Anda di halaman 1dari 5

Makalah Hukum Adat

Kelompok 3

Proses terbentuknya Hukum Adat dan Ciri, Sifat,


serta Sumber Hukumnya
2.1 PROSES PEMBENTUKAN HUKUM ADAT

1. Pembentukan Hukum Adat dilihat dari proses secara

umum                
Perselisihan yang ditimbulkan bisa berakibat fatal, apabila tidak ada sebuah
sarana untuk mendamaikannya. Perlu sebuah mediator atau fasilitator untuk
mempertemukan dua belah pihak yang bersengketa tersebut. Tujuannya adalah agar
manusia yang saling bersengketa (berselisih) tersebut sama-sama memperoleh
keadilan. Langkah awal ini dipahami sebagai sebuah proses untuk menuju sebuah
sistem (tatanan) hukum.
Kenyataan ini menjadikan manusia mulai berpikir secara rasional. Di berbagai
komunitas (masyarakat) adat, hal ini menjadi pemikiran yang cukup serius. Terbukti,
kemudian mereka mengangkat pemangku (tetua) adat, yang biasanya mempunyai
‘kelebihan’ tertentu untuk ‘menjembatani’ berbagai persoalan yang ada. Dengan
kondisi ini, tetua adat yang dipercaya oleh komunitasnya mulai menyusun pola
kebijakan sebagai panduan untuk komunitas tersebut. Panduan tersebut berisikan
aturan mengenai larangan. Inilah yang kemudian disebut sebagai hukum adat. Dapat
dirumuskan bersama, bahwa hukum adat merupakan hukum tertua yang hidup di
masyarakat. Hanya saja, mayoritas hukum adat ini biasanya tidak tertulis. Inilah
salah satu kelemahan hukum adat.
2. Di lihat dari ilmuan-ilmuan yang terkemuka di dunia
seperti :

*Van Vollenhoven
Menurut Van Vollenhoven : bahwa dalam pembentukan hukum adat ini tidak
perlu menggunakan teori, melainkan dapat di teliti lansung dalam kenyataan
seperti :
-Tindakkan dan tingkah laku,
-Ketertiban-ketertiban,
-Ada kepentingan-kepentingan dalam masyarakat,
-Hubungan yang harmonis (kosmis),
-Mengutamakan sangsi,
-Lingkungan wilayah.
 
*Van Diyk
Menurut Van Diyk melihat hukum adat terbentuk dari segi :
-Adat kebiasaan
-Peraturan tingkah laku
-Persekutuan hukum
-Dasar masyarakat sesama warga negara
-Dasar pemerintahan ada di tangan kepala para pembesar-pembesar
Cornelis van Vollenhoven, Het Adatrecht van Nederlandsch-Indie, Leiden,
19133, hlm 398
3. Proses terbentuk nya hukum adat dilihat dari
aspek sosiologi dan yuridis

Menurut Soerjono Soekanto proses terbentuknya hukum adat dibagi


menjadi 2 aspek, yaitu:

1). Aspek Sosiologi


2). Aspek Yuridis

2.2 Ciri dan Sifat Hukum Adat

Selain memiliki ciri tertentu, hukum adat juga mempunyai sifat khusus
yang disinkat menjadi 3 C, yaitu:
1). Komunal (Communal): Kekeluargaan; masyarakat lebih penting
daripada individu.
2). Tunai (Contant): Perbuatan hukum sah jika dilakukan secara tunai,
sebagai dasar mengikatnya perbuatan hukum.
3). Nyata (Concrete): Perbuatan hukum dinyatakan sah apabila dilakukan
secara konkret bentuk perbuatan hukumnya.
2.3 Sumber Hukum Adat

Hukum adat adalah hukum yang berasal dari kebiasaan, norma, dan nilai-
nilai masyarakat yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.Hukum adat
umumnya diterapkan dalam lingkup suku, daerah, atau komunitas tertentu.
Kita akan membahas lebih lanjut tentang sumber hukum adat yang menjadi
dasar hukum adat di Indonesia.

1). Adat istiadat,


2). Putusan Adat,
3). Cerita Rakyat,
4). Kepercayaan agama.

Anda mungkin juga menyukai