoroschein test
 Pewarnaan Gram
 Kultur
Penatalaksanaan

 Bila terdapat ulkus yang disertai dengan pembentukan sekret yang banyak, jangan dibalut 
menghalangi pengaliran secret infeksi & memberikan media yang baik untuk
perkembangbiakan kuman penyebab.
 Sekret dibersihkan 4 kali sehari
 Antisipasi kemungkinan glaukoma sekunder
 Diberi antibiotika yang sesuai dengan kausa. Biasanya cukup diberi lokal kecuali pada kasus
yang berat.
 Sulfas atropine
 Midriatik (Scopolamine)
 Analgetik (Pantocain ED, tetracain ED)
 Anti jamur (topikal amphotericin B, thiomerosal, Natamicin, Imidazol)
 Anti viral
Menghindari penjalaran ulkus

 Kauterisasi
 Keratoplasti
 Parasentesa
Komplikasi

 Glaukoma sekunder
 Iridosiklitis toksik
 Perforasi
 Kebutaan
 Kornea sikatrik
Prognosis

 tingkat keparahan
 cepat lambatnya mendapat pertolongan
 jenis mikroorganisme penyebabnya
 komplikasi yang timbul.

Anda mungkin juga menyukai